CHONDROSARCOMA
(ICD-10: C 40.9)
1. Pengertian (Definisi) Keganasan muskuloskeletal yang berasal dari sel tulang rawan
2. Anamnesis 1) Nyeri pada tungkai bawah
2) Massa yang perlahan membesar
3) Kesulitan defekasi dan urinari
4) Fraktur patologis
3. Pemeriksaan Fisik Benjolan pada ekstremitas yang terkena
Pergerakan sendi yang terbatas
4. Pemeriksaan Penunjang Imaging :
X-ray :
Ekstremitas yang terkena
CT Scan sesuai indikasi
MRI sesuai Indikasi
Arteriography sesuai indikasi
Laboratorium : darah rutin
Hematologi Rutin
CT/BT
HBsAg
Kimia darah
LED
LDH
Alkali Fosfatase
Biopsi (ICD 9CM:77.40)
5. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis
2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
3. Sesuai kriteria dan pemeriksaan penunjang
6. Terapi A. Analgetik
Dilakukan penanganan manajemen nyeri
B. Operatif
1. Intralesional curettage (ICD 9 CM: 77.69)
Dilakukan pada pasien dengan grade I
2. Wide excision (ICD 9 CM: 77.99)
Dilakukan pada pasien dengan grade II dan III
Amputasi
Kehilangan fungsi/cacat
8. Edukasi Penjelasan perjalan penyakit dan komplikasi
(Hospital Health Promotion) Elevasi pada ekstremitas bawah
Kontrol luka pasca operasi
Rehabilitasi medik
Penjelasan rencana tindakan
Penjelasan pasca tindakan
9. Tingkat Evidens IV
10. Penelaah Krtitis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)
2. Prof. Dr. dr. Agung. S.SpB, Sp OT (K)
3. Dr. Henry Yurianto, Mphil, Phd,SpOT (K)
4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)
5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)
6. Dr. W. Supriyadi, SpOT
7. Dr. Muhammad Sakti, SpOT
8. Dr. M Andry Usman, Sp.OT
9. Dr. Jainal Arifin, M.Kes, SpOT
10. Dr. M. Phetrus Johan, M.Kes, Sp.OT
11. Indikator Medis Perawatan pasien chondrosarcoma antara lain pemberian analgetik
dan operatif diperkirakan 10 hari bila tidak ada komplikasi dan
comorbid
Target :
80 % pasien yang menjalani operasi dirawat selama 10 hari bila
tidak ada komplikasi dan comorbid
12. Kepustakaan 1. Solomon Louis; Warwick David; Nayagam Selvadurai.
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures 9th ed., 2010
2. Canale Terry, Beaty James. Campbell’s Orthopaedic
Operative 11th ed.2009
3. Salter Robert. Textbook of disorders and Injuries of the
Musculoskeletal System 3rd ed. 1999
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
Ewing Sarcoma
(ICD-10: C41.9 )
1. Pengertian (Definisi) Adalah tumor ganas tulang primer berasal dari endothelial cell di
sum-sum tulang, yang menyerang golongan usia muda di bawah
usia 20 tahun dan lebih banyak didapat pada kaum pria
2. Anamnesis - Benjolan yang disertai nyeri.
- Suhu badan meninggi
3. Pemeriksaan Fisik - Benjoalan pada tulang panjang, paling sering pada femur, tibia,
ulna dan fibula
- Nyeri pada daerah benjolan
4. Pemeriksaan Penunjang - Darah rutin (leukositosis), LED meningkat
- X-ray Extremitas tampak kedua sendi AP dan Lateral view;
tampak lesi destruksi pada diafisis atau metafisis dengan moth-
eaten appearance, periosteal reaction (onion appearance, skin
or sunburst appearance)
- Bone scan (work-up staging, tampak “hot” lesion)
- Ct-scan thorax (metastasis pulmonary)
- MRI (mengidentifikasi kerusakan pada soft tissue-
compartment)
- Bone marrow (menetukan metastase ke sumsum tulang)
- Histopathology (small round blue cell)
5. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai criteria anamnesis
2. Sesuai criteria pemeriksaan fisis
3. Sesuai criteria pemeriksaan penunjang
6. Terapi 1. Operatif
a. Reseksi tumor (wide eksisi tumor) (ICD9: 27.32)
b. Amputasi (ICD 9:84.1)
2. Kemoterapi
7. Komplikasi dan resiko Kematian (high grade, ekstrakompartmen dengan metastase)
8. Edukasi Penjelasan tentang perjalanan penyakit dan komplikasi
(Hospital Health Promotion) Penjelasan tentang tindakan
Penjelasan tentang pasca tindakan
9. Tingkat Evidens IV
10. Penelaah Krtitis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)
2. Prof. Dr. dr. Agung. S.SpB, Sp OT (K)
3. Dr. Henry Yurianto, Mphil, Phd,SpOT (K)
4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)
5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)
6. Dr. W. Supriyadi, SpOT
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
Osteoblastoma
(ICD-10: D16.9)
1. Pengertian (Definisi) Osteoblastoma adalah tumor jinak primer pada tulang yang sering
mengenai tulang belakang dan tulang pipih, lebih banyak
ditemukan pada usia dewasa muda, serta lebih sering menyerang
jenis kelamin laki-laki.
2. Anamnesis - Benjolan yang membesar dengan lambat
- Nyeri yang bersifat tumpul, tidak berkurang dengan pemberian
salisilat
- Nyeri tulang belakang
- Keluhan neurologis pada kasus yang mengenai tulang belakang
dan menekan medulla spinalis (misal: kelemahan anggota
gerak)
3. Pemeriksaan Fisik - Benjolan berukuran rata-rata 2-3 cm pada daerah scapula, jari
tangan, pada daerah predileksi lainnya
- Nyeri tekan di sekitar lesi
- Dapat ditemukan scoliosis pada kasus yang mengenai tulang
belakang
- Gangguan fungsi neurologis pada kasus yang mengenai tulang
belakang
4. Pemeriksaan Penunjang - X-ray:
Tulang panjang: lesi radiolusen berbentuk bulat (nidus),
umumnya pada daerah diafisis, yang dapat dikelilingi area
sklerotik
Vertebra: proses litik yang dapat mendesak ke jaringan lunak
- Bone scan (radioisotope): “hot” lesion
- Ct-scan vertebra untuk kasus yang mengenai tulang belakang
- MRI: mengidentifikasi perluasan ke jaringan lunak, sumsum
tulang
- Histopatology: jaringan osteoblastik seluler dengan produksi
sel-sel osteoid dan tulang woven
5. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai criteria anamnesis
2. Sesuai criteria pemeriksaan fisis
3. Sesuai criteria pemeriksaan penunjang
6. Terapi Operative: Eksisi luas (wide-excision) tumor (ICD9: 27.32)
7. Komplikasi dan resiko Kecacatan
Kelumpuhan
8. Edukasi Penjelasan tentang perjalanan penyakit dan komplikasi
(Hospital Health Promotion) Penjelasan tentang tindakan
Penjelasan tentang pasca tindakan
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
9. Tingkat Evidens IV
10. Penelaah Krtitis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)
2. Prof. Dr. dr. Agung. S.SpB, Sp OT (K)
3. Dr. Henry Yurianto, Mphil, Phd,SpOT (K)
4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)
5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)
6. Dr. W. Supriyadi, SpOT
7. Dr. Muhammad Sakti, SpOT
8. Dr. M Andry Usman, Sp.OT
9. Dr. Jainal Arifin, M.Kes, SpOT
10. Dr. M. Phetrus Johan, M.Kes, Sp.OT
11. Indikator Medis Perawatan Osteoblastoma tanpa komplikasi dan comorbid dalam
waktu 6 hari dan bila dengan komplikasi dan comorbid adalah 10
hari
12. Kepustakaan 1. Neoplasma tulang: diagnosis dan terapi, Errol Hutagalung,
2005
2. Review of Orthopaedics, 6th Edition, Mark Miller,MD, 2012
3. Orthopaedic Knowledge Update 10, John M Fhyn, American
Academy of Orthopaedic Surgeons, 2009
4. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 9 th Edition,
Louis Solomon, 2010
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
operasi
8. Konfirmasi hasil PA
9. Rawat luka dengan non adhesive local dressing (Easy derm)
7. Tingkat Evidens IV
8. Penelaah Krtitis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)
2. Prof. Dr. dr. Agung. S.SpB, Sp OT (K)
3. Dr. Henry Yurianto, Mphil, Phd,SpOT (K)
4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)
5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)
6. Dr. W. Supriyadi, SpOT
7. Dr. Muhammad Sakti, SpOT
8. Dr. M Andry Usman, Sp.OT
9. Dr. Jainal Arifin, M.Kes, SpOT
10. Dr. M. Phetrus Johan, M.Kes, Sp.OT
9. Indikator Prosedur Tindakan dilakukan tanpa menimbulkan komplikasi intraoperatif
Tindakan
10. Kepustakaan 1. Neoplasma tulang: diagnosis dan terapi, Errol Hutagalung,
2005
2. Review of Orthopaedics, 6th Edition, Mark Miller,MD, 2012
3. Orthopaedic Knowledge Update 10, John M Fhyn, American
Academy of Orthopaedic Surgeons, 2009
4. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, 9 th Edition,
Louis Solomon, 2010
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
7. Tingkat Evidens IV
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
TRANSFEMORAL AMPUTATION
(ICD 9CM : 84.17)
1. Pengertian (Definisi) Tindakan amputasi atau pemotongan diatas lutut atau pertengahan
femur
2. Indikasi Tumor ganas pada distal femur
3. KontraIndikasi
4. Persiapan 1. Informed Consent
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
4. Lapor Kamar Operasi
5. Persiapan Bahan dan Alat
6. Antibiotik Profilaksis
7. Persiapan darah (Sesuai Indikasi)
5. ProsedurTindakan 1. Sign In
2. Time Out
3. Prosedur Anastesi: GA/Regional Block
4. Pasang tourniquet, sebelumnya elevasi beberapa menit
5. Posisikan Pasien
6. Pembersihan luka dengan NaCl 0,9 %
7. Desinfeksi
8. Prosedur Drapping
9. Posisi pasien terlentang di atas meja operasi, dan tidak
menggunakan tourniquet.
10. Dilakukan pembuatan marking dengan garis anterior sama
dan kulit posterior flaps mulai dari proksimal pada tingkat
yang diinginkan dari bagian tulang. Dan panjang setiap
lipatan setidaknya satu setengah anteroposterior yang
sesuai diameter paha pada tingkat ini.
11. Memperdalam insisi anterior approach melalui jaringan
subkutan kemudian fasia profunda,
12. Mengidentifikasi, femoral arteri dan vena dalam kanalis
femoralis secaradan dilakukan ligate
13. Dilakukan pemotongan Osilatin saw tepat di distal
periosteal yang di insisi
14. Kemudian haluskan serak tepi tulang, dan meratakan
anterolateral femur untuk mengurangi unit tekanan antara
tulang dan jaringan lunak di atasnya.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
CHORDOMA
(ICD-10: D16.8)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak yang berasal dari sisa sisa notochord
2. Anamnesis 1) Teraba masa pada sacrum
2) Biasa dengan keluhan tidak dapat berjalan
3) Konstipasi,
4) inkontinensia urine
3. Pemeriksaan Fisik Keluhan biasa dengan low back Pain
Teraba massa
Rasa numbness
Bisa Disertai konstipasi
Bisa disertai Inkontinensia urine
4. Pemeriksaan Penunjang Imaging :
X-ray :
Sesuai Letak lesi, tersering Pelvis AP
CT Scan (ICD 9 CM: 92.19) sesuai indikasi
MRI (ICD 9 CM:88.94) sesuai Indikasi
Bone scan
Laboratorium :
Hematologi Rutin
CT/BT
HBsAg
Kimia darah, sesuai indikasi
HIV Rapid Test, Sesuai indikasi
Biopsi
5. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis
2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
3. Sesuai kriteria dan pemeriksaan penunjang
6. Terapi 1. Analgetik
a. Paracetamol (Sanmol atau Farmadol drips) 1000mg / IV /
8 jam atau NSAID selama 3 hari.
b. Kombinasi opioid sistemik (sesuai indikasi).
2. Roboransia: (Cernevit I amp/24 jam/drips) selama 1 hari post
operasi.
3. Antibiotik pre operasi: Aminoglikosida (Hypobac 200mg/12
jam/IV)
4. Wide excision
5. Radiation
6. Chemotheraphy pada stadium akhir, sesuai indikasi
7. Komplikasi dan resiko Emboli
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
Perdarahan/syok
Infeksi
Kehilangan fungsi/cacat
Kematian
8. Edukasi Penjelasan perjalan penyakit dan komplikasi
(Hospital Health Promotion) Kontrol luka pasca operasi
Rehabilitasi medic
Penjelasan rencana tindakan
Penjelasan pasca tindakan
9. Tingkat Evidens IV
10. Penelaah Krtitis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)
2. Prof. Dr. dr. Agung. S.SpB, Sp OT (K)
3. Dr. Henry Yurianto, Mphil, Phd,SpOT (K)
4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)
5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)
6. Dr. W. Supriyadi, SpOT
7. Dr. Muhammad Sakti, SpOT
8. Dr. M Andry Usman, Sp.OT
9. Dr. Jainal Arifin, M.Kes, SpO
10. Dr. M. Phetrus Johan, M.Kes, Sp.OT
11. Indikator Medis IV
12. Kepustakaan 1. Solomon Louis; Warwick David; Nayagam Selvadurai.
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures 9 th ed., 2010
2. (Vancouver system)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
3. Kontraindikasi
4. Persiapan 1. Informed Consent
2. Marking Site
3. KonsulAnastesi
4. Lapor Kamar Operasi
5. Persiapan Bahan dan Alat
6. Antibiotik Profilaksis (Hypobac 200mg/i.v)
7. Persiapan darah (Sesuai Indikasi)
5. Prosedur Tindakan 1. Sign In
2. Time Out
3. Prosedur Anastesi: GA
4. Posisikan Pasien
5. Asepsis (Betadine 10%) dan antiseptic(Alcohol 70%)
6. Prosedur Drapping
7. Insisi kulit dan per dalam hingga tampak jaringan tumor
8. Dilakukan kuretase/eksisi tumor in situ
9. Irigasi denganNaCl 0,9 %
10. Kontrol perdarahan
11. Sign Out
12. Tutup Luka dengan Non-adhesive Wound (Easy Derm)
dan Wound Dressing (Askina Derm)
13. Balut dengan softban dan elastik perban (sesuai indikasi)
6. Pasca Prosedur 1. Pemberian Antibiotik :
Tindakan Cephalosporin generasi 1 + Aminoglikosida (Ceftriaxon 1
gram/i.v, hypobac 200mg/ i.v selama 5 hari)
2. Analgetik :
a. Paracetamol (Sanmol atau Farmadol drips) 1000mg / IV /
8 jam atau NSAID selama 3 hari.
b. Kombinasi opioid sistemik (sesuai indikasi).
3. Roboransia: (cernevit 1 amp selama 3 hari)
4. Mobilisasi pasien
7. Tingkat Evidens IV
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
tahun. 5-20%
12. Kepustakaan 1. Carmichael James; Funk Lennand. Orthoteer Syllabus. 2010
2. Solomon Louis; Warwick David; Nayagam Selvadurai.
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures 9 th ed., 2010
3. Canale Terry; Beaty James. Campbell’s Operative
Orthopaedics 11th ed., 2007
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
HIP DISARTICULATION
(ICD 9CM: 84.18)
1. Pengertian (Definisi) Tindakan amputasi atau pemotongan di sendi paha
2. Indikasi Tumor ganas pada femur
3. KontraIndikasi
4. Persiapan 1. Informed Concent
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
4. Lapor Kamar Operasi
5. Persiapan Bahan dan Alat
6. Antibiotik Profilaksis Hypobac 200mg/12 jam/IV
7. Persiapan darah Whoole Blood (SesuaiIndikasi)
5. ProsedurTindakan 1. Sign In
2. Time Out
3. Prosedur Anastesi: GA/Regional Block
4. Pasang tourniquet, sebelumnya elevasi beberapa menit
5. Posisikan Pasien
6. Pembersihan luka denganNaCl 0,9 %
7. Asepsis dan antiseptic
8. Prosedur Drapping
9. Pasien dalam posisi dekubitus lateral, dilakukan insisi
aecara aanterior , mulai dari spina iliaka anterior superior
dan melengkung ke distal dan medial yang hampir sejajar
dengan ligamentum inguinalis ke titik pada aspek medial
paha panjang 5 cm distal origo otot adduktor.
10. Isolasi dan ligate arteri dan vena femoral, dan membagi
saraf femoralis;
11. Kemudian melanjutkan insisi posterior pada femur sekitar
5 cm distal tuberositas iskia dan sepanjang aspek lateral
paha sekitar 8 cm distal ke dasar trochanter mayor.
12. Bebaskan otot sartorius dari anterior superior spina iliaka
dan rectus femoris dari anterior
13. Bagilah pectineus sekitar 0,6 cm dari pubis.
14. Putar paha kearah eksternal untuk membawa trochanter
lebih rendah dan tendon iliopsoas
15. Bebaskan otot adduktor dan otot gracilis otot, dan otot
magnus adduktor
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
6. PascaProsedurTindakan 1. PemberianAntibiotik :
Antibiotik Intravena (ICD 9 CM:99.21) pemberian selama
7 hari Aminoglikosida (Hypobac 200mg/12 jam/IV)
Analgetik : Paracetamol (CetaPain drips) 1000mg/IV, dan
atau opioid sistemik (sesuai indikasi).
Roborantia: (Cernevit I amp/24 jam/drips) selama 1 hari
post operasi.
2. Rawat Luka (Prontosan gel+aqua dan daryantul diberikan
setiap rawat luka 2 kali seminggu)
3. Elevasi Ekstremitas
7. Tingkat Evidens IV
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
KNEE DISARTICULATION
(ICD 9CM: 84.16)
1. Pengertian (Definisi) Tindakan amputasi atau pemotongan diantara sendi
2. Indikasi Tumor ganas pada proksimal tibia
3. KontraIndikasi
4. Persiapan 1. Informed Consent
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
4. Lapor Kamar Operasi
5. Persiapan Bahan dan Alat
6. Antibiotik Profilaksis (Hypobac 200mg/12 jam/IV)
7. Persiapan darah (Sesuai Indikasi)
5. Prosedur Tindakan 1. Sign In
2. Time Out
3. Prosedur Anastesi: GA/Regional Block
4. Pasang tourniquet, sebelumnya elevasi beberapa menit
5. Posisikan Pasien
6. Pembersihan luka dengan NaCl 0,9 %
7. Desinfeksi
8. Prosedur Drapping
9. Membuat marking pada inferior patela, pada sisi anterior
yang ukurannya sama panjang dengan diameter lutut dan
untuk posterior dilakukan pengukuran setinggi lipatan
poplitea, satu setengah dari diameter lutut. Tempatkan
ujung lateral flaps setinggi kondilus tibialis.
10. Dilakukan insisi anterior approach , dilakukan penyisipan
dari tendon patela dan pes anserinus
11. Pada sendi lutut dengan membedah kapsul dari anterior
dan margin lateral tibia kemudian membagi cruciatum
ligamen, dan membedah kapsul posterior dari
tibia
12. Mengidentifikasi saraf tibialis, tarik perlahan distal, dan
membagi proksimal sehingga ditarik proksimal untuk
level amputasi .
13. Mengidentifikasi pembuluh poplitea dan dilakukan ligasi
14. Dilakukan pembebasan tendon biseps dari fibula,dan
lakukan artikular kondilus femoralis dan patella.
15. Jahit tendon patela pada ligamen cruciatum dan sisa-sisa
otot gastrocnemius ke jaringan di notch interkondilaris
16. Pasang Drain
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
LYMPHOMA
( ICD-10 : C 84.4)
1. Pengertian (Definisi) Neoplasma yang terdiri dari dari sel-sel limfoid ganas,
menghasilkan lesi tumefactive dalam tulang.
2. Anamnesis Nyeri tulang
Defisit neurologis bila terkena tulang belakang
Gejala lain : konstipasi, letargi, somnolen.
3. Pemeriksaan Fisik Terkadang teraba massa pada daerah local yang terkena
Defisit neurologis bila terkena tulang belakang
4. Pemeriksaan Penunjang Imaging :
X-Ray
MRI (jika perlu)
CT Scan (jika perlu)
Bone Scan (jika perlu)
Positron Emision Tomography (PET)
Gallium scaning
Bone marrow biopsy
Laboratorium : darah rutin, CRP, ESR, kultur dan
sensitifitas
Lainnya jika diperlukan
5. Kriteria Diagnosis Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
6. Terapi Non Operatif:
Chemotherapy
Radiotherapy
Perbaikan keadaan umum
Bonviva 3mg/3mL intravena 15-30 detik setiap tiga
bulan atau Ristonat 35mg tablet 1x semiggu.
Sanmol injeksi 1-2 x1 intravena
Cetapain injeksi 1-2x1 intravena
Kolkatriol 0.25mg 1x1 tablet dan atau,
Cernevit injeksi 1x1 hari dan atau,
Methycobal 500 3x1 tablet dan atau,
Becom C 1x1 tablet
Operatif:
ORIF bila ada fraktur patologis
7. Komplikasi dan resiko Fraktur patologis
Several associated toxicities
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
MULTIPLE MYELOMA
( ICD-10 :C 90.0)
1. Pengertian (Definisi) Gangguan proliferative limfosit ganas sel B dari sumsum,
dengan sel-sel plasma mendominasi.
2. Anamnesis Usia 45 - 65 tahun
Pria > wanita
Nyeri lokal pada tulang, terutama tulang belakang
dan rusuk
Demam
Tampak pucat
Penurunan berat badan
Polidipsi
Poliuri
3. Pemeriksaan Fisik Fraktur patologis
Fatigue
Abdominal pain
4. Pemeriksaan Penunjang Imaging :
X-Ray : skull, pelvis, femur, vertebrae.
Bone Survey
CT Scan (sesuai indikasi)
MRI (sesuai indikasi)
Laboratorium :
Hematologi Rutin
Kalsium
ESR
Creatinine
Protein Bence-Jones
Serum Protein Elektroforesis
CT/BT
HBsAg
Kimia darah, sesuai indikasi
HIV Rapid Test, Sesuai indikasi
Kultur dan sensitivitas.
Bone marrow puncture
Lainnya jika diperlukan
5. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis
2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
3. Sesuai kriteria dan pemeriksaan penunjang
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
OSTEOCHONDROMA
( ICD 10 :D16.)
1. Pengertian (Definisi) Tumor jinak tulang yang berasal dari cartilage
2. Anamnesis Kebanyakan asimptomatik
Benjolan dengan atau tanpa disertai nyeri pada
ekstremitas
3. Pemeriksaan Fisik Evaluasi status general
Benjolan pada ekstremitas
4. Pemeriksaan Penunjang Imaging :
X-ray :
CT Scan (sesuai indikasi)
MRI (sesuai indikasi)
Bone scan sesuai indikasi
Laboratorium :
Hematologi Rutin
Alkali phosphatase
ESR
CRP
Albumin
Liver Function Test
Pemeriksanaan Lainnya sesuai indikasi
Biopsi : Closed atau Open
5. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis
2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
3. Sesuai kriteria pemeriksaan penunjang
4. CPC (Clinicophatological Conference)
6. Terapi Konservatif
Eksisi tumor (jika perlu)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
7. Komplikasidanresiko Infeksi
Rekurensi
Perubahan kearah keganasan
8. Edukasi Penjelasan perjalanan penyakit dan komplikasi
(Hospital Health Promotion) Penjelasan rencana tindakan
Penjelasan pasca tindakan
9. Tingkat Evidens IV
10. Penelaah Kritis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)
2. Prof. Dr. dr. Agung. S.SpB, Sp OT (K)
3. Dr. Henry Yurianto, Mphil, Phd,SpOT (K)
4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)
5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)
6. Dr. W. Supriyadi, SpOT
7. Dr. Muhammad Sakti, SpOT
8. Dr. M Andry Usman, Sp.OT
9. Dr. Jainal Arifin, M.Kes, SpOT
10. Dr. M. Phetrus Johan, M.Kes, Sp.OT