Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD HAJI MAKASSAR
PROPINSI SULAWESI SELATAN

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN-SEDANG (ICD X R19.7)

1. Pengertian (Definisi) BAB encer, frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam

2. Anamnesis BAB encer lebih 3 kali dalam 24 jam dan terjadi perubahan
konsistensi dari lunak ke encer, disertai tanda-tanda
dehidrasi.

3. Pemeriksaan Fisik 1. Letargi, mata kering, bibir kering, turgor menurun,


takikardi, takipnu.
2. abdomen: peristaltik (+) kesan meningkat
3. skor dehidrasi : 7-12

4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai dengan Anamnesis


2. Sesuai dengan Pemeriksaan Fisis
3. Sesuai dengan hasil Pemeriksaan penunjang

5. Diagnosis Kerja Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang

6. Diagnosis Banding 1. Alergi makanan


2. Intoleransi makanan

7. Pemeriksaan 1. Darah rutin


Penunjang 2. Feses rutin
3. Na, K, Cl

8. Terapi 1. IVFD RL maintenance


2. Zinc syr 1x 20 mg/oral (selama 10 hari)
3. Makanan biasa, energi: 100 kkal/kgBB/hari, protein 3
gr/kgbb/hari

9. Edukasi Hygine diri, alat, dan penyediaan makanan &


(Hospital Health Promotion) minuman pasien dan keluarga

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens IV


12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis SMF Ilmu Penyakit Anak
14. Indikator Medis 80% Pasien Diare akut dehidrasi ringan sedang dirawat

1
selama 3 Hari

15. Kepustakaan Buku ajar Gastro-Enterologi IDAI

2
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUD HAJI MAKASSAR
PROPINSI SULAWESI SELATAN

COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (ICD X J 18.8 )

1. Pengertian (Definisi) Infeksi pada parenkim paru.

2. Anamnesis Sesak
Demam
Batuk

3. Pemeriksaan Fisik Pernapasan cuping hidung


Paru: Bunyi pernapasan : bronkovesikuler
Bunyi tambahan: ronkhi: +/+ basah kasar

4. Kriteria Diagnosis Sesuai dengan Anamnesis


Sesuai dengan Pemeriksaan Fisis
Sesuai dengan hasil Pemeriksaan penunjang

5. Diagnosis Kerja Community Acquired Pneumonia

6. Diagnosis Banding 1. TB Paru


2. Avian influenza
3. Bronkhiolitis
4. Asma Bronkhial

7. Pemeriksaan 1. WBC, Hb, Plt, diff count


Penunjang 2. Na, K, Cl
3. Kultur darah dan sensitivitas antibiotik
4. Analisis Gas Darah
5. Foto Thorax AP & Lateral

8. Terapi 1. Oksigen nasal 1 L/mnt (sampai pasien tidak sesak),


2. IVFD dextrose 5% maintenance (selama 7 hari),
3. Ampicillin 25 mg/kgbb/6 jam/IV (selama 7 hari),
gentamisin 2,5 mg/kgbb/12 jam/IV (selama 7 hari)
4. Stop intake oral (sampai sesak berkurang)

9. Edukasi Hindari merokok di lingkungan sekitar pasien


(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens IV

3
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis SMF Ilmu Penyakit Anak

14. Indikator Medis 80% Pasien Community Acquired Pneumonia dirawat


selama 7 hari.
15. Kepustakaan 1. Buku ajar Respirologi Anak IDAI

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


4
TATA LAKSANA KASUS
RSUD HAJI MAKASSAR
PROPINSI SULAWESI SELATAN

DENGUE SHOCK SYNDROME (ICD X A91 )

Pengertian (Definisi) Kumpulan gejala berupa anak gelisah, penurunan


kesadaran, sianosis, nadi cepat, nadi tidak teraba, tekanan
darah turun, tekanan nadi < 10 mmHg, akral dingin dan
diuresis sampai anuria pada pasien yang terinfeksi virus
dengue
Sesuai derajat dari WHO adalah derajat III dan IV

2. Anamnesis 1. Demam mendadak tinggi terus-menerus


selama 7 hari,
2. nyeri kepala, nyeri otot dan nyeri perut
3. Manifestasi perdarahan spontan atau
provokasi
4. Kesadaran menurun
3. Pemeriksaan Fisik 1. Hepatomegali
2. Nadi cepat dan lemah hingga tidak teraba
3. Takipnu
4. Akral dingin
5. Tekanan Darah 80 mmHg, atau Tekanan Nadi 20
mmHg
4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai dengan Anamnesis
2. Sesuai dengan Pemeriksaan Fisis
3. Sesuai dengan hasil Pemeriksaan penunjang

4. Diagnosis Kerja Dengue Shock Syndrome


5. Diagnosis Banding 1. Syok Kardiogenik (ICD X:R57.0)
2. Syok Septik (ICD X:R57.8)
3. Syok Hipovolemik (ICD X:R57.1)
6. Pemeriksaan 1. Hb, Leukosit, Trombosit, Hematokrit, hitung
Penunjang jenis
2. Foto Thorak lateral dekubitus Kanan
3. Serologis, IgM, IgG
4. Na, K, Cl

7. Terapi 1. Oksigen 2-4 ltr/mnt


2. Derajat IV: IVFD RL/Asering diguyur atau
dibolus 100-200 ml sampai teraba nadi dan Tekanan
darah terukur
3. Derajat III: IVFD RL dengan kecepatan 20
ml/KgBB/jam selama 4-6 jam. Jika KU tetap baik,
jumlah cairan yang diberikan disesuaikan dengan
keadaan klinis vital dan nilai hematokrit

5
4. Jika renjatan tidak tertangani dapat
diberikan plasma ekspander dengan kecepatan 10-
20 ml/kg/jam, maksimal 20-30 ml/kg/jam
5. Koreksi asidosis dan gangguan elektrolit
yang terjadi

8. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
9. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
10. Tingkat Evidens IV
11. Tingkat C
Rekomendasi
12. Penelaah Kritis SMF Ilmu Penyakit Anak
13. Indikator Medis 80% pasien DSS dirawat selama 7 hari di RS
14. Kepustakaan Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak FKUH

6
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUD HAJI MAKASSAR
PROPINSI SULAWESI SELATAN

DEMAM TIFOID (ICD X A01.00)

Pengertian (Definisi) Suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh


kuman Salmonella typhi, dengan gejala utama demam,
gangguan saluran pencernaan, serta gangguan susunan
saraf pusat/kesadaran.

2. Anamnesis 1. Demam terus menerus 7 hari atau lebih,


tinggi sore/malam hari dari pada pagi/siang,
2. Anoreksia
3. Konstipasi

3. Pemeriksaan Fisik Kesan tifosa/status tifosa


1. Kesadaran menurun
2. Rambut kering
3. Kulit kering
4. Bibir kering/terbelah/terkelupas/berdarah
5. Lidah kotor, dengan pinggiran hiperemis, dan
tremor
6. Pucat

4. Kriteria Diagnosis 6. Sesuai dengan Anamnesis


7. Sesuai dengan Pemeriksaan Fisis
8. Sesuai dengan hasil Pemeriksaan penunjang

5. Diagnosis Kerja Demam tifoid

6. Diagnosis Banding 1. Demam berdarah dengue


2. Malaria
3. Hepatitis akut
4. Pneumonia
5. Gastroenteritis akut
6. ISK

7. Pemeriksaan - Hb, jumlah leukosit, hitung leukosit


Penunjang - Biakan darah dan tubex test diperiksa pada waktu
masuk RS
- Urine rutin
- Radiologi: foto thoraks (bila ada tanda-tanda infeksi

7
paru)
- foto polos perut (cross table lateral position), bila
ada kecurigaan tanda-tanda perforasi usus dan
peritonitis
- Feses rutin
- EKG bila ada tanda-tanda kecurigaan miokarditis

8. Terapi Tirah baring sampai 5 hari bebas demam, dilanjutkan


mobilisasi bertahap
Hari 1 duduk 2x15 menit
Hari 2 duduk 3 x 30 menit
Hari 3 jalan dan pulang
Makanan biasa, energi: 100 kkal/kgBB/hari, protein 3
gr/kgbb/hari
IVFD (bila ada dehisrasi berat, keadaan toksik,
komplikasi berat)
Ceftriaxone 100 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 2 dosis
parenteral selama 7 hari (untuk demam tifoid ringan)
atau 14 hari (untuk DT berat)

9. Edukasi Hygine diri, alat, dan penyediaan makanan & minuman


(Hospital Health Promotion) pasien dan keluarga

10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens IV


12. Tingkat C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis SMF Ilmu Penyakit Anak

14. Indikator Medis Pasien Demam tifoid 80% dirawat 8 hari di RS

15. Kepustakaan Buku ajar Infeksi Tropis IDAI

8
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUD HAJI MAKASSAR
PROPINSI SULAWESI SELATAN

KEJANG DEMAM SEDERHANA (ICD X R56.00)

Pengertian Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh


(Definisi) (suhu rectal di atas 38 oC ) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstra kranium.
Terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun

2. Anamnesis 1. Adanya kejang yang berlangsung singkat, kurang dari


15 menit, kejang bersifat umum, tonik maupun klonik,
tanpa gerakkan fokal dan tidak berulang dalam 24 jam
2. Penyebab demam diluar susunan saraf pusat
3. Riwayat perkembangan, kejang demam dalam
keluarga dan epilepsy dalam keluarga
4. Singkirkan penyebab kejang lainnya.

5. Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran


2. Suhu tubuh > 38,5 oC (rectal)
3. Tanda rangsang meningeal (-)
4. Tanda peningkatan tekanan intracranial (-)
5. Tanda-tanda infeksi di luar SSP

6. Kriteria Diagnosis Sesuai dengan Anamnesis


Sesuai dengan Pemeriksaan Fisis
Sesuai dengan hasil Pemeriksaan penunjang

7. Diagnosis Kerja Kejang Demam Sederhana

8. Diagnosis Banding 1. Kejang demam komplikata


2. Ensefalitis
3. Meningitis
4. Meningoensefalitis

5. Pemeriksaan 1. WBC, Hb, Plt, diff count


Penunjang 2. GDS
3. Na, K, Cl
4. Kultur darah dan sensitivitas antibiotic
5. Urine dan feses rutin
6. Pungksi Lumbal pada anak <12 bulan dan 12-18

9
bulan (jika ada indikasi)
7. CT-Scan Kepala
8. Elektroensefalografi (EEG)

9. Terapi 1. Oksigen nasal 1 L/mnt


2. Antipiretik: parasetamol 10-15 mg/kgBB/hari 4 x
pemberian atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali 3-4x
pemberian.
3. Diazepam oral 0,3 mg/kgBB/dosis tiap 8 jam saat
demam atau diazepam rectal 0,5 mg/kgBB setiap 8
jam pada suhu > 38oC
4. Obat rumatan fenobarbital 3-4 mg/kgBB/2 dosis, asam
valproat 15-40 mg/kgBB dalam 2 atau 3 kali
pemberian, (dengan indikasi)
5. Stop intake oral (sampai kejang hilang)

6. Edukasi Jaga suhu anak pada batas yang normal, jika demam segera
(Hospital Health Promotion) kompres hangat dan berikan antipiretik

7. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

8. Tingkat Evidens IV
9. Tingkat C
Rekomendasi
10. Penelaah Kritis SMF Ilmu Penyakit Anak

11. Indikator Medis Pasien Kejang demam sederhana 80% dirawat 5 hari di RS

12. Kepustakaan Standar pelayanan medis kesehatan anak FK UNHAS

10

Anda mungkin juga menyukai