Anda di halaman 1dari 5

KEJANG DEMAM

No. Revisi Halaman


No. Dokumen 00 1/3
Ditetapkan
RSUD dr. Zainal Umar Direktur RSUD dr. Zainal
Sidiki Umar Sidiki
Jl. Cimelati, Ds. Bulalo
Kab. Gorontalo Utara Tanggal Terbit
...../...../2022
PANDUAN
PRAKTIK KLINIS dr. Sri Fenty N. Sagaf, M.Kes
NIP 19710915 200604 2 022

Pengertian : Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi


pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang
mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 38C,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak
disebabkan oleh proses intrakranial.
Keterangan :

1. Kejang terjadi karena kenaikan suhu tubuh, bukan


karena gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.
:
2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya
maka tidak disebut sebagai kejang demam.
3. Anak berumur antara 1-6 bulan masih dapat
mengalami kejang demam, namun jarang sekali.
4. Nasional Institute of Health (1980) menggunakan
batasan lebih dari 3 bulan, sedangkan Nelson dan
Ellenberg 978), serta ILAE (1993) menggunakan
batasan usia lebih dari 1 bulan. Bila anak berumur
kurang dari 6 bulan mengalami kejang didahului
demam, pikirkan kemungkinan lain, terutama
susunan saraf pusat.
5. Bayi berusia kurang dari 1 bulan tidak termasuk
dalam rekomendasi ini melainkan termasuk dalam
kejang neonatus.
Klasifikasi 1. Kejang demam sederhana
Karakteristik kejang demam sederhana
 Durasi kurang dari 15 menit
 Kejang umum (tonik atau klonik)
 Terjadi sekali dalam 24 jam.
2. Kejang Demam Kompleks
Karakteristik kejang demam kompleks
 Kejang lama durasi 15 menit atau lebih
 Kejang Fokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejang parsial
 Berulang lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.

1. Kesadaran sebelum dan sesudah kejang


Anamnesis 2. Riwayat gangguan neurologis
3. Riwayat demam (sejak kapan, timbul mendadak atau
perlahan, menetap atau naik turun)
4.Menentukan penyakit yang mendasari terjadinya
demam (infeksi saluran pernapasan atas, otitis media,
gastroenteritis)
5.Waktu terjadinya kejang, durasi, frekuensi, interval
antara 2 serangan
6. Sifat kejang (fokal atau umum)
7.Riwayat kejang sebelumnya (kejang disertai demam
maupun disertai demam atau epilepsy)
8.Riwayat keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan
9. Trauma
10. Riwayat kejang demam dalam keluarga
Pemeriksaan fisik  Tanda-tanda vital
 Pemeriksaan umum ditujukan untuk untuk
menentukan penyakit yang mendasari terjadinya
demam (infeksi saluran napas, otitis media,
gastroenteritis)
 Pemeriksaan neurologis meliputi kepala, ubun-
ubun besar, tanda rangsang meningeal, pupil,
saraf kranial, motorik, tonus otot.
 Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis

Diagnosis : Kejang Demam

DD : - Meningitis
- Encephalitis
- Epilepsi

Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan laboratorium


Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan
atas indikasi misalnya darah perifer, elektrolit, dan
gula darah untuk mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam.
b. Pungsi lumbal
Indikasi pungsi lumbal :
1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal
2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis.
3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai
demam yang sebelumnya telah mendapat antibiotk
dan pemberian antibiotik tersebut dapat
mengaburkan tanda dan gejala meningitis.
c. Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan EEG tidak diperlukan untuk kejang
demam, kecuali apabila ada bangkitan yang bersifat
fokal
d.Pencitraan
Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau MRI
kepala) dilakukan apabila terdapat indikasi, seperti
kelainan neurologis fokal yang menetap, misalnya
hemiparesis atau paresis nervus kranialis.
Terapi : Obat-obatan :
 Tatalaksana akut dapat dilihat di alogaritme kejang
demam
 Terapi antikonvulsan intermiten adalah obat yang
diberikan hanya pada saat demam. Profilaksis
intermiten diberikan pada kejang demam dengan
salah satu faktor risiko dibawah ini:
 Kalainan neurologis berat, misalnya cerebral palsy
 Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
 Usia <6bulan
 Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39
derajat celcius
 Apabila pada episode kejang demam sebelumnya,
suhu tubuh meningkat dengan cepat.
Obat yang digunakan adalah diazepam oral
0,3mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5mg/kg/kali
(5mg untuk BB <12kg dan 10mg untuk BB>12kg),
sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis maksimum
diazepam 7,5mg/kali. Diazepam intermiten
diberikan selama 48 jam pertama demam.

Pemberian Obat antikonvulsan rumatan Indikasi
pengobatan rumat:1
 Kejang fokal
 kejang lama >15 menit
 Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum
atau sesudah kejang misalnya cerebral palsy,
hidrosefalus, hemiparesis.
- Dapat diberikan asam valproate 15-40mg/kg/hari
: dibagi dalam 2 dosis, atau fenobarbital
3-4mg/kg/hari dalam 1-2 dosis. Pengobatan
diberikan selama 1 tahun,

Antipiretik: Paracetamol 10-15mg/kgBB/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali
atau ibuprofen 5-10mg/kgBB/kali 3-4kali
Indikasi Dipulangkan Pasien dapat dipulangkan apabila tidak kejang dan tidak
demam selama 24 jam tanpa antipiretik nafsu makan
membaik, klinis perbaikan dan tidak dijumpai
komplikasi. Pengobatan dapat dilanjutkan dirumah.
Prognosis Prognosis kejang demam secara umum sangat baik.
Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam
tidak pernah dilaporkan.

Kepustakaan Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak


Indonesia. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang
Demam. Jakarta. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI). 2016

Lampiran : -

Ketua Komite Medik Penelaah Klinis

dr.Ferdiyanto Dayi. Sp.PD dr. Zulfito Marenda, Sp.A

Anda mungkin juga menyukai