Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An” B” DENGAN DIAGNOSA

KEJANG DEMAM DI RUANGAN PERAWATAN ANAK


PUSKESMAS BONTOMATENE

Disusun Oleh:

SRI WAHYUNI

N.2112359

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. B DENGAN DIAGNOSA KEJANG

DEMAM

DI RUANGANGAN UGD

PUSKESMAS BONTOMATENE

Diajuakn untuk disetujui pada


Pada hari : Senin
Tanggal : 28 Februari 2022
Tempat : Pkm Bt. matene

Menyetujui,

RESEPTOR LAHAN RESEPTOR INSTITUSI

(....................................................) (..........................................)

Mengetahui,
Ketua program studi Ners

Rusli Taher, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN : 0920089002
LAPORAN PENDAHULUAN

KEJANG DEMAM

1. Konsep Dasar Medik


a. Defenisi
Kejang demam atau Febrilevconvulsion adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38oC ) yang
disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium dan intrakranium.
b. Etiologi
Kejang demam dapat disebabkan oleh :
1. Kejang demam yang berasal dari dalam susunan saraf pusat
 Ensefalitis (peradangan pada otak)
 Meningitis (peradangan pada serabut otak yaitu aracnoidea dan
piameter)
 Tetanus
 Abses otak dan lain-lain
2. Kejang demam yang berasal dari luar susunan sarap pusat
 Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
 Otitis media akut (OMA)
 Tonsilitis
 Infeksi traktus urinarius
 Gasiroenteritis
 Furukulosis
3. Kejang demam yang diturunkan secara dominant autosomal
sederhana yaitu dimana yang diturunkan ialah kemungkinan
adanya defesiensi enzim yang dapat menyebabkan maturasi otak
terlambat
4. Kejang demam yang disebabkan oleh kejadian prenatal (kelainan
genetic infeksi pada janin struktur kromoson) dan perinatal
(trauma, infeksi, hipoksia, alat anastesi, premature, dll) yang dapat
menyebabkan kerusakan otak.
c. Fatopflodiogram
Terlampir
d. Manifestasi klinik
1. Kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat (>38oC)
2. Serangan kejang terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam
berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dari benruk tonik-klonok,
tonik, klonok, fokal atau akinetik.
3. Nadi dan pernafasan cepat
Klasidikasi
a. Livingston membuat criteria dan membagi kejang demam atas dua
golongan yaitu
1. Kejang demam sederhana (simple Fibrite convulsiom)
2. Epilefsi yang dipropokasi oleh demam (epilefsi triggered off
fever)
Adapun kriterianya adalah:
a) Kejang demam sederhana ialah:
1. Kejang umum
2. Waktunya singkat
3. Umur serangan pertama kurang dari 6 tahun
4. Frekuensi serangan 1-4 kali /tahun
5. EEG normal
b) Yang digolongkan epilepsy yang diprovokasi oleh demam
ialah:
a) Kejang lama atau fokal
b) Umer lebih dari 6 tahun
c) Frekuensi serangan lebih dari 4 kali/tahun
d) EEG setelah demam tidak normal
b. Prichard dan Mc Greal membagi kejang demam menjadi:
1) Kejang demam sederhana
2) Kejang demam atipikal
(a) Adapun criteria untuk kejang demam sederana:
(1) Penderita dengan neurologis normal
(2) Umur 6 bulan sampai 4 tahun
(3) Suhu 100oF atau lebih
(4) Kejang simetris
(5) Kejang berlangsung kurang dari 30 menit
(6) Setelah kejang, neurologis normal
(7) EEG normal setelah tidak normal
(b) Penderita kejang demam yang tidak memenuhi kriteria
diatas digolongkan kedalam kejang demam atipikal
c. Sub Bagian anak FKUI-RSCM jakarta memodifikasi kriteria
kejang demam menurut Living Stone menjadi lebih sederhana
yaitu :
- Kriteria kejang demam sederhana
- Penderita kejang demam yang tidak memenuhi salah satu atau
lebih dari 7 kriteria tersebut digolongkan kepada epilepsi yang
diprovokasi oleh demam dimana epilepsi ini mempunyai suatu
dasar kelainan yang menyebabkan timbulnya kejang sedangkan
demam hanya merupakan pencetus faktor pencetus saja.
d. Kriteria kejang demam sederhana menurut Thesis Lumban Tobing
- Adanya kejang dan demam
- Tidak ada deficit neurologist sebelum dan sesudah serangan
kelang
- Liquar normal
e. Penatalaksanaan medik
Dalam penanggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu dikerjakan
yaitu:
a. Memberantas kejang secepat mungkin
Bila anak kejang segera berikan
1) Diazepam intravena → dosis rata-rata 0,3 mg/kg atau
Diazepam rectal → dosis ± 10 kg = 5 mg
≥ 10 kg = 10 mg
Bila kejang tidak berhenti tunggu 15 menit, dapat diulangi dosis
yang sama, tetapi bila kejang berhenti berikan dosis awal
Fenibarbiturat
Neonatus : 30 mg
1 bulan sampai 1 tahun : 50 mg
> 1 tahun : 75 mg
2) Bila Diazepam tidak tersedia pakai fenobarbital dengan dosis awal
yaitu:
Neonatus : 30 mg 1 M
1 bulan sampai 1 tahun : 50 mg 1 M
> 1 tahun : 75 mg 1 M
b. Pengobatan penunjang
1) Semua ketat dibuka
2) Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi
lambung.
3) Usahakan jalan jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan
oksigen bila perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi.
4) Pengisapan lender secara teratur dan diberikan oksigen
5) Menurunkan suhu yang tinggi dengan kompres hangat
c. Pengobatan rumat (Pengbatan yang diberikan sesudah kejang dapat
diatasi atau biasa disebut pengobatan untuk pemulihan).
d. Mencari penyebab dan mengobati
f. Prognosis
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosisnya baik dan tidak
perlu menyebabkan kematian. Adapun frekuensi terulangnya kejang
umumnya terjadi pada 6 bulan pertama.
Apabila melihat kepada umur, jenis kelamin dan riwayat keluarga maka
lennox Bucthai (1973) mendapatkan :
1. Pada anak berumur (13 tahun terulangnya kejang pada wanita 30 %
dan pria 33 %)
2. Pada anak berumur antara 14 bulan sampai 3 tahun dengan riwayat
keluarga adanya kejang. Terulangnya kejang adalah 30 % sedangkan
pada tanpa riwayat kejang 25%
Resiko yang akan dihadapi oleh seseorang anak sesudah menderita kejang
demam tergantung dari faktor :
1) Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam kelurga
2) Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum anak
menderita kejang demam.
3) Kejang demam berlangsung lama atau kejang total.
2. Konsep Dasar Keperawatan
a. Riwayat keperawatan
- Aktivitas / Istrahat
Gejala : Kelelahan, Kelemahan umum
Tanda : perubahan tanus / kekuatan otot
Gerakan incolunter / kontraksi otot ataupun sekelompok
otot
ataupun sekelompok otot
- Sirkulasi
Gejala : Hipertensi, peningkatan nadi, sianosis, posiktal, tanda
vital
normal atau defresi dengan penurunan nadi
- Eliminasi
Gejala : Inkontinensia
Tanda : Peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus otot
spingter
Otot relaksasi yang menyebabkan inkontinensia
- Makanan / Cairan
Gejala : Sensivitas terhadap makanan, mual/muntah
Tanda : Kerusakan jaringan / gigi
- Nyeri / Kenyamanan
- Pernafasan
- Keamanan
b. Pemeriksaan Fisik Keperawatan
1. Sistem pernapasan
Pernapasan cepat, apnoa, sianosis
2. Sistem kardiovaskuler
Bibir sianosis, kesadaran menurun, TD, akral dingin, nadi cepat
3. sistem pencernaan
Bibir kering, nafsu makan menurun, mual, diare, mukosa mulut luka
4. Sistem perkemihan
5. Sistem muskuloskeletal
Kelemahan otot-otot, kontraktor sendi
6. Sistem integumen
Kulit kering, turgor jelek, rambut rontok dan kotor, kulit panas dan
kasar
7. Sistem penginderaan
Mata rabun senja tanpa kekurangan vitamin A
8. Sistem persyaratan
Perkembangan sel otak kurang, IQ rendah, retardasi mental,
kelumpuhan
9. Sistem imunolgi
Menurun sehingga mudah terkena infeksi seperti ISPA, OMA, ISK
c. Diagnostik Test
- Pemeriksaan Laboratorium
1) Elektrolit : tidak seimbang
2) Glukosa hipoglikemia (normal : 80-120)
3) Ureum/kreatinin : meningkat (U : 10-15 & K = < 1,4 mg /dl)
4) Sel darah merah (Hb) menurun (N L : 14-18 & P : 12-26 g / dl )
5) Sel darah putih (leukosit) meningkat (N : 4-10 ribu / ul)
6) LED 1 jam / 2 jam meningkat
7) Fungsi lumbal : untuk menegtahui tekanan normal dari css tanda-
tanda infeksi.
- EEG digunakan menentukan adanya kelainan pada SSP
- Pemeriksaan radiology
3. Masalah Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi b/d adanya infeksi
2. Resiko tinggi cedera fisik : lidah tergigit b/d aktivitas motorik meningkat
3. Perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh b/d intaske kurang.
4. Resiko tinggi perubahan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b/d
pengeluaran berlebihan.
5. Kecemasan orang tua b/d dampak hospitalisasi.
6. Kurang pengetahuan orang tentang penanganan saat kejang b/d kurangnya
informasi.
4. Intervensi dan Rasional
1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi.
Tujuan : suhu tubuh normal 36 0C-37 0C pada klien
Intervensi :
- Kaji penyebab hipertermi
R/ Hipertermi merupakan salah satu gejala/kompensasi tubuh terhadap
adanya infeksi baik secara lokal maupun secara sistemik. hal ini perlu
diketahui sebagai dasar dalam rencana intervensi.
- Observasi suhu badan
R/ proses peningkatan suhu menunjukkan proses penyakit infeksius
akut
- Beri kompres hangat pada dahi/axilla
R/ Daerah dahi / axilla merupakan jaringan tipius dan terdapat
pembuluh darah sehingga proses vasodilatasi pembuluh darah lebih
cepat sehingga pergerakan molekul cepat.
- Beri minum sering tapi sedikit.
R/ Untuk mengganti cairan yang hilang selama proses evaporasi.
- Anjurkan ibu untuk memakaikan pakaian tipis dan yang dapat
menyerap keringat.
R/ Pakaian yang tipis dapat membantu mempercepat proses evaporasi.
- Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik
R/ Obat antipiretik bekerja sebagai pengatur kembali pusat pengatur
panas
2. Resko tinggi cedera fisik: lidah tergigit b/d altivitas meningkat
(kejang)
Tujuan : lidah tidak tergigit
- Jelaskan kepada keluarga akibat-akibat yang terjadi saat kejang
berulang
R/ Penjelasan yang baik dan tepat pada keluarga sangat penting untuk
meningkatkan pengetahuannya dalam mengatasi kejang
- Sediakan spatel lidah
R/ spatel lidah sangat penting untuk mencegah jika tergigitnya lidah
- Beri posisi miring kiri dan kanan
R/ mencegah aspirasi lambung
- Lakukan suction bila banyak lendir
R/ secret yang banyak dapat menyumbat jalan nafas dalam hal ini
dapat mengakibatkan disteress pernapasan sehingga harus dilakukan
suction bila banyak lender.
- Penatalaksanaan pemberian obat anti konvulsan
R/ sebagai pengatur gerakan motorik / menghentikan gerakan motorik
yang berlebihan.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Kaji pola makan
R/ adanya perubahan pola makan seperti nafsu makan menurun dan
dapat memperburuk status anak
- Timbang BB bila memungkinkan
R/ peningkatan BB penting untuk mengetahui perubahan status nutrisi
- Anjurkan ibu untuk memberi makanan sedikit tapi sering
R/ membantu mengurangi distensi lambung
- Beri makanan yang bervariasi
R/ menambah nafsu makan
- Monitor dan catat makanan yang dihabiskan klien
R/ mengetahui intake yang masuk
- Penatalaksanaan pemberian nutirisi parental.
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak
4. Resiko tinggi perubahan volume cairan kurangdari kebutuhan b/d
intake yang berlebihan
Tujuan : tidak terjadi kekurangan volume cairan
Intervensi
- Monitor tanda-tanda dehidrasi
R/: adanya perubahan pola makan seperti nafsu makan berkurang akan
dapat memperburuk status klien karena intake kurang
- Anjurkan beri minum banyak sesuai kebutuhan klien
R/: dapat mengganti kebutuhan cairan klien yang hilang
- Observasi tanda-tanda vital
R/: merupakan indikator dari volume cairan
- Observasi frekuensi dan konsistensi bab
R/: mengetahui perkembangan penyakit serta indikasi dalam rencana
intervensi
- Penatalaksanaan pemberian infus parental
R/: memenuhi kebutuhan cairan tubuh dan mengganti cairan yang
hilang.
5. Kecemasan orang tua
Tujuan : Kecemasan pada orang tua berkurang
Intervensi
- Kaji pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknya
R/: mengetahui kebutuhan keluarga akan pengetahuan sehingga dapat
mengurangi kecemasan
- Beri support pada keluarga bahwa anaknya akan sembuh kalau disiplin
dalam mengikuti perawatan
R/: memberikan harapan, menurunkan kecemasan, mentaati anjuran
pengobatan
- Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan perasaanya
R/: mengurangi beban psikologi dan menyalurkan aspek emosional
secara efektif dan cepat
- Beri informasi yang nyata tentang perawatan yang diberikan
R/: Dapat meningkatkan pengetahuan orang tua sehingga dapat
mengurangi kecemasan
6. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penanganan saat kejang
b/d kurang terpajang informasi.
Tujuan : orang tua dapat memahami tentang penanggulangan kejang
Intervensi
- Kaji tingkat pengetahuan orang tua tentang penanggulangan kejang
R/: memudahkan dalam pemberian pemahaman tentang kejang sesuai
dengan tingkat pengetahuan orang tua
- Berikan penjelasan pada orang tua klien tentang penanggulangan
kejang
R/: penjelasan yang baik dan tepat meningkatkan pengetahuan orang
tua dalam menangani kejang
- Anjurkan pada orang tua klien tentang cara penggunaan spatel
R/: informasi tentang cara penggunaan spatel sangat penting agar dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga klien
- Anjurkan pada orang tua untuk segera membawa anaknya kerumah
sakit atau puskesmas bila anaknya kejang yang lama
Mengurangi komplikasi atau bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
kejang.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

Nama Mahasiswa yang Mengkaji : SRI WAHYUNI NIM : N2112359

Ruangan            : UGD Tanggal Pengkajian : 15 / 02 /


2022
Kamar :- Waktu Pengkajian : 09.00 WITA
Tanggal Masuk PKM : 14 / 02 / 2022 Auto Anamnese :√
Allo Anamnese :√

I. Data umum
1. Identitas klien
Nama : An. B
Tempat tanggal lahir : 20 APRIL 2017
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan : -
Alamat : Kunjung Mange Desa Parasangang Beru
2. Identitas orang tua
Ayah
Nama : Tn. Baharuddin
Umur : 40 th
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kunjung Mange Desa Parasangang Beru
Ibu
Nama : Ny. Mantasia
Umur : 36 th
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kunjung Mange Desa Parasangang Beru
II. Riwayat kesehatan saat ini
1. Keluhan Utama : Demam
2. Alasan masuk RS : menurut orang tua anaknya demam mulai tadi
malam, tapi panas tidak turun-turun malahan
tambah naik/ tinggi, tadi pagi anak kejang 1x
dirumah akhirnya keluarga langsung membawa
anaknya ke rumah sakit dan diopname di UGD
anak kejang 1x.
III. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Prenatal
a.Pemeriksaan kehamilan : ibu memeriksakan kehamilan hanya pada awal
trisemester I
b. Kebutuhan selama hamil : tidak ada infeksi,
perdarahan, muntah hebat dan tidak riwayat
terpapar radiasi
c.Riwayat terapi obat : selama hamil ibu mengkonsumsi vitamin penambah
darah yang diberikan saat pemerikasaan
kehamilan tetapi hanya trisemester I
d. Riwayat berat badan selama hamil : ibu lupa
berapa peningkatan berat badan selama hamil
e.Imunisasi TT : hanya 1x.
2. Natal
a. Tempat melahirkan : rumah
b. Lama dan jenis persalinan : persalinan spontan
c. Penolong persalinan : bidan
d. Tidak ada komplikasi persalinan
3. Post Natal
a. Kondisi bayi ; berat badan lahir dan panjang lahir : lupa
b. Penyakit anak : tidak ditemukan adanya kelainan dan gangguan pada
anak
c. Problem menyusui : asi encer tidak ada kelaianan
4. Penyakit yang pernah dialami : menurut orang tua anak biasa demamdi
rumah dan flu tetapi hanya diberikan obat yang dibeli di apotik
( paracetamolsyrup dan OBH syrup ) dan sembuh sehingga anak belum
pernah dirawat di rumah sakit.
5. Kecelakaan yang pernah dialami
6. Riwayat alergi : tidak ada
7. Riwayat imunisasi
No. Jenis Imunisasi Waktu pemberian Reaksi
1 BCG 1 bulan -
2 DPT (I,II,III) 1,2,3 bulan Demam
3 POLIO (I,II,III) 1,2,3,4 bulan -
4 CAMPAK 9 bulan -
5 HEPATITIS 2,3,4 bulan -

IV. Riwayat kesehatan keluarga


Genogram

X 6 60 5
8 5

42 40 39 39 3 3 34
8 6

12 7 5 4
tahun

Keterangan :

: laki-laki : Klien
: perempuan X : Meninggal
Penjelasan : kakek klien dari ayah meninggal sejak 2 bulan yang lalu karena
faktor usia, tidak ditemukan adanya penyakit keturunan dalam
keluarga dan tidak dijumpai penyakit yang sama pada setiap
keturunan.
V. Riwayat tumbuh kembang anak
1. pertumbuhan fisik :
a. berat badan : 14kg
b. panajang badan : 96 cm
2. perkembangan tiap tahap
a. berguling : 4 bulan
b. duduk : 6 bulan
c. merangkak: 7 bulan
d. berdiri : 9 bulan
e. berjalan : 11 bulan
f. senyum I pada orang lain : 2 bulan
g. bicara I x : lupa
VI. Riwayat nutrisi
1. Pemberian asi : ibu memberi asi sejak klien
baru lahir sampai berusia 1 tahun 6 bulan.
2. Pemberian susu formula, jarang diberikan
3. Pemberian makanan tambahan : diberikan
sejak klien berusia 4 bulan yaitu : pisang atau pepaya, selanjutnya bubur
halus
4. Pola perubahan nutrisi
usia jenis nutrisi lama
pemberian
1. 0-4 bulan asi
4 bulan
2. 4-12 bulan buah-buahan, bubur
saring, bubur tim -
3. saat ini 2,5 tahun nasi, sayur, lauk
VII. Riwayat psiko-sosio-spiritual
Riwayat psiko-sosio-spiritual
1. riwayat psiko-sosial
a. tempat tinggal : klien tinggal serumah dengan
oarang tua dan saudara-saudaranya
b. lingkungan rumah : cukup aman dan bersih
c. hubungan antar anggota keluarga : baik
d. pengasuh anak : anak diasuh sendiri oleh ibunya, kadang dibantu
oleh saudara-saudaranya.
2. riwayat hospitalisasi
a. pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit.
Sakit pada anak merupakan stressor bagi keluarga, menurut ibu saat
ini dia merasa cemas sekali, selalu menanyakan keadaan anaknya,
tegang dan kadang menangis
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap.
Belum mengerti apa itu sakit tapi menurutnya rawat inap di rumah
sakit itu orang akan disuntik
VIII. Kebutuhan dasar/ pola kebiasaan setiap hari
1. Nutrisi
sebelum sakit : anak makan 3-4x sehari dengan menu asi, lauk,dan
sayur, anak sangat menyukai telur rebus.
Saat sakit : pada saat pengkajian anak belum makan karena tertidur
setelah pemberian stesolid rectal 1 tube di UGD.
2. Cairan
sebelum sakit : anak kuat minum +_ 6-7 gelas / hari ( 1500-
1750cc).
saat sakit : dirumah anak malas minum, setelah adirumah
sakit saat pengkajian anak belum pernah minum,
kebutuhan cairan dibantu dengan cairan IV RI :
tetesan dipercepat.
3. Istirahat/tidur
sebelum sakit : anak biasa tidur siang pada saat setelah capek
bermain +_ 1-2 jam, pada malam hari biasanya tidur
pukul 20.00 atau 21.00 wita dan bangun pagi jam
06.00.
saat sakit : anak cenderung tidur, pada saat pengkajian anak
masih tidur karena pengaruh kelemahan, dan efek
diasepem dan stesolid.
4. Eliminasi fekal/BAB
sebelum sakit : menurut ibu anak BAB 1-2x / hari dengan
konsistensi lembek, dengan warna kuning.
Saat sakit : BAB 1x saat setelah kejang, encer warna kuning.
5. Eliminasi urine/BAK
sebelum sakit : anak BAK 4-5x / hari, warna kuning jernih dan bau
pesing.
Saat sakit : anak BAK 4-5x / hari, warna kuning jernih dan bau
pesing.
6. Personal hygiene
sebelum sakit : dengan menggunakan sabun mandi, keramas biasa 2
hari dengan menggunakan shampoo, sikat gigi 1x
sehari bila ingin tidur.
Saat sakit : anaknya dilap basah oleh ibunya diatas tempat
tidur.
7. Aktivitas sehari-hari
sebelum sakit :anak banyak bermain dengan teman sebaya
dilingkungannya.
Saat sakit : aktivitas terbatas karena kelemahan dan
pemasangan infus
IX. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1. Motorik kasar : anak mampu berjalan sendiri
2. Motorik halus : belum dapat dikaji langsung, tapi menurut ibu anak sudah
dapat membedakan antara dua jenis benda
3. Bahasa : anak mampu berbicara tapi belum lancar
4. Personal sosial : anak sudah bermain dengan di lingkungannya.
X. Pemeriksaan fisik
Hari rabu, 07 – 06 – 2006 jam 10.30
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : tidak bisa dinilai karena sudah diberi stezolid rectal 1 tube
di UGD.
b. Penampilan dihubungkan dengan usia : sesuai, anak tampak lemah.
c. Kebersihan secara umum : anak cukup bersih, kuku tangan dan kaki
bersih.
2. Head to toe
a. Kulit/ integimen
Turgor kulit baik, tidak ada solema, kulit agak kecoklatan, tekstur
banyak, kulit teraba panas obs sb : 40oC
b. Kepala dan rambut
Rambut hitam, agak ikal, tipis, tidak mudah dicabut, kulit kepala
bersih tidak ada kutu dan ketombe, tidak ada peradangan.
c. Kuku
Kuku tangan dan kaki amat bersih dan pendek
d. Mata atau penglihatan
Refleks cahaya normal, sclera putih, conjungtiva hiperamik, pupil
isokor, tidak ada pandangan pada mata.
e. Hidung atau penciuman
Posisi septum ditengah, tidak ada polik, tidak ada peradangan dan
pendarahancairan dari hidung (-), terpasang sonde pada hidung kanan
untuk pemberian obat.
f. Telinga/ pendengaran
Liang telinga bersih , tidak ada peradangan, tidak ada alat Bantu
pendengaran, fungsi pendengaran baik.
g. Mulut dan gigi
Bibir agak kering, kemerahan, gigi anak belum lengkap.
h. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada kaku duduk.
i. Dada
Penerapan : nampak pernapasan dada dominant, gerakan ikut gerak
nafas, simentris, pernapasan vesikuler, tidak ada bunyi nafas
tambahan.
Jantung : irama jantung teratur 130x permenit, batas atas jantung 1 cs
II kiri, kanan : linea parastrenalis kanan, kiri media midklaricularis ,
bawah ; 1 cs V kiri, kesan normal.
j. Abdomen : peristaltic usus 8x/ menit, kuat, tidak teraba adanya
perbesaran hepar maupun lien.
k. Perineu dan genitalia : bersih, tidak ada peradangan dan pendarahan.
l. Ekstremitas atas dan bawah : terpasang infus pada tangan kanan
dengan RL : tetesan dipercepat tidak ada kekakuan sendi.
3. Pengakajian data fokus
a. Sistem respirasi
Pernapasan 32x/menit, tidak ada bunyi nafas tambahan, batuk (-).
b. Sistem kardiovaskuler
Nadi 30x/menit, irama teratur.
c. Sistem gastrointestinal
Anak belum pernah makan sejak tadi malam,
d. Sisctem integument
Badan teraba panas obs sb : 40o

4. Penatalaksanaan medis
 Infus dengan RI 30 tetesan/i
 Paracetamol 3x1 sendok
 Ampicillin 250 mg x 8 jam/ iv
 Stezolid rectal bila / kejang(diazepam)
5. Pemeriksaan laboratorium : belum ada
ANALISA MASALAH

No. Data Kemungkinan Masalah


1. Ds : Ibu mengeluh Kemungkinan penyebab Defisit
anak-anaknya Infeksi dari dalam/luar ssp Volume cairan
panas
Do : - tampak lemah Endotoksin
- masih tertidur
- Obs sb : 40oc Pelepasam zat pirogen
- badan teraba
panas Merangsang hipotalamus
- infus positif RL anterior
dipercepat
Respon menggigil

Rx peningkatan suhu tubuh

Evaporasi meningkat dan


intake inadekuat

Cairan tubuh berkurang

2. Ds : ibu mengeluh Kemungkinan Penyebab Hipertermi


anak mulai Infeksi Dalam Dan Luar SSP
demam tadi
malam Endotoksin
Do : - badan teraba
Pelepasan Zat Pirogen
panas
- suhu tubuh : Merangsang Hipotalamus
40oc Anterior sebagai
- nadi : 130x/ termoregolotor
menit
Produksi Panas Meningkat

Respon Menggigil

Reaksi peningkatan suhu


tubuh
3. Resiko tinggi
cedera fisik lidah
Peningkatan Metabolisme tergigit
basale dan kebutuhan
oksigen

K+ berdifusi keluar sel dan


Na+ berdifusi kedalm sel

K+ dalam sel menurun dan


Na+ dalam sel meningkat

terlepasnya muatan listrik

dengan bantuan
neurotransmitter

4. Ds : keluarga selalu kejang Kecemasan pada


menanyakan orang tua
keadaaan Kejang demam
anakanya
Do : tampak Hopitalisasi
tegang / kadang
menangis Koping infektif

Kecemasan keluarga / orang


tua
PERENCANAAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Inisial klien : An. A Ruangan : Perawatan No. RM .0401 0062
Perencanaan
Diagnosa
No Data Tujuan dan Rasionalisasi Implementasi Evaluasi
Keperawatan Intervensi
Kriteria hasil
1. DS : ibu klien Defisit volume cairan Deficit volume - - Tanggal 07-06-2006 Pukul 14.00
mengatak b/d meningkat (demam) cairanteratasi output balance cairan Pukul 10.30 S : Menurut ibu anak
an badan intake inadekuat d/d : denngan kriteria : - - Mengkaji intake dan belum pernah
anaknya DS : ibu klien - - kering, turgor oputput minum karena
panas mengatakan badan hidrasi yang tanda dehidrasi kulit buruk, Hasil : Intake masih tertidur
sekali anaknya panas adekuat produksi urine - air minum : tapi sering
Ibu klien sekali - kurang normal ( 1 50cc ngompol 3x
mengatak Ibu klien 2000cc/hr cc/kg BB/jam ) - infuse ::400cc O : - Ku lemah
an mengatakan - adalah tanda-tanda 450cc - Badan masih
anaknya anaknya belum dalam batas dehidrasi Output : panas
belum pernah minum normal 36,5 - - - IWL : 1120cc - Infuse +
pernah sejak pagi / kejang 37,4oc - hipotensi - Urine :± 60cc dengan RL :
minum DO : klien nampak tergantung pada - BAB : 100cc masuk ±
sejak lemah derajat 1280cc 1200cc
pagi / Badan teraba panas kekurangan Pukul 11.00 A : Defisit volume
kejang Obs sb : 40oc volume cairan - Monitor tanda-tanda cairan belum teratasi
DO : klien Nadi 130x / menit - dehidrasi P : Intervensi lanjut
nampak lemah - mengganti cairan Hasil : turgor - Kaji intake dan
Badan tapi sering yang hilang kecil baik, bibir output
teraba Untuk memenuhi agak kering, anak - Monitor tanda-tanda
panas Obs kebutuhan cairan sering BAK dehidrasi
sb : 40oc dalam tubuh Pukul 11.10 - Beri minum sedikit
Nadi 130x / - Menganjurkan pada tapi sering
menit ibu untuk memberi -Pertahankan infuse
minum pada anak
Pukul 11.10
- Mengatur tetesan
pada infuse
Hasil : tetetesan
infuse dipercepat
2. DS : orang tua Hipertensi berhubungan Hitertensi teratasi - - Tanggal 07-06-2006 Pukul 13.55
mengata dengan adanya infeksi dengan kriteria : badan intervensi Pukul 10.30 S : Ibu klien
kan d/d : - selanjutnya - Mengobservasi mengatakan badan
demam DS : orang tua anaknya sudah - - suhu badan anaknya masih
sejak mengatakan demam tidak demam hangat pada dahi merupakan pukul 10.35 panas
tadi sejak tadi malam - badan tidak teraba atau axilla jaringan tipis dan - Menganjurkan pada O : Badan teraba
malam DO : badan teraba panas terdapat pembuluh bu memberikan panas Obs sb: 39,7oc
DO : badan panas : 40oc - darah banyak, kompres air hangat Nadi 128x/mnt
teraba panas : Nadi : 130x /mnt batas normal sehingga proses pada dahi dan axilla A : Masalah
40oc vasodilatasi lebih pukul 10.36 hipetermi masih
Nadi : cepat sehingga - Menganjurkan pada belum teratasi
130x /mnt evaporasi ibu untuk mengganti P : Lanjutkan
menigkat. baju anaknya intervensis
- - dengan baju tipis - Obs suhu badan
ibu untuk yang hilang dan menyerap - Beri kompres pada
memberi minum karena proses keringat dahi
sedikit tapi sering evaporasi pukul 10.40 - Anjurkan beri
(500cc-1500cc/har - Mengatur ventilasi minum banyak
i) ruangan dan - Batasi pembesuk

- - membatasi - Beri antipiretik

ruangan lebih rendah dari pengunjung


suhu tubuh dapat - Memberikan
menyebabkan antipiretik
konveksi (paracetamol syrup 1
- sendok lewatb
- mempercepat sonde )
tipis dan proses evaporasi
menyerap keringat keringat
menimbulkan rasa
tak nyaman
-
- dengan efeksentral
pemberian pada hipotalamus
antipiretik

3. Resiko cidera fisik : Cedera fisik tidak - sediakan spatel penting untuk Tanggal 07-06-2006 Pukul 14.00
lidah tergigit terjadi dengan cidera lidah mencegah Pukul 10.35 S : Keluarga
berhubungan aktivitas lidah tidak tergigit tergigitnya lidah - Menjelaskan pada mengatakan
motorik meningkat - beri posisi miring - mencegah aspirasi keluarga akibat anaknya masih
(kejang) kiri dan kanan yang dapat terjadi demam dan kejang
- jelaskan pada - penjelasan yang saat kejang O : Klien tampak
keluarga akibat- baik meningkatkan berlangsung ( lidah lemah
akibat yang terjadi pemahaman tergigit ) Badan teraba
saat kejang (lidah sehingga hasil : keluarga panas
tergigit bekerjasama dalam tampak memahami Obs sb : 39,7oc
intervensi apa penjelsanyang Lidah tidak
- penatalaksanaan - mengatur gerakan diberikan tergigit
pemberian antu motorik pukul 10.37 A : Masalah tidak
konvulsan (menghentikan - Menyediakan terjadi
gerakan motorik spatel lidah P : Intervensi lanjut
yang berlebihan. pukul 10.40 - Sediakan spatel
- Memberikan posisi - Beri posisi kir /
miring kiri kanan
pukul 11.30 - Beri anti
- Memasang spatel konvulsan
lidah karena anak
kejang
pukul 11.35
- Memberi stesolid
rectal
pukul 12.00
- Memberikan
diazepam 1 tube
lewat sonde
lambung

4. DS : keluarga Kecemasan orang tua - - - Me Tanggal 07-06-2006 Pukul 14.00


selalu b/d perubahan status tua teratasi d/d keluarga tentang ngetahui Pukul 12.25 S : Ibu klien
menanyakan kesehatan anak d/d : - penyakit anak kebutuhan - Mengkaji mengatakan
keadaan DS : keluarga selalu cemas berkurang keluarga akan pengetahuan rasa cemasa
anaknya menanyakan keadaan - pengetahuan keluarga tentang berkurang
DO : tampak anaknya - sehingga dapat penyakit anaknya O : Tampak
tegang / kadang DO : tampak tegang / perawatan / mengurangi Hasil : keluarga tidak tenang
menanglis kadang menanglis pengobatan - kecemasan mengetahui berpartisipa
keluarga buat anak - Me penyakit anaknya si dalam
akan sembuh mberikan Pukul 12.20 pengobatan
kalau disiplin harapan, - Memberikan anak
menurunkan informasi pada A : masalah
dalam perawatan / kecemasan keluarga teratasi
pengobatan dengan mentaaati mengerti tentang P : Pertahankan
anjuran penyebab kejang intervensi
pengoabatan Hasil : keluarga
- - Me mengerti tentang
pada keluarga gurangi beban tindakan yang
mengungkapakan psikologis dan diberikan untuk
perasaannya menyalurakan mencegah kejang
aspek emosional yaitu
secara efektif dan menurunkan
- cepat suhu dan
tentang perawatan - Da pemberian obat
penyakit anak pat penenang
meningkatakan pukul 12.25
pengetahuan - Memberikan
orang tua kesempatan pada
sehingga dapat keluarga untuk
mengurangi mengungkapkan
kecemasan perasaannya
Hasil : ibu bercerita
tentang anaknya
dan
kesedihannya
karena melihat
anaknya sakit
- Memberi support
pada keluarga bahwa
anaknya akan sembuh
kalau disiplin dalamn
perawatan dan
pengobatan
hasil : ibu
mengatakan akan
berusaha mengikuti
instruksi dari dokter
atau perawat.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ No Implementasi Evaluasi Hasil


Tanggal DX
rabu, I Pukul 10.02 Pukul 14.00
16-2-22 - Mengkaji Intake dan Output S : Ibu klien mengatakan anaknya
Hasil : intake sudah tidak pernah kejang lagi
air minum : ± 7500cc O : Ku lemah
infuse : 600cc A : Masalah teratasi
1350cc Kejang (-)
output P : Lanjutkan intervensi
IWL : 816,6cc
Urine : ± 3 00 cc
1116,6cc
Pukul 10.02
- Mengingatkan ibu untuk tetap
memberikan air minum banyak
pada anak
Hasil : ibu klien mengatakan
selalu memberi minum pada
anaknya
pukul : 10.05
- Mengatur tetesan infuse 30
tetes/mnt

II Pukul 09.00 Pukul 14.00


- Mengobservasi suhu badan S : Ibu klien mengatakan demam
Hasil : Obs sb : 38,2 oc anaknya sudah berkurang
Pukul 09.05 O : Badan masih teraba hangat
- Mengingatkan kembali pada Observasi SB : 37,9oc
ibu untuk tetap memberi A : Masalah belum teratasi
kompres pada anak P : Lanjutkan intervensi
hasil : ibu tetap memberi
kompres hangat pada dahi - Observasi suhu tubuh
anak - Beri kompres bila demam
Pukul 09.06 - Anjurkan minum banyak
- Mengingatkan kembali ibu - Beri antipiretik
untuk memberi air minum - Pertahankan cairan IV
banyak ( 1500-2000cc )
Hasil : ibu bersedia memberi
air minum pada anaknya
sedikit-sedikit tapi sering
Pukul 09.10
- Memberi anak obat
paracetamol syrup 1 sendok

III Pukul 10.00 Pukul 14.00


- Membatsi pembesuk klien S : Menurut ibu anaknya sudah
Hasil : keluarga bersedia tidak pernah kejang
pulang sebahagian O : Ku lemah, kejang (-)
Pukul 10.05 A : Masalah teratasi
- Mengatur tetesan infuse 30 P : Lanjutkan intervensi
tetes/menit - Berikan antikonvulsan
Pukul 09.00 diazepam ½ tablet
- Mengkaji keadaan klien
Hasil : Ku lemah, kejang (-)
Pukul 12.00
- Memberi obat antikonvulsan
(diazepam) ½ tablet

Kamis Pukul 09.00 Pukul 14.00


17-02-22 I - Mengkaji intake dan output S : Menurut ibu anak kuat
Hasil : Intake minum
Air minum : ± 750cc O : - Badan tidak terasa panas
Infus : ± 300cc - Obs sb : 37 oc
1050cc A : Masalah teratasi
Output P : Intervensi dipertahankan
IWL : 120cc
Urine : ± 300cc
420cc
Pukul 09.05
- Mengatur tetesan infuse 16
tetes/menit

II Pukul 09.00
- Mengobservasi suhu badan Pukul 14.00
Hasil : 37,2 oc S : Menurut ibu anak kuat
Pukul 09.05 minum
- Mengingatkan tetap memberi O : - Tampak sakit
banyak minum pada anak - Turgor kulit baik
Pukul 09.10 - Infuse positif dengan RL 16
- Mengatur tetesan infuse 30 tetes/menit
tetes/menit A : Masalah tidak terjadi
III Pukul 12.00 P : Intervensi lanjut
- Memberi antikonvulsan ½ - Kaji intake output
tablet Pukul 14.00
S : Menurut ibu anak sudah tidak
pernah kejang
O : - Tampak sakit sedang
- Kejang negative
A : Masalah tidak terjadi
P : Intervensi dipertahankan

Anda mungkin juga menyukai