Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

BAGIAN ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016

Youn Moo Heo, MD, Sang Bum Kim, MD, Jin Woong Yi, MD, Jung Bum Lee, MD,
Cheol Yong Park, MD, Jeong Yong Yoon, MD, Doo Hyun Kim, MD
Department of Orthopedic Surgery, Konyang University College of Medicine, Daejeon, Korea

DIBAWAKAN OLEH:
FARADIBA NOVIANDINI

SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. MUH. NASSER MUSTARI, Sp.OT.
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Metode
4. Hasil
5. Diskusi
6. Kesimpulan
Distal radius 1. Scaphoid
2. Lunatum
3. Triquetrum
Pergelangan tangan Distal ulna 4. Pisiform
5. Trapezium
Tulang karpal 6. Trapezoid
7. Capitatum
8. Hamatum

Prognosis trauma pergelangan tangan dapat dipengaruhi oleh


trauma jaringan lunak dan fraktur. Berbagai hasil klinis dan komplikasi
telah dilaporkan. Bagaimanapun, studi sebelumnya kebanyakan terbatas
pada fraktur yang terjadi di distal radius yang berhubungan dengan
fraktur distal ulna.
Selain trauma jaringan lunak, fraktur tulang karpal juga
sering menyertai fraktur distal radius. Fraktur tulang karpal
seringkali tidak mendapatkan terapi sebab fraktur tulang
karpal sering terlewatkan pada pemeriksaan radiologi
awal yang mengakibatkan terjadinya nyeri persisten,
disfungsi pergelangan tangan, dan akhirnya
mempengaruhi hasil terapi fraktur distal radius. Jika fraktur
tulang karpal misdiagnosis dan tidak diterapi, akan
didapatkan gejala klinis yang buruk. Oleh sebab itu,
trauma karpal harus disingkirkan terlebih dahulu pada
kasus fraktur distal radius.
Untuk mengetahui frekuensi dan
distribusi kejadian fraktur tulang
karpal pada fraktur distal radius.
 Pada studi ini, dimasukkan 223 pasien yang memiliki CT scan
pre operatif kemudian dicari tahu frekuensi dan distribusi
fraktur tulang karpal pada hasil CT scan.

82 pria
Usia rata-rata 57,6 tahun
(kisaran 16-97 tahun)
141 wanita
Mekanisme trauma • Jatuh dengan tangan terentang (143 kasus)
• Jatuh dari ketinggian (38 kasus)
• Kecelakaan lalu lintas (42 kasus)
Semua distal radius yang dilakukan foto polos (X-ray) posisi
anteroposterior, lateral, dan obliq memperlihatkan pergelangan tangan
sebelum dan sesudah reduction. CT scan dilakukan pada rotasi netral
lengan setelah menggunakan “sugar tongs splint”.
Fraktur distal radius diklasifikasikan oleh arbeitsgemeinschaft
für osteosyntheses (AO) classification. Dan frekuensi hubungan
fraktur tulang karpal dinilai untuk setiap klasifikasi AO.

Fraktur distal radius Dengan fraktur tulang karpal

Tanpa fraktur tulang karpal

Low energy : jatuh dengan


tangan terentang
Mekanisme trauma
High energy : jatuh dari
ketinggian dan kecelakaan
lalu lintas
Distribusi fraktur tulang karpal :
• 23 kasus terjadi pada triquetrum
• 16 kasus terjadi pada lunatum
• 12 kasus terjadi pada scaphoid
• 5 kasus terjadi di hamatum
• 4 kasus terjadi di pisiform
Di antara 46 fraktur distal radius disertai fraktur tulang karpal :

 36 kasus fraktur 1 tulang karpal

 7 kasus fraktur 2 tulang karpal

 2 kasus fraktur 3 tulng karpal

 1 kasus fraktur 4 tulang karpal

Di antara 46 kasus fraktur tulang karpal, ada 10 kasus yang


terjadi pada lebih dari 2 tulang karpal.
 Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan

berdasarkan usia, jenis kelamin, atau BMI di antara


pasien fraktur distal radius dengan fraktur tulang
karpal (46 kasus) dan pada kasus tanpa fraktur
tulang karpal (177 kasus).

 Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan

pada frekuensi fraktur tulang karpal pada grup low


energy dan grup high energy yang dibagi
berdasarkan mekanisme trauma.
 8 tulang karpal (Scaphoid, Lunatun, Triquetrum, Pisiform, Trapezium,
Trapezoid, Capitatum, Hamatum) menyusun sendi pergelangan tangan
dengan berbagai ukuran dan bentuk, dan stabulitas di antara setiap
tulang dipertahankan oleh ligamen instrinsik dan ekstrinsik.
 Misdiagnosis atau fraktur tulang karpal yang tidak diterapi dapat
menyebabkan komplikasi :
- nonunion
- malunion
- nekrosis avaskular
- instabilitas karpal
- incongruity articular/artritis traumatik
- nyeri persisten
- gangguan fungsional
 Foto polos (X-ray) tidak cukup untuk membuat diagnosis,

sehingga banyak kasus yang dikonfirmasi melalui CT


csan.

 Selain itu, fraktur tulang karpal lainnya, kecuali fraktur

scaphoid, lebih sulit dan memiliki sensitivitas yang


rendah untuk terdeteksi pada foto polos (X-ray).

 Pada studi ini, hanya 14 dari 46 kasus fraktur distal radius

yang disertai dengan fraktur tulang karpal yang


terdeteksi melalui pemeriksaan foto polos (X-ray) dan
yang lainnya ditemukan melalui CT scan.
 89% fraktur tulang karpal yang menyertai fraktur distal radius

terjadi di barisan karpal proximal.

 Frekuensi fraktur pada triquetrum dan lunatum lebih tinggi

dibandingkan scaphoid dan hanya tulang hamatum yang


terjadi di barisan karpal distal.

 Fraktur distal radius adalah salah satu fraktur yang paling

sering terjadi pada ekstremitas atas yang terjadi karena jatuh


dengan tangan terentang keluar dengan posisi pergelangan
tangan memanjang.

 Manifestasi klinis fraktur distal radius bisa dipengaruhi oleh

berat ringannya trauma, hal-hal yang berhubungan dengan


trauma jaringan lunak, dan metode terapi.
 Pretell-Mazzini dan carrigan menekankan bahwa bedah
otopedic harus menyingkirkan fraktur tulang karpal di awal
diagnosis karena mekanisme kedua trauma fraktur tersebut
mirip dan penanganan yang tidak sesuai dapat memberikan
hasil yang tidak memuaskan.
 Jika fraktur tulang karpal tidak ditemukan pada foto polos (X-
ray) dan rehabilitasi awal dilakukan setelah internal fixation
fraktur radius stabil, fraktur tulang karpal yang tidak terdeteksi
dapat berpengaruh pada rehablitasi dan keadaan akhir pasien.
 Imobilisasi untuk waktu tertentu setelah operasi penting
dilakukan jika fraktur tulang karpal ditemukan atau tidak pasti
pada foto polos (X-ray) awal.
 Bedah ortopedic harus dengan hati-hati melihat fraktur tulang
karpal pada radiografi atau CT scan, yang terlihat sebagai
fraktur avulsi mungkin menyebabkan trauma ligamen atau
instabilitas sendi pergelangan tangan.
 Kelebihan dari studi terbaru ini :

- Memperlihatkan frekuensi dan distribusi fraktur tulang karpal


yang menyertai fraktur distal radius yang belum pernah
dilaporkan sebelumnya.

 Keterbatasan yang harus diperhatikan :

- Pertama, kemungkinan fraktur yang lebih berat.

- Kedua, fraktur distal radius yang disertai fraktur tulang karpal


diterapi operasi dengan berbagai metode.

- Ketiga, parameter radiologi dari distal radius tidak dievaluasi.

- Keempat, tidak dibandingkannya hasil klinis antara pasien fraktur


tulang karpal dan pasien fraktur distal radius dan yang tanpa
fraktur tulang karpal.
Fraktur distal radius yang disertai fraktur tulang karpal
memiliki frekuensi yang tinggi dan kebanyakan frakturnya
terjadi di baris karpal proximal. Oleh sebab itu, konfirmasi
fraktur tulang karpal yang menyertai fraktur distal radius
membutuhkan pemeriksaan CT scan untuk mendeteksi adanya
fraktur tulang karpal komplikasi yang membutuhkan terapi
operatif, bisa digunakan foto polos (X-ray) untuk diagnosis
definitif terkait fraktur tulang karpal.

Anda mungkin juga menyukai