Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN PELAYANAN GERIATRI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


BUTON SELATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN BUTON SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang


dihormati, bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan
berkembang di masyarakat, tetapi juga karena lansia tergolong dalam
kelompok yang rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa pemberian
fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka perlindungan dan pemenuhan
hak-hak mereka sebagaimana diatur dalam penetapan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 79 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Geriatri diRumah Sakit dan dalam Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999. Salah
satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di
rumah sakit berupa kursi roda, toilet, jalan/akses bagi lansia yang
bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan layanan khusus berupa “Pelayanan
Geriatri”.
Buku Panduan Pelayanan Geriatri RSUD Buton Selatan ini
diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka perlindungan dan pemenuhan
hak-hak para lansia.
Kami tidak mungkin lepas dari khilaf dan salah, untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini.
Semoga upaya kita mendapatkan rahmat, hidayah, dan ridho dari Allah
S.W.T. Amin.

Batauga , Januari 2023

Penyusun
BAB I
DEFENISI

A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi
yang dihormati, bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan
berkembang di masyarakat, tetapi juga karena lansia tergolong dalam
kelompok yang rentan. Penghormatan tersebut dapat berupa
pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam rangka perlindungan
dan pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur dalam Pasal 8
UU Nomor 39 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
79 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri
diRumah Sakit. Salah satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan
pelayanan khusus di rumah sakit berupa kursi roda, lift khusus, toilet,
jalan/akses bagi lansia yang bertongkat, tangga, fasilitas lain, dan
layanan khusus berupa “Pelayanan Geriatri”.
Data menunjukkan, jumlah lansia di Indonesia, baik itu di
pedesaan maupun di perkotaan terus meningkat. Berdasarkan jenis
kelaminnya, jumlah lansia perempuan ± 9,5 juta lebih banyak dibanding
lansia laki-laki ± 8,2 juta.Penyebabnya adalah angka harapan hidup
perempuan lebih tinggi jika dibanding dengan angka harapan hidup laki-
laki.Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan,
kesehatan, dan program-program terkait, berdampak pada menurunnya
angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan
usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai penyakit dan
ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan perawatan dan
pengobatan dengan waktu yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan
pelayanan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih sangat kurang.

B. TUJUAN
Panduan Pelayanan Geriatri disusun agar adastandar
pelayanan kesehatan bagi lansia yang populasinya sudah semakin
meningkat yaitu : 3
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansiapada taraf yang
setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
kesehatan;
2. Memelihara kesehatan melalui aktivitas fisik dan mental;
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila
dijumpai suatu kelainan;
4. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para lansia yang
menderita penyakit atau gangguan kesehatan, dapat mempertahankan
kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan
(memelihara kemandirian secara maksimal);
5. Bila para lansia sudah sampai stadium terminal/penyakit atau
gangguan kesehatan sudah tidak dapat disembuhkan, ilmu ini
mengajarkan untuk tetap memberikan bantuan yang simpatik dan
perawatan dengan penuh pengertian, (dalam akhir hidupnya
memberikan bantuan moril dan perhatian yang maksimal, sehingga
kematiannya berlangsung dengan tenang);
6. Memberdayakan kemandirian penderita dalam waktu lama dan
mencegah disabilitas-handicap diwaktu mendatang. Sifat dari asesmen
ini tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin dengan
koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.

C. DEFENISI
1. Gerontologi:cabang ilmu yang membahas/menangani tentang
proses penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia
lanjut.
2. Pasien Geriatri:orang tua berusia diatas 60 tahun yang memiliki
penyakit lebih dari 2 (dua)/majemuk/multipatologi akibat gangguan
fungsi jasmani dan rohani, dan atau kondisi sosial yang
bermasalah.
3. Konsep/pengertian secara bertingkat dari mundurnya kemandirian
lansia yaitu :
a. Hambatan (impairment) adalah setiap kehilangan atau
kelainan,baik psikologik,fisiologik,maupun struktur atau fungsi
anatomik;
b. Disabilitas adalah semua restriksi atau kekurangan dalam
kemampuan untuk melakukan kegiatan yang dianggap dapat
dilakukan oleh orang normal.
4
c. Handicap adalah ketidakmampuan seseorang sebagai akibat
impairment/disabilitas sehingga membatasinya untuk
melaksanakan peranan hidup secara normal (berhubungan erat
dengan usia,jenis kelamin, dan faktor-faktor sosial budaya);
4. Asesmen Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin
untuk menilai aspek medik, fungsional, psikososial, dan ekonomi
penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan
dan pemeliharaan kesehatan yang rasional.
5. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara
multidisipliner, interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan usia
lanjut.Tim ini minimal terdiri atas dokter geriatris atau internis/dokter
umum yang dilatih juga dokter spesialis psikologis,perawat yang telah
mendapatkan pelatihan geriatri, fisioterapi,nutrisionis dan farmasi

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan Geriatri di RSUD Buton Selatan meliputi :


1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2. Dokter Spesialis Penyakit Bedah
3. Dokter Spesialis Obsgyn
4. Dokter Umum
5. Ruang Rawat Inap
6. Instalasi Rawat Jalan
7. Ruang Rawat Isolasi
8. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
9. Unit Pendaftaran/Admisi
10. Fisioterapi

7
BAB III
TATALAKSANA

A. PELAYANAN GERIATRI
1. Batasan Pelayanan
Pelayanan Geriatri adalah pelayanan kesehatan usia lanjut
dengan pendekatan interdisiplin yang mencakup aspek medik
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta aspek sosial dan
psikologik pada pasien usia lanjut.
a. Pelayanan Geriatri Sederhana adalah suatu bentuk
pelayanan geriatri yang mempunyai kegiatan hanya berupa
pelayanan poliklinik. Pelayanan tersebut diberikan oleh Tim
Geriatri yang minimal terdiri dari :
 Dokter Umum yang telah mendapat pelatihan geriatri;
 Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;
 Tim Rehabilitasi Medik, minimal fisioterapis.
b. Pelayanan Geriatri Sedang adalah suatu bentuk pelayanan
geriatri yang mempunyai kegiatan poliklinik, day hospital sesuai
dengan kemampuan rumah sakit. Pelayanan tersebut diberikan
oleh Tim Geriatri yang minimal terdiri dari :
 Dokter Spsesialis Penyakit Dalam yang telah mendapat
pelatihan geriatri;
 Tim Rehabilitasi Medik yang ada.
c. Pelayanan Geriatri Lengkap adalah suatu bentuk pelayanan
geriatri yang mempunyai kegiatan pelayanan poliklinik, day
hospital, ruang geriatri akut dan pelatihan-pelatihan. Pelayanan
tersebut diberikan oleh :
 Konsultan geriatri/dokter spesialis kesehatan usia lanjut;
 Tim Rehabilitasi Medik, yaitu dokter spesialis rehabilitasi
medik/dokter umum yang dilatih rehabilitasi medik, fisoterapis,
okupasi terapis, ortotisprostetis, terapi wicara, psikologi
dan pekerja sosial;
 Perawat yang telah mendapat pelatihan geriatri;
 Nutrisionis; 8

 Asisten farmasi;
 Disyaratkan pula harus memiliki akses ke Instalasi
Rehabilitasi Medik yang lengkap di rumah sakit yang sama;
d. Pelayanan Geriatri Sangat Lengkap atau Paripurna adalah suatu
bentuk pelayanan geriatri yang memberikan pelayanan poliklinik,
day hospital, ruang geriatri akut dan kronis, pendidikan,
serta penelitian dan pengembangan;Tenaga Tim Geriatri
Paripurna sama dengan Tim Geriatri Lengkap, akan tetapi
ditambah tenaga untuk penelitan, pengembangan, dan konsultasi
hukum. Seperti pada Pelayanan Geriatri Lengkap, pada
Pelayanan Geriatri Paripurna disyaratkan pula untuk mempunyai
akses ke Instalasi Rehabilitasi Medik yang lengkap. Yang
diwajibkan
e. untuk melakukan penelitian adalah tingkat pelayanan sangat
lengkap saja, sedangkan tujuan penelitian adalah untuik
pengembangan ilmu geriatri. Tingkat pelayanan dibawahnya
boleh dilaksanakan penelitian yang lebih sederhana.

2. Alur Pelayanan Geriatri


Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik/ UGD akan
dilakukan triase apakah tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien
lanjut usia biasa akan diteruskan ke dokter spesialis yang sesuai
dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri (misalnya memiliki:
penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan kognitif-
demensia, jatuh– osteoporosis dan inkontinensia) akan dilakukan
asesmen geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.
Perencanaan tatalaksana pasien geriatri disesuaikan dengan jenis
pelayanan yang ada di rumah sakit menurut tingkatan pelayanan geriatri di
rumah sakit. Terdapat 4 (empat) model alur pelayanan pasien geriatri
mulai dari pelayanan tingkat sederhana, lengkap, sempurna dan paripurna
yang memiliki perbedaan dalam jenis pelayanan yang diberikan

3. Jenis Pelayanan Geriatri


a. Poliklinik Geriatri;
Tempat ini memberikan jasa pengadaan asesmen, tindakan
kuratif sederhana dan konsultasi bagi penderita rawat jalan,
baik dari masyarakat, puskesmas, maupun antar poliklinik.Tenaga
minimal yang dibutuhkan adalah dokter umum/internis yang telah
mendapat kursus geriatri atau dokter spesialis geriatri/geriatrism,
seorang perawat, dan seorang petugas sosial medik.
b. Bangsal Geriatri Akut;
Bangsal Geriatri merawat pasien usia lanjut yang menderita
penyakit akut atau semi akut, antara lain : stroke
akut,pneumonia,asidosis,penyakit jantung kongestif, dan lain-
lain.Pasien lansia dilakukan asesment,tindakan kuratif dan
rehabilitasi oleh Tim Geriatri.
Ketenagaan di bangsal ini tergantung dari jumlah tempat tidur
dan kompleknya pelayanan yang diberikan,minimal ada tenaga
geriatris atau internis yang mendapat kursus geristri,perawat1
(satu) TT minimal 1 (satu) perawat,tenaga rehabilitasi
(FT,OT,TW,PSM). Bisa ditambahkan ke dalam tim tersebut
psikolog,nutrision,tenaga farmasi, dan tenaga lain sesuai
kebutuhan rumah sakit. Tenaga di bangsal akut ini melayani
konsultasi dari bangsal lain yang membutuhkan.
c. Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi medik adalah pelayanan terpadu dengan pendekatan
medik,psikososial,edukasional, dan vokasional untuk mencapai
kemampun fungsional semaksimal mungkin. Penyakit pada usia
lanjut mempunyai kecenderungan terjadi kecacatan,sehingga
oleh WHO selalu diharapkan penegakan diagnosis pasien usia
lanjut dalam aspek impairment,disabilitas dan handikap,sehingga
rehabilitasi medik merupakan aspek penting dalam pelayanan
lansia dan harus dilaksanakan secepat mugkin sejakpasien
masuk sampai pulang sesuai kebutuhannya.
Untuk memulai program rehabilitasi medik pada lansia,tenaga
profesional harus mengetahui kondisi lansia saat itu juga,baik
penyakit yang menyertai maupun kemampuan fungsional yang
mampu dilakukan.Banyak instrument untuk menilai kemampuan
seorang lansia,salah satu diantaranya adalah Index Katz
yang cukup sederhana dan mudah diterapkan untuk menilai
kemampuan fungsional AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari)
dan juga untuk meramalkan prognosis dari berbagai macam
penyakit pada golongan lansia.
Adapun aktivitas yang dinilai adalah :
1) Bathing
- Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh
atau dapat melakukan sendiri secara menyeluruh.
- Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh atau tidak dapat mandi sendiri.
2) Dressing
- Mandiri: menaruh,mengambil, menanggalkan pakaian
sendiri serta menalikan sepatu sendiri.
- Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.
3) Toiletting
- Mandiri : pergi ke toilet,duduk sendiri di kloset,memakai
pakaian dalam,membersihkan kotoran.
- Tergantung : mendapat bantuan orang lain.
4) Transfering
- Mandiri : berpindah dari dan ke tempat tidur,dari dan
ketempat duduk (memakai/tidak memakai alat bantu).
- Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan
bantuan.
5) Continence
- Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil.
- Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau
seluruhnya dengan bantuan manual atau kateter.
6) Feeding
- Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang
lainnya dan memasukkan ke dalam mulut (tidak
termasuk kemampuan memotong daging daging dan
menyiapkan makanan seperti mengoleskan mentega
pada roti).
- Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau
tidak dapat makan sendiri secara parenteral.
Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar tersebut
di atas,kemudian diklasifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan yang
disebut sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan sendiri,atau
disebut juga Index Katzyang secara berurutan adalah sebagai
berikut :
1) Index Katz A: mandiri untuk 6 (enam) aktivitas;
2) Index Katz B: mandiri untuk 5 (lima) aktivitas;
3) Index Katz C: mandiri,kecuali “bathing” dan 1 (satu) fungsi
lain;
4) Index Katz D : mandiri,kecuali “bathing,dressing” dan 1
(satu) fungsi lain;
5) Index Katz E : mandiri,kecuali “bathing,dressing,toileting”
dan 1 (satu) fungsi lain;
6) Index Katz F : mandiri, “bathing, dressing, toileting, transfering”,
dan 1 (satu) fungsi lain;
7) Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 enam)
aktivitas.
d. Bangsal Geriatri Kronis;
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut
dengan penyakitkronis yang memerlukan rawat inap dalam
jangka waktu lama dan memerlukan biaya sangat tinggi
mengingat turn over ratenya yang sangat rendah (sementara
ini rumah sakit memfasilitasi di bangsal internis).
e. Pendidikan dan Riset.
Hal ini merupakan suatu bagian inplisit dari suatu pemberian
pelayanan geriatri, antara lain : dilaksanakan untuk pendidikan
tenaga paramedis,medis,terapis rehabilitasi, dan berbagai riset
yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan dan
pengembangan ilmu geriatri.
4 . Assesment Geriatri;
Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan
multidisiplin untuk menilai aspek medik,fungsional,psikososial dan
ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program
pengobatan dan pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen ini
bersifat tidak sekedar multi-disiplin tetapi juga interdisiplin
dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan
kesehatan.
5. Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri :
- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif
dengan atau tanpadisertai penyakit akut;
- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami
jatuh (falls), atau imobilisasi (bedridden);
- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care).
seperti kesulitan makan atau berpakaian;
- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan
tingkah laku (behavior) dini;
- Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit
parkinson, arthritis, gangguan berkemih (inkontinensia urine), atau
gangguan buang air besar.
6. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut :
- Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);
- Orientasi terhadap kebutuhan klien;
- Diagnosis secara terpadu;
- Team work (koordinasi);
- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
7 . Kriteria Pelayanan Lansia;
- Komprehensif: adanya dukungan finansial yang adekuat,
perawatan sehari-hari, pelayanan kesehatan yang memadai,
pendidikan kesehatan, perawatan keluarga, kebutuhan rekreasi
dan aktifitas fisik dan pelayanan transportas;
- Adanya kerjasama/terkoordinasi lintas program/sektoral;
- Mudah dijangkau;
- Memperhatikan kualitas pelayanan.
8. Tata Laksana Assesment Lansia;
Assesment Lansia adalah suatu rangkaian kegiatan
proses keperawatan yang:
- Ditujukan kepada usia lanjut;
- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan
kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual;
- Menganalisis masalah dan merumuskan diagnosis
keperawatan;
- Membuat perencanaan;
- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.

9. Tujuan Assesment Usia Lanjut;


a. menegakkan :
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik;
- Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem
(impairment),ketidakmampuan (disabilitas) dan ketidakmampuan
sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi dan/atau
rehabilitasi.
c. Untuk mengetahui sumber daya sosial ekonomi dan lingkungan
yang dapat digunakan untuk penatalaksanaan penderita tersebut.
10. Proses Assesment Usia Lanjut;

REKAM MEDIS RAWAT JALAN


Nama :
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BUTON Tgl :
SELATAN Lahir/Umur :
ASESMEN MEDIS No RM :
Jenis :
PASIEN Kelamin :
GERIATRI Tgl Masuk :

DAFTAR ALERGI OBAT DAN REAKSI EFEK SAMPING OBAT


Nama Obat Reaksi Tanggal/Tahun
1.
2.
3.

Anamnesa/Alloanamnesis* dengan : _______________ Hubungan dengan


pasien : ________________

KELUHAN UTAMA :

PERJALANA N PENYAKIT SEKARANG :


(Lokasi, Onset dan Kronologis, Kualitas, Faktor Memperberat, Faktor
Memperingan, Gejala Penyerta)

RIWAYAT PENYAKIT :
LAIN

:
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
:

RIWAYAT SOSIAL
EKONOMI
Obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien saat ini :
1.
2.
3.

Lanjut ke halaman 2

REKAM MEDIS RAWAT JALAN


PEMERIKSAAN FISIK PASIEN
TANDA VITAL
Tekanan : _____mmHg Denyut jantung Saturasi O2 Pernapasan ___/menit
darah ___/menit ___%
Suhu : ____ C
0
Reguler/ Tipe :
Ireguler
Kondisi : □ Baik □ Tampak
Umum sakit
□ Sesak □ Pucat □ □ □ Lainnya
Lemah Kejang
Gambaran umum lainnya :
Nutrisi : Edema : Clubbing : ________________
____________________ _______________ finger
Hidrasi : Pucat : Jaundice : ________________
____________________ ______________
PEMERIKSAAN FISIK TAMBAHAN :

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

DIAGNOSIS KERJA :

TERAPI :

RENCANA Rawat Inap Ruang : Indikasi :


TINDAK DPJP Rawat Inap :
LANJUT Pengantar Pasien : Ada / Tidak* (Bila tidak, rujuk ke Dinas Sosial)
Rujuk ke : □ RS □ Puskesmas ______________________
______________________ □ Dokter : ______________ □ Homecare
□ Dokter Keluarga :
___________________
Kontrol Klinik / Homecare di : Tanggal :
EDUKASI Edukasi Awal, disampaikan tentang diagnosis, Rencana dan Tujuan Terapi kepada :
PASIEN □ Pasien
□ Keluarga pasien, nama : ________________________________
□ Tidak dapat member edukasi kepada pasien atau keluarga, Karena __________________
Tanda tangan dan Nama Terang DPJP Tangg _______ Ja _____________WIB
al _ m

………………………………………

B. GERIATRIC GIANTS
Penampilan suatu penyakit pada usia lanjut sering berbeda
dengan usia muda. Harus dapat dibedakan, apakah kelainan yang terjadi
berkenaan dengan bertambahnya usia atau memang ada suatu
proses patologi sebagai penyebabnya. Beberapa problema klinik dari
penyakit pada lansia yang sering dijumpai disebut “GERIATRIC
GIANTS”, yang terdiri dari :
1. Sindroma Serebral;
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri
pada usia lanjut, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang
tua sangat rentan terhadap perubahan-perubahan, baik perubahan
posisi tubuh maupun faktor lain, misalnya yang berkaitan dengan
tekanan darah seperti fungsi jantung, bahkan fungsi otak yang
berkaitan dengan pengaturan tekanan darah (sistem otonom).
2. Konfusio dan Dimentia
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi
kognitif yang ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat
kesadaran dan kewaspadaan dan terganggunya proses berfikir
yang berakibat terjadinya disorientasi. Gambaran klasik penderita
konfusio yaitu :
a. Derajat kesadaran menurun,misalnya sulit untuk tetap bangun
saat diperiksa;
b. Gangguan persepsi,antara lain ilusi,delusi,halusinasi, dan mis
intrepretasi
c. Terganggunya siklus bangun tidur dengan terjadinya insomnia,
tetapi siang hari tertidur;
d. Aktivitas spikomotor meningkat atau menurun;
e. Disorientasi waktu,tempat, dan orang;
f. Gangguan memori.

Dimentia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi


hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat
sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari. Secara garis
besar, dementia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam 4
(empat) golongan,yaitu :
a. Dementia degeneratif primer 50-60%;
b. Dementia multi-infark 10-20%;
c. Dementia yang reversibel atau sebagian reversibel 20-30%;
d. Gangguan lain (terutama neurologic) 5-10%.

3. Gangguan Otonom
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab
seringnya gangguan syaraf otonom pada usia lanjut adalah :
- Dengan meningkatnya usia, terdapat beberapa perubahan
pada neurotransmisi pada ganglion otonom, berupa penurunan
asetil kolin terutama disebabkan oleh penurunan enzim utama,
yaitu kolin asetilase.Hal ini cenderung menurunkan fungsi
otonom.
4. Inkontinensia
Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada
penderita lansia.Inkontinensia adalah pengeluaran urine (atau
feses) tanpa disadari, dalam jumlah dan frekwensi yang cukup
sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau
sosial.Inkontinensia dapat disebabkan oleh “DRIP”. D = Delirium; R =
Retriksi mobilitas, retensi; I = Infeksi, inflamasi, impaks feses; P =
Pharmasi (obat-obatan), poliuri.
5. Jatuh (The True Geriatric Giant)
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau
saksi mata yang melihat kejadian seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau
tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
6. Kelainan pada Tulang Belakang
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari
sindroma geriatrik. Dengan bertambahnya usia terdapat peningkatan
hilang tulang secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada
wanita dibanding pria.
7. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan di
bawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai
tulangakibat adanya penekanan pada suatu area secara terus
menerus, sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat. Area yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat di atas
tonjolan tulang dan tidak dilindungi cukup dengan lemak
subkutan, misalnya : daerah sakrum, daerah trokanter mayor
dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.

BAB IV DOKUMENTASI

1. Asesmen Medis Geriatri


2. SPO Pelayanan Pasien Geriatri

Anda mungkin juga menyukai