Anda di halaman 1dari 5

ENT Examination

Right Left Ear


Otoscopy Ear canal: within normal Ear canal: within normal
Ear drum: within normal Ear drum: within normal

Oropharynx Right Nose


Tonsil: Left NoseWidened Crypt(+)
T3-T3, Hyperemis(+),Detritus(+),
Anterior Posterior Wall: within
Nasal mucosa: Hyperemis(+),Granules(+), postwithin
normal Nasal mucosa: nasal drip(+)
normal
Rhinoscopy
Inferior turbinate: eutrofi Inferior turbinate:eutrofi

Nasal septum no deviation

Nasal secret (-) Nasal secret (-)

a). Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan penunjang? (LI ENT)


 Tonsil T3-T3

Tonsil T3-T3

(A) T1. (B) T2. (C) T3. (D) T4

1
Pembengkakan tonsil ini terjadi karena meningkatkan aktivitas tonsil sebagai alat
pertahanan tubuh.

Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan mengukur


jarak antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial
kedua tonsil, maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi :
 TO : tonsil masuk di dalam fossa atau sudah diangkat
 T1 : <25% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
 T2 : 25-50% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
 T3 : 50-75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
 T4 : > 75% volume tonsil dibandingkan dengan volume orofaring
Penularan penyakit ini terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi
lapisan epitel, kemudian bila kuman ini terkikis maka jaringan limfoid
superficial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear.
Saat folikel mengalami peradangan, tonsil akan membengkak dan
membentuk eksudat yang akan mengalir dalam saluran (kanal) lalu keluar dan
mengisi kripta yang terlihat sebagai kotoran putih atau bercak kuning. Kotoran
ini disebut detritus. Detritus sendiri terdiri atas kumpulan leukosit
polimorfonuklear, bakteri yang mati dan epitel tonsil yang terlepas. Tonsilitis
akut dengan detritus yang jelas disebut tonsilitis folikularis. Tonsilitis akut
dengan detritus yang menyatu lalu membentuk kanal-kanal disebut tonsilitis
lakunaris.

2
Gambar : Detritus berbentuk folikel Gambar : Kripta tonsil melebar.
Detritus ini merupakan kumpulan Tonsil terdiri dari banyak jaringan limfoid
leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang disebut folikel. Setiap folikel memiliki
yang terlepas. Secara klinis detritus kanal (saluran) yang ujungnya bermuara pada
ini mengisi kripte tonsil dan tampak permukaan tonsil. Muara tersebut tampak oleh
sebagai bercak kekuningan. kita berupa lubang yang disebut kripta. Kripta
melebar akibat terkikisnya epitel mukosa dan
jaringan limfoid

Gambar : Post nasal drip


Gambar : Dinding faring hiperemis
Drainase mukosa yang berlebihanatau secret
mukoporulentdaribagianbelakanghidungdalam
faring

 Detritus (+)
Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati, dan epitel yang
terlepas. Pada tonsillitis bakterial, infiltrasi bakteri pada epitel jaringan tonsil
akan menimbulkan radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear
sehingga terbentuk detritus. Secara klinis detritus mengisi kriptus tonsil dan
tampak sebagai bercak kuning.

 Granula (+)
Granula (+) : Tidak normal

3
Keterangan : Granula di orofaring menyatakan bahwa adanya inflamasi kronik
(jaringan limfoid yang membentuk gumpalan-gumpalan di dinding faring)

 Post nasal drip (+)


Post nasal drip adalah mukosa berlebihan yang keluar dari hidung ke faring.
Mukosa yang dihasilkan sebenarnya merupakan fungsi pertahanan lokal pada
mukosa hidung dalam mengangkut partikel-partikel asing pada polut lender ke
nasofaring atau clearance mucosiliar. Lapisan mukosa mengandung enzim
lisozim (muramidase), dimana enzim ini dapat merusak bakteri . Enzim
tersebut sangat mirip dengan immunoglobulin A (Ig A) , dengan ditambah
beberapa zat imunologik yang berasal dari sekresi sel. Imunoglobulin G (IgG)
dan Interferon dapat juga ditemukan pada sekret hidung sewaktu serangan akut
infeksi virus. Ujung silia tersebut dalam keadaan tegak dan masuk menembus
gumpalan mukus kemudian menggerakkannya ke arah posterior bersama
materi asing yang terperangkap ke arah faring. Karena pergerakan silia lebih
aktif pada meatus inferior dan media maka gerakan mukus dalam hidung
umumnya ke belakang.

 Widened crypt
Karena peradangan yang berulang akan menyebabkan epitel mukosa jaringan limfoid
terkikis, sehingga dalam proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan
jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga kripta melebar.

 Dinding faring hiperemis (+)


Terjadi karena vaskularisasi di area faring meningkat untuk memudahkan transport
dari tentara pertahanan tubuh seperti leukosit,makrofag,dan limfosit dalam melawan
mikroorganisme sehingga dinding faring tampak merah.

4
5

Anda mungkin juga menyukai