Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS. ST. CAROLUS BORROMEUS


TAHUN 2017-2019

KEJANG DEMAM

No. Dokumen : …. Tanggal : … Disahkan oleh


Direktur

Revisi ke : 0 No. Revisi : - Tanggal : -


dr.Herly Soedarmadji

Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (di atas 38° C Rektal) tanpa adanya infeksi
susunan saraf pusta, gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.
Kejang yang terjadi pada bayi dibawah umur 1 tahun tidak termasuk
dalam kejang demam.

1. Pengertian (Definisi) Kejang Demam Sederhana adalah kejang yang berlangsung singkta
kuran dari 15 menit bersifat kejang umum dan tidak berulang dalam
24 jam

Kejang Demam Kompleks adalah kejang berlangsung lebih dari 15


menit bersifat fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang
didahulu kejang fokal dan berulang dalam 24 jam.

1. Adanya kejang, jenis kejang, lama kejang dan kesadaran,


interval kejang dan keadaan anak pasca kejang
2. Shuh tubuh saat kejang, sebelum kejang
3. Adanya infeksi diluar SSP seperti ISPA, SIK, OMA
4. Riwayat tumbuh kembang, riwayat kekang demam dan epilepsy
2. Anamnesis
dalam keluarga
5. Singkirkan sebab kejang yang lain misal diare dan muntah yang
meyebabkan gangguan elektrolit, sesak nafas yang dapat
menimbulkan hipoksemia, asupan makanan dan susu kurang
yang dapat menimbulkan hispoglikemia
1. Suhu tubuh (rectal)
2. Kesadaran (Glasgow Coma Scale)
3. Tanda rangsang menigeal : kaku kuduk, Brudzinsky I dan II
kernig sign, Laseque sign
4. Pemeriksaan nervus cranial
3. Pemeriksaan Fisik 5. Tanda peningkatan tekanan intracranial, UUB menonjol, papil
edema
6. Tanda infeksi diluar SPP : ISPA, SK, OMA
7. Pemeriksaan neurologi lain : tonus, motorik, reflex fisiologis dan
patologis
8. Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, gula darah sewaktu,
urnalisis, kultur darah, urin dan feses bila dibutuhkan.

4. Kriteria Diagnosis Kriteria Klinis Sesuai Definisi Kejang Demam

5. Diagnosis Kerja Kejang Demam sederhana dan kejang demam kompleks


1. Meningitis
2. Ensefalitis
3. Gangguan kesemibangan elektrolit
6. Diagnosis Banding
4. Generalized Epilepsy with Febrile Seizure +
5. Severe Myoclonic Epylepsy in Infancy
6. Febrile status epilepticus
1. Pemeriksaan daah lengkap, elektrolit darah, gula darah sewaktu,
urnalisis, kultur darah, urin dan fases tidak diperlukan pada
kejang demam sederhana. Peringkat bukti ilmiah B
2. Lumbal pungsi : tidak perlu dilakukan pada kejang demam
7. Pemeriksaan
sederhana jika tidak ada tanda menigitis atau riwayat mingitis
Penunjang
atau tanda infeksi intracranial. Peringkat bukti ilmiah B
3. EEG : tidak dianjurkan pada kejang demam sederhana tetapi
perlu ada pada kejang demam kompleks. Peringkat bukti ilmiah
B
Mediksmentosa :
1. Antipiretik : Paraetamol 10-15 mg /kgBB oral atau drip
diberiikan setiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Ibuprofen 5-10
mg/kgBB diberikan 3-4 kali sehari
2. Anti Kejang : diazepam oral 0.3 mg/kgBB setiap 8 jam atau
diazepam rectal 0.5 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat suhu >
38.5 C
3. Pengobatan rumatan jangka panjang diberikan dengan
fenobarbital 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 1-2 dosis atau asam
8. Tata Laksana valproat 15-20 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis diberikan selama
satu tahun bebas kejang kemudian dihentikan bertahap 1-2 bulan
Pengobatan rumatan diberikan jika terdapat keadaan sbb:
 Kejang > 15 menit
 Kelainan neurologis nyata sebelum/sesudah kejang seperti
paresis, palsi serebral, retardasi mental, hidrosefalus
 Kejang fokal
 Kejang berulang lenih dari 2 kali dalam 24 jam
 Kejang demam pada usia < 12 bulan
 Kejang demam berulang > 4 kali setahun
Kejang demam sederhana prognosisnya baik. Pada 482 anak kejang
demam sederhana yang dipantau selama 1 – 5 tahun tidak
ditemukan kematian, disabilitas intelektual maupun kecacatan.
Risiko epilepsi pada kejang demam sederhana hanya 1-2%.
9. Prognosis
Sebanyak 30-35% akan mengalami kejang demam kembali. Risiko
meningkat jika kejang pertama terjadi pada umur kurang dari 1
tahun, ada riwayat kejang demam pada saudara kandung, kejang
demam terjadi pada demam yang tidak begitu tinggi, interal waktu
antara demam dan dan kejang pendek dan adanya pperkembangan
yang abnormal sebelum kejang.
Kejang demam kompleks : risiko terjadi epilepsi dikemudian hari
adalah 5 – 10% terutama jika kejang demam fokal, lama dan ada
riwayat epilepsi dalam keluarga
1. Pudjiad, AH dkk : Pedoman Pelayanan Medis. Jilid 1, Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta 2010:150-154
2. Widodo, DP: Konsensus Tata Laksana Kejang Demam dalam
Gunardi, H dkk (Eds) kumpulan Tips Pedistri. Badan Penerbit
10. Kepustakaan Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta 2010 : 193-203
3. Pusponegoro, H: Kejang Demam. Dalam Curent Evidences i
Pediatric Emergencies Management. Departemen Ilmu
Kesehatan Anak. FKUI/RSCM, Jakarta, 12-13 April 2015 ; 92-
97
CLINICAL PATHWAY
KEJANG DEMAM SEDERHANA
Rumah Sakit Kelas B & C

