PELAYANAN GERIATRI
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Salam dan bahagia. semoga Rahmat dan Hidayah Allah senantiasa tercurah
kepada kita semua. Aamiin.
Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati,
bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat,
tetapi juga karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan. Penghormatan
tersebut dapat berupa pemberian fasilitas dan pelayanan khusus dalam
perlindungan dan pemenuhan hak-hak mereka sebagaimana diatur dalam pasal 8
UU nomor 39 Tahun 1989.
Salah satu wujudnya adalah tersedianya fasilitas dan pelayanan khusus di rumah
sakit, berupa kursi roda, lift khusus, toilet duduk, jalan/ aksen bagi lansia yang
bertongkat, tangga, fasilitas lain dan layanan khusus berupa “ Pelayanan Geriatri”
Kami tidak lepas dari khilaf dan salah, Untuk itukritik dan saran sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan buku ini. Semoga upaya kita mendapatkan
Rahmat, Hidayah dan Ridho dari Allah SWT.
Aamiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
DAFTAR SINGKATAN / KETENTUAN UMUM
1. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)
tahun ke atas.
2. Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari aspek
kesehatan dan kedokteran para warga lanjut usia termasuk pelayanan
kesehatan kepada warga lanjut usia dengan mengkaji semua aspek
kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
rehabilitasi
3. Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalah kesehatan jiwa yang menyangkaut aspek promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif serta masalah psikososial yang menyertai lanjut
usia.
4. Pasien Geriatri adalah paseien lanjut usia dengan multi penyakit dan atau
gangguan akibat penurunna fungsi organ, psikologi, sosial ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu
dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja secara interdisiplin.
5. Rumah sakit adalah institusipelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap dan gawat darurat.
6. Hendaya (Handicap) adlah kondisi kemunduran seseorang akibat adanya
ketunaan / kelainan dan ketidak mampuan yang membatasinya dalam
memenuhi peran sosialnya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta
faktor sosial, ekonomi dan budaya.
7. Rehabilitasi medis adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik
dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan / kondisi sakit, penyakit ataupun
cedera melalui panduan intervensi medis, keterapian fisik, rehabiliatif, bio-
psiko sosial dan edukasional untuk mencapai kemampuan fungsional yang
optimal.
8. Status fungsional adalah kemampuan untuk mempertahankan kemandirian
dan untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
9. Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara
bersama-sama menangani dengan berorientasi pada ilmunya masing-
masing.
10. Interdisiplinan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
berbahagia disiplin / bidang ilmu yang saling terkait dan bekerja sama
dalam penanganan pasien yang berorientasi pada kepentingan pasien.
11. Klinik asuhan siang (day care) adalah klinik rawat jalan yang memberikan
pelayanan rehabilitasi, kuratif dan asuhan psikososial.
12. Hospice adalah pelayanan pasien dengan penyakit terminal dalam bentuk
meringankan penderitaan paseien akibat penyakit (paliatif) pendampingan
psikis dan spiritual sehingga pasien dapat meninggal dengan tenang dan
terhormat.
13. Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan lanjut usia dengan
prinsip tata kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan
pelayanan kepada pasien lanjut usia.
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Geriatri adalah pelayanan kesehatan untuk lanjut usia (lansia) yang
mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk,
2009).
Menurut UU RI No. 13 Tahun 1998 adalah seseorang yang telah
mencapai umur 60 keatas.
Saat ini Geriatri menjadi sangat penting untuk dipahami oleh tenaga
kesehatan karena jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia semakin
meningkat (Setiati dkk, 2013).
Berdasarkan data survey sosial ekonomi nasional (Susenas) tahun
2014, jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa atau 8,03 %
dari seluruh penduduk Indonesia, sehingga termasuk negara dengan
struktur penduduk menuju tua atau ageing population. Hal ini juga
mempengaruhi angka harapan hidup yang meningkat mencapai 70,7 %
tahun (BPS, 2015). Diperkirakan persentase lansia di Indonesia akan
meningkat mencapai 70,7 tahun (BPS, 2015). Diperkirakan persentase
lansia di Indonesia akan mencapai 11,34 % pada tahun 2020 dan Indonesia
akan menjadi negara ke-5 yang paling banyak jumlah lansianya pada tahun
2025. Terjadinya peningkatan populasi lanjut usia di Indonesia dapat
menimbulkan permasalahan terkait aspek medis, psikologis, ekonomi dan
sosial, sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan terhadap
warga lanjut usia, yaitu dengan mewujudkan pelayanan Geriatri terpadu
yang paripurna dengan pendekatan multi disiplin yang bekerja secara
interdisiplin.
Untuk mewujudkan pelayanan Geriatri terpadu di rumah sakit
diperlukan pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan Geriatri di rumah
sakit.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan acuan seluruh unit kerja di Rumah Sakit Umum
Daerah Bendan dalam penyelenggaraan dan pengembangan Geriatri di
rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pengertian atau pemahaman yang sama kepada
seluruh unit kerja di RSUD Bendan dalam penyelenggaraan
pelayanan Geriatri.
b. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan dan keselamatan
pasien, Geriatri di RSUD Bendan.
a. Rawat Jalan
2. Ruang lingkup Pelayanan Geriatri di RSUD Bendan meliputi :
a. Dokter Spesialisasi
b. Dokter umum (yang sudah pelatihan Geriatri)
c. Instalasi Rawat jalan
d. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
e. Unit Pendaftaran / Administrasi
f. Instalasi Farmasi
D. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan Geriatri adalah rangkaian pelayanan pada pasien berusia ≥
70 tahun dengan satu atau lebih masalah kesehatan (multipatologi) akibat
gangguan fungsi jasmani dan rohani dan atau kondisi sosial yang
bermasalah dalam cakupan Penyakit dalam dan Bedah Ortopedi.
Ruang pemeriksaan lansia adalah ruang pelayanan di RSUD Bendan
yang memberikan pelayanan pada pasien berusia ≥ 70 tahun. Pasien
dengan kondisi gawat darurat ditangani secara prioritas.
1. Kebutuhan Ruangan (Rawat Jalan )
a. Ruang Pendaftaran Administrasi
Ruangan ini cukup luas untuk penempatan meja tulis, lemari
arsip untuk menyimpan dokumen medik pasien. Letaknya
dekat dengan ruang tunggu, sehingga mudah dilihat oleh
pasien yang baru datang.
b. Ruang Tunggu
Bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik untuk pasien
dari luar ataupun dari bangsal yang menggunkan kursi roda
atau tempat tidur.
c. Ruang Periksa
Ruangan ini dekat dekat ruangan pendaftaran serta dilengkapi
dengan fasilitas dan alat-alat pemeriksaan. Ruangan terdiri
dari:
1) Ruang periksa perawat Geriatri untuk melakukan
anamnesis
2) Ruang periksa dokter, yang dilengkapi dengan 1 bad
tempat tidur
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Tim Terpadu Geriatri merupakan bentuk kerjasama multidisiplin yang
bekerja secara interdisiplin dalam mencapai tujuan pelayanan Geriatri.
Pada tim multidisiplin kerjasama terutama bersifat pada pembuatan dan
penyerasian konsep, sedangkan pada Tim Interdisiplin kerjasama meliputi
pembuatan dan penyerasian konsep serta penyerasian tindakan.
Tugas Tim Terpadu Geriatri (lihat konsep Tatalaksana Tim)
C. PENGATURAN JAGA
Kegiatan dalam rangka memberikan pengayoman dan pelayanan kepada
para pasien (khususnya pasien lansia) guna mewujudkan rasa aman, baik
fisik maupun psikis, terciptanya keamanan dan ketertiban, sehingga dapat
melakukan rangkaian kegiatan dengan tertib dan lancar, sesuai rencana.
Prinsip pengaturan jaga dilaksanakan dengan efektif, efesien, profesional
dan manfaat sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal.
Jadwal Jaga Pelayanan Poliklinik Geriatri dilakukan di poliklinik Penyakit
Dalam dan Poliklinik Ortophedi sesuai Jam Poliklinik Biasa dengan
mengutamakan pasien – pasien geriatri.
A. DENAH RUANG
Terlampir
B. STANDAR FASILITAS
1. Klinik Penyakit Dalam
a. Ruangan
1) Ruang periksa
b. Sarana dan Prasarana
1) Meja kerja
2) Almari Arsip
3) Kursi
4) Komputer
5) Telephone
6) Jam Dinding
7) Tempat sampah
8) AC
c. Alat Kesehatan
1) Bed periksa
2) Kursi roda
3) EKG
4) Timbangan Berat Badan
5) Tensimetter
6) Thermometter
7) Stetoscope
2. Klinik Orthopedi
a. Ruangan
1) Ruang periksa
b. Sarana dan Prasarana
1) Meja kerja
2) Almari Arsip
3) Kursi
4) Komputer
5) Telephone
6) Jam Dinding
7) Tempat sampah
8) Exhaust Fan
9) AC
c. Alat Kesehatan
1) Bed periksa
2) Light Case
3) Alat Pengukur Tinggi Badan
4) Timbangan Berat Badan
5) Tensimetter
6) Thermometter
7) Stetoscope
8) Minor Set
9) USG
BAB IV
Semua pasien yang datang ke RSUD Bendan akan dibantu petugas menuju
skrining untuk dilakukan pemilahan berdasarkan umur dan keluhan pasien jika
masuk kriteria geriatri, maka dipasangkan lebel geriatri yang berwarna hijau
berbentuk bulat pada lengan atas tangan kanan. Petugas akan mengantarkan
pasien ke pendaftaran geriatri, selanjutnya menuju ke poliklinik Geriatri
( Penyakit Dalam dan Bedah Ortopedi) kemudian akan dilakukan asesmen
Geriatri Komprehensip oleh Tim Terpadu Geriatri.
Tingkat sederhana
PASIEN DATANG
SKRINING
PENDAFTARAN GERIATRI
LOGISTIK
A. PERSYARATAN PERALATAN
KESELAMATAN KERJA
Pada populasi usia lanjut konsep kesehatan agaknya berbeda dengan konsep
kesehatan pada populasi lain. Pada populasi lanjut usia terdapat pengertian status
fungsional yang dimanifestasikan dengan AHS (Aktivitas Hidup Sehari-hari) atau
Activity of daily living, masalah kesehatan utama yang sering dikeluhkan oleh
penderita lanjut usia (sindrom Geriatrik) dan penyakit status fingsional adalah
keadaan lanjut usia sebagai akibat dari interaksi antara fungsi kesehatan fisik,
psikologik, dan sosial ekonomi (relegius spiritual). Interaksi dari ke-3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organ dan atau tubuh secara
keseluruhan. Gambaran “ kesehatan” secara luas pada lanjut usia.
1. Terjadi berbagai perubahan pada semua orang yang mencapai usia lanjut
yang tidak disebabkan oleh proses penyakit. Penurunan daya ingat ringan,
penurunan pendengaran dan penglihatan (presbiakusis dan presbiopra)
bukanlah suatu penyakit. Memang sukar untuk membedakan antara
penurunan akibat proses fisiologis dengan akibat gangguan patologis,
misalnya pada osteoporosis dan aterosklerosis.
2. Terjadi akumulasi prose patologik kronik yang biasanya bersifat
degenerave.
3. Berbagai keadaan sosial ekonomi lingkungan sering tidak membantu
kesehatan dan kesejahteraan penderita lanjut usia. Penurunan kemampuan
fisik dengan lanjutanya usia akan menurunkan kemampuan ekonomi
secara berkesinambungan membatasi gerak sosial
4. Penyakit latrogenik, atau penyakit akibat tindak media atau obat-obatan,
karena seorang lanjut usia sering minum obat-obatan dalam jumlah
banyak. Belum lagi seorang lanjut usia sering mempunyai lebih dari satu
dokter yang menaggani berbagai penyakitnya. Perubahan farmakodimatik
dan farmakokinetik obat di dalam tubuh seorang penderita lanjut usia
memegang peranna terjadinya penyakit latrogerik tersebut.
5. Penyakit atau episode akut baik fisik (infeksi, infark jantung, trauma)
maupun psikologik merupakan keadaan yang memperberat berbagai
keadaan diatas dan seringkali menyebabkan kematian.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
1. Status Fungsional
Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk poli Geriatri. Diukur
rata-rata kenaikan skor status fungsional pasien geriatri dengan
karakteristik seperti di atas adalah 4/20 jika menggunakan instrumen ADL
Barthel.
2. Kualitas hidup
Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrumen yang mampu
menilai kualitas hidup terkait kesehatan (healt related quality of life =
HRQoL). Salah satu instrumen yan gsering digunakan adalah EQ5D
(Euro-Quality of Live Dimension) yang mengukur lima dimensi atau
aspek yang mempengaruhi kesehatan. Standar nilai EQ5D ≥dengan EQ5D
– VAS minimal 79 %.
6. Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien diukur pasien pulang dnegna instrumen yang secara
sahih dapat mengukur kepuasan pasien. Salah satu instrumen yang sering
digunakan adalah Patient’s Satisfaction Questioner (PSQ) yang telah diuji
kesahihan (Spearmen correlation coefficient: 0,383 – 0,607 ; < 0,01) dan
keandalannya (Conbach’s alpha; 0,684). Instrumenini memiliki nilai
standar minimal 190.
BAB VIII
PENUTUP
Penyusun
TIM GERIATRI
RSUD BENDAN
KOTA PEKALONGAN