Anda di halaman 1dari 3

PNEUMONIA/BRONKOPNEUMONIA

No. Dokumen : SOP/UKP/


No. Revisi :
SA
B ID U
AK SA D AY
UA N
G
SOP Tanggal Terbit :12 Mei 2016
Halaman : 1/3

PUSKESMAS Salmi, SKM, MM


AIR SANTOK NIP.19720818 199503 2 001

Pengertian Pneumonia dan bronkopneumonia adalah suatu peradangan/inflamasi parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jarinngan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Di sebabkan
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan diagnosis dan penatalaksanaan pneumonia dan
bronkopneumonia
Kebijakan SK Kepala Puskesmas NOMOR : /SK/HC-ASTK/V/2016 tentang pemberian layanan
klinis.
Referensi Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat alergi, riwayat penyakit keluarga), apakah batuk dengan
dahak mukoid atau purulen kadang disertai darah, sesak nafas, demam tinggi, nyeri
dada.
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan, terutama nadi, respirasi
dan suhu tubuh
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan/ yang sesuai, terutama
pemeriksaan paru.
4. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan hasil
anamnesa, pemeriksaan vital sign dan pemeriksaan fisik :
a. Anamnesa: trias pneumonia (batuk, demam, sesak).
b. Hasil pemeriksaan telihat tanda-tanda: suhu tubuh meningkat, nadi cepat respirasi
meningkat nafas cupung hidung, kadang sianosis, retraksi interkostalis.
Kriteria pneumonia pada balita :
Terdapat tarikan dinding dada dan atau respirasi:
 Umur < 2 bulan: ≥ 60x/menit
 Umur 2-12 bulan: ≥ 50x/menit
 Umur 1-5 tahun: ≥ 40x/menit
c. Pemeriksaan paru: inspeksi (bagian yang sakit tertinggal waktu bernafas), palpasi
(fremitus dapat meningkat), perkusi (redup), auskultasi (suara nafas
bronkobesikuler sampai bronkial, mungkin disertai ronki basah halus atau ronki
basah kasar).
d. Angka leukosit (leukositosis 10.000-15.000/mm3), hitung jenis leukosit
(pergeseran ke kiri (neutrofil batang tinggi).
PNEUMONIA/BRONKOPNEUMONIA
No. Dokumen : SOP/UKP/
No. Revisi :
SA
B ID U
AK SA D AY
UA N
G
SOP Tanggal Terbit :1 Mei 2016
Halaman : 2/3

PUSKESMAS Salmi, SKM, MM


AIR SANTOK NIP.19720818 199503 2 001

5. Jika diperlukan petugas memberikan terapi simptomatik untuk menurunkan demam


Paracetamol  Dosis dewasa: 500 mg tiap 6-8 jam
 Dosis anak: 10 mg/kg BB tiap 6-8 jam
Ibuprofen  Dosis dewasa: 200-400 mg tiap 6-8 jam
 Dosis anak:
1-6 bulan: 5 mg/kg BB tiap 6-8 jam
6-12 bulan: 50 mg tiap 6-8 jam
1-2 tahun: 50 mg tiap 6-8 jam
2-7 tahun: 100 mg tiap 6-8 jam
>7tahun: 200 mg tiap 6-8 jam
(maks 40 mg/kg BB/hari

6. Jika diperlukanpetugas memberikan ekspetoran, mukolitik:

Ambroxol (30 mg)  Dosis dewasa 60-120 mg/hari dosis terbagi


2-3 kali
 Dosis anak:
< 2 tahun: 7,5 mg tiap 12 jam
2-5 tahun: 7,5 mg tiap 8-12 jam
6-12 tahun: 15 mg tiap 8-12 jam
Gliseril guaikolat Dosis dewasa: 200-400 mg tiap 4 jam

7. Petugas memberikan terapi antibiotik:

Antibiotik Dosis
Amoksisilin Dewasa: 250-500 mg
Anak: 20-40 mg/hari dalam 3 dosis
Cotrimoxazole Dewasa: 2x960 mg
(tablet: TMP (80 mg)-SMZ Bayi dan anak-anak
(400mg) 6 mggu-5 bulan: 2x 120 mg
(Suspensi: TMP (40 mg)-SMZ 6 bulan05 tahun: 2x 240 mg
(200mg) 6 tahun-12 tahun: 2x 480 mg
Cyprofloxacin Dewasa 2 x 500 mg
PNEUMONIA/BRONKOPNEUMONIA
No. Dokumen : SOP/UKP/
SA
B ID U
AK SA D AY
UA N
G
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :12 Mei 2016
Halaman : 3/3

PUSKESMAS Salmi, SKM, MM


AIR SANTOK NIP.19720818 199503 2 001

8. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya untuk istirahat
di tempat tidur, minum secukupnya, pencegahan rekurensi, pola hidup sehat, tidak
merokok.
9. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi (Rumah Sakit):
a. Dewasa : respiratory rate >30x/menit dan tekanan darah sistolik < 90 mmHg
dan diastolik < 60 mmHg.
b. Anak-anak: pneumonia berat dengan tanda bahaya( kejang, penurunan
kesadaran, tidak bisa minum), post morbili, KKP (kurang kalori, protein)
berat.
10. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit farmasi.
11. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosis,
terapi rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien.
12. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry.
13. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi yang sudah
tercatat dalam rekam medis ke data simpus

Diagram Alir -
Unit Terkait Sub unit BP Umum

Rekaman Historis perubahan


No Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai