Anda di halaman 1dari 48

PENGEMBANGAN

PELAYANAN GERIATRI DI
RUMAH SAKIT
SESUAI STANDAR
NASIONAL AKREDITASI
RUMAH SAKIT EDISI 1
GAMBARAN UMUM

o Penduduk lanjut usia adalah penduduk


yang berumur 60 th atau lebih
o Indonesia termasuk lima besar negara
dengan jumlah lamsia terbanyak didunia
o Sensus penduduk 2010:jumlah lansia
18,1 juta jiwa (7,6% dr total pddk)
o Tahun 2014 menjadi 18,781 juta (8,4%)
o Bonus demografi tahun 2020-
2035→lonjakan jumlah lansia setelah
tahun 2035
o Tahun 2035 diperkirakan akan mencapai
41juta jiwa dan 80 juta jiwa pada tahun
2050
KEBIJAKAN PELAYANAN LANSIA
TUJUAN UMUM
Meningkatkan kualitas hidup lansia agar
sehat,mandiri,produktif,berguna dan
sejahtera

TUJUAN KHUSUS
• Meningkatkan kesadaran lansia untuk
menjaga kesehatan
• Meningkatkan peran serta keluarga &
masyarakat
• Meningkatkan mutu pembinaan &
pelayanan kesehatan bagi lansia
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 79 TAHUN 2014

TENTANG

PENYELENGGARAAN PELAYANAN GERIATRI DI RUMAH


SAKIT
STANDAR 5 – PROGNAS Rumah sakit
menyediakan pelayanan geriatri rawat
jalan, rawat inap akut dan rawat inap
kronis sesuai dengan tingkat jenis
pelayanan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan
multi penyakit/gangguan akibat penurunan fungsi
organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan
yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara
tepadu dengan pendekatan multi disiplin yang
bekerja sama secara interdisiplin. Dengan
meningkatnya sosial ekonomi dan pelayanan
kesehatan maka usia harapan hidup semakin
meningkat, sehingga secara demografi terjadi
peningkatan populasi lanjut usia.
Sehubungan dengan itu rumah sakit perlu
menyelenggarakan pelayanan geriatri
sesuai dengan tingkat jenis pelayanan
geriatri:
a) tingkat sederhana
b) tingkat lengkap
c) tingkat sempurna
d) tingkat paripurna
PERMENKES 79/2014

Pasal 3
(1) Pelayanan Geriatri diberikan kepada pasien
Lanjut Usia dengan kriteria:
a.Memilikki lebih dari 1 penyakit fisik dan atau
psikis;atau
b.Memilikki 1 penyakit dan mengalami
gangguan akibat penurunan fungsi
organ,psikologi,sosial,ekonomi dan lingkungan
yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
(2)Selain pasien Lanjut Usia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1),pelayanan Geriatri juga
diberikan kepada pasien dengan usia 70 tahun
ke atas yang memillikki 1 penyakit fisik/psikis

(3)Pelayanan Geriatri sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan secara
terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang
bekerja secara interdisiplin.
Pasal 5

1) Jenis pelayanan Geriatri tingkat


sederhana
2) Jenis pelayanan Geriatri tingkat
lengkap
3) Jenis pelayanan Geriatri tingkat
sempurna
4) Jenis pelayanan Geriatri tingkat
paripurna
Pasal 7
(1)Pelayanan Geriatri dilakukan secara
mandiri,terpisah dengan pelayanan
lainnya di Rumah Sakit.
(2)Lokasi pelayanan Geriatri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdekatan
dengan ruang perawatan dan ruang
Rehabilitasi Medik serta berdekatan
dengan akses masuk Rumah Sakit.
Pasal 5
1) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana
paling sedikit terdiri atas rawat jalan dan
kunjungan rumah (home care).
2) Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap
paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat
inap akut, dan kunjungan rumah (home
care).
3) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna
paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat
inap akut, kunjungan rumah (home care),
dan Klinik Asuhan Siang
4) Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna
terdiri atas rawat jalan, Klinik Asuhan Siang,
rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat
inap Psikogeriatri, penitipan Pasien Geriatri
(respite care), kunjungan rumah (home
care), dan Hospice.
Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri
(P3G),Comprehensive Geriatric Assessment
(CGA)

Suatu prosedur untuk mengevaluasi pasin


geriatri secara multidimensi, dengan
mengungkap dan mengurai semua masalah
pasien,mengenali semua aset pasien,
mengidentifikasi jenis pelayanan yang
dibutuhkan,dan mengembangkan rencana
asuhan terkoordinasi.
KONSEP LAYANAN GERIATRI
Perubahan konsep:
-LIFE EXPECTANCY AT BIRTH
-HEALTH EXPECTANCY
Warga usia lanjut harus selama mungkin
berada dalam kesehatan yang prima
Jika sakit→pulihkan kesehatan dan
tingkat kemandirian
• Konsep sehat harus ditambah menjadi
konsep ‘MANDIRI’.

• Konsep status kesehatan harus


ditambah dengan konsep ‘ STATUS
FUNGSIONAL’.

• Konsep sembuh ditambah menjadi


konsep ‘PENINGKATAN KUALITAS
HIDUP’
Sindrom Geriatri Geriatric Giants
• Sindrom = kumpulan gejala
• Banyak dialami oleh pasien geriatri
• Berkaitan dengan proses menua dan
multipatologi
• Tidak hanya berkaitan dengan masalah
fisik organobiologik tapi juga psikologik
dan sosial ekonomi
Pasien Geriatri jika terserang kondisi akut
:
GERIATRIC GIANTS :

SINDROMA DELIRIUM, DEPRESI ,JATUH /


INSTABILITAS POSTURAL, INKONTINENSIA
IMOBILISASI ,GEJALA DEKONDISI
Dibutuhkan pendekatan yang khusus terhadap
pasien geriatri :

COMPREHENSIVE GERIATRIC ASSESSMENT( CGA )

PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN GERIATRI( P3G)


GERIATRI
• KEILMUAN yang mempelajari aspek kesehatan
dan kedokteran pada warga USIA LANJUT
• termasuk pelayanan kesehatan kepada USIA
LANJUT dengan mengkaji :
• semua aspek kesehatan berupa:
- promosi,
- pencegahan,
- diagnosis,
- pengobatan,
- rehabilitasi
Pasien usia lanjut vs Pasien Geriatri

• Pasien usia lanjut belum tentu pasien geriatri


• Pasien geriatri pasti pasien usia lanjut
Siapa pasien geriatri
• Menurut WHO SEARO/WHO (South East Asia
Regional Office) di New Delhi, batasan usia
lanjut untuk Indonesia 60 tahun ke atas
• Karakteristik pasien geriatri :
1.Multipatologi
2.Tampilan gejala dan tanda tidak khas
3.Menurunnya daya cadangan faali
4.Terganggunya status fungsional
5.Kerap terdapat gangguan nutrisi,gizi
kurang/buruk (di Indonesia pd umumnya)
PELAYANAN GERIATRI DIBERIKAN KEPADA
PASIEN USIA LANJUT DENGAN KRITERIA:
• Pasien dengan usia 60 (enam puluh) tahun
keatas yang memiliki lebih dari 1 (satu)
penyakit fisik dan/atau psikis atau
• Memiliki 1 (satu) penyakit dan mengalami
gangguan akibat p enurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi, dan lingkungan
yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
• Pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun
keatas yang memiliki 1 (satu) penyakit fisik
dan atau psikis.
KEBUTUHAN RUANGAN PELAYANAN GERIATRI
(PASAL 8,9,10)
BANGUNAN SEDERHANA LENGKAP SEMPURNA PARIPURNA

Ruang Pendaftaran + + + +
Ruang tunggu + + + +
Ruang Periksa + + + +
Ruang Tim Terpadu + + + +
Geriatri
R.Bangsal Geriatri Akut + + +
Klinik Asuhan Siang + +
R.Bangsal Geriatri Kronis + +
R.Penitipan pasien +
Geriatri
R.Hospice Care +
KETENAGAAN PELAYANAN GERIATRI RS
(pasal 14)
Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat
sederhana paling sedikit terdiri atas:
a. dokter spesialis penyakit dalam;
b. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis
penyakit Pasien Geriatri;
c. dokter;
d. perawat yang telah mengikuti pelatihan
keperawatan gerontik atau
pelatihan keterampilan inteligensia;
e. apoteker
f. Tenaga gizi
g. Fisioterapis dan
h. Okupasi terapis.
PSIKOGERIATRI
Pendahuluan
• Geriatri, asal dari
geros = usia lanjut
iatria = merawat
= cabang ilmu kedokteran yang mempelajari
proses penuaan dan penyakit lansia
• Psikogeriatri
cabang ilmu psikiatri yang mempelajari
kesehatan mental lansia (promotif, preventif,
kuratif – rehabilitatif, psikososial)
• Batas usia lansia (WHO)
– Usia lanjut = 60 – 74 tahun
– Tua = 75 – 90 tahun
– Sangat tua = > 90 tahun
• Mitos
– Pikun
– Lemah/sakit-sakitan
– Tidak bisa jatuh cinta, relasi seks (-)
– Butuh biaya
Tujuan Pembelajaran
• Melakukan wawancara khusus
• Pemeriksaan mental
• Gangguan mental yang sering ditemukan
pada lansia
Pemeriksaan Mental Pada Lansia

• Wawancara khusus pada lansia (1)


– Tidak sekedar berbicara
– OBS –WAN
– Kreatif-asertif (individual taylord)
– Terampil wawancara : ijin > dulu dan
sampaikan tujuan pemeriksaan
• Wawancara khusus pada lansia (2)
– Patient doctor
– relationship (good rapport)
– Bersama care giver → menghindari
ketidaknyaman, paranoid
– Tanyakan ADL, kehidupan
perkawinan/seks fungsi sistem tubuh dan
stresor
• OBS – WAN pada Lansia (1) –Komunikatif
efektif –Mendengarkan dengan empatik –
Pasien adalah raja –Perlu waktu untuk
adaptasi –Beri reward / apresiasi pada setiap
tahap wawancara
• OBS – WAN pada Lansia (2)
– Lansia mempunyai keterbatasan
• PRESBIASKUTIK : tatap muka, pelan,
volume sedikat keras
• Lupa
• Atensi menurun, mengantuk
• Ekspresi perasaan kurang
• BRADYPHRENIA : kalimat pendek,
diulang, alat peraga
– OBS – Wan :
• Bahasa tubuh
• Wajah
• OBS – WAN pada Lansia (3)
–Apakah lansia paham/ mengerti waktu
berbicara;
• Mengikuti instruksi
• Menulis ID (Identitas Diri)
• Berbicara berulang-ulang, afasia, meniru
uacapan/gerakan.
• Status Mental Lansia (1)
–Kesan umum :
• Mimik wajah, nyeri
• Sikap, perilaku
• mengantuk, marah
• Dengan pendamping atau tidak
• Status Mental lansia (2)
–Kesadaran
• Sapa salam, memperkenalkan diri
• Kontak verbal/non verbal
• Lancar berbicara/ berbahasa dan paham
dalam instruksi
• Insight, relasi
• Keluhan utama ?
• Status Mental Lansia (3)
–Emosi – afek
• Mimik wajah
• Untuk menegakkan dx, tx, compliance
–Hubungan interpersonal
• Frekuensi dan kualitas hubungan interpersonal
perlu dipertahankan
• Status Mental Lansia (4)
– Fungsi Kognitif (1),
• Mencakup :
– Fungsi eksekutif
– Memori
– Judgement
– Reasoning
– Abstract thinking
• Sering diidentifikasikan dengan fungsi
MENALAR
• Tidak identik dengan DEMENSIA
• Upayakan bertanya tentang hal yang tidak
asing, secara bertahap dan berulang
• Kemampuan bertahan Kristalisasi
Orientasi,Atensi,Konsentrasi,Memori
o Orientasi : ditanya dengan siapa,datang naik
apa.jam berapa?
o Atensi,Kosentrasi : bagaimana waktu
menangkap instruksi (paham/tidak)
o Memori : naming
-Gangguan memori :
-Benign : lupa akan hal yang detail
-Malignant : recall untuk hal yang
baru(-) Demensia
-Fungsi Kognitif (2)
• Reasoning, Judgement, Abstract Thinking
– Reasoning : why
– Judgement : membuat keputusan
– Abstract thinking : fungsi eksekutif
• Praxis, Gnosis, Visuospatial
– Menulis ID
– Finger to nose test
–Fungsi Kognitif (3)
• Alat ukur menentukan fungsi kognitif
– AMT
– MMSE
– Clock drawing test
• Penyakit Yang sering terjadi pada Lansia
dengan gangguan kognitif
–MILD COGNITIVE IMPAIRMENT (MCI)
–DEMENSIA (VASKULER, ALZHEIMER)
–BEHAVIORAL PSYCHOLOGICAL
SYMPTOMS OF DEMENTIA (BPSD)
PENUTUP
• Pemeriksaan psikiatrik pada lansia berhasil
dilaksanakan dengan baik melalui wawancara
dan kejelian serta ketelitian menangkap gejala
psikopatologi melalui OBS – WAN

• Soft skill sangat diperlukan untuk memeriksa


lansia melalui relasi dokter – pasien dengan
penuh kehangatan dan komunikasi yang efektif
• Lansia mempunyai keterbatasan –
keterbatasan sehingga perlu tutur kata
yang lembut serta empatik sehingga
mereka lebih merasa aman – nyaman dan
paham akan makna pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai