SKRIPSI
ADE WIJAYA
09310169
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2013
SKRIPSI
ADE WIJAYA
09310169
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2013
MOTTO
ADE WIJAYA
PERSEMBAHAN
BIODATA
Nama
: Ade Wijaya
NPM
: 09310169
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Riwayat Pendidikan :
1. TK Al-Quran Curup, Tahun 1996-1997
2. SD Negeri 02 Centre Curup, Tahun1997-2003
3. SMP Negeri 01 Curup, Tahun 2003-2006
4. SMA Negeri 01 Curup Selatan, Tahun 2006-2009
5. Diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung
Tahun 2009.
Riwayat Keluarga :
Ayah
: H. Mahyudin yakin
Ibu
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
Skripsi, 17 Mei 2013
Ade Wijaya
PENGARUH JUS BAYAM MERAH (Alternanthera amoena Voss) TERHADAP
HISTOLOGI LAMBUNG TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)
SETELAH DIINDUKSI ASPIRIN
viii + 57 halaman + 13 gambar + 10 tabel + 6 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang : OAINS merupakan obat bebas yang paling banyak digunakan
masyarakat sebagai obat penghilang rasa sakit. Efek samping OAINS yang paling
penting adalah pada saluran pencernaan, yaitu dapat menyebabkan tukak
peptik.Bayam merupakan salah satu tumbuhan yang dapat memberikan efek proteksi
terhadap peningkatan asam lambung, hal tersebut dikarenakan bayam mengandung
zat-zat seperti flavonoid, saponin, asam askorbat dan mineral basa. Tikus Wistar
adalah hewan yang memiliki kelas yang sama dengan manusia, yaitu mamalia
sehingga dapat memberikan gambaran secara ilmiah yang terjadi pada manusia.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pemberianjus bayam
merahterhadap kerusakan histologi lambung tikus putih jantan setelah diinduksi
aspirin serta dapat menjelaskan dan memahami perbedaan yang bermakna terhadap
efek yang ditimbulkan pada peningkatan dosis pemberian jus bayam merah.
Metode Penelitian :Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen (experimental research). Jenis rancangan adalah rancangan
post test only controled group design. Total sampel adalah 25 ekor tikus. Setelah itu
tikus dibagi menjadi 5 kelompok, 1 kelompok kontrol negatif, 2 kelompok kontrol
positif dan 2 kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol negatif, hanya diberi diet
standar. Pada Kontrol positif 1 diberi jus bayam merah dosis 3mg/200gBB. Kontrol
positif 2 diberi aspirin dosis 6,5mg/hari peroral.Kelompok perlakuan 1 diberi jus
bayam merah 1,5mg/200gBB dan diberikan aspirin sebesar 6,5mg/hari.Kelompok
perlakuan 2 diberi jus bayam merah 6mg/200gBB dan diberikan aspirin sebesar
6,5mg/hari.Kemudian organ lambung diambil untuk selanjutnya dibuat preparat
lambung.Observasi dilakukan skor integritas epithel.Distribusi data diuji dengan uji
Shapiro-wilk, dilanjutkan uji Oneway ANOVA dan Post hoc.Data disajikan dalam
bentuk table.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian jusbayam
merah terhadap histologi lambung tikus putih galur Wistar yang diinduksi aspirin.
Dan peningkatan dosis pemberian jus bayam merah pada tikus putih galur Wistar
menimbulkan perbedaan efek yang nyata.
Kata Kunci: Jus Bayam Merah, Histologi Lambung, Aspirin, Tikus Putih
FACULTY OF MEDICINE
UNIVERSITY OF MALAHAYATI
Scription, May 17 2013
Ade Wijaya
EFFECT OF SPINACH JUICE RED (Alternanthera amoena Voss) Histology
STOMACH OF WHITE MALE RATS (Rattus norvegicus) AFTER
INDUCIBLE Aspirin
viii + 57 pages + 13 images + 10 tables + 6 attachment
ABSTRACT
Background: NSAIDs are drugs that are most widely used by the people as a
painkiller. Side effects of NSAIDs are the most important in the digestive tract, which
can cause peptic ulcers. Spinach is one of the plants that can provide protection
against the effects of an increase in gastric acid, it is because spinach contains
substances such as flavonoids, saponins, ascorbic acid and alkaline minerals. Wistar
rats are animals that have the same class with the men, the mammals that can give
you an idea scientifically that occurs in humans.
Objective: To determine the effect of red spinach juice to damage male white rat
gastric histology after aspirin-induced and can explain and understand the significant
difference in the effects on increasing doses of red spinach juice.
Method: The type of research used in this study is an experimental research
(experimental research). Type of design is the design controled group post test only
design. Total sample is 25 rats. After the rats were divided into 5 groups, 1 negative
control group, positive control group 2 and the 2 treatment groups. In the negative
control group, were given a standard diet. On the positive controls were given 1 dose
3mg/200gBB red spinach juice. 2 positive controls were given aspirin dose 6.5 mg /
day orally. Treatment group 1 were given 1.5 mg/200gBB red spinach juice and
aspirin given at 6.5 mg / day. 2 treatment groups were given red 6mg/200gBB
spinach juice and aspirin given at 6.5 mg / day. Then taken to the next stomach organ
made preparations stomach. Carried observation epithelial integrity score. Data
distribution was tested with Shapiro-Wilk test,Oneway ANOVA followed Test and
Post hoc. Data presented in table form.
Results: The results showed that the effect of red spinach juice on gastric histology
Wistar rats induced aspirin. And increasing doses of red spinach juice on white
Wistar rats pose a real difference in effect.
Keywords: Red Spinach Juice, Gastric Histology, Aspirin, White Rat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh jus bayam
merah (Alternanthera amoena Voss) terhadap histologi lambung tikus putih jantan
(Rattus norvegicus) setelah diinduksi aspirin yang bertujuan untuk memenuhi tugas
dan melengkapi persyaratan dalam menempuh program studi Sarjana Strata-1
Pendidikan Dokter.
Proses penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak,
maka tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. T Marwan Nursi, M.PH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati;
2. dr. Edi Ramdhani, selaku Wakil Dekan bidang Akademik Fakultas kedokteran
Universitas Malahayati sekaligus Pembimbing Akademik penulis atas
bimbingan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis;
3. dr. Evi Diana Fitri, Sp.F, SH, selaku Pembimbing I atas segala bimbingan,
waktu, motivasi, kritik, dan saran yang telah diberikan selama penelitian dan
penulisan skripsi ini;
4. dr. Anggunan MM. Kes, selaku Pembimbing II atas segala bimbingan, waktu,
motivasi, kritik, dan saran yang telah diberikan kepada penulis;
5. dr. Zulfian Sp.PK, selaku Penguji atas masukan yang diberikan dan waktu
yang telah diluangkan untuk penulis;
6. dr. Nurlis Mahmud, MM (Alm);
7. Seluruh Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam pelaksanaan penulisan skripsi;
8. Kedua orang tua yang sangat saya sayangi dan saya cintai ayahanda
H. Mahyudin Yakin dan ibunda Hj. Nurbaiti S.Pd atas semua kasih sayang,
doa, nasehat, semangat, dan perhatian kepada penulis;
9. Saudara kandungku tercinta Ike Manuferta, Yopita Gustini, Zuliandri,
Nia Andika serta keluarga besarku yang telah memberikan motivasi, doa, dan
bimbingan kepada penulis;
10. Kedua keponakanku yang selalu dirindukan Fraya Mikayla Pasha dan
Rafqa Athaillah Pasha;
11. My special one Riski Meliani, atas segala pengertian, doa, dan semangat yang
telah diberikan kepada penulis serta dukungan dan perhatiannya;
12. Dynamite Team dan F4 (Angga A.R, Ryan F, Andi S, Rendra Bayu P, Andri,
Yurandi A, Benny Irawan, Febby F);
13. Teman kamar 31/C4 (Harry Nurfandi, Aris Prasetiawan, Ahkmed Bobby Z);
14. Keluarga asrama Green Dormitory Gedung C lantai 4 2009 (Barab Benny,
Ikbal A.T, Rhandika, Ridho R, Endang S, Munawir S, Lucky A.R, Gummam
M.B, M. Azhari, M. Rizal S, Anasri, Supriadi, Saryono D, Ageng S), Easy
Futsal Club;
15. Teman-teman kelompok kuliah, dari semester 1 sampai semester 7 angkatan
2009;
16. Seluruh teman-teman angkatan 2009 FK Universitas Malahayati;
17. Milanisti Indonesia sezione Lampung, Bogor, dan Bengkulu;
18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesain penulisan skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
kemajuan ilmu kedokteran, mohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... v
BIODATA............................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
LAMPIRAN .......................................................................................................... xvi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LatarBelakang Masalah .................................................................. 1
I.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 4
I.3. TujuanPenelitian ............................................................................ 4
I.3.1. TujuanUmum .......................................................................... 4
I.3.2. Tujuan Khusus ........................................................................ 4
I.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
I.4.1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 5
I.4.2. Manfaat Aplikatif ................................................................... 5
I.5. Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................... 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Lambung ....................................................................................... 7
BAB V
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Anatomi Lambung .............................................................................. 7
Gambar 2. Mukosa Lambung ............................................................................... 8
Gambar 3. Bayam Merah ...................................................................................... 14
Gambar 4. Tikus Putih .......................................................................................... 20
Gambar 5. Struktur Kimia Asam Asetilsalisilat.................................................... 22
Gambar 6. Kerangka Teori.................................................................................... 24
Gambar 7. Kerangka Konsep ................................................................................ 26
Gambar 8. Alur Penelitian .................................................................................... 42
Gambar 9. Slide Lambung Tikus Putih Kelompok Kontrol (-) ........................... 50
Gambar 10. Slide Lambung Tikus Putih Kelompok Kontrol (+) Aspirin ............ 50
Gambar 11. Slide Lambung Tikus Putih Kelompok Kontrol (+) Bayam Merah.. 51
Gambar 12. Slide Lambung Tikus Putih Kelompok Perlakuan 1 ......................... 52
Gambar 13. Slide Lambung Tikus Putih Kelompok Perlakuan 2 ......................... 52
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kandungan Bayam .................................................................................. 17
Tabel 2. Kandungan flavonoid .............................................................................. 18
Tabel 3. Definisi Operasional ............................................................................... 33
Tabel 4. Skor Integritas ......................................................................................... 40
Tabel 5. Pembacaan Preparat Kelompok Kontrol (-) ............................................ 44
Tabel 6. Pembacaan Preparat Kelompok Kontrol (+) Aspirin .............................. 44
Tabel 7. Pembacaan Preparat Kelompok Kontrol (+) Bayam Merah ................... 45
Tabel 8. Pembacaan Preparat Kelompok Perlakuan 1 .......................................... 45
Tabel 9. Pembacaan Preparat Kelompok Perlakuan 2 .......................................... 46
Tabel 10. Skoring Tingkat Kerusakan .................................................................. 47
BAB I
PENDAHULUAN
bahan
masukan
dalam
menunjang
perkembangan
ilmu
I.5.Ruang lingkup
Ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Judul penelitian :
Pengaruh
pemberian
bayammerah(Alternanthera
jus
amoenaVoss)
terhadap
histologi
lambung
tikusputih(Rattus
3. Objek penelitian :
bayam
merah
danaspirin),variabeldependen(gambaranhistolog
i lambung tikusputih).
4. Waktu penelitian :
5. Tempat penelitian:
Balai Penyidikan
dan
Pengujian Veteriner
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Lambung
Lambung adalah segmen saluran pencernaan yang melebar dan
merupakan organ gabungan eksokrin dan endokrin yang mencernakan makanan
dan sekresi hormon. Fungsi utamanya adalah menambah cairan pada makanan
yang dimakan, mengubahnya menjadi bubur yang lunak, dan menambah cairan
asam untuk mencerna makanan.5
II.1.1. Anatomi Lambung
lapisan ini terdapat banyak sel-sel limfosit, eosinofil, sel mast, sel
plasma, arteriol, pleksus venosus, dan jalinan pembuluh limfe.8
II.1.2.3 Muskularis eksterna
Dinding lambung mempunyai beberapa lapisan otot, yaitu
lapisan terluar dengan serat otot yang berjalan longitudinal, serat otot
yang berjalan sirkuler, dan lapisan terdalam dengan serat otot yang
berjalan secara oblique. Lapisan-lapisan ini menyatu pada bidang
temunya dengan batas yang tidak jelas.8
II.1.2.4 Serosa
Bagian paling luar dari dinding, terdiri atas mesotel, yaitu epitel
selapis gepeng yang melapisi rongga abdomen dan menutupi organorgan didalamnya. Dasar dari mesotel umumnya selapis tipis jaringan
ikat longgar, dengan sel-sel adiposa pada bagian tertentu.8
Kelenjar-kelenjar lambung yang terdapat pada daerah kardia
mencakup 5% dari keseluruhan wilayah yang terdapat kelenjar
lambung dan mengandung mukus dan sel-sel endokrin.Kebanyakan
kelenjar lambung (75%) ditemukan di dalam mukosa oksintik dan
mengandung
mucous
neck,
parietal,
chief,
endocrine,
dan
adalah
reservoir
untuk
menampung
makanan
dan
sekresi
kelenjar
gaster
adalah
asetilkolin,
gastrin,
dan
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Hamamelidae
Ordo
: Caryophyllales
Famili
Genus
: Alternanthera
Spesies
Produk bayam nasional sebesar 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal per
hektar.12
Di beberapa negara berkembang, bayam dipromosikan sebagai sumber
protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun
pelayanan kesehatan masyarakat.Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat
tradisional, dan juga untuk kecantikan.Akar bayam merah dapat digunakan
sebagai obat penyembuh sakit disentri.Daun dan bunga bayam duri berkhasiat
untuk mengobati penyakit asma dan eksim.Bahkan sampai batas tertentu,
bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam.Untuk tujuan pengobatan
luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan).Biji bayam digunakan
untuk bahan makanan dan obat-obatan.Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai
pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam.
Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang
berlebihan pada wanita yang sedang haid.12
Salah satu kandungan paling kaya dalam bayam adalah zat besi.Inilah
zat yang diperlukan tubuh untuk merangsang pembentukan sel-sel darah merah.
Menyantap sayur bayam sama artinya dengan melindungi diri dari gejala-gejala
penyakit kurang darah yang membuat tubuh menjadi lemas. Daun bayam baik
untuk ginjal dan organ pencernaan oleh karena kandungan seratnya yang cukup
tinggi sehingga dapat mengatasi sembelit dan melancarkan buang air
besar.Kandungan nutrisi yang ada di bayam dapat menurunkan kolesterol, gula
Jumlah
Kandungan
Jumlah
Karbohidrat (g)
10
Vitamin C (mg)
80
Lemak (g)
0,6
Vitamin E (mg)
1,7
Protein (g)
4,6
Vitamin K (g)
484
Vitamin A (g)
469
Kalsium (mg)
368
150
Besi (mg)
2,7
Serat (g)
2,2
Senyawa aktif yang terdapat di dalam bayam antara lain adalah betakaroten, saponin, danflavonoid seperti kuersetin. Ketiga senyawa ini terutama
flavonoid mempunyai peranan dalam efek biologis dari bayam.
Berikut adalah kandungan senyawa flavonoid yang terdapat dalam bayam :
Kelas
Flavones
Flavonols
Flavonoid
Mean (mg/100gr)
Apigenin
0,00
Luteolin
1,11
Kaemferol
0,01
Myricetin
0,01
Quercetin
4,86
dipengaruhi oleh karena tikus putih betina mengalami siklus menstruasi dan
kehamilan.17
II.3.1 Taksonomi Tikus Putih
Menurut Rochman, dkk. (1998), tikus putih ( Rattus norvegicus
)diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Mammalia
Ordo
: Rodentia
Famili
: Muridae
Genus
: Rattus
Spesies
: Rattus norvegicus
daripada mencit.17
II.4. Aspirin
Aspirin merupakan obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) kelas
salisilat dengan gugus acetyl ester.18 Aspirin adalah nama obat generik untuk
senyawa kimia asam asetilsalisilat, yang merupakan derivat asam salisilat.18
Asam asetilsalisilat atau asetosal, mempunyai beberapa nama dagang
seperti: Aspirin (Bayer), Naspro (Nicholas). Pada pemberian oral, sebagian
salisilat diabsorpsi dengan cepat dalam bentuk utuh dalam lambung, tetapi
sebagian besar di usus halus bagian atas.19
Struktur kimia asam asetilsalisilat sebagai berikut :
COOH
OCOCH3
Aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid yang lebih baru (AINS)
(ibuprofen, naproksen dll) berhubungan secara kimiawi karena merupakan asam
organik lemah, selain itu ia mempunyai sifat penting menghambat biosintesis
prostaglandin, ia bisa juga menurunkan produksi rantai bebas dan superoksida,
serta dapat berinteraksi dengan adenilat siklase untuk mengubah konsentrasi
cAMP (Cyclic Adenosin Monophosphat) sel.20
Selain itu kebanyakan obat bersifat asam sehingga lebih banyak
terkumpul dalam sel yang bersifat asam seperti di lambung, ginjal, dan jaringan
inflamasi. Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak
lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat
perdarahan saluran cerna.8
BAYAM
MERAH
Flavonoid,
protein, vit
C (asam
askorbat),
saponin
MENCIT
Mineral,
Ca, B1
(tiamin)
Menetralkan
asam
lambung
Mempercepat
Penyembuhan
Luka /
Regenearsai selsel Lambung
ASPIRIN
Difusi balik
ion H / Asam
Lambung
Asam Lambung
Meningkat
Mengahambat
Enzim
COX
Menghambat
pembentukan
prostasiklin
Menghambat
pembentukan
proststaglandin
Vasokontriks
dan penurunan
sekresi mukus
KERUSAKAN DAN
PERADANGAN
LAMBUNG
Keterangan :
Mengandung
Menyebabkan
Mengobati
Diinduksi :
Diberikan :
menghambat
Penghambatan
sedangkan
pembentukan
pembentukan
penghambatan
prostasiklin
prostasiklin
pembentukan
dan
prostaglandin.
mengakibatkan
vasokonstriksi
prostaglandin
mengakibatkan
Variabel dependen
Gambaran histologis
(Alternanthera amoena
jantan (Rattus
norvegicus) galur Wistar.
II.7 Hipotesis
Ha :
Adanyapengaruh
bayammerah
(Alternanthera
amoena
Voss)
ditimbulkan
pada
peningkatan dosispemberian
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 9 Maret 2013 sampai dengan 5 Mei
2013.
2. Tempat penelitian :
Proses pemeliharaan, pemberian perilaku dan pengukuran berat badan
terhadap tikus putih dilakukan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner
(BPPV) Regional III Bandar Lampung.
T T
Kontrol( + )
T W Tc
Kontrol( + )
T Y Te
Perlakuan I
TY X T
Perlakuan II
T Y Z T
Keterangan :
T : Tikus Putih
X : bayam merah (1,5mg/200kgBB selama 14 hari)
= Jumlah perlakuan.
(5-1)(n-1)
15
4 (n-1)
15
4n-4
15
4n
15+4
4n
19
4,75
n 4,75 berarti n 5
Jumlah tikus yang digunakan sebanyak 5 ekor tikus untuk masingmasing kelompok(2 kelompok perlakuan, 2 kelompok kontrol positif, dan 1
Lingkungan
yang
terlalu
ramai,
pemberian
- Kelompok kontrol positif 1 diberi diet standar dan aspirin dosis tunggal
6,5 ml/hari peroral selama 14 hari berturut-turut.
- Kelompok kontrol positif 2 diberi diet standar dan jus bayam merah dosis
tunggal 3 mg/200gBBselama 14 hari berturut-turut.
- Kelompok perlakuan 1 diberi diet standar dan jus bayam merah peroral
sebanyak 1,5 mg/200gBB tikus putih dan diberikan dosis tunggal aspirin
sebesar 6,5 ml/hari peroral selama 14 hari dan selang pemberian antara
aspirin dan jus bayam merah selama satu jam.
- Kelompok perlakuan 2 diberi diet standar dan jus bayam merah peroral
sebanyak 6 mg/200gBB tikus putih diberikan dosis tunggal aspirin
sebesar 6,5 ml/hari peroral selama 14 hari dan selang pemberian antara
aspirin dan jus bayam merah selama satu jam.
Dosis penelitian :
Penentuan dosis berdasarkan :Volume cairan maksimal yang dapat
diberikan peroral pada tikus adalah 5 ml/100gr.Disarankan takaran dosis
tidak sampai melebihi setengah kali volume maksimalnya.Takaran konversi
dosis untuk manusia dengan berat badan (BB) 70kg pada tikus dengan (BB)
200 gr adalah 0,018. Rata-rata orang Indonesia seratnya 50 kg. Maka dosis
jus bayam merah untuk tikus putih adalah :
250 1 0,018 50/70 = 3,21= 3 mg/200grBB/hari
Dalam percobaan dipakai dosis jus yang bertingkat :
0,5
mg/200gBB=
1,5mg/200grBB
- Kelompok uji II: Dosis sedang/ dosis 2 = 1 x 3 mg/200gBB=
3mg/200grBB.
- Kelompok uji III: Dosis tinggi/ dosis 3 = 2 x 3 mg/200gBB =
6mg/200grBB
Jus bayam merah diperoleh dengan menghaluskan 250 gram bayam merah
segar sehingga menjadi jus. Jus bayam merah kemudian diukur dan dihitung
ternyata didapatkan bahwa 1,5 mg jus bayam sama dengan 0,1 ml. Untuk
dosis pertama (dosis rendah) diambil 1,5 mg (0,1 ml) jus bayam merah
untuk diberikan ke tikus putih galur Wistar setiap kali pemberian. Dosis
kedua (dosis sedang) diambil 3 mg (0,2 ml) jus bayam merah diberikan ke
tikus putih galur Wistar setiap kali pemberian. Dosis ketiga (dosis tinggi)
diambil 6 mg (0,4) jus bayam merah untuk diberikan ke tikus putih galur
Wistar setiap kali pemberian.
Sedangkan pemberian dosis aspirin didapat dari :
Dosis aspirin yang biasa dipakai adalah tab 500 mg. Konversi dosis dari
manusia(70kg)terhadaptikusputih (200gr) adalah 0,018.Rata-rata berat
badan orang Indonesia adalah 50 kg. Maka dosis aspirin untuk tikus adalah:
500
Pengenceran aspirin :
500 : 65 = 7,69
= 7,7 ml
1 ml = 65 mg
0,1 ml = 6,5 mg
Aspirin 500 mg diencerkan dalam gelas ukur dengan aquades hingga 7,7 ml.
Dalam 0,1 ml larutan aspirin mengandung 6,5 mg aspirin.
4. Langkah 4 : Setelah perlakuan diberikan, maka dilakukan pengambilan data.
Pengambilan data dilakukan dengan pemeriksaan histologis. Semua hewan
percobaan dikorbankan dengan melakukan metode dislokasi pada regio
servikal. Kemudian organ lambung diambil untuk selanjutnya dibuat
preparat lambung.
5. Langkah 5 : observasi menggunakan tabel skor integritas epitel (Barthel
Manja).
No
% Kerusakan Skor
Keterangan
0 25 %
Normal
26 50 %
Deskuamasi epitel
Ringan
51 75 %
Sedang
76 100 %
Ulserasi epitel
(gap > 10 epitel/lesi)
Berat
mengkonversikan
atau
menerjemahkan
data
yang
bermakna.
2. Jika p > 0,05, maka tidak ada perbedaan yang bermakna
BAB IV
HASIL PENELITIAN
putih galur Wistar. Data hasil pengamatan untuk masing-masing kelompok disajikan
pada tabel.
No
K (-) 1
70%
30%
10%
Normal
K (-) 2
60%
30%
10%
13%
Normal
K (-) 3
60%
40%
14%
Normal
K (-) 4
70%
30%
7%
Normal
K (-) 5
70%
10%
20%
3%
Normal
Kerusakan
Keterangan
Total %
Kerusakan
Keterangan
K (+) A 1
10%
10%
80%
93%
Berat
K (+) A 2
30%
70%
86%
Berat
K (+) A 3
10%
10%
80%
90%
Berat
K (+) A 4
40%
60%
86,67%
Berat
K (+) A 5
20%
80%
96,67%
Berat
Total %
Kerusakan
Keterangan
K (+) B 1
5%
95%
31,67%
Ringan
K (+) B 2
10%
90%
30%
Ringan
K (+) B 3
50%
40%
10%
13,33%
Normal
K (+) B 4
60%
30%
10%
13%
Normal
K (+) B 5
30%
70%
23%
Normal
4. Kelompok Perlakuan 1
Diberi diet standar dan jus bayam merah peroral sebanyak 1,5 mg (0,1 ml) /200gBB
tikus putih dan diberikan dosis tunggal aspirin sebesar 6,5 mg (0,1 ml)/hari peroral
selama 14 hari dan selang pemberian antara aspirin dan jus bayam merah selama satu
jam.
Total %
No
Kelompok Perlakuan 1
P1 (1)
90%
10%
6,67%
Normal
P1 (2)
50%
40%
10%
30%
Ringan
P1 (3)
50%
50%
50%
Ringan
P1 (4)
50%
40%
10%
13,33%
Normal
P1 (5)
40%
10%
50%
40%
Ringan
Kerusakan
Keterangan
5. Kelompok Perlakuan 2
Diberi diet standar dan jus bayam merah peroral sebanyak 6 mg (0,4 ml)/200gBB
tikus putih diberikan dosis tunggal aspirin sebesar 6,5 mg (0,1 ml) /hari peroral
selama 14 hari dan selang pemberian antara aspirin dan jus bayam merah selama satu
jam.
Total %
No
Kelompok Perlakuan 2
P2 (1)
50%
30%
20%
16,67%
Normal
P2 (2)
60%
30%
10%
16,67%
Normal
P2 (3)
90%
10%
12%
Normal
P2 (4)
80%
20%
5%
Normal
P2 (5)
90%
10%
3,33%
Normal
Kerusakan
Keterangan
Pada preparat lambung tikus putih galur Wistar dicari sebanyak 100 sel pada 5 lapang
pandang sedang dan diratakan, kemudian dicari % kerusakan dengan rumus :
(Skor Total : Skor Maksimal) x 100% =% kerusakan
No
% Kerusakan
Skor
Keterangan
0 25 %
Normal
26 50 %
Deskuamasi epitel
Ringan
51 75 %
Sedang
76 100 %
Ulserasi epitel
(gap > 10 epitel/lesi)
Berat
kelompok kontrol (+) bayam merah, didapatkan 3 sampel dengan gambaran histologi
normal, 2 sampel dengan kerusakan ringan, dan tanpa ada sampel dengan kerusakan
berat. Pada kelompok perlakuan (1), didapatkan 2 sampel dengan gambaran histologi
normal, 3 sampel dengan kerusakan ringan, dan tanpa ada sampel dengan kerusakan
berat. Pada kelompok perlakuan (2), didapatkan 5 sampel dengan gambaran histologi
yang normal, dan tanpa ada sampel dengan kerusakan berat.
Data selanjutnya diuji dengan hipotesis Oneway ANOVA dan didapatkan hasil
p=0,000 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok.
IV.2.3Post Hoc
Kelompok
K(-)
K(+)A
K(+)B
P1
P2
K(-)
0,000*
0,083
0,013*
1,000
K(+)A
0,000*
0,000*
0,000*
0,000*
K(+)B
0,083
0,000*
0,372
0,083
P1
0,013*
0,000*
0,372
0,013*
P2
1,000
0,000*
0,083
0,013*
Untuk melihat perbandingan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya apakah
memiliki nilai signifikansi yang bermakna atau tidak, maka selanjutnya dilakukan
analisis PostHoc dengan menggunakan uji LSD. Hasil p yang didapatkan adalah jika
dibandingkan dengan K(-), maka K(+)A, dan P1 lah yang memiliki nilai signifikansi
bermakna, yaitu K(+)A = 0,000, P1 = 0,013. Jika dibandingkan dengan K(+)A, maka
K(-), K(+)B, P1 dan P2 lah yang memiliki nilai signifikansi bermakna, yaitu samasama 0,000. Jika dibandingkan dengan K(+)B, maka, K(+)A lah yang memiliki nilai
signifikansi bermakna, yaitu K(+)A = 0,000. Jika dibandingkan dengan P1, maka K(), K(+)A, dan P2 lah yang memiliki nilai signifikansi bermakna, yaitu K(-) = 0,013,
K(+)A = 0,000, P2 = 0,013. Jika dibandingkan dengan P2,maka K(+)A, dan P1 lah
yang memiliki nilai signifikansi bermakna, yaitu K(+)A = 0,000, P1 = 0,013.
0 : normal
1 : deskuamasi
Ket :
1 : deskuamasi
2 : erosi
3 : ulserasi
0 : normal
1 : deskuamasi
Gambar 11. Slide LambungTikus Putih Kelompok Kontrol (+) Bayam Merah.
4. Kelompok Perlakuan 1
Ket :
1 : deskuamasi
2 : erosi
2
1
2
1
2 : erosi
3 : ulserasi
IV.4 Pembahasan
Telah dilakukan penelitian Pengaruh jus bayam merah (Alternanthera amoena
Voss)terhadap histolog lambung tikus putih galur
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan uji
statistik dan pembahasan adalah sebagai berikut :
1. Adanya pengaruh pemberian jusbayam merah terhadap histologis
lambung tikus putih galur Wistar yang diinduksi aspirin.
2. Peningkatan dosis pemberian jus bayam merah pada tikus putih galur
Wistar menimbulkan perbedaan efek yang nyata.
V.2. Saran
Dengan melihat kekurangan dalam penelitian ini, maka saya menyarankan
kepada peneliti selanjutnya agar :
1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan dosis yang
lebih bervariasi, sehingga dapat diketahui dosis yang lebih efektif dalam
mengurangi kerusakan lambung yang diinduksi aspirin.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan durasi waktu yang lebih
lama untuk mengetahui manfaat jus bayam merah pada penggunaan obat
OAINS jangka panjang.
3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya untuk membandingkan efektifitas
jus bayam merah dengan tumbuhan lain yang juga terbukti dapat
memproteksi lambung.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fawcett D. W. and Bloom. 2002. Buku Ajar Histologi. ed. XII. Alih bahasa: Jan
Tambayong. Jakarta: EGC, pp. 530-550.
4. Kalim & Handono, 2000. Masalah Penyakit Rematik di Indonesia serta UpayaUpaya Penanggulangannya, Konas IKAFI, Malang.
9. Del Valle J. 2005. Peptic Ulcer Disease and Related Disorder. Harrison, T. R.
Harrisons Principles of Internal Medicine. 16th ed. New York: McGraw- Hill,
pp. 1746-1830.
10. Silbernagl S. and Lang F. 2000. Color Atlas of Pathophysiology. 5th ed. Stuttgart:
Thieme, pp. 134-147.
12. Anonim. 1995. Farmakologi dan terapi, edisi IV. Jakarta : FK-UI.
14. Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama. Hal : 185-190.
16. Willis, OSA & Flint J. 2006. Dasar Genetik Prilaku Emosional Pada Tikus.
UIUC : J Hum Genet.
17. Rochman, Sudarmadji & Hasanuddin A, 1998, Masalah hama tikus dan cara
pengendaliannya pada sistem usaha tani di lahan Pasang Surut. Bogor :
Prosiding Seminar nasional.
18. Auyang S.Y. 2004. From experience to designThe science behind Aspirin.
http://www.creatingtechnology.org/biomed/aspirin.pdf(26 Desember 2009).
22. Wolfe M.M., Lichtenstein D.R., and Singh G. 1999. Gastrointestinal Toxicity
ofNonsteroidal Antiinflammatory Drugs.N Engl J Med 341:548
23. Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan (Cetakan VI). Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Tests of Normality
Kelompok perlakuan
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
Kontrol Negatif
Posttest
,188
df
Shapiro-Wilk
Sig.
5
Statistic
df
Sig.
,200
,945
,701
,902
,421
Kontrol + Aspirin
,221
,200
,247
,200
,851
,196
,851
,196
,865
,247
Perlakuan 1
,247
,200
Perlakuan 2
,221
,200
df1
72,000
df2
4
Sig.
20
,000
df
Mean Square
32,160
8,040
2,400
20
,120
34,560
24
F
67,000
Sig.
,000
(J) Kelompok
perlakuan
perlakuan
Mean
Std.
Difference
Error
Sig.
(I-J)
Upper
Bound
Bound
,219
,000
-3,46
-2,54
-,400
,219
,083
-,86
,06
Perlakuan 1
-,400
,219
,083
-,86
,06
Perlakuan 2
,000
,219
1,000
-,46
,46
3,000
,219
,000
2,54
3,46
2,600
,219
,000
2,14
3,06
2,600
,219
,000
2,14
3,06
3,000
,219
,000
2,54
3,46
,400
,219
,083
-,06
,86
,219
,000
-3,06
-2,14
Kontrol + Bayam
merah
Kontrol Negatif
Kontrol + Bayam
Kontrol + Aspirin
Lower
Kontrol + Aspirin
Kontrol Negatif
merah
Perlakuan 1
Perlakuan 2
Kontrol Negatif
-3,000
Kontrol + Bayam
Kontrol + Aspirin
merah
Perlakuan 1
,000
,219
1,000
-,46
,46
Perlakuan 2
,400
,219
,083
-,06
,86
Kontrol Negatif
,400
,219
,083
-,06
,86
,219
,000
-3,06
-2,14
,000
,219
1,000
-,46
,46
Perlakuan 2
,400
,219
,083
-,06
,86
Kontrol Negatif
,000
,219
1,000
-,46
,46
,219
,000
-3,46
-2,54
-,400
,219
,083
-,86
,06
-,400
,219
,083
-,86
,06
Kontrol + Aspirin
Perlakuan 1
Kontrol + Bayam
merah
Kontrol + Aspirin
Perlakuan 2
Kontrol + Bayam
merah
Perlakuan 1
-2,600
-2,600
-3,000
Lampiran III
Perlakuan Dan Pembedahan
Lampiran IV
Hasil Observasi
1. Kelompok Kontrol Negatif (-)
4. Kelompok Perlakuan 1
5. Kelompok Perlakuan 2
Lampiran V
Bahan-bahan Penelitian