Anda di halaman 1dari 17

Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


(PPK)
RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh

CARSINOMA REKTI
Carsinoma Rekti adalah Tumor ganas yang mengenai rektum
1. Pengertian(Definisi)
1. Keluhan Buang air besar berdarah
2. Anamnesis
2. Buang air besar seperti tahi kambing
3. Buang air besar berlendir
4. Buang air besar tidak lancar
5. Riwayat diare kronis
6. Riwayat penurunan berat badan
7. Perut kembung
8. Riwayat keluarga yang menderita Ca-Rekti atau tumor di tempat
lain
1. Abdomen
3. Pemeriksaan Fisik
2. Inspeksi dapat ditemukan tanda-tanda obstruksi (mis: distensi
(+), darm countur (+), darm staefung (+)
3. Auskultasi: Pada tahap awal penyakit akan ditemukan Bising
usus yang meningkat, tetapi akhirnya nanti bisisng usus bisa
melemah atau hilang sama sekali
4. Palpasi: Tidak ditemukan tanda-tanda peritonitis
5. Rectal Toucher: Anus: Dapat kita temui tanda radang atau
hemoroid externa dan interna. Teraba masa di anus solid,
mobile/terfiksir
6. KGB inguinal dapat teraba
4. Kriteria Diagnosis
Carsinoma Rekti
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding  Hemoroid eksterna / interna
 Coloitis ulserative
 Crohn disease
 Tumor kolorektal
7. Pemeriksaan  Cek Labor darah lengkap, CEA
Penunjang  Barium enema
 Kolonoskopi + Biopsi Insisi
 Ro Thorax
 USG Abdomen
 FOBT
Operatif
8. Terapi
1. Kolostomi
2. Low Anterior Reseksi
3. Miles operasi

123
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

Selain itu dapat diberikan terapi paliatif berupa :


1. Kemoterapi
2. Khemoradiasi

9. Edukasi
10. Prognosis  Bergantung pada saat pertama kali diagnosa ditegakan
 5 years survival rate :
Duke A (terbatas di mukosa) : 85-90 %
Duke B (lewat musk.mukosa) : 60 %
Duke C (KGB regional (+) ) : 30 %
Duke D (metastasis Jauh) :5 %

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat evidence

12. Tingkat
rekomendasi
13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


1. Buku teks Ilmu bedah (diagnosis) Hamillton Bailey 13th ed. 2000
15. Kepustakaan
2. Buku teks Principle of Surgery Schwartz 8th ed. 2005
3. Buku teks Surgery, Basic Science and Clinical Evidence Norton
2001
4. Buku ajar Ilmu Bedah Indonesia, De Jong, Sjamsuhidajat 2 nd ed.
2005

124
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


RSUD dr. Adnaan WD
(PPK)

Payakumbuh

HEMOROID
Cushion atau bantalan jaringan submukosa yang terdiri dari vena,
1. Pengertian(Definisi)
arteri dan jaringan otot polos yang berlokasi di canalis ani terutama di
lateral kiri, anterior kanan dan posterior
1. Perdarahan per anum , terutama setelah BAB
2. Anamnesis
2. Nyeri pada anus
3. Prolap benjolan
4. Gatal
Hemoroid Interna
3. Pemeriksaan Fisik
 Derajat 1
Kecil, Perdarahan yang segar sesudah BAB
 Derajat 2
Prolap yang dapat kembali spontan
 Derajat 3
Prolap, tapi dapat dikembalikan dengan bantuan/manual
 Derajat 4
Prolap tidak dapat dikembalikan

Hemoroid Eksterna
4. Kriteria Diagnosis
Hemoroid
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding  Karsinoma kolorektum
 Penyakit divertikel
 Polip
 Kolitis ulseratifa
 Prolaps rekti
 Prolaps ani
 Proktitis spesifik dan non spesifik/ Chron’s disease/ Amubiasis.
7. Pemeriksaan  Laboratorium darah rutin
Penunjang  Sigmoideskopi (proktosigmoideskopi)
 Foto barium
 Kolonoskopi
8. Terapi  Medical Terapi
 Skleroterapi
 Rubberband Ligation
 Hemoroidektomi untuk derajat 3 dan 4
9. Edukasi
Ad vitam : dubia ad bonam
10. Prognosis
Ad sanationam : dubia ad bonam

