0)
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal) di
atas 380C tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan elektrolit
1. Pengertian
(Definisi) atau metabolik lain. Kejang disertaidemam pada bayi usia kurang dari 1
bulan tidak termasuk dalam kejang demam.
1. Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang
2. Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam,
interval,kesadarananak pasca kejang, penyebab demam di luar
infeksi susunan saraf pusat
2. Anamnesis 3. Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam
keluarga
4. Menyingkirkan penyebab kejang lain , sepertidiare, muntah,
asupankurang, sesak.( kemungkinan gangguan elektrolit,
hipoksemia, hipoglikemia).
1. Suhu tubuh : apakah terdapat demam di atas 380C saat kejang
2. Kesadaran: apakah terdapat penurunan kesadaran sebelum maupun
sesudah kejang
3. Tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, brudzinski I dan II,
kernique dan laseque
3. Pemeriksaan Fisik 4. Pemeriksaan nervus kranialis
5. Tanda peningkatan tekanan intra kranial (UUB membonjol, papil
edema)
6. Tanda infeksi di luar SSP (ISPA, OMA, ISK dll)
7. Pemeriksaan neurologis lain : tonus, motorik, refleks fisiologis,
refleks patologis.
KEJANG DEMAM (ICD 10: R56.0)
6. Diagnosis TB paru
Banding Asma Bronkial
Edema Paru
7. Pemeriksaan 1. Darah lengkap
Penunjang 2. CRP, LED
3. Tuberkulin test bila ada riwayat kontak penderita TB
4. Thorax foto: hanya pada pasien rawat inap atau pada pasien
dengan tanda-tanda klinis memingungkan.
5. Foto follow-up hanya bila kolaps lobus, curiga ada komplikasi,
pneumonia berat, gejala yang menetap atau memburuk, atau tidak
respon terhadap terapi.
6. Punksi cairan pleura bila ada efusi
8. Terapi Pasien denga SpO2 92% pada saat bernapas dengan udara kamar
harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, tau
sungkup untuk mempertahankan saturasi oksigen >92%
PNEUMONIA
Bronchitis
7. Diagnosis TB anak
Banding Asma
Penumoni
1. Saturasi oksigen
8. Pemeriksaan
2. Pulse oxymetry
Penunjang
3. Foto thorax
BRONKIOLITIS
9. Terapi 1. Antibiotika
i. Bila terdapat napas cepat saja, rawat jalan dan diberikan
kotrimoksazol (4 mgTMP/kgBB/kali) 2 kali sehari atau
amoksisilin (25 mg/kgBB/kali, 2 kali sehari selama 3 hari.
ii. Apabila terdapat disters pernapasan tanpa sianosis dan anak masih
bisa minum, anak dirawat di rumah sakit dan diberikan
ampislilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6
jam), dipantau selama 72 jam pertama. Jika keadaan memburuk,
ditambahkan kloramfenikol 25 mg/kgBB/kali IM atau IV
iii. Jika pasien datang dalam keadaan klinis berat (disertai sianosis),
berikan oksigen dan terapi kombinasi ampisilin kloramfenikol
atau ampisilin gentamisin. Sebagai alternatif dapat dipakai
seftriakson (80 100 mg/kgBB/kali ) IM atau IV sekali sehari
2. Oksigen
Oksigen diberikan kepada semua anak dengan wheezing dan distres
pernapasan berat sampai tanda hipoksia menghilang
3. Perawatan penunjang sesuai gejala
10. Edukasi 1. Memberikan makanan sedikit- sedikit atau puasa bila anak dalam
keadaan sesak
2. Memberikan nutrisi yang cukup pada anak
6. Diagnosis GNAPS
Banding
1. Urinalisis : proteinuria massif (2+), rasio albumin kreatinin urin > 2
dan dapat disertai hematuria
7. Pemeriksaan
2. Pemeriksaan darah : Hipoalbuminemia (<2,5 g/dL)
Penunjang
3. Hiperkolesterolemia (> 200mg/dL)
4. Laju endap darah meningkat
SINDROM NEFROTIK
Indicator Medis Pengobatan dengan antibiotic yang tepat dan terapi suportif yang
mendukung dapat mengurangi terjadinya komplikasi
GIZI BURUK
1. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki
1. Pengertian sampai seluruh tubuh
(Definisi) 2. BB/PB atau BB/TB <-3SD
1. Penilaian awal, anamnesis mengenai:
Kejadian mata cekung yang baru saja terjadi
Lama dan frekuensi diare, tampilan muntahan dan diare
(encer/darah/lendir)
Kapan BAK terakhir
Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin
Bila didapati hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami
dehidrasi dan/atau syok. Atasi segera.
2. Anamnesis lanjutan :
Diet (pola makan sebelum sakit)
Riwayat pemberian ASI
2. Anamnesis
Asupan makan dan minum beberapa hari terakhir
Sejak kapan hilangnya napsu makan
Riwayat kontak dengan penderita campak dan tuberculosis paru
Apakah pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
Batuk kronik
Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
Berat badan lahir
Riwayat tumbuh kembang; duduk berdiri berbicara
Riwayat imunisasi, apakah ditimbang setia bulan
Latar belakang social keluarga dan tersangka infeksi HIV
GIZI BURUK
6. Diagnosis
banding -
7. Mulai Pemberian
Makanan
8. meningkatkan makanan
untuk tumbuh kejar
(catch- up growth)
9. Stmulasi
10.Persiapan tindak lanjut
3. Tatalaksana Umum
Langkah Pengelolaan
8.3.1 - Semua anak gizi buruk harus dianggap menderita
Hipoglik- hipoglikemia
emia : - Anak sadar : Glukosa 10% atau gula pasir 10 % per-
glukosa oral atau NGT 50 ml
darah < 3 - Letargi : Glukosa 10% iv bolus 5 ml/kgBB
mmol/l atau - Syok : RL dan Dekstrosa/Glukosa 10% 1:1 menjadi
< 54 mg/dl RLG 5% 15 ml/kgBB selama 1 jam pertama atau 5
tts/mnt/kgBB
- Jika kadar gula darah < 3 mmol/l atau < 54 mg/dl,
ulangi pemberian larutan Glukosa atau gula 10%
- Lanjutkan dengan pemberian F-75 setiap 2-3 jam siang
dan malam
- Bila masih mendapat ASI, teruskan pemberian ASI di
luar jadwal pemberian F-75
GIZI BURUK
Langkah Pengelolaan
8.3.5 - Malaria Falsiparum
Infeksi Lini kedua
Hari Obat Jumlah tablet/hari menurut kelompok umur
2-11 1-4 thn 5-9 10-14 15
bln thn thn thn
H1 Kina *) 3x 1/2 3x1 3x1 3x2
Tetr/ - - - - 4x1
Doks
Prim - 3/4 1 2 2-3
H2 Kina *)
Tetr/ - - - - 4x1
Doks
*) 1 tablet = 200 mg garam
Dosis Kina 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
GIZI BURUK
Malaria Vivaks/Ovale
Lini pertama
Ha Obat Jumlah tablet/hari menurut kelompok umur
ri 0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 15
bln bln thn thn thn thn
H Klor 1/4 1/2 1 2 3 3-4
1 Prim - - 1/4 1/2 3/4 1
H Klor 1/4 1/2 1 2 3 3-4
2 Prim - - 1/4 1/2 3/4 1
H Klor 1/8 1/4 1/2 1 11/2 2
3 Prim - - 1/4 3/4 1
H4 Prim - - 1/4 3/4 1
-14
Langkah Pengelolaan
8.3.5 Malaria vivax/ovale resisten klorokuin
Infeksi Lini pertama
Ha Obat Jumlah tablet/hari menurut kelompok umur
ri 0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 15
bln bln thn thn thn thn
H Kina *) *) 3x 3x1 3x11/2 3x2
1-7
H Prim - - 1/4 3/4 1
1-14
Bila relaps : Klorokuin dan Primakuin 1x setiap minggu,
selama minimal 8 minggu. Primakuin 0,75 mg/kgBB.
GIZI BURUK
Malaria klinis
Lini pertama
Hari Obat Jumlah tablet/hari menurut kelompok umur
0-2 2-11 1-4 5-9 10- 15
bln bln thn thn 14 thn
thn
H1 Klor 1/4 1/2 1 2 3 3-4*)
Prim - - 3/4 1 2 2-3**)
H2 Klor 1/4 1/2 1 2 3 3-4*)
H3 Klor 1/8 1/4 1/2 1 1 2
*) Klorokuin BB<50 kg 3 tab, BB>50 kg 4 tab
H1,2 : 10 mg/kgBB/hari, H3: 5 mg/kgBB/hari
**) Primakuin BB<50 kg 2 tab, BB>50 kg 3 tab, dosis 0,75
mg/kgBB/hari
Lini kedua
Hari Obat Jumlah tablet/hari menurut kelompok umur
0-2 2-11 1-4 5-9 10-14 15
bln bln thn Thn thn thn
H1 Kina *) *) 3x 3x1 3x1 3x2
H2 Prim - - 3/4 1 2 2-3
Kina 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
Primakuin 0,75 mg/kgBB dosis tunggal
GIZI BURUK
8.3.7 Stabilisasi:
Pemberian - Makanan dalam jumlah sedikit tapi sering, rendah
makanan osmolaritas maupun rendah laktosa
awal - Berikan per-oral atau NGT, hindari penggunaan
parenteral
- Kalori 80-100 kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g
/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari (bila edema
berat, beri 100 ml/kgBB/hari)
- Formula awal adalah F-75 sesuai jadwal (lihat
tabel pada lampiran)
- Jika anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi
pastikan bahwa jumlah F-75 yang ditentukan harus
dipenuhi
- Pantau dan catat setiap hari:
jumlah makanan yang diberikan dan dihabiskan,
muntah, frekuensi defekasi dan konsistensi feses,
berat badan.
GIZI BURUK
GIZI BURUK