2. Klasifikasi
1
8. Diagnosa Banding 1. Kehamilan muda dengan Infeksi pelvik
2. Kehamilan muda dengan torsi atau ruptur
kistoma ovarii
3. Kehamilan muda dengan appendisitis akut
perforata
9. Pemeriksaan Penunjang 1. DL
2. Plano test
3. Pemeriksaan USG
4. Kuldosentesis
8.Pemeriksaan Penunjang 1. DL
2. Faal hemostasis
3. Fungsi ginjal
4. Fungsi hati
9.Terapi PENGELOLAAN UMUM
1. Memeriksa keadaan umum penderita
2. Memeriksa tanda vital
3. Bila terjadi pre shock / shock maka :
- Posisi penderita trendelenburg.
- Oxigenasi
4. IVFD
5. Mengambil contoh darah
6. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
7. Observasi sesudah tindakan
PENGELOLAAN KHUSUS
A. Bila sebabnya oleh atonia uterus :
1. Memeriksa tinggi fundus uteri, Kontraksi uterus
2. Melakukan massage uterus
3. Uterotonika
B. Bila penyebabnya oleh karena robekan jalan lahir :
1. Inspeksi dan Inspeculo
2. Menjahit luka yang robek
C. Bila penyebabnya oleh karena sisa plasenta :
1. Inspeculo
2. Explorasi cavum uteri dengan tujuan :
- Mengeluarkan adanya sisa placenta ( manual atau
kuretase )
- Mencari adanya robekan uterus.
D. Bila penyebabnya Ruptura uteri : Laparatomi
2.Klasifikasi -
3.Anamnesis 1. HPHT
2. Keluar cairan /rembesan dari jalan lahir
2.Klasifikasi -
2. Klasifikasi -
9.Terapi 1. Aktif:
Indikasi satu/ lebih keadaan dibawah ini :
1. Ibu : - Kehamilan > 37 minggu
- Adanya tanda-tanda / gejala-gejala impending
eklampsia
- Kegagalan tindakan / terapi konservatif :
Setelah 6 jam pengobatan medikamentosa
terjadi kenaikan tekanan darah . Setelah 24
jam terapi medikamentosa keadaan status Quo
(tidak ada perbaikan).
2. Janin : - Adanya tanda-tanda fetal distress
- Adanya tanda-tanda IUGR
3. Laboratorik : HELLP Syndrome
Pengobatan Medikamentosa
1. Segera masuk Rumah Sakit
2. Tirah Baring
3. Infus Dekstrose 5% yang tiap liternya diselingi dengan
larutan ringer lactate 500 cc (60-125 cc / jam)
4. Antasida
5. Diet : Cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam
6. Pemberian obat anti kejang : MgSO4
Cara pemberian:
- Dosis awal : 4 gr 20% i.v. pelan-pelan selama 3-4
menit.Disusul 8 gr 40 % i.m. terbagi pada bokong
kanan dan kiri
- Dosis ulangan : Tiap 6 jam diberikan 4 gr 404 i.m.
sampai dengan 6 jam pasca persalinan.
Syarat-syarat pemberian MgSO4 :
1. Harus tersedia antidotum MgSO4 yaitu Kalsium
glukonas 10 % ( 1 gram dalam 10cc) diberikan i.v.
3 menit.
2. Refleks Patella (+) kuat
3.Frekfensi Pernapasan > 16 kali permenit
4.Produksi Urine > 100cc dalam 4 jam sebelumnya
(0,5 cc / kg bb/ jam) .
Sulfas Magnesikus di hentikan bila :
1. Ada tanda-tanda intoxikasi
2. Setelah 6 jam pasca persalinan
3. Dalam 6 jam pasca
persalinan sudah terjadi perbaikan (Normotensif).
7. Diuretikum diberika bila ada :
- Edema paru-paru
- Payah jantung kongestif
- Edema Anasarka
8. Anti Hipertensi di berikan bila :
- Tekanan darah : - Sistolik > 180 mmHg, Diastolik >
110 mmHg
- Obat-obatan Anti hipertensi yang diberikan:
- Nifedipin 3x10 mg
- Metildopa 3 x 250 mg
9. Kardiotonika diberikan bila ada tanda menjurus payah
Jantung. Perawatan dilakukan bersama dengan bagian
penyakit dalam / jantung.
10.Lain-lain
- Obat-obatan Antipiretika
Diberikan bila suhu rektal diatas 38.5 c. Dapat
dibantu dengan pemberian kompres dingin atau
alkohol.
- Antibiotika, diberikan atas indikasi
Tindakan Obstetrik
Terminasi sesudah 30 menit terapi medisinalis
1. Terminasi kehamilan belum Inpartu
- Induksi persalinan : Amniotomi + Oksitosin drip
dengan syarat skor Bishop > 5.
- Seksio sesarea bila : Syarat Oksitosin drip tidak
dipenuhi atau adanya kontraindikasi oksitosin drip,
12 jam sejak dimulainya Oksitosin drip belum
masuk fase aktif.
- Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan
terminasi dengan Seksio Sesariea.
2. Terminasi kehamilan sudah Inpartu :
- Kala I :
Fase Latent : Seksio Sesarea
Fase aktif : Amiotomi saja, bila 6 jam setelah
amniotomi tidak terjadi pembukaan
lengkap, dilakukan seksio
sesarea.
- Kala II : Pers
alina
n
perv
agin
am
disel
esaik
an
deng
an
partu
s
buat
an.
2
.
K
o
n
s
e
r
v
a
t
i
f
:
B
e
r
a
r
t
i m
kehamilan e
tetap di d
pertahank i
an s
bersamaa i
n dengan n
pemberia a
n l
pengobata
n p
medikame a
ntosa. d
a. Indikasi : a
kehamilan
Preterm (< 37
minggu) p
Tanpa e
disertai n
tanda- g
tanda e
impend l
ing o
Eklam l
psia a
dengan a
keadaa n
n janin
baik. s
b.Tindakan e
Medika
c
Mentosa :
a
Sama
r
dengan
a
perawa
tan
c t
.
e
P r
e
m
n
g i
o
n
b
a a
t
s
a
n i
.
O
b S
s
u
t
e l
t
f
r
i a
k
s
:
Selama M
perawa a
tan g
Konser n
vatip, e
observ s
asi dan i
evaluas k
i sama u
seperti s
perawa
tan d
aktif i
hanya h
disini e
tidak n
ada t
ikan p
bila e
ibu n
sudah g
menca o
pai b
tanda- a
tanda t
pre- a
eklamp n
sia m
e
ringan.
d
Selamb i
k
at-
a
lambat m
e
nya n
dalam t
o
waktu s
24 jam. a
Bila d
setelah a
n
24 jam
tidak h
a
ada r
perbaik u
s
an
maka d
i
keadaa t
e
n ini
r
diangg m
i
ap
n
sebagai a
s
kegaga i
lan .
10.Edukasi 1. Perke
2. Pengaruh pe
3. Tat
11.Prognosis Ad vitam : dub
Ad sanationam
: dubia ad
bonam/malam
Ad fungsionam
: dubia ad
bonam/malam
12.Tingkat Evidens
I/II/III/IV
13. Tingkat Rekomendasi
A/B/C
14. Penelaah Kritis 1. ………………………………………………
……………………………………
2. ………………………………………………
……………………………………
2. K -
lasifikasi
3. Anamnesis 1. HPHT
2. ANC sebelumnya
7.Diagnosis Banding -
15.Kepustakaan
1. Cunningham FG, Leveno KJ, Alexander JM, Bloom SL.
Williams Obstetrics 23rd edition. Mc GrawHill. New
York. 2010
2. Lindheimer MD, Roberts JM, Cunningham FG. Chesley’s
Hypertensive Disoreders in Pregnancy 3rd ed. Elsevier.
New York. 2009.
3. Cohen WR, Cherry and Merkatz’s Complication of
Pregnancy 5th ed. Lippincott Williams and
Wilkins. Philadelphia. 2000.
4. Creasy RK, Resnik R., Maternal Fetal Medicine Principles
and Practice 5th ed. Saunders. Philadelphia. 2004
5. Burrow GN, Duffy TP and Copel JA. Medical
Complications During Pregnancy 6th ed. Elsevier
Saunders. Philadelphia. 2004
6. Reece EA dan Hobbins JC. Cilinical Obstetrics The Fetus
and Mother. 3rd ed. Blackwell Publishing. Massachusetts.
2007.
1. P Kelainan akut pada ibu hamil, sat hamil tua, persalinan atau
engertian (Definisi) masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma,
sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsia
( hipertensi, edema, proteinuria ).
4. Klasifikasi -
8.Pemeriksaan Penunjang 1. DL
2. Plano Test
9.Terapi 1. Pemberian antibiotik profilaksis
2. Bila didapatkan hemodinamik tidak stabil, dilakukan
resusitasi, dilanjutkan dengan:
3. Pada usia kehamilan <12 minggu:
4. Kuretase
5. Pada usia kehamilan >12 minggu:
6. Oxytocin drip 20 IU dalam cairan Ringer Lactat 500cc,
diberikan 28 tetes/menit, dilanjutkan kuretase, drip
dilanjutkan sampai dengan 12 jam pasca kuretase
10.Edukasi 1. Kondisi penyakit pasien
2. Tujuan dan tatacara tindakan medis
3. Alternatif tindakan medis dan resikonya
4. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan
tindakan yang dilakukan
5. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi
6. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan
yang dilakukan
11.Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/malam
Ad sanationam : dubia ad bonam/malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam/malam
12.Tingkat Evidens I/II/III/IV
13. Tingkat Rekomendasi A/B/C
14. Penelaah Kritis 1. ………………………………………………
……………………………………
2. ………………………………………………
……………………………………
15.Kepustakaan 1. Williams Gynecology 23rd edition
2. Ilmu Kandungan, Sarwono