BEDAH UMUM
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
PERITONITIS UMUM
1. Pengertian (definisi ) - Peradangan peritoneum disebabkan komplikasi organ intra
abdomen baik yang bersifat kuman (septic) atau kimiawi
(kemikal)peritonitis septic
- Misalnya pada appendicitis perforata, perforasi usus akibat
tipus abdominalis, sedangkan peritonitis kimiawi misalnya
perforasi lambung pankreatitis
13. Penelaah Kritis SMF Bedah dan SMF Penyakit Dalam, SMF Anastesis, SMF
Penyakit anak
HAEMORROID
1. Pengertian (definisi ) Pelebaran dari fleksus-fleksus hemoroidalis didaerah anorektal
oleh berbagi penyebab
2. Anamnesis - Keluar darah segar saat BAB, terutama saat faces akan
keluar atau setelah feses keluar
- Benjolan lewat anus dapat masuk atau tidak dapat masuk
( grade 1 s/d IV )
- Rasa nyeri pada dubur, kadang terasa gatal pada dubur
3. Pemeriksaan Fisik Colok dubur
4. Kriteria Diagnosa - Keluar darah segar saat BAB, terutama saat faces akan
keluar atau setelah feses keluar
- Benjolan lewat anus dapat masuk atau tidak dapat masuk
( grade 1 s/d IV )
Rasa nyeri pada dubur,
5. Diagnosis HEMORROID
6. Diagnosis Banding - Karsinoma Rekti
- Polip Rekti
- Prolaps rekti
- peradangan GI tract (proktitis)
7. Pemeriksaan Penunjang - Anoskopi
- Prostoskopi
- Laboratorium rutin
8. Terapi - Stadium 1 dam II tanpa atau dengan perdarahan :
Rawat jalan
Medikamentosa
Pengaturan diet
Skleroterapi
Ligasi rubber band
- Stadium III & IV : MRS, ligasi rubber band, operasi
haemoroidektomi
9. Edukasi Gizi
- Hindari makan pedas
- Banyak makan-makanan mengandung serat
10. Prognosis Baik bila tidak ada komplikasi
11. Tingkat Evidens I
12. Tingkat Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis SMF Bedah
14. Indikator Medis - Keluar benjolan dari anus dapat dimasukan atau tidak dapat
dimasukan
- Perdarahan aktif
- Anemia
15. Kepustakaan - Pedoman pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum
Indonesia
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH UMUM
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
KHOLELITHIASIS
1. Pengertian (definisi ) Adanya batu didalam kandung empedu
3. Pemeriksaan Fisik - Kolik perut kanan atas, kadang menjalar kebelakang dapat
disertai radang akut kolesistitis atau penyumbatan – kholestasis
- Pada pemeriksaan, nyeri tekan pada hipokondrium kanan,
terdapat tanda peritonitis local (defans muskuler (+), pertanda
murphy,s positif
4. Kriteria Diagnosa - Kolik perut kanan atas, kadang menjalar kebelakang dapat
disertai radang akut kolesistitis atau penyumbatan – kholestasis
- Pada pemeriksaan, nyeri tekan pada hipokondrium kanan,
terdapat tanda peritonitis local (defans muskuler (+), pertanda
murphy,s positif.
5. Diagnosis
KHOLELITHIASIS
APPENDIKITIS
1. Pengertian (definisi ) Suatu radang / infeksi dari jaringan appendiks
2. Anamnesis Nyeri didaerah ulu hati yang setelah bebarapa jam berpindah dan
menetap didaerah fossa iliaka kanan
Mual dan muntah, dapat disertai konstipasi atau diare serta
demam pada yang mengalami infiltrat mengeluh adanya massa
yang keras didaerah fossa iliaka kanan pada yang mengalami
abses mengeluh demam pada mengalami perforasi mengeluh
nyeri local / perut daerah bawah/seluruh perut, demam, perut
kembung, tidak dapat flatus / bab atau menjadi diare pada
apendikitis khornis biasa penderita pernah mengeluh nyeri perut
kanan bawah kira2 3 minggu sebelumnya kemudian terapi tanpa
operasi
3. Pemeriksaan Fisik - Subfebris 37, 50 C-38,50 C
- Pada keadaan komplikasi febri > 40
- Tekanan darah normal atau menurun pada yang mengalami
komplikasi
- Laju nadi normal atau meningkat
- Laju napas normal atau bertambah
4. Kriteria Diagnosa - Klinis :
Nyeri ke Mcburney disertai muskolar
Panas badan meningkat, kadang disertai muntah
Masa (-), pada periapendikuler infiltrat teraba masa yang
nyeri tekan pada perut kanan bawah, defens muskuler(+)
Nyeri tekan (+), colok dubur nyeri jam 09.00
Beda temperatur rectal dengan axiler lebih dari 1oc
5. Diagnosis
- Apendisitis akut
- Periapendikuler infiltrat
- Periapendikuler abses
- Appendisitis perforata yang disertai peritonitis local atau
peritonium umum.
Laboratorium :
< 40 tahun : Hb, Lekosit, BT, CT, trombosit, Thorax foto
>40 tahun : Hb, lekosit, BT, CT, trombosit, SGOT, SGPT
Gula darah puasa & 2 jam PP, Urea N, kreatinin
Thorax foto, EKG.
4. Kriteria Diagnosa - Benjolan pada lipat paha, dapat keluar masuk
- Dapat berupa Hernia Ingunalis Lateralis, Hernia Inguinalis medialis
( diatas Lig, Inguinale), Hernia femoralis dibawah Lig. Inguinale)
- Klinis dapat reponibilis, ireponibilis, inkarserata.
5. Diagnosis -
HERNIA INGUINALIS LATERALIS
-
HERNIA INGUINALIS MEDIALIS
6. Diagnosis Banding -
Hidrokel Varikokel
-
Andesensus testis
-
Limfa denopati inguinal
-
Limfadenopati Inguinal
7. Pemeriksaan Penunjang -
Laboratorium rutin
-
Herniaography yaitu foto X ray setelah menyuntikan zat kontras ke
intra peritoneal
8. Terapi - Operasi segera bila inkaserata (Bassini )
- Operasi terencana untuk hernia reponibilis dan hernia
ireponibilis(Bassini )
- Hernioraphy menurut Bassini/shouldice atau lebih baik dengan
memakai prolene mesh (lichtenstein)
9. Edukasi - Hindari mengangkut beban dengan berat
- Pengobatan penyakit yang mendasari : batuk kronis, asites,
pembesaran prostat
10. Prognosis Baik
11. Tingkat Evidens I
12. Tingkat Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis SMF Bedah
14. Indikator Medis - Benjolan lipat paha
- Operatif bila sudah mengganggu aktifitas
15. Kepustakaan Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia I
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH UMUM
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
KARSINOMA PANKREAS
1. Pengertian (definisi ) Pertumbuhan jaringan pankrease yang bersifat infiltratife & destruktif
KARSINOMA COLON
1. Pengertian (definisi ) Pertumbuhan jaringan usus colon yang bersifat infiltratif & destruktif
9. Edukasi Gizi :
- hindari makanan tinggi lemak
- Pakai minyak goreng yang berulang-ulang
- Makanan kaleng
10. Prognosis Baik dalam stadium dini
15. Kepustakaan Pedoman Pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH UMUM
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
KARSINOMA LAMBUNG
1. Pengertian (definisi ) Pertumbuhan jaringan lambung yang bersifat infiltratif & destruktif
15. Kepustakaan Pedoman pelayanan Medik Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH UMUM
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
KARSINOMA REKTI
1. Pengertian (definisi ) Pertumbuhan jaringan Rektum yang bersifat infiltrat & destruktif
Colok dubur :
Teraba tumor berbenjol, rapuh tukak mudah berdarah
Ca. Rektum letak rendah (2/3 bagian bawah ) umumnya dapat
tercapai dengan baik
Ditentukan deskriptif tumor secara lengkap untuk menentukan
Resektabilitas → batas atas →bawah sirkuler mobilitas
Dilakukan biopsy dari tumor patologi
5. Diagnosis
KARSINOMA REKTI
MALFORMASI –ANOREKTAL
1. Pengertian (definisi ) Kegagalan pertumbuhan anorektal pada masa embrio yang ditandai
dengan agenesis anal, agenesis rektal dan atresia rektal
2. Anamnesis
10. Prognosis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH ANAK
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
INVAGINASI USUS
1. Pengertian (definisi ) Kelainan disaluran pada GIT dimana bagian proksimal (usu) masuk
kedalam lumen usus bagian distal
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Foto :
Usus kecil dilatasi
Ada air fluid level
Usus besar kosong
HIRSCHSPRUNG’S DISEASE
1. Pengertian (definisi ) Kelainan disaluran pada GIT dimana bagian proksimal (usu) masuk
kedalam lumen usus bagian distal
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa - Duktus omfalomesenterikus persisten : Keluar cairan fekal dari usus
atau cairan mucus dari sinus
- Urakhus persisten : keluar cairan berupa urine.
- Polip umbilicus, berhubungan dengan kista atau sinus
- Granuloma umbilicus : keluar cairan semipurulen tanpa urin fases
- Omfalitis : umbilicus kemerahan, edem dan nyeri. Cepat berkembang
menjadi selulitis dinding abdomen.
5. Diagnosis GRANULOMA / FISTULA UMBILIKALIS
6. Diagnosis Banding Omfalitis
7. Pemeriksaan Penunjang - Sinogram
- USG
- CT Scan
- Laboratorium Rutin
8. Terapi - Eksisi
- Kauterisasi /lar.Nitras argenti
- Insisi, Drenase, Antibiotika
9. Edukasi
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH ANAK
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
OMFALOKEL
1. Pengertian (definisi ) Kelainan pada dinding abdomen dibagian depan oleh karena tidak
sempurnanya penutupan dinding abdomen
2. Anamnesis Bayi baru lahir, organ abdomen keluar melalui defek disentral
umbilicus, tertutup membran amnion dibagian luar dan lapisan
peritonium dibagian dalam.
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa Bayi baru lahir, organ abdomen keluar melalui defek disentral
umbilicus, tertutup membran amnion dibagian luar dan lapisan
peritonium dibagian dalam.
5. Diagnosis OMFALOKEL
6. Diagnosis Banding Gastroskisis
7. Pemeriksaan Penunjang - X Foto thorax, Ekhokardiografi
- Laboratorium Rutin
8. Terapi - Umum :
Pasang pipa nasogastrik
Mencegah hipotermi
Antibiotik profilaksis
Merawat selaput omfalokel dengan pembalut basah dan steril
untuk mencegah infeksi dan trauma mekanik
- Khusus :
Omfalokel dengan defek 8-9 cm, tampak hepar dan usus : diberi
bahan topical untuk mempercepat epitelialisasi ( silver
sulfadiazine), defek ditutup dikemudian hari
Omfalokel dengan defek berukuran kecil dan sedang dilakukan
repair langsung, bila defek tidak mungkin ditutup primer
dilakukan penutupan.
9. Edukasi
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH ANAK
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
- Pembedahan :
Approach trans abdominal melalui irisan subcostal.
Reposisi organ visera
Eksisi kantong hernia
Menutup defek
Defek kecil : tutup primer
Defek besar : tutup dengan prosthetic patch
9. Edukasi
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa - Keluhan :
Tumor atau borok yang mudah berdarah pada payudara,
erosi perdarahan atau keluar cairan abnormal putting susu
- Fisik :
Pada payudara terdapat tumor padat keras
Batas tidak jelas
Bentuk tidak teratur, umumnya pada permulaan tidak
nyeri, tumbuh progresif dan tanda – tanda infiltrasi atau metastase
- Tanda infiltrasi :
Mobilitas tumor terbatas
Melekat kulit/muskulus pektoralis / dinding dada,
Eritema kulit diatas tumor,
Peau d’orange,
Satelit nodule,
Ulserasi.
- Tanda metastase :
Regional ada pembesaran kelenjar limfe ketiak /
mammaria interna atau ada tumor di organ jauh
- Radiologi :
Mammografi ada tumor batas tidak tegas,
Bentuk irreguler,
Stellate,
Kalsifikasi mikro yang tidak teratur
USG mamma : ada tumor berbatas tidak tegas hiper-
echoic
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang - Diagnosis : Triple diagnostik
Klinis
Mammografi atau USG mamma
FNA , juga VC / PC dan pemeriksaan patologi
spesimen operasi Staging
T : Klinis, imaging, patologi ( jenis histology, derajat
diferensiasi )
N : Klinis imaging, biopsy sentinal node
M : Klinis, imaging ( X –foto toraks, USG abdomen, bone
scan, CT scan, MRI )
8. Terapi - Bedah :
Standar : Mastektomi Radical Modifikasi (Patey / Madden )
Alternatif
o Mastektomi Radical Standard Radical (Halstedt)
o BCT/S ( Breast Conserving Treatment / Surgery ) :
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan - Abdominal Surgery
-
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
FRAKTUR DEPRESS
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan - Abdominal Surgery
-
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
EPIDURAL HEMATOME
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
EDEMA CEREBRI
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
HYDROCEPHALUS
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
SUBDURAL HEMATOMA
1. Pengertian (definisi )
MENINGGOENCEPHALOCELLE
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
TUMOR KONGENITAL
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
MENINGIOMA
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
GLIOMA
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
HNP
1. Pengertian (definisi )
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan
PANDUAN PRAKTIK KLINIK ( PPK )
BEDAH SARAF
RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosa
5. Diagnosis
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan