Anda di halaman 1dari 11

Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri

di Rumah Sakit

A. Tujuan
1. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan, dan keselamatan Pasien Geriatri
di Rumah Sakit.
2. Memberikan acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan Geriatri
di Rumah Sakit.

B. Pelayanan Geriatri diberikan kepada:


1. Pasien usia lanjut >60 tahun dengan kriteria:
a. memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau
b. memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan fungsi
organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan
pelayanan kesehatan.
2. Pasien usia lanjut >70 tahun yang memiliki satu penyakit fisik dan/atau psikis.
3. Dilaksanakan secara terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang bekerja secara
Interdisiplin.

C. Berdasarkan kemampuan pelayanan kesehatan Geriatri di RS dibagi menjadi:


1. Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat jalan
dan kunjungan rumah (home care).
2. Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas rawat jalan,
rawat inap akut, dan kunjungan rumah (home care).
3. Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna paling sedikit terdiri atas rawat jalan,
rawat inap akut, kunjungan rumah (home care), dan Klinik Asuhan Siang.
4. Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna terdiri atas rawat jalan, Klinik Asuhan
Siang, rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan
Pasien Geriatri (respite care), kunjungan rumah (home care), dan Hospice
Tingkat Sederhana Tingkat Lengkap
 Rawat Jalan  Rawat Jalan
 Kunjungan Rumah (home visit)  Rawat Inap Akut
 Perawatan Rumah (home care)
Tingkat Sempurna Tingkat Paripurna
 Rawat Jalan  Rawat jalan
 Rawat Inap Akut  Rawat inap akut
 Perawatan Rumah (home care)  Rawat inap kronik
 Klinik Asuhan Siang (day care)  Rawat inap psikogeriatri
 Penitipan pasien geriatri (respite
care)
 Kunjungan rumah (home care)
 Klinika asuhan siang (day care)
 Hospice

D. Pelayanan Kesehatan Geriatri di Indonesia


Pelayanan Berbasis Rumah Sakit Pelayanan Berbasis Komunitas
- Sederhana : klinik rawat jalan, - Perawat komunitas
pelayanan berbasis rumah - Pekerja sosial
- Lengkap : klinik rawat jalan, - Pengasuh di rumah
ruang bangsal geriatri akut, - Nursing home
pelayanan berbasis rumah - Pelayanan demensia
- Sempurna : klinik rawat jalan, - Klub lansia
ruang bangsal geriatri akut, - PUSAKA
pelayanan berbasis rumah, ruang - Posyandu lansia
asuhan siang - Karang werdha
- Paripurna : klinik rawat jalan, - Panti werdha, dll
ruang bangsal geriatri akut, ruang
bangsal geriatri kronis, bangsal
psikogeriatri, respite care,
pelayanan berbasis rumah, dan
hospice care.
E. Geriatric Syndromes or Geriatric Giants (14i)
1. Immobility
2. Instability
3. Incontinence (uri & alvi)
4. Intelectual impairment
5. Infection
6. Impairment of vision and hearing
7. Irritable colon
8. Isolation
9. Inanition
10. Impecunity
11. Iatrogenesis (incl. Polypharmacy)
12. Insomnia
13. Immune deficiency
14. Impotence
(+) Fraility, Delirium, Dizziness, Syncope, Pressure Ulcers, Elder Mistreatment
Model 3
Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri
Tingkat Sempurna
Model 4.
Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri
Tingkat Paripurna
F. Karakteristik Pasien Geriatri
Pasien geriatri memiliki karakteristik spesial  membutuhkan pengkajian
komprehensif dan manajemen pada semua level pelayanan kesehatan.
Dilakukan sesuai prinsip Pengkajian Paripurna pada Pasien Geriatri (P3G) /
Comprehensive Geriatric Assessment (CGA).
CGA merupakan prosedur untuk mengevaluasi pasien-pasien geriatri secara
multidimensi dengan cara mengurai semua masalah pasien, mengidentifikasi semua
aset pasien, mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan yang dibutuhkan, dan
mengembangkan sebuah rencana pelayanan dalam cara yang terkoordinasi.

G. Komponen CGA
1. Evaluation of medical problems (medical diagnosis)
2. Evaluation of functional status (functional diagnosis)
3. Evaluation of cognitive status, eg. dementia
4. Evaluation of emotional status, eg. depression
5. Evaluation of social condition
6. Evaluation of medication

H. CGA: Pengelolaan Paripurna Pasien Geriatri


1. CGA harus holistik, yaitu mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual.
2. CGA dilaksanakan melalui anamnesis/wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
3. Kemudian dilakukan analisis dan sintesis data.
4. Sehingga akan diperoleh diagnosis
a. Fisik / Biologis  medis, surgical
b. Fungsional
c. Nutrisi
d. Psikologis
e. Kognitif (daya pikir)
f. Sosial

I. Pengkajian faktor risiko dan identifikasi pasien yang berisiko jatuh


1. Pasien dengan pikun (demensia) atau perubahan kesadaran (delirium)
2. Kelemahan dan kesulitan untuk menjaga keseimbangan, transfer, atau berjalan
3. Perlu sering ke toilet karena sering berkemih, mengompol/”ngobrok”, atau diare
4. Konsumsi berbagai obat
5. Riwayat jatuh di rumah atau RS
6. Rasa takut jatuh
7. Depresi
8. Pusing / rasa melayang / dizziness
9. Gangguan fungsional
10. Faktor lingkungan
11. Usia yang sangat lanjut
Pengkajian  1. Delirium
Masalah 2. Fraktur panggul
Medis 3. Imobilitas
4. Infeksi pneumonia, ulkus dekubitus
5. Penyakit kronis : DM dengan komplikasi, hipertensi, PGK
Pengkajian  Delirium, Gangguan Kognitif Ringan  LOS ↑, kemampuan pasien
Kognitif memahami kondisi penyakit dan rencana tata laksana ↓
Pengkajian  Ketergantungan Total  kualitas hidup pasien ↓
Status Apa potensi fungsional yang masih dimiliki & dapat dioptimalkan?
Fungsional
Pengkajian  Belum bisa dinilai (delirium)  berisiko depresi akibat masalah
Status Afektif medik, bagaimana kondisi premorbid? Coping mechanism?
/ Emosi
Pengkajian  Dehidrasi, berisiko malnutrisi, hipokalemia, hipoalbuminemia  ↑
Status Nutrisi komorbiditas
Pengkajian  Polifarmasi  risiko interaksi antar obat & efek samping obat
Obat
Pengkajian  Hubungan pasien dengan suami, cucu-cucu, dan keluarga besar?
Masalah Bagaimana kemampuan finansial keluarga?
Sosial Siapakah yang menjadi pelaku rawat?
Pengkajian  Bagaimana status kerentanan sebelum sakit kali ini dan saat ini? 
Status prognosis pasien.
Kerentanan Bagaimana potensi perbaikan?
(Frailty)

J. Ketenagaan
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri
atas:
1. dokter spesialis penyakit dalam;
2. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri;
3. dokter;
4. perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia;
5. apoteker;
6. tenaga gizi;
7. fisioterapis; dan
8. okupasi terapis.
K. Bangunan Tingkat Sederhana
1. Bangunan pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/administrasi;
b. ruang tunggu;
c. ruang periksa; dan
d. ruang Tim Terpadu Geriatri.
2. Ruang pendaftaran/administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dapat bergabung dengan ruang pendaftaran/administrasi lain di Rumah Sakit.
L. Bangunan Tingkat Lengkap
1. Bangunan pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/administrasi;
b. ruang tunggu;
c. ruang periksa;
d. ruang bangsal Geriatri akut; dan
e. ruang Tim Terpadu Geriatri.
2. Ruang bangsal Geriatri akut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri
atas ruang rawat inap dan ruang fisioterapi.

M. Bangunan Tingkat Sempurna dan Tingkat Paripurna


1. Bangunan pelayanan Geriatri tingkat sempurna dan Geriatri tingkat paripurna
paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/administrasi;
b. ruang tunggu;
c. ruang periksa;
d. ruang bangsal Geriatri akut;
e. ruang Klinik Asuhan Siang;
f. ruang bangsal Geriatri kronis;
g. ruang penitipan Pasien Geriatri (respite care);
h. ruang Hospice care; dan
i. ruang Tim Terpadu Geriatri.
2. Ruang bangsal Geriatri akut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri
atas ruang rawat inap dan ruang fisioterapi.

N. Home Care
1. Home care merupakan satu komponen dari pelayanan kesehatan (komprehensif,
terencana, dan terkoordinasi).
2. Home care merupakan pelayanan di rumah pada individu dan keluarganya.
Pelayanan yang dilakukan meliputi kegiatan
a. Promosi kesehatan
b. Mempertahankan dan memulihkan status kesehatan
c. Meminimalkan efek penyakit dan keterbatasan
3. Konsep home care berbeda dengan home visite.
4. Home visite merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan secara individual
baik oleh Dokter / Perawat / Fisioterapis.
5. Home care untuk lanjut usia dapat merupakan
a. Kelanjutan perawatan akut di rumah sakit
b. Upaya pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit yang sudah diderita
c. Modifikasi perawatan yang seharusnya dilakukan di institusi (panti-rawat,
ruang rawat kronik, ruang rawat akut)
6. Keuntungan home care
a. Menekan biaya perawatan
b. Meningkatkan keterlibatan anggota keluarga dalam perawatan
c. Pasien dapat lebih nyaman
d. Menambah wawasan pada masalah-masalah psikososial
e. Peningkatan hubungan dokter-pasien
7. Kekurangan home care
a. Pada kondisi tertentu dapat menimbulkan suasana tidak nyaman di rumah
b. Masalah etik dan legal
c. Di Indonesia belum ada dukungan sosial dan politik yang memadai
8. Hal penting yang perlu diketahui pada layanan homecare
a. Tujuan layanan home care
b. Alasan/sebab layanan home care
c. Keuntungan dan kekurangan layanan home care
d. Peralatan home care
e. Pengkajian pasien home care
f. Masalah keselamatan/keamanan
9. Dimensi kajian komprehensif pada layanan home care
a. Kajian tentang status kesehatan
b. Kajan tentang lingkungan (termasuk risiko) ancaan keselamatan pasien
c. Kajian sosial
d. Kajian interaksi pasien dengan lingkungannya
10. Indikator akan berkembangnya home care
a. Meningkatnya jumlah populasi usia lanjut
b. Kebijakan efisiensi pembiayaan RS (LOS rawat inap tidak lama)
c. Masih kurangnya layanan kesehatan informal
d. Kemajuan di bidang teknologi kesehatan yang dapat diberikan di rumah
e. Meningkatnya prevalensi penyakit kronik degeneratif
11. Pengkajian paripurna pasien geriatri di layanan home care
a. Wawancara riwayat kesehatan pasien atau klien (health history interview)
b. Pengkajian fungsional dan mobilitas (Functional Assessment and Mobility)
c. Pengkajian dukungan sosial (Social Support Assessment)
d. Pengkajian psikologi (Psycology Assessment)
e. Pengkajian nutrisi (Nutrition Assessment)
f. Pengkajian keamanan (Home Safety Assessment)

O. Pemantauan dan Evaluasi Mutu


1. Tim terpadu geriatri wajib melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan
geriatri secara berkesinambungan untuk mewujudkan keberhasilan pelayanan
geriatri bagi pasien geriatri.
2. Pemantauan dan evaluasi mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam bentuk kegiatan pencatatan dan pelaporan.
3. Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat:
a. lama perawatan;
b. Status Fungsional;
c. kualitas hidup;
d. rawat inap ulang (rehospitalisasi); dan
e. kepuasan pasien.
4. Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditandatangani oleh Ketua Tim
Terpadu Geriatri.
5. Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan secara berkala paling
lambat 1 (satu) tahun sekali kepada Kepala/Direktur Rumah Sakit.

P. Tim Terpadu Geriatri pelayanan geriatri tingkat sederhana RSBY terdiri atas:
1. dokter spesialis penyakit dalam;
2. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri;
3. dokter umum;
4. perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia;
5. apoteker;
6. tenaga gizi;
7. fisioterapis; dan
8. okupasi terapis.

Anda mungkin juga menyukai