Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PELAYANAN KLINIK SYOK NEUROGENIK

Kepala Instalasi IGD


RS ROEMANI Nomor Dokumen Nomor Revisi
MUHAMMADIYAH
SEMARANG
Jl.Wonodri No 22 Semarang 00
Telp (024) 8444623
Fax (024) 8415752 dr.Ika Ristianingrum
Tanggal Ditetapkan Oleh
PPK
SYOK
NEUROGENIK Prof.DR.dr.H.Rifki Muslim, SpB.SpU
Direktur Utama
Definisi Kumpulan gejala akibat perfusi selular tidak mencukupi dan pasokan O2
tidak cukup memenuhi kebutuhan metabolik yang disebabkan oleh adanya
lesi transeksi pada medulla spinalis sehingga menyebabkan menurun atau
hilangnya hampir semua refleks spinal di bawah tingkat lesi medulla
spinalis yang kemudian dapat berangsur membaik dalam beberapa jam
sampai hari.
Kasus syok neurogenik umumnya terjadi pada kasus cervical atau high
thoracic spinal cord injury, migrasi yang tidak disengaja pada kasus
anestesi spinal, epidural hematoma atau cedera kepala yang parah.
Anamnesis - Riwayat cedera pada medulla spinalis regio cervical atau thorakal
atas, epidural hematoma, cedera kepala parah, atau anestesi spinal.
- Nadi lemah
- Gangguan kesadaran mulai dari kondisi ringan hingga berat
- Penurunan diuresis
Pemeriksaan - Perabaan kulit ekstremitas hangat, kering
Fisik - Hipotermia
- Bradikardia
- Paralisis flaccid
- Hilangnya sensibilitas di bawah tingkat lesi yang bersifat sementara
- Arefleksia atau hiporefleksia
- Retensio urin

1
- Berkeringat
- Hilangnya refleks anus yang bersifat sementara
- Diuresis < 0,5 cc/kgBB/jam
Kriteria 1. Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan fisik
Diagnosis 2. Ditemukan adanya injury pada medulla spinal regio cervical atau
thoracal, atau EDH
Diagnosis
Syok Neurogenik
Kerja
Diagnosis Syok Anafilaktik
Banding Syok Septik
Bradikardia
Pemeriksaan 1. EKG
Penunjang 2. Hemodinamik monitoring non invasive
3. X - foto thoraks posisi PA
4. X foto Spine Posisi AP/ Lateral sesuai letak lesi
5. CT Scan / MRI Spine jika dengan foto konvensional masih
meragukan atau bila akan dilakukan tindakan operasi
6. Pemeriksaan laboratorium :
- Darah rutin : Hb, Ht, Leukosit, Trombosit
- Pemeriksaan kimia darah : GDS, Ureum, Creatinin
- Analisis gas darah : pH, pO2, pCO2, HCO3, Base Excess
- Pemeriksaan elektrolit : Natrium, Kalium, Clorida, Calcium
Terapi Fase Akut di IGD / ICU
1. Bedrest total
2. Semua pasien syok neurogenik harus dirawat di ruang ICU
3. Oksigen support (NRM atau intubasi jika terjadi gagal nafas)
4. Monitoring non invasive untuk mengetahui status hemodinamik
pasien.
5. Pasang foley catheter untuk memonitor hasil urine dan mencegah
retensio urine.
6. Pasang NGT untuk dekompresi lambung dan pemberian nutrisi
enteral
7. Jika terdapat fraktur atau dislokasi kolumna vertebralis :

2
a. Cervical : Pasang kerah fiksasi leher, jangan dimanipulasi dan
disamping kanan kiri leher diberikan bantal pasir
b. Thorakal : Lakukan fiksasi menggunakan Thoracolumbal brace
c. Lumbal : Fiksasi dengan korset lumbal
8. Pemasangan IVFD
9. Berikan cairan kristaloid seperti NaCl 0.9% atau RL sebanyak 250
– 500 cc secara bolus dengan tetesan cepat.
10. Lakukan monitoring terhadap perbaikan cairan intravaskular
dengan mengevaluasi laju nadi, isi dan tekanan nadi, tekanan darah,
produksi urin, status mental, turgor kulit, dan akral pasien.
11. Pemberian vasopressor :
- Dopamin dapat diberikan dengan dosis 2 – 20 µg / kgBB / menit
- Epineprine dapat diberikan secara infuse dengan dosis 2 – 10 µg
/ menit.
12. Bila terjadi bradiaritmia :
- Berikan Atropin iv dengan dosis 0,5 mg bolus iv. Lakukan
evaluasi ulang dalam 3 – 5 menit. Pemberian atropin sulfat
boleh diulang hingga pemberian dosis maksimal sebesar 3 mg.
- Bila bradiartimia menetap dapat diberikan dopamine infuse
dengan dosis 2 – 20 µg / kg BB / menit atau epinefrine infuse
dengan dosis 2 – 10 µg / menit
- Apabila bradiaritmia tidak terkoreksi, dapat disarankan untuk
pemasangan alat pacu jantung transkutan.
13. Pemberian Methylprednisolone :
- Bila diagnosis ditegakkan pada onset <3 jam pasca trauma,
berikan Methylpredinosolone 30 mg/kgBB iv bolus selama 15
menit. Kemudian ditunggu 45 menit (tidak diberikan
Methylprednisolone). Selanjutnya diberikan infuse
Methylprednisolone terus menerus selama 23 jam dengan dosis
5.4 mg/kgBB/jam.
- Bila diagnosis ditegakkan pada onset 3 – 8 jam, berikan berikan
Methylpredinosolone 30 mg/kgBB iv bolus selama 15 menit.
Kemudian ditunggu 45 menit (tidak diberikan

3
Metyhlprednisolone). Selanjutnya diberikan infuse
Methylprednisolone terus menerus selama 47 jam dengan dosis
5.4 mg/kgBB/jam.
- Bila diagnosis ditegakkan pada onset > 8 jam, tidak diberikan
Methylprednisolone
Edukasi 1. Edukasi gizi dan pola makan
2. Edukasi faktor resiko dan komplikasi
3. Edukasi gaya hidup sehat
4. Edukasi obat - obatan
Daftar pustaka - Fitria, C., N., 2010, Syok dan Penanganannya, GASTER, Vol.7 No.2
Agustus 2010
- Hamidi, B. L., Nugroho, D., 2016, Syok Spinal, Ilmu Penyakit Saraf
RSUD Dr. Moewardi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Panduan Praktek
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer, Edisi Revisi, Jakarta.
- Leksana E, 2015, Dehidrasi dan Syok, CDK-228/ vol. 42 no. 5, th. 2015
- Mack, E. H., Neurogenic Shock, The Open Pediatric Medicine Journal,
2013, 7, (Suppl 1: M4) 16-18
- Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2017, Buku
Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut ACLS Indonesia,
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Jakarta.
- Putra, I. B. K., 2017, Gangguan Kardiovaskular Pasca Trauma Medula
Spinalis dalam Bali Neurology Update, RSUP Sanglah, Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai