Anda di halaman 1dari 4

DEMAM TIFOID

No. Revisi Halaman


No. Dokumen 00 1/3
Ditetapkan
RSUD dr. Zainal Umar Direktur RSUD dr. Zainal
Sidiki Umar Sidiki
Jl. Cimelati, Ds. Bulalo
Kab. Gorontalo Utara Tanggal Terbit
...../...../2022
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS dr. Sri Fenty N. Sagaf, M.Kes
NIP 19710915 200604 2 022

Pengertian : Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh


bakteri Salmonella typhi dan Salmonella Paratyphi yang
menginfeksi lambung sampai usus halus (ileum), menembus
dinding usus mencapai folikel limfoid (plaque peyeri)
mengikuti aliran limfe mesenterial ke dalam sirkulasi darah
(bakteremia primer) mencapai jaringan RES (lien, hepar,
sumsung tulang untuk bermultiplikasi). Masa inkubasi 10-14
hari.

Anamnesis :  Demam step ladder (naik secara bertahap sampai


waktu tertentu dan turun kembali mendekati suhu
normal).
 Diare atau konstipasi
 Malaise
 Anoreksia
 Mual-muntah
 Sakit kepala
 Nyeri perut
 Pada demam tifoid berat dapat dijumpai penurunan
kesadaran, disorientasi, letargi, delirium, kejang dan
ikterus

Pemeriksaan fisik :  Bradikardi relatif ( jarang pada anak usia lebih muda,
dapat ditemukan remaja)

 Lidah tifoid (Coated Tongue) : bagian tengah kotor,


bagian pinggir hiperemis

 Meteorismus atau distensi abdomen dengan nyeri

 Hepatomegali

 Splenomegali

 Rose spot di daerah dada dan abdomen bagian atas


(50% kasus)

 Bila ditemukan tanda pneumonia seperti sesak dan


crackles (terjadi sesudah minggu kedua dan
superinfeksi)

 Komplikasi berat : Penurunan kesadaran, delirium,


kejang
Diagnosis : Demam Tifoid

DD : - Demam Dengue
- Malaria
- Enteritis bakterial

Pemeriksaan Penunjang : Darah Rutin :


 Leukopeni dan/atau leukositosis
 Limfositosis relatif
 Trombositopenia, terutama pada demam tifoid berat
Serologi:
 Widal : kenaikan titer S.typhi titer O 1:160 atau
kenaikan 4 kali titer O fase akut ke titer konvalesens
 Kadar IgM anti-S.typhi hari ke 6-8, dan IgG (typhi-
dot)
Biakan Salmonella:
 Biakan darah terutama minggu 1 dan awal minggu 2
dari perjalanan penyakit
 Urin/feses : sesudah bakteremia sekunder (minggu ke
2-3)
 Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu
ke-4
Kimia Darah :
 Peningkatan transaminase hepar dan serum bilirubin
(pada hepatitis tifosa)
 Hiponatremia dan hipokalemia (pada gizi
kurang/buruk)
Radiologi :
 Foto toraks, jika diduga terjadi komplikasi
pneumonia
 Foto abdomen, jika diduga terjadi komplikasi
intraintestinal seperti perforasi usus atau perdarahan
saluran cerna
 Pada perforasi usus tampak :
Distribusi udara tak merata, airfluid level, bayangan
radiolusen didaerah hepar, udara bebas pada abdomen
Terapi :
 Obat-obatan :
Antibiotik
- Kloramfenikol 50-100mg/kgbb/hari, oral atau IV,
dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari.
- Amoksisilin 100mg/kgbb/hari, oral atau IV, selama
10 hari
- Kotrimoksasol 6mg/kgbb/hari, oral, selama 10 hari
- Ceftriaxone 80mg/kgbb/hari, IV atau IM, sekali
sehari selama 5 hari
- Cefixime 10mg/kgbb/hari, oral, dibagi dalam 2
dosis selama 10 hari
Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan
gangguan kesadaran:
- Deksametason 1-3mg/kgbb/hari, IV, dibagi
dalam 3 dosis hingga kesadaran membaik
 Tirah baring selama demam
 Cairan dan kalori cukup
 Antipiretik
 Terapi Komplikasi
 Diet : makanan lunak tidak berserat dan mudah
dicerna
Perbaikan secara klinis, nafsu makan membaik, bebas demam
Indikasi Dipulangkan : 24 jam tanpa antipiretik, stabil, tidak dijumpai komplikasi,
orang tua sudah mengerti untuk melanjutkan pemberian
antibiotik oral

Prognosis : Prognosis umumnya bonam, namun tergantung dari faktor


penderita, penggunaan antibiotik yang tepat dan akurat

Penelaah Klinis : dr. Zulfito Marendra, Sp.A

Kepustakaan : 1. Jenish Bhandari; Pawan K. Thada; Elizabeth DeVos. 2022.


Typhoid Fever. University of Health Sciences. Statpearls.
2. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia
(PPM IDAI) tahun 2009 dan 2011.

Lampiran : -

Anda mungkin juga menyukai