KARDIOVASKULAR
RSKB HASTA HUSADA
2019
SINDROM KORONER AKUT TANPA ELEVASI SEGMEN ST
UNSTABLE ANGINA PECTORIS (NSTEMI)
No. ICD X : I20.0 Unstable angina pectoris
No. ICD X : I21.4 Non ST elevation myocardial infarction (NSTEMI)
1. Definisi Adalah sindroma klinik yang disebabkan oleh oklusi parsial atau
emboli distal arteri koroner tanpa elevasi segmen ST pada gambaran
EKG.
2. Anamnesis a. Nyeri dada substernal
c. Keringat dingin
c. Roentgen Thoraks AP
d. Ekokardiografi
5. Kriteria a. Memenuhi kriteria anamnesis
Diagnosis
b. Pemeriksaan EKG:
1) Tidak ada elevasi segmen ST
d. Edukasi obat-obatan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Indikator Medis 80% pasien dengan NSTEMI mendapatkan heparinisasi dan dual
antiplatelet.
12. Kepustakaan Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathways Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. PERKI. 2016.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
KARDIOVASKULAR
RSKB HASTA HUSADA
2019
SINDROM KORONER AKUT DENGAN ELEVASI SEGMEN ST
(STEMI)
No. ICD X : I21 Acute myocardial infarction
1. Definisi Adalah oklusi mendadak yang terjadi di arteri koroner epikardial
dengan gambaran EKG elevasi segmen ST.
2. Anamnesis a. Nyeri dada substernal
c. Keringat dingin
c. Roentgen Thoraks AP
d. Ekokardiografi
5. Kriteria a. Memenuhi kriteria anamnesis
Diagnosis
b. Pemeriksaan EKG:
c. Perikarditis
d. Brugada
e. Early repolarisasi
f. Pacemaker
g. LBBB lama
8. Terapi a. Fase Akut di IGD :
1) Bed rest total
2) Oksigen 2-4 L/menit
3) Pemasangan IVFD
4) Obat-obatan :
Aspilet 160 mg kunyah
Clopidogrel (untuk usia <75 tahun dan tidak rutin
mengkonsumsi Clopidogrel) berikan 300 mg jika pasien
mendapat terapi fibrinolitik atau
Clopidogrel 600 mg atau Ticagrelor 1x80 mg jika pasien
mendapat primary PCI
Atorvastatin 40 mg
Nitrat sublingual 5 mg, dapat diulang sampai 3 kali jika
masih ada keluhan, dilanjutkan dengan Nitrat IV bila
keluhan persisten.
Morfin 2-4 mg IV jika masih nyeri dada.
5) Monitoring jantung
6) Jika onset <12 jam :
Fibrinolitik di IGD atau
Primary PCI di cathlab bila fasilitas dan SDM di
cathlab siap melakukan dalam 2 jam
b. Fase Perawatan Intensif di CVC (2x24 jam) :
1) Obat-obatan :
Simvastatin 1x20-40 mg atau Atorvastatin 1x20-40 mg
atau Rosuvastatin 1x20 mg jika kadar LDL di atas target
Aspilet 1x80-160 mg
Clopidogrel 1x75 mg atau Ticagrelor 2x90 mg
Bisoprolol 1x5-10 mg jika fungsi ginjal bagus, atau
Carvedilol 2x12,5 mg jika fungsi ginjal menurun, dosis
dapat di uptitrasti ; diberikan jika tidak ada
kontraindikasi
Ramipril 1x10 mg atau Lisinopril 1x10 mg, Captopril
3x25 mg atau jika LV fungsi menurun EF <50% dan
diberikan jika tidak ada kontraindikasi
Jika intoleran dengan golongan ACE-Inhibitor dapat
diberikan obat golongan ARB : Candesartan 1x16 mg,
Valsartan 2x80 mg
Obat pencahar 2x1 sendok makan
Diazepam 2x5 mg
Jika hendak PCI diberikan heparinisasi dengan : UF
Heparin bolus 60 Unit/kgBB, maksimal 4000 Unit,
dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 Unit/kgBB
maksimal 1000 Unit/jam atau Enoxaparin 2x60 mg SC
(sebelum dibolus 30 mg IV di IGD) atau Fondaparinux
1x2,5 mg SC
2) Monitoring kardiak
3) Puasa 6 jam
4) Diet jantung I 1800 kkal/24 jam
5) Total cairan 1800 cc/24 jam
6) Pemeriksaan profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL,
trigliserida), dan asam urat
c. Fase Perawatan Biasa :
1) Sama dengan langkah b 1-6 (di atas)
2) Stratifikasi risiko untuk prognostik sesuai skala prioritas
pasien (pilih salah satu) : 6 minutes walk test, Treadmill test,
Echocardiography stress test, Stress test perfusion scanning
atau MRI
3) Rehabilitasi dan prevensi sekunder
9. Edukasi a. Edukasi gizi dan pola makan
d. Edukasi obat-obatan
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Indikator Medis 80% pasien dengan STEMI <12 jam dilakukan perfusi primer
(PCI/fibrinolitik).
12. Kepustakaan Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathways Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah. PERKI. 2016.