PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Geriatri (dari kata Geros = tua, iatrea = merumat) atau ilmu
kesehatan usia lanjut. Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran
yang mempelajari aspek kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia
termasuk pelayanan kesehatan kepada Lanjut Usia dengan mengkaji
semua aspek kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis,
pengobatan, dan rehabilitasi. Di masyarakat pelayanan kesehatan bagi usia
lanjut dilaksanakan pada Posyandu Lansia (Lanjut Usia), Panti Wredha
(Pemerintah & Swasta) serta melalui kegiatan Rehabilitasi Bersumberdaya
Masyarakat (RBM).
2
Telah diketahui bahwa penyakit dan kesehatan pada usia lanjut
tidaklah sama dengan penyakit dan kesehatan pada golongan populasi usia
lainnya, yaitu dalam hal :
• Penyakit pada usia lanjut cenderung bersifat multiple, merupakan
gabungan antara penurunan fisiologik / alamiah dan berbagai proses
patologik / penyakit.
• Penyakit biasanya berjalan kronis, menimbulkan kecacatan dan secara
lambat laun akan menyebabkan kematian.
• Usia lanjut juga sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut, serta
diperberat dengan kondisi daya tahan yang menurun.
• Kesehatan usia lanjut juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial dan
ekonomi.
• Pada usia lanjut seringkali didapat penyakit iatrogenik (akibat banyak
obat-obatan yang dikonsumsi).
Mengingat sifat penyakit pada usia lanjut yang sangat khusus
tersebut, maka dalam ilmu geriatri terdapat beberapa tatacara khusus yang
merupakan keharusan untuk dilakukan agar upaya kesehatan bagi usia
lanjut tersebut dapat dilaksanakan secara optimal. Tatacara khusus tersebut
adalah apa yang disebut sebagai asesmen geriatri dan cara kerja tim
geriatri.
Asesmen geriatri adalah suatu proses diagnostik multidisiplin
(banyak disiplin ilmu kesehatan) yang biasanya dilaksanakan secara
interdisipliner (dengan satu tujuan) oleh seorang dokter / geriatris dan atau
suatu tim interdisiplin geriatrik untuk menentukan masalah dan kapabilitas
medis, psikososial dan fungsional guna merencanakan terapi menyeluruh
serta pemantauan kesehatan jangka panjang bagi seorang pasien usia
lanjut.
Prinsip pelayanan kesehatan usia lanjut yang menyeluruh yang
diinginkan untuk dilaksanakan di Indonesia dapat dibagi atas 3 bagian
yang berkesinambungan satu sama lain, yaitu :
• Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis rumah sakit (hospital based
geriatric services), karena pada dasarnya RS merupakan pusat / tempat
3
rujukan dari pelayanan kesehatan dasar usia lanjut. Oleh karenanya
pelayanan di rumah sakit ini seyogyanya menyelenggarakan /
menyediakan semua jenis upaya pelayanan kesehatan, mulai dari promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif, dengan sarana dan sumberdaya manusia
yang lengkap. Tentu saja tergantung dari kelas rumah sakit, berbagai
pelayanan tersebut bisa dilaksanakan tergantung dari kemampuan serta
dana yang tersedia.
• Pelayanan kesehatan usia lanjut oleh masyarakat berbasis rumah sakit
(hospital based community geriatric services), dimana pusat-pusat
pelayanan kesehatan usia lanjut di RS bertindak sebagai konsultan
terhadap pelayanan usia lanjut di masyarakat, dan dengan penuh tanggung
jawab mengikuti keadaan usia lanjut yang sebelumnya dirawat atau
mendapat pelayanan di RS tersebut. Termasuk dalam upaya kesehatan usia
lanjut ini adalah pelayanan diluar rumah sakit, berupa pembinaan oleh
institusi yang lebih tinggi terhadap institusi yang lebih rendah di wilayah
kerjanya dalam kegiatan rujukan timbal balik.
• Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis masyarakat (community based
geriatric services), yaitu pelayanan dari masyarakat untuk masyarakat,
sehingga masyarakat sendiri diikutsertakan dalam pelayanan kesehatan
usia lanjut, tentu saja setelah diberi tambahan pengetahuan secukupnya.
4
mendapat kursus geritari, atau seorang dokter spesialis geriatri / geriatris,
seorang perawat, dan seorang petugas sosial medik.
• Bangsal Geriatri Akut
Di bangsal ini pada dasarnya hanya dirawat pasien usia lanjut yang
mempunyai penyakit akut atau semi akut. Terhadap penderita ini
dilakukan asesmen,dan tindakan
• Rehabilitasi Medik
Penyakit pada usia lanjut selalu mempunyai kecenderungan untuk
terjadinya kecacatan, sehingga oleh WHO selalu diharapkan penegakkan
diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek gangguan organ, penyakit,
keterbatasan yang diakibatkan dan kecacatan. Oleh karenanya rehabilitasi
medik selalu merupakan aspek yang harus terdapat dalam pelayanan
kesehatan usia lanjut.
Rehabilitasi dilaksanakan sesegera mungkin sejak pasien masuk sampai
pulang, sesuai kebutuhannya. Mengingat latihan-latihan yang diberikan
berjangka lama, sebaiknya dilakukan di instalasi rehabilitasi medik.
• Klinik Rawat Siang
Di tempat ini dapat dilaksanakan semua tindakan seperti yang dilakukan di
bangsal akut, akan tetapi pasien tidak harus rawat inap dan pelayanan
hanya di lakukan pada jam kerja saja. Jasa yang dapat diberikan meliputi
pemeriksaan menyeluruh, tindakan pengobatan, rehabilitasi dan rekreasi.
Oleh karenanya tenaga yang dibutuhkan selain dokter geriatris juga
macam-macam tenaga rehabilitasi medik ditambah ahli gizi dan
sebagainya.
• Konsultasi Geriatri
Pasien yang dirawat oleh bagian lain dapat dikonsultasikan ke tim geriatri
untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh, berbagai tindakan lain, atau
bahkan dipindahkan ke bangsal lanjut usia.
• Bangsal Geriatri Kronis
Bangsal ini diperlukan untuk merawat pasien usia lanjut dengan penyakit
kronis yang memerlukan rawat inap dalam jangka waktu lama, dan
karenanya memerluklan biaya yang tinggi, mengingat turn over rate-nya
5
yang sangat rendah, sehingga untuk di Indonesia sementara ini pada suatu
RS pemerintah keberadaan bangsal ini bisa digantikan oleh bangsal
penyakit dalam, sedangkan di RS swasta keberadaanya masih
dimungkinkan.
6
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik
apabila mendapat dukungan penuh dari pimpinan / direktur rumah sakit
berupa penetapan regulasi, pembentukan organisasi pengelola, penyediaan
fasilitas, sarana dan dukungan financial untuk mendukung pelaksanaan
program.
B. Tujuan Kegiatan
1. Melakukan pelayanan poli Geriatri yang dapat diakses dengan
mudah untuk para lansia.
2. Melakukan pelayanan Home care yang terpadu sehingga
pemberian layanan dapat terkoordinir dengan baik
3. Memberikan ruang pelayanan yang aman untuk para lansia
4. Meningkatkan rasa nyaman pasien lansia dalam berobat sehingga
tingkat kepatuhan bertambah
5. Melakukan pendekatan terapi terutama untuk pasien lansia secara
holistic dengan mengikutsertakan semua aspek terkait baik di
keluarga, masyarakat, maupun lingkungan Rumah Sakit.
D. Pelaksanaan
Waktu, tempat dan sasaran pelayanan
a. Pelayanan Poli Geriatri
Waktu : setiap hari selasa dan kamis
Lama Pelayanan : Pukul 09.00 sampai selesai
Objek Pelayanan : Pasien berumur 60 tahun keatas dengan
multipatologi atau 70 tahun keatas
dengan satu jenis penyakit (sesuai PMK
79 tahun 2014)
7
Tempat : Poli Geriatri RSUD Brigjend H. Hasan
Basry Kandangan
b. Home care
Waktu : disesuaikan
Lama Pelayanan : disesuaikan
Objek Pelayanan : Pasien berumur 60 tahun keatas dengan
multipatologi atau 70 tahun keatas
dengan satu jenis penyakit (sesuai PMK
79 tahun 2014) dengan kebutuhan
pelayanan khusus
Tempat : Rumah Pasien yang berada di lingkup
RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan
8
Objek Pelayanan : Pasien berumur 60 tahun keatas dengan
multipatologi atau 70 tahun keatas
dengan satu jenis penyakit (sesuai PMK
79 tahun 2014) dengan kebutuhan
pelayanan khusus
Tempat : Puskesmas atau Posyando yang berada di
lingkup RSUD Brigjend H. Hasan Basry
Kandangan
9
BAB II
PEMBAHASAN
10
a. dokter spesialis penyakit dalam;
b. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien
Geriatri;
c. dokter;
d. perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik
atau pelatihan keterampilan inteligensia
11
C. KOORDINASI TIM GERIATRI
• Penyelengara pelayanan.
Tugas Pokok
Uraian Tugas
12
• Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan
tim geriatri setiap tahunnya.
2. Koordinator Poliklinik
Tugas Pokok
Uraian Tugas
13
• Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan dan penelitian serta
pengembangan sesuai kebijakan tim geriatri.
Uraian Tugas
14
• Membantu pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu
geriatri.
Uraian Tugas
15
• Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga
medis dan para medis di lingkungan pelayanan geriatri.
Uraian Tugas
16
• Sebagai Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan.
6. Perawat Geriatrik
Uraian Tugas
17
• Bertanggung jawab atas pelaksanaan program perawatan
geriatri kepada ketua tim geriatri.
• Pencatatan pelaporan.
7. Fisioterapis
Uraian Tugas
18
• Melaksanakan pelayanan fisioterapi yang diprogram oleh
spesialis rehabilitasi medik, atau disepakati bersama oleh tim
geriatri.
• Pencatatan pelaporan.
8. Okupasi Terapis
19
Uraian Tugas
• Pencatatan pelaporan.
20
• Sebagai Pelaksana Kerjasama Lintas Program dan Lintas
Sektoral.
Uraian Tugas
• Pencatatan pelaporan.
21
• Membantu pelaksanaan penelitian dan pengembangan ilmu
geriatri.
Uraian Tugas
• Pencatatan pelaporan.
22
• Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga
medis dan para medis di lingkungan pelayanan geriatri.
11. Nutrisionis
Uraian Tugas
• Pencatatan pelaporan.
23
• Membantu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga
medis dan paramedis di lingkungan pelayanan geriatri.
E. ALUR PELAYANAN
24
Untuk alur pelayanan pasien pada Poliklinik dan Home care dapat dilihat
pada bagan berikut:
25
Pertama-tama pasien berusia 60 tahun ke atas dengan multipatologi
atau 70 tahun keatas dengan satu jenis penyakit yang membawa rujukan
dari Puskesmas setempat akan langsung diarahkan ke loket Prioritas yang
memang dibuat khusus untuk memudahkan pasien lansia,ibu hamil dan
bayinya mendapatkan pelayanan kesehatan, dan kemudian dibuatkan SEP
untuk dilayani di Poli masing-masing.
26
h.Ventilasi Semua ruangan harus diberi cukup ventilasi. Ruangan yang
menggunakan pendingin/air conditionharus dilengkapi cadangan
ventilasi untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi kematian
arus listrik.
i. Kamar mandi dan WC Kamar mandi menggunakan kloset duduk dengan
pegangan di sebelah kanan dan kirinya. Showerdilengkapi dengan
tempat duduk dan pegangan. Gagang shower harus diletakkan di tempat
yang mudah dijangkau oleh pasien dalam posisi duduk. Demikian pula
tempat sabun harus diletakkan sedemikian agar mudah dijangkau
pasien. Tersedia bel untuk meminta bantuan dan pintu membuka keluar.
j. Air Penyediaan air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan harus cukup
dan memenuhi persyaratan. Semua fasilitas gedung dan lingkungan
harus mengacu kepada pedoman Pekerjaan Umum tentang standar
teknis eksesibilitas gedung dan lingkungan. k.Pada dinding-dinding
tertentu harus diberi pengaman dan kayu atau alumunium (leuning)
yang berfungsi sebagai pegangan bagi pasien pada saat berjalan serta
untuk melindungi dinding dari benturan kursi roda. l. Agar dihindari
sudut-sudut yang tajam pada dinding atau bagian tertentu untuk
menghindari kemungkinan terjadinya bahaya/trauma. m. Disediakan
wastafel pada setiap ruangan pemeriksaan, pengobatan dan ruangan
yang lain.
2.Kebutuhan Ruangan
a.Ruang pendaftaran administrasi Ruangan ini harus cukup luas untuk
penempatan meja tulis, lemari arsip untuk penyimpanan dokumen
medik pasien. Letaknya dekat dengan ruang tunggu, sehingga mudah
dilihat oleh pasien yang baru datang.
b.Ruang tunggu Harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik
untuk pasien dari luar ataupun dari bangsal yang menggunakan kursi
roda atau tempat tidur.
27
c. Ruang periksa Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta
dilengkapi dengan fasilitas dan alat-alat pemeriksaan. Ruangan terdiri
dari:
1)ruang periksa perawat geriatri dan sosial medik untuk melakukan
anamnesis;
2)ruang periksa dokter/tim geriatri;
3)WC dan kamar mandi; dan
4)ruangan diskusi tim geriatri atau pertemuan dengan keluarga pasien
(family meeting).
d. Ruang Apotek khusus poli Geriatri yang terletak dekat dengan Poli
Geriatri
e. Ruang Rehabilitasi medik yang dekat atau connectingdengan Poli
Geriatri
28
BAB II
PENUTUP
29