No. RM :

Nama Pasien BB Kg
Jenis Kelamin TB Cm
Tanggal Lahir Tgl Masuk Jam :
Diagnosa MRS Tgl Keluar Jam :
Lama Rawat Hari
Penyakit Utama
Kode ICD :
Rencana Rawat
Penyakit Penyerta
Kode ICD :
Ruang Rawat / Kelas /
Komplikasi
Kode ICD :
Rujukan
Tindakan Ya / Tidak
Kode ICD :
Dietary Counseling & Surveillance Kode ICD: Z71.3

HARI PENYAKIT
1 2 3 4 5 6 7
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN KETERANGAN
HARI RAWAT
1 2 3 4 5 6 7
1. ASASMEN AWAL
Pasien masuk via
Dokter IGD
a. ASESMEN AWAL IGD
MEDIS Pasien masuk via
Dokter Spesialis
RJ
Perawatan Primer:
Kondisi umum, timgkat
Dilanjutkan
kesadaran, tanda-tanda vital,
dengan asesmen
b. ASESMEN AWAL riwayat alergi, skrining gizi,
bio-psiko-sosial,
KEPERAWATAN nyeri, status fungsional : bartel
spiritual dan
index, risiko jatuh, risiko
budaya
decubitus, kebutuhan edukasi
dan budaya.
HB, HT, Leukosit & Trombosit
Gula Darah
2. LABORATORIUM
Elektrolit
Urine Analis
Varian
3. RADIOLOGI/
IMAGING
4. KONSULTASI THT
5. ASESMEN LANJUTAN
Visite harian /
Dokter DPJP
follow up
a. ASESMEN MEDIS
Ata indikasi /
Dokter non DPJP / dr. Ruangan
Emergency
b. ASESMEN Dilakukan dalam
Perawat penanggung jawab
KEPERAWATAN 3 hift
Lihat risiko
malnutrisi melalui
skrining gizi dan
mengkaji data
antreopometri,
biokimia,
Tenaga Gizi (Nutrisionis /
c. ASESMEN GIZI fisik/klinis,
Dietisien
riwayat makan
termasuk alergi
makanan serta
riwayat perssonal.
Asesmen dalam
waktu 48 jam.
Dilanjutkan
Telaah Resep dengan intervensi
d. ASESMEN farmasi yang
FARMASI sesuai hasil Telaah
Rekomendasi Obat dan Rekonsiliasi
obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS
Kejang demam sederahana
MEDIS
a. Kode (00007): Hipertermia
Masalah
b. Kode (000201): Resiko keperawatan yang
ketidakefektiftan Perfusi dijumpai setiap
Jaringan Otak hari. Dibuat oleh
b. DIAGNOSIS
c. Kode (00028): Resiko perawat
KEPERAWATAN
kekurangan Volume Cairan penanggung
jawab. Mengacu
d. Kode (00035): Resiko Cidera pada diagnosis
e. Kode (000201): Resiko NANDA.Int
Aspirasi
Peningkatan kebutuhan zat gizi Sesuai dengan
c. DIAGNOSIS GIZI energi berkaitan dengan data asesmen,
meingkatnya kebutuhan untuk kemungkinan saja
menjaga suhu tubuh ditandai ada diagnosis lain
dengan asupan tidak adekuat, atau diagnonsis
demam (NI – I.I) berubah selama
perawatan.
Identifikasi Kebutuhan Edukasi
& Latihan Selama Perawatan Program
7. DISCHARE
pendidikan pasien
PLANNING Identifikasi kebutuhan di rumah
dan keluarga
Hand Hygiene
8. EDUKASI TERINTEGRASI
Oleh semua
Penjelasan diagnosis pemberi asuhan
a. EDUKASI/ berdasarkan
INFORMASI kebutuhan dan
Rencana terapi
MEDIS juga berdasarkan
Discharge
Informed consent Planning
Edukasi dilakukan
b. EDUKASI & saat awal masuk
Makanan saring atau lunak
KONSELING GIGI dan atau pada hari
ke 4 atau hari ke 5
a. Kompres hangat (tapid water
sponge) Pengisian formulir
informasi dan
c. EDUKASI b. Pengaturan posisi saat kejang edukasi
KEPERAWATAN c. Mengenali resiko kejang terintergrasi oleh
beruang pasien dan atau
d. Menurunkan cidera akibat keluarga
kejang
Meningkatan
d. EDUKASI Informasi obat kepatuhan pasien
FARMASI meminum/menggu
Konseling obat nakan obat
e. PENGISIHAN
FORMULIR
DTT
INFORMASI DAN Lembar edukasi terintegrasi
Keluarga/pasien
EDUKASI
TERINTEGRASI
9. TERAPIMEDIKA MENTOSA