125
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

Ad fungsionam : dubia ad bonam


11. Tingkat evidence

12. Tingkat rekomendasi

13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


1. Buku Teks Ilmu Bedah Sabiston
15. Kepustakaan
2. Buku Teks Ilmu Bedah Schwart
3. Buku Teks Ilmu Bedah De Jong Sjamsuhidayat
4. Modul IPDS Bedah Umum FK Unand

126
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


(PPK)
RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh

HERNIA INGUINALIS LATERALIS


Penonjolan dari isi rongga abdomen melalui kanalis inguinalis.
1. Pengertian(Definisi)
Benjolan di lipat paha yang timbul bila melakukan kegiatan yang
2. Anamnesis
menaikkan tekanan intra abdominal (mengedan, batuk, angkat berat)
Benjolan hilang bila berbaring.
Bila sudah ireponibel, benjolan tidak bisa hilang kembali
Bila telah terjadi hernia Strangulata keluhannya nyeri hebat, mual
muntah, tidak dapat defekasi.
3. Pemeriksaan Fisik  Finger tes
- Menggunakan jari ke 2
- Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal
inguinal.
- Penderita disuruh batuk:Bila impuls diujung jari berartiHernia
Inguinalis Lateralis. Bila impuls disamping jari Hernia
Inguinnalis Medialis.
 Thumb Tes
- Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh
mengejan.
- Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.Bila
tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis
4. Kriteria Diagnosis
Hernia Inguinalis Lateralis
5. Diagnosis Kerja
Hernia Ektopia testis, Aneurisma femoral, kista, seroma Femoralis,
6. Diagnosis Banding
Lipoma, Lymfadenitis, Limfadenopati, Abses, hematoma, hydrokel,
Varikokel, Massa testikular, Torsio testis, epididimitis
Laboratorium Darah Rutin, Urinalisis; Foto Polos Abdomen,USG dan
7. Pemeriksaan
CT Scan (a.i. pada kasus yang meragukan)
Penunjang
Dilakukan operasi hernioraphy pada keadaan reponibel/irreponibel.
8. Terapi
Incarserata / strangulata : Resusitasi cairan dan elektrolit, pemasangan
NGT, Pemasangan kateter urethra, antibiotik profilaktik,
hernioraphy, Herniolaparatomi ( bila terjadi nekrosis usus ).
9. Edukasi
Ad vitam : dubia ad bonam
10. Prognosis
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat evidence

12. Tingkat rekomendasi

127
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


1. BukuTeksIlmuBedah (Diagnostik) Hamilton Bailey
15. Kepustakaan
2. BukuTeksIlmuBedahSchwart
3. StandarPelayananDokterSpesialis Bedah Digestive Indonesia

128
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


RSUD dr. Adnaan WD
(PPK)

Payakumbuh

KOLELITIASIS
Suatu kondisi dimana batu terbentuk di kandung empedu
1. Pengertian(Definisi)

Nyeri kolik di perut bagian kanan atas, mual, muntah


2. Anamnesis

3. Pemeriksaan Fisik
Memenuhi kriteri anamnesis diatas
4. Kriteria Diagnosis
Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik di atas
Kolelitiasis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
USG, foto polos abdomen, CT scan
7. Pemeriksaan
Penunjang
Kolesistektomi
8. Terapi
9. Edukasi

10. Prognosis  Ad vitam : dubia ad bonam


 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat evidence

12. Tingkat rekomendasi

13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


1. Buku teks Ilmu bedah Schwatz
15. Kepustakaan
2. Buku teks Ilmu bedah Norton
3. Atlas of surgical technique Zollinger 8th ed, Mc Graw Hill Inc.
2003, 116-121
4. Atlas of gastrointestinal surgery Emilio Etala Vol II, Williams
& Wilkin. 1997, 1943-1993
5. De Jong W, Sjamsuhidayat. Buku ajar ilmu bedah 2nd ed. EGC.
2005, 639-645
6. Skandalakis EJ, Skandalakis NP. Surgikal Anatomy and
Technique 2nd ed. Springer. 2000, 443-455
7. Healey EJ, The abdomen in Surgical Anatomy 2nd ed, BC
Decker Inc. 1990, 194-199

129
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


RSUD dr. Adnaan WD
(PPK)

Payakumbuh

KOLELITIASIS
Suatu kondisi dimana aliran dari cairan empedu melambat atau
1. Pengertian(Definisi)
tersumbat
Nyeri di abdomen bagian atas, BAB seperti dempul,urine berwarna
2. Anamnesis
kuning pekat, adanya muntah atau mual dan gatal-gatal
Sclera ikterik
3. Pemeriksaan Fisik
Memenuhi kriteri anamnesis diatas
4. Kriteria Diagnosis
Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik di atas
Kolestasis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
CT scan abdomen, MRI abdomen, USG abdomen
7. Pemeriksaan
Penunjang
laparatomi atau perlaparoskopi
8. Terapi
9. Edukasi
Ad vitam : dubia ad bonam
10. Prognosis
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat evidence

12. Tingkat rekomendasi

13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


1. Buku Teks Ilmu Bedah (Diagnostik) Hamilton Bailey
15. Kepustakaan
2. Buku Teks Ilmu Bedah Schwart
3. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidayat-De Jong

130
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


RSUD dr. Adnaan WD
(PPK)

Payakumbuh

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN


Cedera atau perlukaan pada abdomen tanpa penetrasi ke dalam
1. Pengertian(Definisi)
rongga peritoneum
Mencakup mekanisme cedera (direct blow, shearing, deselerasi)
2. Anamnesis
Inspeksi
3. Pemeriksaan Fisik
Mmencakup pemeriksaan : (dinilai apakah ada abrasi, kontusio,
laserasi)
 Anterior dan posterior abdomen
 Dada bagian bawah (lower chest)
 Perineum
Auskultasi
Menilai ada tidaknya bising usus (bowel sound)

Perkusi
Pemeriksaan ini menyebabkan sedikit pergerakan pada peritoneum
sehingga dapat diperoleh tanda peritonitis. Perkusi juga dapat
menunjukkan suara timpani karena dilatasi akut lambung, pekak
yang menyeluruh karena terdapat hemoperitoneum

Palpasi
 Muscle guarding
 Nyeri tekan
 Nyeri lepas
4. Kriteria Diagnosis
Trauma tumpul abdomen
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding

7. Pemeriksaan Penunjang  Laboratorium darah


 X-ray
 FAST
 DPL
 CT- Scan
8. Terapi  Observasi
 Laparotomy jika hemodinamik tidak stabil, ditemukan tanda-
tanda rangsangan
peritoneal :
- Trauma tumpul abdomen dengan hipotensi dan terdapat
bukti klinis perdarahan intraperitoneal
- Trauma tumpul abdomen dengan DPL atau FAST (+)
- Free air, retroperitoneal air, rupture hemidiafragma

131
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

- Hasil scanning menunjukkan rupture dari organ berlumen


atau solid
9. Edukasi
Tergantung berat ringan trauma (scoring system : RTS)
10. Prognosis
11. Tingkat evidence
12. Tingkat rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
1. American College of SurgeonsATLS. Chapter 6 : Abdominal
15. Kepustakaan
Trauma. Hal, 131-143
2. Demetriades Demetrios, Velmahos George Indications for
Laparotomy. Section III. Management of Spesific Injuries.
Trauma, Ed.5. 2004

132
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


(PPK)
RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh

APPENDISITIS AKUT
Proses inflamasi pada appendix akibat sumbatan lumennya(70 % )
1. Pengertian(Definisi)
oleh fecalith, benda asing, tumor, parasit jaringanfibrous.Sekitar 25
– 30 % bukan karena sumbatan didalam lumen tapi di temui
jaringan limpoid submucosa yanghiperplasi yang dapat
menyebabkan sumbatan
Keluhan nyeri perut periumbilical, mual dan muntah.Beberapa jam
2. Anamnesis
kemudian ( 4 – 8 jam ) nyeri berpindah ke perut kanan bawah
( klasik).
Nyeri Tekan pada titik Mc Burney’s, Nyeri Lepas dan muscle
3. Pemeriksaan Fisik
rigidity pada perut kanan bawah. Pada Apendix retrocaecal nyeri di
temui pada region Flank kanan, dan dapat disertai diare dan urinary
symptom.
Pada appendix pelvic nyeri tekan rectum bagian kanan pada
pemeriksaan RT, Rovsing’s dan Psoas signs positif.
4. Kriteria Diagnosis
Appendisitis Akut
5. Diagnosis Kerja
Gastrointestinal,Billiary tract / pancreas ,Tractus Urinarius,
6. Diagnosis Banding
Gynecologik,Dinding Abdomen,Supradiafragma, Endocrin /
metebolik,Sistem Nervus
Laboratorium Darah Rutin, Urinalisis; Foto Polos Abdomen,USG
7. Pemeriksaan
dan CT Scan (a.i. pada kasus yang meragukan)
Penunjang

Appendektomi terbuka atau perlaparoskopi


8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis  Ad vitam : dubia ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad fumgsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat evidence


12. Tingkat rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
1. Buku Teks Ilmu Bedah (Diagnostik) Hamilton Bailey
15. Kepustakaan
2. Buku Teks Ilmu Bedah Schwart
3. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidayat-De Jong

133
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


RSUD dr. Adnaan WD
(PPK)

Payakumbuh

PERITONITIS
Peritonitis adalah radang peritoneum parietal oleh iritan yang dapat
1. Pengertian(Definisi)
berupa nanah, cairan pankreas, cairan usus, empedu, darah dan
urine yang bisa terjadi secara lokal maupun difus
Peritonitis terbagi dua :
1. Peritonitis Primer : Peritonitis yang terjadi akibat infeksi akut
dari organ-organ seperti pancreas, salpingitis, atau organ
berlumen yang belum mengalami perforasi
2. Peritonitis sekunder : Peritonitis yang terjadi karena perforasi
dari organ-organ berlumen
Peritonitis lokal
2. Anamnesis
- Sakit perut terlokalisir. Contohnya nyeri perut di kanan bawah
- Muntah
- Demam.

Peritonitis difus
- Nyeri Seluruh perut
- Muntah
- Demam.
Peritonitis lokal
3. Pemeriksaan Fisik
- Nyeri lepas di daerah abdomen yang terlibat
- Nyeri tekan
- temperature, denyut nadi naik.
- Muscle rigid dari dinding perut yang terlibat.

Peritonitis difus
- Nyeri lepas seluruh kuadran abdomen
- Nyeri tekan seluruh abdomen
- Muscle rigid seluruh perut
- temperature, denyut nadi naik.
- Bising usus menurun
4. Kriteria Diagnosis
Peritonitis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
Laboratorium Darah Rutin, Urinalisis; Foto Polos Abdomen,USG
7. Pemeriksaan
dan CT Scan (a.i. pada kasus yang meragukan). Pada foto polos
Penunjang
abdomen perlu dicari tanda perforasi organ viskus berupa
pneumoperitoneum
Laparotomi eksplorasi
8. Terapi

134
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

9. Edukasi
Ad vitam : dubia ad bonam
10. Prognosis
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat evidence

12. Tingkat rekomendasi

13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


1. Buku Teks Ilmu Bedah Bailey N Love
15. Kepustakaan
2. Buku Teks Ilmu Bedah Schwart
3. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidayat-De Jong

135
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


(PPK)
RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh

STRUMA
Pembesaran kelenjar tiroid
1. Pengertian(Definisi)

Benjolan di leher bagian depan ( trigonum colli anterior ), yang ikut


2. Anamnesis
bergerak keatas bila penderita menelan
1. Struma non toksika
Penderira eutiroid, tenang, tidak ada gejala hipertiroid ( lihat
struma toksika )
a. Struma uninodosa : bila terdapat satu nodus dalam satu
lobus
b. Struma multinudosa : bila terdapat dua aau lebih nodus
dalam satu atau kedua lobi
c. Struma difusa : bila kedua lobi membesar difuse

2. Struma toksika ( hypertiroid )


Struma umumnya difus tetapi dapat pula nodosa
a. Terdapat pula gejala-gejala hiprtiroid
 Penderita gelisah, gemetar, nadi cepat, badan tambah
kurus, jantung beredebar, sering keringatan, sulit tidur,
diare
 Tanda pada mata :
 Mata melotot ( exophthalmos )
 Tanda Stellwag : mata jarang berkedip
 Tanda Von Graefe : jika melihat kebawah kelopak
mata atas tidak mengikuti gerkan bola mata
 Tanda Mobius : sukar melakukan dan
mempertahankan konvergensi mata
 Tanda Joffroy : tidak dapat mengerutkan dahi
 Tanda Rosenbach : tremor dari kelopak mata jika
mata ditutup
b. Tidak terdapat gejala hipotiodi : malas, mudah capek,

136
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

ngantuk, tambah gemuk, obstipasi, mata sembab, kulit


kering

3. Tiroiditis
1) Struma Granulomatos ( de Quervain ): melekat dengan
jaringan disekitarnya, konsistensi padat
2) Struma Hasimoto : struma konsistensi padat keras,
menimbulkan tekanan pada trakea

Struma Riedel : konsistensi keras seperti kayu ( ligneus ),


menimbulkan tekanan pada trakea atau esofagus
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
Tumor jinak tiroid
6. Diagnosis Banding
Kanker tiroid
Laboratorium : T3, T4, TSH
7. Pemeriksaan
Penunjang Radiologi : X-foto toraks ( atas indikasi )
Non bedah
8. Terapi
1. Struma difusa dengan Hipothtiroid : ekstrak tiroid
2. Struma toksika ( basedow ) : obat anti tiroid
3. Pembedahan
Struma Normatiroid

Komplikasi :
1. Penyakit : sesak nafas, suara parau, hipertiroid
2. Terapi
 Lesi n. Rekuren
 Hematoma
 Hipoparatiroidi
 Infeksi
Krisis tiroid ( untuk M.Basedow )
9. Edukasi
Diharapkan baik
10. Prognosis
11. Tingkat evidence

12. Tingkat rekomendasi

13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis


-
15. Kepustakaan
137
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


(PPK)
RSUD dr. Adnaan WD
Payakumbuh

TUMOR JINAK PAYUDARA


Fibroadenoma mamma :
1. Pengertian(Definisi)
 Tumor jinak yang berasal dari jaringan fibrosa & glandular

Tumor filoides mamma :


 Tumor jinak yang kistik yang berbentuk daun dan bersifat
menyusup secara lokal

Papiloma intraductal :
Lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus
1. Fiboadenoma mamma
2. Anamnesis
1) Tumor di payudara pada wanita
a. Muda, dibawah umur 30 tahun
b. Tumbuh pelan dalam waktu tahunan
c. Bata tegas
d. Bentuk bulat dan oval
e. Permukaan halus
f. Konsistensi padat elastis
g. Sangat mobil dalam korpus mamma
h. Tumor dapat single / multiple

2) Nodus axilla tidak teraba membesar dan tidak tanda


metastse jauh

2. Tumor fillodes mamma


1) Tumor berasal pada mamma, > 5 cm dan dapat lebih dari
30 cm
a. Diameter tumor umumnya besar
b. Permukaan berbenjol-benjol
c. Ada bagian yang padat dan kistous
d. Sangat mobil dari dinding dada
2) Kulit diatas tumor mengkilat, kadang disertai ulkus
3) Vena Subkutan membesar dan berbelok-belok ( venaektsi )
4) Tidak ada tanda-tada infiltrasi atau metastase
3. Papilloma intra duktal
1) Perdarahan atau keluar cairan abnormal dari puting susu
2) Tumor kecil di subareoler

3. Pemeriksaan Fisik

138
Panduan Praktek Klinis – Bedah Umum

4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding  Kanker payudara
 Kista payudara
 Fibrosing adrenosis
USG
7. Pemeriksaan
Penunjang Patologi : biopsi eksisi
1. Fidroadenoma mamma : Eksisi tumor mamma
8. Terapi
2. Tumor filloides : Eksisi tumor atau Subcutaneus mastektomi
simple dengan atau tanpa rekonstruksi langsung
3. Papiloma intrakdutal : Duktektomi
4. Lain-lain tumor jinak : Eksisi tumor mamma

Komplikasi :
Operasi :
1. Perdarahan
2. Hematoma
3. Infeksi

9. Edukasi
Diharapkan baik, kadang-kadang bisa rekuren terutama FAM
10. Prognosis
multiple atau tumor fillodes
-
11. Tingkat evidence

12. Tingkat rekomendasi -


-
13. Penelaah Kritis
-
14. Indikator Medis
-
15. Kepustakaan

139

Anda mungkin juga menyukai