Anda di halaman 1dari 65

PENATALAKSANAAN

HIPERTENSI
FASILITAS KESEHATAN PRIMER

Nunuk Mardiana

Division of Nephrology and Hypertension, Internal Medicine Department


Faculty of Medicine, Airlangga University, Dr. Soetomo General Hospital Surabaya
STANDAR KOMPETENSI
DOKTER INDONESIA
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

Indonesian Medical Council


Jakarta 2012
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan Merujuk

3A. Bukan gawat darurat


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan
pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan
yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara


mandiri dan tuntas

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan


penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

Daftar Penyakit Tingkat Kemampuan

Hipertensi esensial 4A
Hipertensi sekunder 3A
Mengapa tekanan darah
harus diturunkan ?
Komplikasi Hipertensi

Hipertensi

Stroke Jantung besar,


perdarahan gagal jantung

Penyakit
pembuluh
darah tepi Gagal ginjal
Retinopati
Kebocoran
CHD = coronary heart disease protein di
CHF = congestive heart failure
LVH = left ventricular hypertrophy
urin
Slide Source
Hypertension Online
Chobanian AV, et al. JAMA. 2003;289:2560-2572. www.hypertensiononline.org
HYPERTENSION IS A PREVALENT DISEASE AFFECTING
1 BILLION PEOPLE TODAY

60
55
49
50 47
Prevalence* of HTN (%)

42
40 38 38

30 27 28

20

10

0
Canada USA Italy Sweden England Spain Finland Germany

*Among persons aged 35–64 years old; age and sex adjusted
HTN = BP 140/90 mmHg or on treatment
Wolf-Maier et al. JAMA 2003;289:2363–9
Prevalence of hypertension*:
North America and Europe
80
Men
70 Women
60 Total
Prevalence (%)

50
40
30
20
10
0
a

ly

en

y
es

pe

n
d

an
ad

ai

an
an
Ita
at

ed
ro

Sp

m
an

gl

nl
St

Eu

Sw

er
Fi
En
C
d

G
te
ni
U

* BP 140/90 mmHg or treatment with antihypertensive medication Wolf-Maier K, et al. JAMA 2003;289:2363-2369
Prevalence of hypertension: Asia

80 Men
70 Women
Prevalence (%)

60 Total
50
40
30
20
10
0

)
)

1)

9)
8)

)
4)

4)
6)
)

99
7

95
01

99
99

99
99
99

99
99

19

2-
20

(1

(1

(1
(1
(1

(1
(1

99
0/

i,
nd
ng

s
e

ba
an

ia
ia

(1
00

ne
r

es
po

ys
Ko

la

um
iw
(2

n
pi
ai
a

n
a

pa
Ta

ilip
g

al

do
Th
ng

(M
na

on

Ja
M

In
Ph
Si
hi

a
H
C

di
In
Gu DF, et al. Hypertension 2002;40:920-927; Singh RB, et al. J Hum Hypertens 2000;14:749-763; Janus ED. Clin Exp Pharmacol Physiol
1997;24:987-988; National Health Survey 1998, Singapore. Epidemiology and Disease Department, Ministry of Health, Singapore.; Lim TO, et al.
Singapore Med J 2004;45:20-27; Tatsanavivat P, et al. Int J Epidemiol 1998;27:405-409; Muhilal H. Asia Pacific J Clin Nutr 1996;5:132-134;
Gupta R. J Hum Hypertens 2004;18:73-78; Asai Y, et al. Nippon Koshu Eisei Zasshi 2001;48:827-836 [in Japanese]
PREVALENCE OF HYPERTENSION
INCREASES WITH AGE
Prevalence of HTN (%)
80
70 65.2

60
50
40
29.1
30
20
10 6.7

0
2039 4059 60
SBP/DBP (mmHg)
SBP = systolic BP; DBP = diastolic BP
Estimated non-institutionalised US adults, 19992002
Brown. BMJ 2006;332:8336
From Centers for Disease Control and Prevention
Elevated SBP Increases CVD Mortality
Stroke Age at risk IHD Age at risk

256 80-89 years 80-89 years


256
(Floating absolute risk and 95% CI)

128 70-79 years 70-79 years


128
64 60-69 years 64 60-69 years
32 32
50-59 years 50-59 years
Mortality

16 16
40-49 years
8 8
4 4
2 2
1 1
0 0
120 140 160 180 120 140 160 180
Usual SBP (mm Hg) Usual SBP (mm Hg)
SBP=systolic blood pressure; IHD=ischaemic heart disease.
Prospective Studies Collaboration. Lancet. 2002;360:1903-1913.
CARDIOVASCULAR MORTALITY RISK
DOUBLES WITH EACH 20/10 MMHG
INCREMENT*
CV mortality risk
8
8x
6

4
4x
2
2x
0
1x
115/75 135/85 155/95 175/105
SBP/DBP (mmHg)

*Individuals aged 40–69 years Lewington et al. Lancet 2002;360:1903–13


% Blood pressure reduction of 2 mmHg reduces the risk of
cardiovascular events by 7–10

• Meta-analysis of 61 prospective, observational studies


• 1 million adults
• 12.7 million person-years

7% reduction in risk
of ischaemic heart
disease mortality
2 mmHg
decrease in
mean SBP 10% reduction in risk
of stroke mortality

Lewington et al. Lancet 2002;360:1903–13


Klasifikasi Hipertensi
dan
Stratifikasi Resiko Kardio
Vaskuler
Classification of blood pressure in US
adults :
JNC VII guidelines

BP category Systolic (mmHg) Diastolic (mmHg)


Normal <120 and <80
Pre-hypertension 120–139 or 80–89
Hypertension, stage 1 140–159 or 90–99
Hypertension, stage 2 160 or 100

Chobanian et al. JAMA 2003;289:256072


Definitions and classification of office blood
pressure levels (mmHg) ESH/ESC 2013

2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension


Journal of Hypertension 2013, 31:1281–1357
Classification of office blood pressure levels

ESH / ESC JNC 7


Category SBP DBP Category SBP DBP

Optimal <120 and 80 Normal <120 and <80

Normal 120-129 and/or 80-84


PreHT 120-139 or 80-89
High N 130-139 and/or 85-89

Grade 1 140-159 and/or 90-99 Stage 1 140-159 or 90-99

Grade 2 160-179 and/or 100-109


Stage 2 >160 or >100
Grade 3 >180 and/or >110

ISH >140 and/or <90

ESH/ESC & JNC 7


Impact of high-normal BP on CV risk
16
14 Men High-normal BP
Cumulative 12
10 Normal BP
incidence of 8
CV events 6 Optimal BP
(%) 4
2
0

12
Women
Cumulative 10 High-normal BP
incidence of 8
CV events 6
4 Normal BP
(%)
2
Optimal BP
0
0 2 4 6 8 10 12
Years
Optimal BP: <120/80 mmHg; normal BP: 120-129/80-84 mmHg;
high-normal BP: 130-139/85-89 mmHg

BP, blood pressure; CV, cardiovascular Vasan RS, et al. N Engl J Med 2001;345:1291-1297
Definisi Hipertensi

Kategori TD Sistolik TD Diastolik


(mmHg) (mmHg)
TD di klinik ≥ 140 dan / atau ≥ 90
HBPM ≥ 135 dan / atau ≥ 85
ABPM
Daytime (or awake) ≥ 135 dan / atau ≥ 85
Nighttime (or asleep) ≥ 120 dan / atau ≥ 70
24 jam ≥ 130 dan / atau ≥ 80

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


Model Stratifikasi Faktor Risiko Global Kardiovaskular
Faktor risiko lain, Tekanan darah (mmHg)
kerusakan organ
Normal tinggi Hipertensi Hipertensi Hipertensi
target atau penyakit
TDS (130-139) derajat I derajat II derajat III
atau TDS (140-159) TDS 160-179 TDS ≥ 180 atau
TDD (85-89) atau atau TDD ≥ 110
TDD 90-99 TDD 100-109
Tidak ada faktor
Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi
risiko lain
1-2 faktor risiko Risiko rendah Risiko sedang Risiko sedang
Risiko tinggi
sampai tinggi
≥3 faktor risiko Risiko rendah Risiko sedang
sampai sampai tinggi Risiko tinggi Risiko tinggi
sedang
Kerusakan organ, Risiko sedang Risiko tinggi
Risiko tinggi
PGK derajat 3 atau sampai tinggi Risiko tinggi sampai sangat
DM tinggi
PKV simtomatik,
PGK derajat ≥4 atau
Risiko sangat Risiko sangat Risiko sangat Risiko sangat
DM dengan
tinggi tinggi tinggi tinggi
kerusakan
organ/faktor risiko

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, InaSH, Jakarta, 2014


Faktor selain TD yang Mempengaruhi Prognosis yang digunakan pada
Stratifikasi Faktor Risiko Kardiovaskular

Faktor Risiko
Laki-laki
Umur (laki-laki ≥ 55 tahun; perempuan ≥ 65 tahun)
Merokok
Dislipidemia
Kolesterol total > 190 mg/dL, dan/atau
Kolesterol LDL > 115 mg/dL, dan/atau
Kolesterol HDL: laki-laki < 40 mg/dL; perempuan < 46 mg/dL, dan/atau
Trigliserida > 150 mg/dL
Gula darah puasa 102-125 mg/dL
Uji toleransi glukosa abnormal
Obesitas (Indeks masa Tubuh/IMT ≥ 25 kg/m2
Obesitas abdominal (lingkar pinggang: laki-laki > 90 cm; perempuan > 80 cm
Riwayat keluarga penyakit kardiovaskular dini (laki-laki < 55 th; perempuan usia <
65 th )
Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, InaSH, Jakarta, 2014
Faktor selain TD yang Mempengaruhi Prognosis yang digunakan pada
Stratifikasi Faktor Risiko Kardiovaskular

Kerusakan Organ Asimptomatik


Tekanan nadi ≥ 60 mmHg (pd usia tua)
Hipertrofi ventrikel kiri dari EKG (indeks Sokolow Lyon) atau
Hipertrofi ventrikel kiri dari ekokardiografi (massa ventrikel kiri : laki-laki >115 g/m2,
perempuan 95 g/m2)
Penebalan dinding karotis (IMT > 0.9 mm) atau plak
Carotid-femoral PWV > 10 m/s
Indeks Ankle-brachial < 0.9
PGK dengan eGFR < 60 ml/menit/1.73 m2
Mikroalbuminuria (30-300 mg/24 jam), atau rasio albumin-kreatinin (30-300 mg/g;
3.4-34 mg/mmol), disarankan untuk pengambilan pada urin pagi hari

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, InaSH, Jakarta, 2014


Faktor selain TD yang Mempengaruhi Prognosis yang digunakan pada
Stratifikasi Faktor Risiko Kardiovaskular

Diabetes Melitus
Gula darah puasa ≥ 126 mg/dL atau gula darah sewaktu ≥ 200 dg gejala klasik DM,
atau
Gula darah puasa ≥ 126 mg/dL atau gula darah sewaktu ≥ 200 dlm 2X
pemeriksaan, atau
Kadar gula plasma 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥ 200, atau
HbA1c > 6.5 %

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, InaSH, Jakarta, 2014


Faktor selain TD yang Mempengaruhi Prognosis yang digunakan pada
Stratifikasi Faktor Risiko Kardiovaskular

Penyakit Kardiovaskular atau Ginjal yang sudah Terdiagnosis


Penyakit serebrovaskular: stroke iskemik, stroke perdarahan, TIA
Penyakit jantung koroner: infark miokard, angina, revaskularisasi miokardial dg PCI
atau CABG
Gagal jantung
Penyakit pembuluh darah perifer ekstremitas bawah yang simtomatik
Penyakit Ginjal Kronik dg eGFR < 60 mL/menit/1.73 m2, proteinuria (>300 mg/24
jam)
Retinopati lanjut: perdarahan, eksudat, papiledema

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, InaSH, Jakarta, 2014


Patogenesis
Hipertensi
Faktor-Faktor yang berpengaruh pada Pengendalian Tekanan Darah
Pencegahan Hipertensi
Pencegahan Primer

Ditujukan kepada individu yg belum terkena


hipertensi tetapi mempunyai faktor risiko
hipertensi atau berpotensi terkena hipertensi
Faktor-Faktor Risiko Hipertensi

• Usia
• Riwayat keluarga hipertensi
• Berat badan lebih atau
obesitas
• Aktivitas fisik kurang
• Diet tinggi garam
• Diet rendah kalium
• Minum alkohol
• Stress
Beberapa Srategi yg dapat Dilakukan untuk
Pencegahan menyangkut Pengubahan Gaya Hidup :

• BB↓ dg target mempertahankan BB pd kisaran indeks massa tubuh


18.5-22.9 kg/m2
• Mengadopsi program diet sesuai dg Dietary Approaches to Stop
Hypertension (DASH)  banyak konsumsi :
– Buah
– Sayuran
– Produk mengandung susu rendah lemak (lemak tersaturasi &
lemak total rendah)
• Mengurangi asupan garam  < 6 g Natrium Klorida / 1 sendok teh
• Meningkatkan aktivitas  aerobik secara teratur, jalan cepat secara
kontinyu selama 30 mnt, dg frekuensi 4-6 kali/minggu
• Tidak merokok
Pencegahan Sekunder
Ditujukan pd pasien hipertensi yg belum mengalami
kerusakan organ target  untuk mencegah atau
menghambat timbulnya kerusakan organ target 
dilakukan dg :
 Penyuluhan mengenai kerusakan target organ
& pentingnya kepatuhan dalam menjalani
program pengobatan
 Pengobatan yg adekuat utk mencapai target
TD
Deteksi dini kerusakan organ target & risiko
kardiovaskular total sejak awal pengobatan
hipertensi
Pencegahan Tersier

Mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut pada pasien


HT yg telah mengalami kerusakan target organ
Pengelolaan Hipertensi
Pengelolaan Hipertensi

Evaluasi Diagnosis

Evaluasi awal meliputi :


• Konfirmasi diagnostik hipertensi
• Analisis risiko kardiovaskular, kerusakan organ target &
penyakit penyerta lainnya
• Deteksi ada/tidaknya hipertensi sekunder, bila ada
indikasi klinis
Pengelolaan Hipertensi

Anamnesis, pemeriksaan fisik & penunjang untuk


diagnosis hipertensi sekunder perlu dilakukan pd px dg
gejala/tanda klinis:

• Hipertensi berat / hipertensi resisten


• Peningkatan TD akut pd px dg TD yg sebelumnya stabil
• Usia < 30 th  px obesitas tanpa riwayat keluarga
hipertensi & tanpa faktor risiko
• Hipertensi maligna / hipertensi terakselerasi
(px hipertensi berat dg tanda kerusakan organ target)
• Onset hipertensi sebelum pubertas
Pengelolaan Hipertensi

Pengukuran TD di Klinik :
• Px duduk selama 3-5 menit sebelum pengukuran TD
• Pengukuran TD dilakukan sebanyak 2X  jeda 1-2 menit; lakukan
pengukuran tambahan, jika pengukuran kedua memiliki hasil berbeda
• Pengukuran TD dapt dilakukan berulang  pd px dg aritmia (untuk
meningkatkan akurasi)
• Menggunakan manset standar (sesuai ukuran lengan px)
• Pada metode auskultasi, digunakan (hilangnya) suara korotkoff fase I & V 
mengidentifikasi TD sistolik & diastolik
• Pada kunjungan pertama : Pengukuran TD pd kedua lengan, pd pengukuran
selanjutnya menggunakan sisi lengan dg pengukuran tertinggi sbg referensi
• Pada kunjungan pertama : lansia, px diabetes & kondisi lain (curiga hipotensi
ortotastik  pengukuran TD 1-3 menit setelah posisi berdiri)
• Pengukuran frekuensi nadi menggunakan palpasi nadi (minimal 30 detik)
setelah pengukuran TD
Anamnesis

Riwayat Medik Pribadi & Keluarga


1. Durasi dan Nilai TD sebelumnya, termasuk pengukuran di rumah
2. Riwayat dan Gejala kerusakan Organ dan Penyakit Kardiovaskular
a. Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, TIA,
gangguan kognitif/memori, penurunan sensorik dan motorik, stroke,
revaskularisasi carotis
b. Jantung : nyeri dada, nafas pendek, kaki bengkak, infark miokard,
revskularisasi, pingsan, riwayat palpitasi, aritmia, khususnya fibrilasi atrial
c. Ginjal : kaki bengkak, buang air kecil berbusa(proteinuria), buang air kecil
darah (hematuria) , dan buang air kecil sedikit
d. Arteri perifer : ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten, revaskularisasi
perifer
e. Riwayat mendengkur/ penyakit paru kronis/ sleep apnea
f. Gangguan kognitif
ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension
Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, InaSH, Jakarta, 2014
Riwayat Medik Pribadi & Keluarga

3. Faktor risiko
 Riwayat keluarga dan pribadi dengan hipertensi dan penyakit kardiovaskular
 Riwayat keluarga dan pribadi dengan dislipidemia
 Riwayat keluarga dan pribadi dengan Diabetes Mellitus (pengobatan, kadar
glukosa darah, poliuria)
 Kebiasaan merokok
 Pola makan
 Perubahan berat badan terbaru; obesitas
 Intensitas latihan fisik
 Mendengkur; sleep apnea (informasi juga dari pasangan)
 Berat badan lahir rendah

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, InaSH, Jakarta, 2014
Riwayat Medik Pribadi & Keluarga

4. Hipertensi Sekunder
• Riwayat keluarga Penyakit Ginjal Kronik (penyakit ginjal polikistik)
• Riwayat penyakit ginjal, infeksi saluran kencing, hematuria,
penyalahgunaan analgesik (penyakit ginjal parenkim)
• Asupan obat/zat, seperti kontrasepsi oral, obat tetes hidung vasokonstriksif,
kokain, amfetamin, glukokortikosteroid dan mineralkortikosteroid, obat
antiinflamasi nonsteroid, erythropoetin, cyclosporine.
• Kejadian berulang dari berkeringat/ sweating, sakit kepala, kecemasan,
palpitasi (feokromositoma)
• Terjadinya kelemahan otot (hiperaldosteronism)
• Gejala sugestif penyakit tiroid
5. Manajemen Hipertensi
a. Pengobatan antihipertensi terbaru
b. Pengobatan antihipertensi sebelumnya
c. Bukti kepatuhan atau ketidakpatuhan terhadap terapi/pengobatan
d. Keberhasilan atau efek samping dari obat
ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik untuk Hipertensi Sekunder, Kerusakan Organ
Target dan Obesitas
Tanda-tanda yang Menunjukkan Hipertensi Sekunder
 Cushing syndrome
 Stigmata kulit dari neurofibromatosis (feokromositoma)
 Palpasi ginjal membesar (ginjal polisistik)
 Auskultasi murmur perut (hipertensi renovaskular)
 Auskultasi prekordial atau murmur dada (koarkasio; penyakit aorta; penyakit
arteri ekstremitas atas)
 Berkurangnya dan tertundanya denyut femoral dan mengurangi TD femoral
dibandingkan dengan TD lengan simultan (koarkasio aorta; penyakit arteri
ekstremitas bawah)
 Perbedaan TD lengan kiri-kanan (koarkasio aorta; stenosis arteri subklavia)
Tanda-tanda Kerusakan Organ
 Otak: gangguan kognitif/memori, defisit motorik dan sensorik
 Retina: ketidaknormalan funduskopi
ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension
Pemeriksaan Fisik untuk Hipertensi Sekunder, Kerusakan Organ
Target dan Obesitas

Tanda-tanda Kerusakan Organ


 Otak: gangguan kognitif/memori, defisit motorik dan sensorik
 Retina: ketidaknormalan funduskopi
 Jantung: denyut jantung, detak/sound jantung ketiga atau keempat,
murmur jantung, aritmia, lokasi impuls apikal, ronkhi halus, edema perifer
 Arteri perifer: ketiadaan, pengurangan atau asimetri nadi, ekstremitas
dingin, lesi kulit iskemik
 Arteri karotid: murmur sistolik
Bukti Obesitas
 Berat dan tinggi badan
 Menghitung Indeks Masa Tubuh

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

Tes Rutin
- Hemoglobin dan/atau hematokrit
- Glukosa puasa
- Kolestrerol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL
- Trigliserida
- Kalium dan natrium
- Asam urat
- Kreatinin (dengan estimasi GFR)
- Analisis urin : pemeriksaan mikroskopik, protein urin dengan tes
dipstik, uji untuk mikroalbuminuria
- EKG

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


Pemeriksaan Laboratorium

Uji tambahan, berdasarkan riwayat, pemeriksaan fisik, dan temuan


hasil laboratorium urin
 HBA1c (jika glukosa plasma puasa > 102 mg/dL atau diagnosis
Diabetes sebelumnya)
 Proteinuria kuantitatif (jika uji Dipstik menunjukkan hasil positif);
kosentrasi urin kalium dan natrium dan perbandingannya
 Pengamatan TD di rumah atau 24 jam rawat inap
 Pengamatan holter pada kasus aritmia
 Ultrasonografi karotis
 Ultrasonografi arteri periferal/perut
 Pulse wave velocity
 Indeks ankle –brachial
 Funduskopi pemeriksaan kognitif

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


Pemeriksaan Laboratorium

Penilaian lanjut (ranah dokter spesialis)


 Penilaian lebih lanjut pada kerusakan otak, jantung, ginjal, dan
vaskular; wajib dalam hipertensi resisten dan rumit
 Penilaian hipertensi sekunder berdasarkan riwayat, pemeriksaan
fisik, atau uji rutin dan tambahan

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


TARGET BLOOD PRESSURE
2013 ESH/ESC

2013 ESH/ESC guidelines for the management of arterial hypertension


TARGET BLOOD PRESSURE
JNC 8
Age Blood pressure goal
Age ≥60 years SBP <150 mm Hg
DBP <90 mm Hg
Age <60 years SBP <140 mm Hg
DBP <90 mm Hg
All ages SBP <140 mm Hg
Diabetes present DBP <90 mm Hg
No CKD
All ages SBP <140 mm Hg
CKD present with DBP <90 mm Hg
or without diabetes
TREATMENT STRATEGIES

LIFESTYLE PHARMACOLOGICAL
MODIFICATION THERAPY

• Theurapeutic goals: To lower high BP and reduce


cardiovascular morbidity and mortality.
• Therapy for HTN: Lifelong treatment for
asymptomatic patients
Model Stratifikasi Faktor Risiko Global Kardiovaskular
Faktor risiko lain, Tekanan darah (mmHg)
kerusakan organ
Normal tinggi Hipertensi Hipertensi Hipertensi
target atau penyakit
TDS (130-139) derajat I derajat II derajat III
atau TDS (140-159) TDS 160-179 TDS ≥ 180 atau
TDD (85-89) atau atau TDD ≥ 110
TDD 90-99 TDD 100-109
Tidak ada faktor
Risiko rendah Risiko sedang Risiko tinggi
risiko lain
1-2 faktor risiko Risiko rendah Risiko sedang Risiko sedang
Risiko tinggi
sampai tinggi
≥3 faktor risiko Risiko rendah Risiko sedang
sampai sampai tinggi Risiko tinggi Risiko tinggi
sedang
Kerusakan organ, Risiko sedang Risiko tinggi
Risiko tinggi
PGK derajat 3 atau sampai tinggi Risiko tinggi sampai sangat
DM tinggi
PKV simtomatik,
PGK derajat ≥4 atau
Risiko sangat Risiko sangat Risiko sangat Risiko sangat
DM dengan
tinggi tinggi tinggi tinggi
kerusakan
organ/faktor risiko

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, InaSH, Jakarta, 2014


Inisiasi Pengobatan Hipertensi dengan
Pengubahan Gaya Hidup dan Obat Antihipertensi
Faktor risiko lain, Tekanan Darah (mmHg)
kerusakan organ TDS tinggi normal Hipertensi Tingkat 1 TDS Hipertensi Tingkat 2 TDS Hipertensi Tingkat 3
asimptomatik atau (130-139) atau TDD tinggi (140-159) atau TDD (90-99) (140-159) atau TDD (100-109) TDS ≥ 180 atau TDD ≥ 110
penyakit normal (85-89)
Tidak ada faktor risiko Tidak ada intervensi TD  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya
Lain untuk beberapan bulan utk beberapa minggu hidup
 Kemudian konsumsi  Kemudian konsumsi  Segera konsumsi obat
obat dg target TD < obat dg target TD < dg target TD <140/90
140/90 140/90
1-2 faktor risiko  Perubahan gaya  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya
hidup utk beberapa minggu utk beberapa minggu hidup
 Tidak ada intervensi  Kemudian konsumsi  Kemudian konsumsi  Segera konsumsi obat
TD obat dg target TD obat dg target TD dg target TD <140/90
<140/90 <140/90
≥ 3 faktor risiko  Perubahan gaya  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya
hidup utk beberapa minggu  Konsumsi obat dg target hidup
 Tidak ada intervensi  Kemudian konsumsi TD <140/90  Segera Konsumsi
TD obat dg target TD obat dg target TD
<140/90 <140/90
Kerusakan organ,  Perubahan gaya  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya
penyakit ginjal kronis tingkat hidup  Konsumsi obat dg target  Konsumsi obat dg target hidup
3, atau diabetes  Tidak ada intervensi TD <140/90 TD <140/90  Segera Konsumsi
TD obat dg target TD
<140/90
Penyakit kardiovaskular  Perubahan gaya  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya hidup  Perubahan gaya
simptomatik, penyakit ginjal hidup  Konsumsi obat dg target  Konsumsi obat dg target hidup
kronis tingkat ≥4, atau  Tidak ada intervensi TD <140/90 TD <140/90  Segera Konsumsi
diabetes disertai kerusakan TD obat dg target TD
organ/faktor risiko lain <140/90
Pendekatan Tatalaksana
Modifikasi Gaya Hidup dalam Penanganan Hipertensi
Modifikasi* Rekomendasi Perkiraan Penurunan TDS
(Skala)
Menurunkan Berat Badan Memelihara Berat Badan Normal (Indeks 5-20 mmHg/10 Kg
Massa Tubuh 18.5-24.5 kg/m2) Penurunan Berat Badan

Melakukan pola diet Mengkonsumsi makanan yang kaya dengan 8-14 mmHg
berdasarkan DASH** buah-buahan, sayuran, produk makanan yang
rendah lemak, dengan kadar lemak total dan
saturasi yang rendah.

Diet Rendah Natrium Menurunkan asupan Garam sebesar tidak 2-8 mmHg
lebih dari 100 mmol per-hari (2.4 gr Natrium
atau 6 gr garam)

Olahraga Melakukan Kegiatan Aerobik fisik secara 4-9 mmHg


teratur, seperti jalan cepat (paling tidak 30
menit per-hari, setiap hari dalam seminggu).

* Berhenti merokok untuk menurunkan risiko kardiovaskular


** DASH, Pendekatan Diet untuk menghentikan hipertensi

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


Lifestyle Recommendations for
Hypertension: Dietary
Dietary Sodium
High in: Less than 2300mg / day
(Most of the salt in food is ‘hidden’ and comes from
• Fresh fruits processed food)
• Fresh vegetables
• Low fat dairy products
• Dietary and soluble fibre Dietary Potassium
• Plant protein Daily dietary intake >80 mmol

Low in: Calcium supplementation


• Saturated fat and cholesterol No conclusive studies for hypertension

• Sodium
Magnesium supplementation
No conclusive studies for hypertension

www.hc-sc.gc.ca/fn-an/food-guide-aliment/index-eng.php.
Lifestyle Recommendations for
Hypertension: Physical Activity
Should be prescribed to reduce blood pressure

F Frequency - Four to seven days per week

I Intensity - Moderate

T Time - 30-60 minutes

Type Cardiorespiratory Activity


T - Walking, jogging
- Cycling
- Non-competitive swimming

Exercise should be prescribed as an adjunctive to pharmacological therapy


Tatalaksana Medikamentosa

Obat-obatan antihipertensi utama berasal dari golongan:


 Diuretik
 ACE inhibitors (ACEI)
 Antagonis Kalsium
 Angiotensin receptor blocker (ARB)
 Beta blocker (BB)

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


Obat-obat yang direkomendasikan pada Kondisi
Penyakit Tertentu
Kondisi Obat
Kejadian kardiovaskular klinis
- Riwayat Strok Setiap zat efektif menurunkan TD
- Riwayat infark miokard BB, ACEI, ARB
- Angina pektoris BB, Antagonis kalsium
- Gagal jantung Diuretik, BB, ACEI, ARB, Antagonis
Mineralokortikoid
- Aneurisma aorta BB
- Fibrilasi atrial, pencegahan Pertimbangkan ARB, ACEI, BB atau
antagonis mineralokortikoid
- Fibrilasi atrial, pengendalian denyut BB, antagonis kalsium nondihidropiridin
ventrikel
- Penyakit Ginjal Kronik / proteinuria ACEI, ARB
- Penyakit arteri perifer ACEI, Antagonis kalsium
Obat-obat yang direkomendasikan pada Kondisi
Penyakit Tertentu
Kondisi Obat
Kerusakan organ asimptomatik
- Hipertrofi ventrikel kiri ACEI, Antagonis kalsium, ARB
- Aterosklerosis asimptomatik Antagonis kalsium, ACEI
- Mikroalbuminuria ACEI, ARB
- Gangguan ginjal ACEI, ARB
Lainnya
- Hipertensi sistolik terisolasi (usia lanjut) Diuretik, Antagonis kalsium
- Sindrom metabolik ACEI, ARB, Antagonis kalsium
- Diabetes melitus ACEI, ARB
- Kehamilan Methyldipa, BB, Antagonis kalsium
- Kulit hitam Diuretik, Antagonis kalsium
Obat-obat yang direkomendasikan pada Kondisi
Penyakit Tertentu
Kondisi Obat
Kejadian kardiovaskular klinis
- Riwayat Strok Setiap zat efektif menurunkan TD
- Riwayat infark miokard BB, ACEI, ARB
- Angina pektoris BB, Antagonis kalsium
- Gagal jantung Diuretik, BB, ACEI, ARB, Antagonis
Mineralokortikoid
- Aneurisma aorta BB
- Fibrilasi atrial, pencegahan Pertimbangkan ARB, ACEI, BB atau
antagonis mineralokortikoid
- Fibrilasi atrial, pengendalian denyut BB, antagonis kalsium nondihidropiridin
ventrikel
- Penyakit Ginjal Kronik / proteinuria ACEI, ARB
- Penyakit arteri perifer ACEI, Antagonis kalsium
Monoterapi vs Terapi Kombinasi
sebagai Strategi untuk Mencapai Tekanan Darah Target

Peningkatan tekanan darah Pilihan di antara Peningkatan tekanan darah dengan


ringan Risiko kardiovaskular jelas Risiko kardiovaskular
rendah/menengah tinggi/sangat tinggi

Obat tunggal Kombinasi dua obat

Kombinasi
Penggantian obat lain Obat sebelumnya sebelumnya pada Menambah obat ketiga
pada dosis penuh dosis penuh

Kombinasi dua obat Penggantian menjadi Kombinasi tiga obat


Dosis penuh
pada dosis penuh kombinasi dua obat pada dosis penuh
monoterapi
berbeda

InaSH 20r14,,sumber:
ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension
JNC 8 Adult aged ≥18 years with hypertension

Implement lifestyle interventions


(continue throughout management)

Set blood pressure goal and initiate blood pressure lowering-medication


based on age, diabetes, and chronic kidney disease (CKD).
General population Diabetes or CKD present
(no diabetes or CKD)

All ages All ages


Age ≥60 years Age <60 years Diabetes present CKD present with
No CKD or without diabetes

Blood pressure goal Blood pressure goal Blood pressure goal Blood pressure goal
SBP <150 mm Hg SBP <140 mm Hg SBP <140 mm Hg SBP <140 mm Hg
DBP <90 mm Hg DBP <90 mm Hg DBP <90 mm Hg DBP <90 mm Hg

Nonblack Black All Races

Initiate thiazide-type diuretic Initiate thiazide-type diuretic Initiate ACEI or ARB, alone
or ACEI or ARB or CCB, alone or CCB, alone or in combination with other
or in combination. or in combination. drug class.

Select a drug treatment titration strategy


A. Maximize first medication before adding second or
B. Add second medication before reaching maximum dose of first medication or
C. Start with 2 medication classes separately or as fixed-dose combination.
Select a drug treatment titration strategy
A. Maximize first medication before adding second or
B. Add second medication before reaching maximum dose of first medication or
C. Start with 2 medication classes separately or as fixed-dose combination.

At goal blood Yes


pressure?
No
Reinforce medication and lifestyle adherence.
For strategies A and B, add and titrate thiazide-type diuretic or ACEI or
ARB or CCB (use medication class not previously selected and avoid
combined use of ACEI and ARB).
For strategy C, titrate doses of initial medications to maximum.

At goal blood Yes


pressure?

Reinforce medication and lifestyle adherence.


Add and titrate thiazide-type diuretic or ACEI or ARB or CCB (use
medication class not previously selected and avoid combined use of ACEI
and ARB).

At goal blood Yes


pressure?
No
Reinforce medication and lifestyle adherence.
Add additional medication class (eg. β-blocker, aldosterone antagonist,
or others) and/or refer to physician with expertise in hypertension
management.

No Yes Continue current


At goal blood treatment and
pressure?
monitoring.
Kemungkinan Kombinasi Pengobatan Antihipertensi

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


RUJUKAN PADA SPESIALIS

Indikasi Rujukan Pada Spesialis :


 Hipertensi Refrakter
 Curiga White Coat Hypertension
 Hipertensi Sekunder
 Multi Drug Therapy karena disertai penyakit lain
 Hipertensi pada usia lanjut

ESH/ESC 2013, Guideline for the Management of Arterial Hypertension


Beberapa Langkah yang dilakukan pada pemeriksaan tekanan darah
menggunakan sfigmomanometer air raksa :

1. Pasanglah manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2 -3


cm dari lipat siku dan perhatikan posisi manset (lebar manset sebaiknya
2/3 dari panjang lengan atas)
2. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis
3. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan (arteri radialis)
4. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg setelah
pulsasi arteri radialis menghilang
5. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibiarkan menurun perlahan
dengan kecepatan 2 – 3 mmHg/detik
6. Bila bunyi pertama terdengar, ingatlah dan catatlah sebagai tekanan
sistolik
7. Bunyi terakhir yang masih terdengar dicatat sebagai tekanan diastolik
8. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan manset
9. Pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan 2 kali, untuk
mendapatkan nilai tekanan darah rerata
Prevalensi hipertensi di Indonesia umur ≥18 tahun

31

30,5

30

29,5

29

28,5
Bangka Belitung Kalimantan Kalimantan Jawa Barat
Selatan Timur

Anda mungkin juga menyukai