Paracetamol IV
a. INJEKSI
Varian
RL
b. CAIARAN INFUS
Varian
Diazepam 0,3 mg/kg BB per 8
jam
Paracetamol 10-15 mg/kg BB
per 1x Diberikan 4x sehari tidak
c. OBAT ORAL > 5x sehari/

Ibupropen 5 – 10 mgkg BB per 1


kali Diberikan 3 – 4x sehari
Varian
Diazepam 0,5 mg/kg BB per 8
d. RECTAL
suhu tubuh lebih > 38°C
10. TATALAKSANA / INTERVERENSI (TLI)
a. TLI MEDIS
a. Kode NIC (1400):
Manajement demam
b. Kode NIC (2080):
Manajemen cairan
c. Kode NIC (2680):
Manajemen kejang:
mengamankan kepatenan
jalan Nafas (pencegahan
b. TLI Lidah tertinggi)
Mengacu Pada
KEPERAWATAN d. Kode NIC (6490): mencega
NIC
resiko jatuh
e. Kode NIC (1805):
pemenuhan kebutuhan ADL
f. Kode NIC (4190): Kolaborasi
pemasangan infus
g. Kode NIC (2304): Kolaborasi
pemberian oral
h. Kode NIC (2325): Kolaborasi
pemberian obat rectal

Pemenuhan kebutuhan Bentuk makanan,


nutrisi/gizi kebutuhan zat gizi
disesuaikan
c. TLI GIZI
dengan usia dan
Diet makanan lunak atau kondisi klinis
makanan saring (Diet Lambung) anak, secara
bertahap
Sesuai dengan
d. TLI FARMASI Rekomendasi kepada DPJP
hasil monitoring
11. MONITORING % EVALUASI (Monitoring Perkembangan Pasien)
Monitor
Asesmen Ulang & Review
a. DOKTER DPJP Perkembangan
Verifikasi Renncana Asuhan
Pasien
a. Kode NOC (413):
Monitoring Tanda Vital
b. Kode NOC 2080): Mengacu pada
b. KEPERAWATAN Monitoring Cairan NOC
c. Kode NOC 2680):
Monitoring Jaringan Otak
d. Kode NOC 2680):
Monitoring kejang
Sesuai dengan
masalah gizi dan
Monitoring asupan makanan
tanda gejala yang
akan dilihat
kemajuannya.
Monev pada hari
Monitoring Antropometri ke 4 atau ke 5
kecuali asupan
c. GIZI
makanan

Monitoring Biokimia Mengacu pada


IDNT
(Internsional
Dietetic &
Monitoring Fisik/Klinis terkait
Nutrition
Gizi
Terminology)
Menyusun
Monitoring Interaksi Obat Software interaksi

Dilanjutkan
d. FARMASI
Monitoring Efek Samping Obat dengan
interverensi
farmasi yang
Pemantauan Terapi Obat sesuai
12. MOBILISASI/ REHABILITASI
a. MEDIS
Pembatasan Mobilisasi pada saat Tahapan
b. KEPERAWATAN mobilisasi sesuai
kejang
kondisi pasien
c. FISIOTERAPI

13. OUTCAME/HASIL
Tidak ada kejang
a. MEDIS
Hemodinamik Stabi;
b. KEPERAWATAN Suhu tubu batas normal
Tidak ada kejang
Hemodinamik stabil
Asupan makanan ≥ 80%
c. GIZI
Optimalisasi status gizi
Terapi obat seseuai indikasi
d. FARMASI
Obat rasional
Umum
14. KRITERIA
PULANG
Khusus
Resume medis dan Keperawatan
15. RENCANA
PULANG/EDUKAS Penjelasan diberikan sesuai
I PELAYANAN dengan keadaan umum pasien
LANJUTAN
Surat pengantar kontrol

VARIAN

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan Perawat Penanggung Jawab Pelaksana Verifikasi

(_____________________________) (______________________) (_________________)

Keterangan :
Yang harus dilakukan
Bisa atau tidak
 Bila sudah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai