PPK Trauma Part 1

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR
BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
2014 – 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION RADIUS ULNA

(ICD 9CM: 78.32)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang radius ulna
dengan menggunakan implan.
2. Indikasi Fraktur tertutup (ICD 10 CM: S52.90)
Fraktur terbuka sesuai indikasi
3. KontraIndikasi Adanya comorbid yang tidak memungkinkan untuk dilakukan

tindakan anestesi
4. Persiapan 1. Informed consent
2. Marking site
3. Konsul anastesi
4. Lapor kamar operasi
5. Persiapan bahan dan alat
6. Antibiotik profilaksis (sesuai PPK Tatalaksana Kasus)
7. Persiapan darah (sesuai indikasi)
5. Prosedur Tindakan 1. Sign In
2. Time Out
3. Prosedur Anastesi: GA/Regional Block
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
6. Prosedur Drapping
7. Expose fracture site dengan volar atau dorsal approach
8. Reposisi dan fiksasi fraktur dengan plating.
9. Irigasi dengan NaCl 0,9 %
10. Kontrol perdarahan dan pemasangan drain
11. Sign Out
12. Jahit luka
13. Tutup Luka dengan Non-adhesive Wound (Easy Derm) dan
Wound Dressing (Askina Derm)
14. Balut dengan softban dan elastik perban (sesuai indikasi)
15. Cek foto rontgen X-ray sebelum pasien sadar.
16. Pemasangan Arm-sling (Actimove)
6. Pasca Prosedur 1. Pemberian Antibiotik (sesuai PPK Tatalaksana Kasus)
Tindakan 2. Analgetik (sesuai PPK Tatalaksana Kasus)
3. Roboransia (sesuai PPK Tatalaksana Kasus)
4. Elevasi Ekstremitas
5. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
6. Hb Kontrol, sesuai indikasi

7. Rehabilitasi
7. Tingkat Evidens IV
8. Penelaah Krtitis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)
2. Prof. Dr. dr. Agung. S.SpB, Sp OT (K)
3. Dr. Henry Yurianto, Mphil, Phd,SpOT (K)
4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)
5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)
6. Dr. W. Supriyadi, SpOT
7. Dr. Muhammad Sakti, SpOT
8. Dr. M Andry Usman, Sp.OT
9. Dr. Jainal Arifin, M.Kes, SpOT
10. Dr. M. Phetrus Johan, M.Kes, Sp.OT
9. Indikator Prosedur ORIF selesai dalam waktu 120 menit

Tindakan Target :
Plate dan screw terpasang dalam waktu 120 menit
10. Kepustakaan 1. Ruedi Thomas P; Murphy William M. AO principles of
Fracture Management. 2000.
2. Solomon Louis; Warwick David; Nayagam Selvadurai.
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures 9th ed., 2010
PROSEDUR TINDAKAN
RSUP. DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
2014 – 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION OF TIBIA FIBULA

(ICD 9CM: 79.37)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang Tibia Fibula
2. Indikasi Fraktur Tertutup (ICD 10 CM: S 82.40/ S 82.20)
3. Kontra Indikasi Tulang yang terinfeksi

4. Persiapan 1. Informed Consent
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
4. Lapor Kamar Operasi
5. Persiapan Bahan dan Alat
6. Antibiotik Profilaksis (sesuai PPK Tatalaksana Kasus)
7. Persiapan darah (Sesuai Indikasi)
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
7. Insisi sampai fracture site
8. Reposisi dan fiksasi fraktur dengan plating
11. Sign Out
12. Jahit luka
5. Perawatan Luka Pin-Track
6. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
9. Indikator Prosedur OREF selesai dalam waktu 60 menit

Tindakan Target :
External Fixation terpasang dalam waktu 60 menit
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures 9 th ed., 2010
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
CLOSED REDUCTION OF THE KNEE

(ICD 9CM: 79.76)
1. Pengertian (Definisi) Mengembalikan posisi atau kontak permukaan tulang tibia dan
femur
2. Indikasi Dislocation of the knee (ICD 10 CM: S 83.1 )
3. Kontraindikasi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
5. ProsedurTindakan 1. Sign In
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Dilakukan maneuver closed reduction
6. Cek stabilitas dan neurovascular distal
7. Sign Out
8. Operasi selesai
6. PascaProsedurTindakan 1. Penggunaan brace pada sendi lutut
2. Monitor neurovascular distal
3. Analgetik
a. Paracetamol (CetaPain drips) 1000mg / IV / 8 jam atau
NSAID selama 3 hari.
b. Kombinasi opioid sistemik (sesuai indikasi).
9. Indikator Prosedur Closed reduction selesai dalam waktu 30 menit
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
Tindakan
2. Solomon Louis; Warwick David; NayagamSelvadurai.
Apley’s System of Orthopaedics and Fractures 9 th ed., 2010.
3. Lippincot Williams; Wilkins. Practical Ortopaedic Sports
Medicine& Arthroscopy 1st ed.,2007
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
COMPARTMENT SYNDROME
(ICD-10: T 79.6)
1. Pengertian (Definisi) Peningkatan tekanan osteo-fascia sehingga terjadi
gangguan/penurunan perfusi jaringan
2. Anamnesis 1) Riwayat trauma
2) Nyeri pada tempat trauma
3. Pemeriksaan Fisik  Primary Survey : ABCDE
 Secondary Survey : Head to Toe examination
 Adanya deformitas, haematoma, edema dan luka.
 Evaluasi kerusakan jaringan lunak, tulang, status
neurovascular dan compartment syndrome
 Tanda klasik impending compartment syndrome: pain, pallor,
parasthesia, paralysis, and pulselessness (The 5 p’s)
 Dokumentasi : dimensi, lokasi dan kontaminasi luka ( Foto
klinis)
 Evaluasi kemungkinan cedera penyerta (associated injury)
4. Pemeriksaan Penunjang  Imaging :
 X-ray : sesuai indikasi
 CT Scan sesuai indikasi
 MRI sesuai Indikasi
 Laboratorium : darah rutin
 Hematologi Rutin serial sesuai indikasi
 CT/BT
 HBsAg
 Kimia darah, sesuai indikasi
 HIV Rapid Test, Sesuai indikasi
 Kultur dan sensitivitas
5. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis
2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
3. Sesuai kriteria dan pemeriksaan penunjang
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
6. Terapi 1. Prosedur ATLS

2. Tetanus profilaksis :
a) Antitetanus Serum (tetagam) 250 IU/Intramuscular Dosis
Tunggal, atau
b) Tetanus Toxoid 0,5 ml/Intramuskular Dosis tunggal
3. Antibiotik Intravena (ICD 9 CM:99.21) (sesuai grading)
a) Grade I dan II : Cephalosporin Generasi III (Ceftriaxone
1gr/12 jam/IV)
b) Grade III : Cephalosporin Generasi I (Cefazolin) +
Aminoglikosida (Hypobac 200mg/12 jam/IV) +
Metronidazole (500 mg/8 jam/IV)
4. Analgetik :
4. Elevasi anggota gerak
5. Fasciotomy (ICD 9 CM:83.14): golden time sebelum 4-6 jam
sejak tanda impending compartment
6. Open wound care (ICD 9 CM:880 – 897)
7. Dalam waktu 7-10 hari post fasciotomy dilakukan wound
closure (ICD 9 CM:V58.41)
8. Bila wound closure tidak dapat dilakukan, dilakukan skin graft
(ICD 9 CM:86.60)
7. Komplikasi dan resiko  Kontraktur otot iskemik
 Defisit neurologis
 Kematian anggota gerak/ amputasi
 Gagal ginjal
 Kematian
8. Edukasi  Penjelasan perjalan penyakit dan komplikasi
(Hospital Health Promotion)  Penjelasan rencana tindakan
 Penjelasan pasca tindakan
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Penanganan compartment syndrome dengan fasciotomi tanpa
komplikasi dan comorbid dalam waktu 7 - 10 hari dan bila
dengan komplikasi dan comorbid adalah 30 hari
Target :
80 % compartment syndrome tanpa komplikasi dan comorbid
dirawat dalam waktu 7 - 10 hari
12. Kepustakaan 1. Miller’s; Review of orthopaedics, 5th ed
TATA LAKSANA KASUS
2013 – 2015
FRACTURE OF LUMBAR VERTEBRA

(ICD-10: S 32.00)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan tulang vertebra kerusakan pada kolum
anterior, kolum media dan kolum posterior akibat trauma
2) Nyeri setinggi vertebra yang fraktur
3) Terdapat deficit neurologis
 Adanya deformitas, haematoma, edema atau luka
 Evaluasi kekuatan motoric dan sensorik
 Evaluasi Bulbocavernous reflex
4. Pemeriksaan Penunjang  Imaging :
 X-ray :
 Spine series (Cercical lateral, Torakolumbal dan
Lumbosakral AP dan lateral) (ICD 9 CM: 88.39)
 CT Scan (ICD 9 CM: 88.02) sesuai indikasi: terdapat
fraktur pada foto rontgen, deficit neurologis pada
eksremitas bawah, pada foto rontgen tidak terlalu jelas.
 MRI (ICD 9 CM: 88.94) sesuai Indikasi
 Laboratorium :
 Hematologi Rutin
 CT/BT
 HBsAg
 Kimia darah, bila ada indikasi
 Kultur dan sensitivitas (bila ada indikasi)
TATA LAKSANA KASUS
2013 – 2015

5. Phadilon (pada spinal syok injury < 8 jam): 5,4 mg/kgBB/jam
diberikan dalam 24 jam jika kurang dari 3 jam atau dalam 48
jam jika dalam 8 jam.
6. Analgetik : (Cetapain Infus)
7. Non Operatif (Sebagian besar dengan observasi dan membaik
secara perlahan) (bracing dengan thoracolumbal orthosis) jika
tidak ada gangguan neurologis dan secara mekanis stabil
a) Torakolumbal spinal ortosis
b) Ristonat 35 mg, 1x seminggu, sebelum makan
8. Operatif
a) Vertebroplasty ( ICD 9 CM:81.65)
b) Kyphoplasty (ICD 9 CM:81.66)
c) Dekompresi dan atau stabilisasi (ICD 9 CM: 84.82)
7. Komplikasi dan resiko  Cedera neurologis
(Hospital Health Promotion)  Pemberian anti nyeri pasca operasi
 Kontrol luka pasca operasi
 Rehabilitasi medik
 Penjelasan rencana tindakan
11. Indikator Medis -
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
DISLOCATION OF HIP
(ICD-10: S 73.0)
1. Pengertian (Definisi) Dislokasi sendi panggul yang disertai kerusakan jaringan lunak
sekitar akibat trauma baik langsung maupun tidak langsung
2) Nyeri pada panggul
3) Fungsi sendi panggul terbatas
 Adanya deformitas, haematoma, edema dan luka
neurovascular
 Dokumentasi : dimensi, lokasi dan kontaminasi luka (bila ada,
perlu foto klinis)
 Evaluasi kemungkinan cedera penyerta (associated injury) :
Femur Fracture, Acetabular Fracture, Pelvic Fracture
 X-ray :
 Trauma series sesuai indikasi (ICD 9 CM: 88.39)
 Hip AP dan Judet view (ICD 9CM: 88.26)
 CT Scan (ICD 9 CM: 88.02) sesuai indikasi
 MRI (ICD 9 CM:88.94) sesuai Indikasi
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
2. Analgetik :
3. Reduksi tertutup dengan atau tanpa traksi (ICD 9CM:79.75)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
sesuai indikasi
7. Komplikasi dan resiko  Compartment Syndrome (ICD 10:T79.6)
 Avascular necrosis femoral head (ICD 10:M87.2)
 Acetabular fracture (ICD 10:S32.4)
 Redislokasi
 Kehilangan fungsi/cacat
(Hospital Health Promotion)  Rehabilitasi medik
11. Indikator Medis Perawatan dislokasi panggul tanpa komplikasi dan comorbid
dalam waktu 5 hari dan bila dengan komplikasi dan comorbid
adalah 30 hari
3. Brinker Mark R. Review of Orthopedic Trauma 2nd ed.,2013
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
Dislocation of Ankle Joint

(ICD-10: 93.0)
1. Pengertian (Definisi) Suatu keadaan dimana ankle joint tidak pada posisinya
2) Nyeri pada ankle joint
3) Tidak dapat berjalan
 Adanya deformitas, haematoma, edema dengan atau tanpa
adanya luka
 Dokumentasi : dimensi, lokasi dan kontaminasi luka (bila
perlu foto klinis)
 X-ray :
 Ankle joint AP dan Lateral (ICD 9CM: 88.28)
 CT Scan (ICD 9 CM: 88.02) sesuai indikasi
 MRI (ICD 9 CM:88.94) sesuai Indikasi
 Arteriography (ICD 9 CM: 88.48) sesuai indikasi
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

2. Immobilisasi sementara dengan splint system (DeltaXpress,
Slab) (ICD 9CM: 93.54)
3. Tetanus profilaksis (jika terdapat luka) :
a) Antitetanus Serum (Tetagam) Intramuscular Dosis
Tunggal 75 IU (<5 tahun), 125 IU (5-10 tahun), 250 IU
(>10 tahun), dan atau
b) Tetanus Toxoid 0,5 ml/Intramuskular Dosis tunggal, sesuai
indikasi.
4. Antibiotik Intravena (ICD 9 CM:99.21) (jika terdapat luka)
pemberian selama 3 hari sambil menunggu hasil kultur
1gr/12 jam/IV)
5. Analgetik :
6. Roboransia: Cernevit I amp/24 jam/drips selama 1 hari post
operasi.
7. Irigasi luka dan debridement jika terdapat luka(ICD 9 CM:
79.66)
8. Reduksi dislokasi (Tertutup (ICD 9 CM:79.77) atau Terbuka
(ICD 9: 79.87)
9. Pemasangan Fiksasi Eksternal (ICD 9 CM:78.17)
10. X ray kontrol
11. CT-Scan sesuai indikasi
7. Komplikasi dan resiko  Re-dislokasi
 Compartment Syndrome
 Infeksi
 Osteoarthritis
(Hospital Health Promotion)  Elevasi pada ekstremitas bawah
 Kontrol luka pasca operasi (jika terdapat luka)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Rawat inap dislokasi ankle dengan operasi tanpa komplikasi dan
comorbid dalam waktu 5 hari dan bila dengan komplikasi dan
comorbid adalah 30 hari.
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
Dislocation of Fingers/Toes
(ICD-10: S63.1/S93.1)
1. Pengertian (Definisi) Terlepasnya persendian jari-jari tangan ataupun kaki (IP joint, PIP
joint, DIP joint)
2) Nyeri pada sendi-sendi jari tangan/kaki
3) Tidak dapat menggerakkan jari-jari tangan/kaki
4) Deformitas pada jari-jari tangan/kaki
 Adanya deformitas, haematoma, edema
 Dokumentasi : foto klinis
Neurovascular injury
 X-ray :
 Manus AP/Oblique (ICD 9 CM: 88.23)
 Pedis AP/Oblique (ICD 9 CM: 88.28)
 CT/BT
 HBsAg
Slab)
3. Analgetik :
a. Paracetamol (Cetapain drips) 1000mg / IV / 8 jam atau
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

4. Stabilisasi dislokasi
• Reduksi tertutup dari dislokasi sendi tangan dan kaki (ICD
9CM: 79.74 / 79.78) sesuai indikasi
• Reduksi terbuka dari dislokasi sendi siku (ICD 9CM: 79.84
/ 79.88) sesuai indikasi
 Antibiotik Profilaksis selama 3 hari.
 Analgetik post-operasi
a. Paracetamol (CetaPain drips) 1000mg / IV / 8
jam atau NSAID selama 3 hari.
 Roborantia: Cernevit I amp/24 jam/drips selama 1
hari post operasi.
5. Pertahankan posisi dengan splinting ataupun intramedullary
wiring (ICD 9CM : 79.34 /79.38)
7. Komplikasi dan resiko  Rekurensi
 Stiffness
 Gangguan sensorik
(Hospital Health Promotion)  Elevasi pada tangan dan kaki
11. Indikator Medis Perawatan dislokasi sendi jari tangan dan kaki dengan reduksi
tertutup tanpa komplikasi dan comorbid dalam waktu 5 hari dan
bila dengan komplikasi dan comorbid adalah 30 hari
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
2. Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D., Handbook of

Fractures, 3rd Edition, Table of Contents > III - Upper
Extremity Fractures and Dislocations > 24 – Hand
3. Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D, IV - Lower
Extremity Fractures and Dislocations > 41 - Fractures of the
Midfoot and Forefoot
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
DISLOCATION OF SHOULDER JOINT

(ICD-10: S43.0)
1. Pengertian (Definisi) Terlepasnya head (caput) humerus dari socketnya (fossa glenoid)
2) Nyeri pada bahu yang cedera
3) Fungsi sendi bahu terbatas
 Adanya deformitas, hematoma dan edema
 Evaluasi status neurovascular (median, radial, ulnar nerve)
dan compartment syndrome
humerus fracture atau elbow injury
 Adanya flattened shoulder
 X-ray :
 Shoulder AP view (ICD 9CM: 88.21)
 Shoulder Axillary view (ICD 9CM: 88.21)
 Scapular Y view (ICD 9CM: 88.21)
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
1. Prosedur ATLS
6.Terapi 2. Analgetik :
3. Roborantia: Cernevit I amp/24 jam/drips.
4. Open / Closed Reduction under Narcosis (ICD 9CM:
79.81/79.71)
5. Immobilisasi dengan sling selama 2 minggu
6. Komplikasi dan resiko  Redislokasi (ICD-10: S43.0)

 Cedera lain : Hill Sachs Lession, Glenoid lip fracture, Greater
Tuberosity fracture, fracture of acromion and coracoids, Post
traumatic degenerative changes
 Soft tissue injury : rotator cuff tear, capsular, atau
subscapularis tendon tear (ICD 10: M70...)
 Vascular injury (ICD 10: T14.8)
 Nerve injury (ICD 10: M54)
(Hospital Health Promotion)  Pertahankan sling selama 2 minggu
10. Indikator Medis Perawatan dislokasi shoulder tanpa komplikasi selama 2 hari dan
dengan komplikasi dan comorbid yang dilakukan open reduksi
selama 7 hari
Target :
Reduksi dislokasi tanpa rekurensi
11. Kepustakaan 1. Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D. Glenohumeral
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
Dislocation. Handbook of Fractures, 3rd Edition.

2. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy, 2nd Edition, page 82.
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
DISLOCATION OF ELBOW, UNSPECIFIED

(ICD-10: S 53.1)
1. Pengertian (Definisi) Suatu keadaan dimana bagian distal humerus terdorong ke depan
merobek kapsul bagian anterior, sedang kepala radius dan ulna 1/3
distal dislokasi ke posterior
2) Nyeri pada sendi siku

 Adanya deformitas dan edema
 Deformitas berupa slight fleksi dan pemendekan lengan
bawah
 Tanda khas berupa penonjolan olecranon dan kaput radialis
Fraktur coronoid, Avulsi epycondylus medial, Fraktur radial
head, Fraktur procesus olecranon, Cedera vaskuler, dan
Instabilitas persisten
 X-ray :
 Elbow AP dan Lateral (ICD 9CM: 88.22)
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

3. Analgetik :
a. Paracetamol (CetaPain drips) 1000mg / IV / 8 jam
atau NSAID selama 3 hari.
• Reduksi tertutup dari dislokasi sendi siku (ICD 9CM:79.72)
sesuai indikasi
• Reduksi terbuka dari dislokasi sendi siku (ICD 9CM:79.82)
sesuai indikasi
hari post operasi.
 Perawatan luka post-operatif (ICD 9CM: 96.59)
menggunakan non adhesive local dressing
(Easyderm) dan wound dressing (Askina Derm)
7. Komplikasi dan resiko  Loss of motion
 Neurologic compromise
 Vascular injury
 Stiffness
 Heterotopik ossifikasi
 Dislokasi rekuren
 Osteoarthritis (ICD 10: M 19.221)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Perawatan dislokasi sendi siku dengan reduksi tertutup tanpa
komplikasi dan comorbid dalam waktu 5 hari dan bila dengan
komplikasi dan comorbid adalah 30 hari
3. Brotzman brent. S ; Handbook of Orthopaedic Rehabilitation,
1996
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
EXTENSOR TENDON INJURY OF THE HAND

(ICD 10: 66.2/66.3)
1. Pengertian (Definisi) Terputusnya tendon pada bagian extensor pada tangan baik parsial
maupun total
2. Anamnesis - Adanya riwayat trauma pada daerah punggung tangan dan
lengan bawah.
- Adanya riwayat overuse kegiatan ekstensi
3. Pemeriksaan Fisik - Gambaran klinis sesuai dengan zona extensor tempat lukanya.
- Jika terjadi pada zona I : pasien tidak dapat mengextensikan
DIP joint
- Jika terjadi pada zona III : dapat dilakukan Elson test
- Jika terjadi pada zona V : terdapat kelemahan pada extensi
pada dari jari tangan
 X-ray :
AP dan lateral: adanya bony avulsion (ICD 9CM: 88.23)
6. Terapi Nonoperative
- Imobilisasi dengan pergerakan sedini mungkin yang terbatas
- Indikasi : rupture tendon < 50%
- Dapat menggunakan DIP extension splint, PIP extension
splint,MCP extension splint.
Operative
 Tendon repair (penyambungan tendon ) (ICD 9CM: 82.53)
 Fiksasi avulse tulang
 Rekonstruksi tendon
 Rekonstruksi sentral slip
 Tendon transfer extensor pollicis longus dan extensor
indicis proprius.
7. Komplikasi dan resiko  Terputusnya tendon
 Kekakuan pada sendi
 Gangguan pergerakan
8. Edukasi  Penjelasan kondisi penyakit dan komplikasi
(Hospital Health Promotion)  Penjelasan rencana tindakan
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis - Dilakukan penyambungan tendon pada keadaan akut post
trauma
- Penyambungan tendon kronik dapat dilakukan dengan
rekonstruksi ataupun tendon transfer.
- Lamanya perawatan pasca operasi pasien dengan akut rupture
tendon dapat dilakukan selama 3 hari, jika tidak ada
komplikasi.
- Lamanya perawatan pasca operasi pasien dengan kronik
rupture tendon dapat dilakukan selama 5 hari, jika tidak ada
komplikasi.
12. Kepustakaan 1. Green’s Operative Hand Surgery, 5th edition ,2005.
TATA LAKSANA KASUS
2013 – 2015
FACET JOINT DISLOCATION OF SPINE

ICD-10: S 13.1 (Cervical), S23.1 (Thoracal), S33.1 (Lumbar)
1. Pengertian (Definisi) Dislokasi sendi antar tulang belakang yang disertai kerusakan
jaringan lunak sekitar akibat trauma baik langsung maupun tidak
langsung
2) Nyeri pada cervical, thoracal atau lumbar spine
3) Gangguan fungsi motor dan sensory pada ekstremitas
neurovascular
 ASIA classification
 Dokumentasi : dimensi, lokasi dan kontaminasi luka (bila ada,
perlu foto klinis)
 X-ray :
 Cervical/ thoracal/ lumbar spine AP dan Lateral (ICD
9CM: 87.2)
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2013 – 2015

2. Imobilisasi: Halo Device (ICD 9CM:02.94) sesuai indikasi
Rigid collar neck (ICD 9CM:93.52) sesuai
indikasi
3. Analgetik : Paracetamol infus (Cetapain)
4. Reduksi cervical tertutup dengan traksi (ICD 9CM: 93.41)
sesuai indikasi
5. Reduksi terbuka dengan internal fiksasi (ICD 9CM: 84.82)
6. Antibiotik profilaksis untuk reduksi terbuka: Ceftriaxone 1
gram per 12 jam
7. Komplikasi dan resiko  Kehilangan fungsi/cacat
1. Indikator Medis Perawatan dislokasi facet dalam waktu 10 hari (dan bila dengan
komplikasi adalah 30 hari (complicated cases)
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
FASCIOTOMY
(ICD 9CM: 83.14)
1. Pengertian (Definisi) Tindakan emergensi yang dilakukan untuk menurunkan tekanan
intrakompartemen untuk menghindari resiko komplikasi lebih
lanjut
2. Indikasi Compartment syndrome (ICD-10: T 79.A0)
3. KontraIndikasi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
5. Persiapan instrumen
6. Antibiotik Profilaksis (sesuai PPK dengan dua kali dosis)
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Pembersihan luka dengan NaCl 0,9 %
6. Asepsis (Saflon) dan antiseptic (Povidone Iodine)
8. Identifikasi regio compartment syndrome
9. Insisi kutis, subkutis, fascia
10. Kontrol perdarahan
11. Sign Out
12. Tutup Luka dengan kasa lembab
13. Rawat luka terbuka
3. Roborantia (sesuai PPK Tatalaksana Kasus)
4. Perawatan Luka (Prontosan, Easyderm)
8. Penelaah Krtitis 1. Prof. Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015

9. Indikator Prosedur Fasciotomy selesai dalam waktu 60 menit
Tindakan Target :
70 % Fasciotomy selesai dalam 60 menit
10. Kepustakaan 1. Miller’s; Review of orthopaedics, 5th ed
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF FEMUR, CLOSED

(ICD-10: S72.90)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan tulang Femur tertutup yang disertai
kerusakan jaringan lunak akibat trauma baik langsung maupun
tidak langsung
2) Nyeri pada paha
 Adanya deformitas, hematoma, edema dan luka
 Dokumentasi : dimensi, lokasi (foto klinis)
Pelvis and knee injury
 X-ray :
 Femur AP dan Lateral (sendi distal dan proksimal
fraktur harus terlihat jelas) (ICD 9CM: 88.27)
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

2. Immobilisasi sementara dengan skin traction dan atau splint
system (DeltaXpress, Slab) (ICD 9CM: 93.54)
3. Analgetik :
4. Stabilisasi fraktur
a. Casting untuk nondisplaced fracture (ICD 9CM: 97.12)
b. Open Reduction and Internal Fixation (ICD 9CM: 79.35)
sesuai indikasi.
a. Paracetamol (Sanmol atau Farmadol drips)
1000mg / IV / 8 jam atau NSAID selama 3 hari.
 Roboransia: Cernevit I amp/24 jam/drips selama 1
hari post operasi.
7. Komplikasi & Resiko  Compartment Syndrome (ICD 10: T79.6)
 Delayed union (ICD 10: S72.90XG)
 Malunion (ICD 10: S72.90XP)
 Nonunion (ICD 10: S72.90XK)
 Kehilangan fungsi/cacat (ICD 10: S72.90XS)
8. Edukasi  Penjelasan perjalanan penyakit dan komplikasi
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Perawatan fraktur femur tertutup dengan operasi tanpa komplikasi
dan comorbid dalam waktu 5 hari dan bila dengan komplikasi dan
Target :
80 % Fraktur femur tertutup dengan operasi tanpa komplikasi dan
comorbid dirawat dalam waktu 5 hari
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF FEMUR, OPEN

(ICD-10: S 72.91)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan batang tulang Femur terbuka yang disertai
tidak langsung
2) Nyeri pada paha
perlu foto klinis)
Pelvis and knee injury
 X-ray :
 Femur AP dan Lateral (sendi distal dan proksimal
 Arteriography sesuai indikasi (ICD 9 CM: 88.48)
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

system (DeltaXpress, Slab) (ICD 9CM: 93.54)
indikasi.
4. Antibiotik Intravena (ICD 9 CM:99.21) (sesuai dengan
grading) pemberian selama 3 hari sambil menunggu hasil
kultur
1gr/12 jam/IV)
5. Analgetik :
operasi.
7. Irigasi luka dan debridement (ICD 9 CM: 79.65)
a) Reduksi terbuka dan fiksasi internal sesuai indikasi
(ICD 9CM: 79.15)
b) Fiksasi Eksternal (ICD 9 CM:78.15) sesuai indikasi
9. Pasang VAC (Vacuum Assisted Closure) sesuai indikasi
10. Terapi lokal menggunakan non adhesive local dressing (Easy
derm) (ICD 9CM: 96.59)
11. Second look debridement (ICD 9 CM: 79.65) setelah 24-48
jam pasca operasi, sesuai indikasi
12. Khusus :
A. Grade IIIB hari ke 5-7 : rekonstruksi
1) Flap (pedicle / free (ICD 9 CM: 86.70)), dan atau
2) Skin graft (ICD 9 CM: 86.60)
A. Grade IIIC : Anastomosis pembuluh darah dan atau saraf
7. Komplikasi dan resiko  Emboli
 Perdarahan/syok
 Infeksi
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
 Amputasi
 Delayed union (ICD 10: S72.90XG)
 Malunion (ICD 10: S72.90XP)
 Nonunion (ICD 10: S72.90XK)
 Kehilangan fungsi/cacat (ICD 10: S72.90XS)
11. Indikator Medis Rawat inap fraktur Femur terbuka dengan operasi tanpa
Target :
80 % Fraktur femur terbuka grade I dan II dengan operasi tanpa
komplikasi dan comorbid dirawat dalam waktu 5 hari
Fraktur grade III 30 hari
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF PLATFOND, CLOSED

(ICD-10: S52.30)
1. Pengertian (Definisi) Diskontinuitas jaringan tulang pada atap distal tibia / platfond
tertutup akibat trauma baik langsung maupun tidak langsung
2) Nyeri pada ankle joint
3) Terbatasnya geraakan ankle
 Evaluasi status neurovascular (N. tibialis posterior dan
tibialis anterior
ligament injury, kerusakan pada cartilage
 X-ray :
 Ankle AP , Lateral dan mortise view (ICD 9CM:
88.28)
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

3. Analgetik :
a. Paracetamol (Sanmol atau Farmadol drips) 1000mg / IV /
8 jam atau NSAID selama 3 hari.
a. Casting untuk nondisplaced fracture (ICD 9CM: 78.12).
sesuai indikasi.
hari post operasi.
 Delayed union (ICD 10: M84.2)
 Malunion- radioulnar synostosis (ICD 10: M84.03)
 Nonunion (ICD 10: M84.13)
 Ulnar nerve injury (ICD 10: M54.0)
 Median nerve injury (ICD 10: M54.1)
 Radial nerve injury (ICD 10: M54.2)
(Hospital Health Promotion)  Elevasi pada ekstrimitas bawah
 Rehabilitasi medic
6. Prof. Dr. dr. Agung. S. SpB, Sp OT (K)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
9. Dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)

11. Indikator Medis Perawatan frakturs tertutup dengan operasi tanpa komplikasi dan
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF SHAFT OF RADIUS, CLOSED

(ICD-10: S52.30)
1. Pengertian (Definisi) Diskontinuitas jaringan shaft tulang radius tertutup akibat trauma
baik langsung maupun tidak langsung
2) Nyeri pada lengan bawah
3) Fungsi lengan bawah terbatas
wrist, elbow injury, PIN injury
 X-ray :
 Trauma series sesuai indikasi
 Antebrachii AP dan Lateral (sendi distal dan proksimal
 MRI (ICD 9 CM: 88.94) sesuai Indikasi
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

3. Analgetik :
sesuai indikasi.
hari post operasi.
 Delayed union (ICD 10: S52.309G)
 Malunion- radioulnar synostosis (ICD 10: S52.309P)
 Nonunion (ICD 10: S52.309K)
 Ulnar nerve injury (ICD 10: S54.0)
 Median nerve injury (ICD 10: S54.1)
 Radial nerve injury (ICD 10: S54.2)
 Kehilangan fungsi/cacat (ICD 10: T92.1)
(Hospital Health Promotion)  Elevasi pada ekstremitas atas
4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT(K)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Perawatan fraktur radius tertutup dengan operasi tanpa komplikasi
Target :
80 % fraktur radius tertutup dengan operasi tanpa komplikasi dan
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF SHAFT OF RADIUS, OPEN

(ICD-10: S52.31)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan shaft tulang radius terbuka yang disertai
tidak langsung
2) Nyeri disertai luka pada lengan bawah
 Evaluasi kerusakan jaringan lunak, tulang dan status
perlu foto klinis)
wrist, elbow, PIN injury
 X-ray :
 MRI (ICD 9 CM: 88.94) sesuai Indikasi
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
 Kultur dan sensitivitas, sesuai indikasi
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

indikasi.
grading) pemberian selama 3 hari selama menunggu hasil
kultur
1gr/12 jam/IV)
5. Analgetik :
operasi.
7. Irigasi luka dan debridement (ICD 9CM: 79.62)
a) Temporary long-arm slab (ICD 9CM:93.53).
b) Reduksi terbuka dan fiksasi internal (ICD 9CM:79.32)
sesuai indikasi
c) Fiksasi Eksternal (ICD 9CM:78.12) sesuai indikasi
9. Pasang VAC (Vaccum Assisted Closure) sesuai indikasi
12. Khusus :
Grade IIIC : Anastomosis pembuluh darah dan atau
saraf
7. Komplikasi & Resiko  Infection
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
 Delayed union (ICD 10: S52.309H/J)

 Malunion- radioulnar synostosis (ICD 10: S52.309Q/R)
 Nonunion (ICD 10: S52.309M/N)
11. Indikator Medis Rawat inap fraktur radius terbuka dengan operasi tanpa
Target :
80 % Fraktur radius terbuka grade I dan II dengan operasi tanpa
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF FIBULA, CLOSED

(ICD-10: S 82.40)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan batang tulang Fibula tertutup yang disertai
tidak langsung
2) Nyeri pada tungkai bawah
 Dokumentasi : lokasi deformitas (bila perlu foto klinis)
knee and ankle injury
 X-ray :
 Cruris AP dan Lateral (sendi distal dan proksimal
 Arteriography sesuai indikasi (ICD 9 CM: 88.48)
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

system (DeltaXpress, Slab) (ICD 9CM:93.54)
3. Analgetik :
a. Circular cast (ICD 9CM: 93.53) sesuai indikasi
b. Reduksi terbuka dan fiksasi internal (ICD 9CM:79.37)
sesuai indikasi
1000mg / IV / 8 jam atau NSAID selama 3
hari.
hari post operasi.
Perawatan luka post-operatif (ICD 9CM: 96.59)
menggunakan non adhesive local dressing (Easyderm)
dan wound dressing (Askina Derm)
 Perdarahan/syok
 Compartment Syndrome (ICD 10: T79.6)
 Infeksi
 Amputasi
 Delayed union (ICD 10: M82.409G)
 Malunion (ICD 10: M82.409P)
 Nonunion (ICD 10: M82.409K)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Perawatan fraktur Fibula tertutup dengan operasi tanpa komplikasi
Target :
80 % Fraktur Fibula tertutup dengan operasi tanpa komplikasi dan
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF FIBULA, OPEN

(ICD-10: S 82.41)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan batang tulang Fibula terbuka yang disertai
tidak langsung
perlu foto klinis)
 X-ray :
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

indikasi.
kultur
1gr/12 jam/IV)
b) Grade III : Cephalosporin Generasi I (Cefazolin
1gram/12 jam/IV) + Aminoglikosida (Hypobac 200mg/12
jam/IV) + Metronidazole (500 mg/8 jam/IV)
5. Analgetik :
6. Roborantia: Cernevit I amp/24 jam/drips selama 1 hari post
operasi.
7. Irigasi luka dan debridement (ICD 9CM:79.67)
a) Reduksi terbuka dan fiksasi internal (ICD 9CM:79.37)
sesuai indikasi
b) Fiksasi Eksternal (ICD 9CM:78.17) sesuai indikasi
12. Khusus :
B. Grade IIIC : Anastomosis pembuluh darah dan atau saraf
 Perdarahan/syok
 Infeksi
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
 Amputasi
 Delayed union (ICD 10: M82.409H/J)
 Malunion (ICD 10: M82.409Q/R)
 Nonunion (ICD 10: M82.409M/N)
11. Indikator Medis Rawat inap fraktur Fibula terbuka dengan operasi tanpa
Target :
80 % Fraktur fibula terbuka grade I dan II dengan operasi tanpa
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF SHAFT OF HUMERUS, CLOSED

(ICD-10: S 42.30)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan batang tulang Humerus tertutup yang
disertai kerusakan jaringan lunak akibat trauma baik langsung
maupun tidak langsung
2) Nyeri pada lengan atas
3) Tidak dapat menggerakkan lengan atas
 Adanya deformitas, haematoma dan edema
 Dokumentasi : deformitas, hematom dan edema (bila perlu
foto klinis)
shoulder and elbow injury
 X-ray :
 Humerus AP dan Lateral (sendi distal dan proksimal
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

Slab) (ICD 9 CM:93.54)
3. Analgetik :
sesuai indikasi.
hari post operasi.
 Perdarahan/syok
 Infeksi
 Amputasi
 Malunion (ICD 10: S42.302P)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Rawat inap fraktur Humerus terbuka dengan operasi tanpa
Target :
80 % Fraktur Humerus terbuka grade I dan II dengan operasi
tanpa komplikasi dan comorbid dirawat dalam waktu 5 hari
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF SHAFT OF HUMERUS, OPEN

(ICD-10: S 42.31)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan batang tulang humerus terbuka yang
disertai kerusakan jaringan lunak akibat trauma baik langsung
maupun tidak langsung
2) Nyeri pada lengan atas
3) Tidak dapat mengerakkan lengan atas
perlu foto klinis)
 X-ray :
 Humerus AP dan Lateral (sendi distal dan proksimal
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

a) Tetagam 250 IU/Intramuscular Dosis Tunggal, atau
b) Tetanus Toxoid 0,5 ml/Intramuskular Dosis tunggal
kultur
a) Grade I dan II : Cephalosporin generasi 1 (Ceftriaxone, 1
gr per 12 jam)
b) Grade III : Cephalosporin generasi 1+
Aminoglikosida + Metronidazole
7. Analgetik : (CetaPain drips)
8. Roborantia (kolkatriol 0,25)
a) Reduksi terbuka dan fiksasi internal (ICD 9CM:79.31)
sesuai indikasi
12. Terapi lokal menggunakan non adhesive local dressing
(Easyderm) dan wound dressing (Askina Derm) (ICD 9CM:
96.59)
13. Second look debridement setelah 24-48 jam pasca operasi, bila
ada indikasi
14. Khusus :
A. Grade IIIC : Anastomosis pembuluh darah dan atau saraf
 Perdarahan/syok
 Infeksi
 Amputasi
 Malunion (ICD 10: S42.302P)
 Rehabilitasi medic
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

16. Prof. Dr. dr. Agung. S. SpB, Sp OT (K)
19. Dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)
11. Indikator Medis Perawatan fraktur tibia terbuka dengan operasi tanpa komplikasi
dalam waktu 5 hari (simple fracture) dan bila dengan komplikasi
adalah 30 hari (complicated cases)
Target :
80 % Fraktur tibia terbuka grade I dan II dengan operasi tanpa
komplikasi dirawat dalam waktu 5 hari (simple fracture)
Fraktur grade III 30 hari (complicated cases)
3. (Vancouver system)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF SHAFT OF TIBIA, CLOSED

(ICD-10: S 82.20)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan batang tulang Tibia tertutup yang disertai
tidak langsung
 Dokumentasi : lokasi deformitas (bila perlu foto klinis)
 X-ray :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

3. Analgetik :
sesuai indikasi.
1000mg / IV / 8 jam atau NSAID selama 3 hari.
hari post operasi.
 Perdarahan/syok
 Infeksi
 Amputasi
 Delayed union (ICD-10: S 82.209G)
 Malunion ((ICD-10: S 82.209P)
 Nonunion (ICD-10: S 82.209K)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

5. Indikator Medis Perawatan fraktur Tibia tertutup dengan operasi tanpa komplikasi
Target :
80 % Fraktur Tibia tertutup dengan operasi tanpa komplikasi dan
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF SHAFT OF TIBIA, OPEN

(ICD-10: S 82.21)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan batang tulang tibia terbuka yang disertai
tidak langsung
perlu foto klinis)
 X-ray :
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

indikasi.
kultur
1gr/12 jam/IV)
b) Grade III : Cephalosporin Generasi I (Cefazolin
1gram/12 jam/IV) + Aminoglikosida (Hypobac 200mg/12
jam/IV) + Metronidazole (500 mg/8 jam/IV)
5. Analgetik :
6. Roborantia: Cernevit I amp/24 jam/drips selama 1 hari post
operasi.
a) Reduksi terbuka dan fiksasi internal ((ICD 9CM: 79.37)
sesuai indikasi
12. Khusus :
B. Grade IIIC : Anastomosis pembuluh darah dan atau saraf
 Perdarahan/syok
 Infeksi
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
 Amputasi
 Delayed union (ICD-10: S 82.209H/J)
 Malunion (ICD-10: S 82.209Q/R)
 Nonunion (ICD-10: S 82.209M/N)
11. Indikator Medis Rawat inap fraktur Tibia terbuka dengan operasi tanpa komplikasi
comorbid adalah 30 hari
Target :
80 % Fraktur Tibia terbuka grade I dan II dengan operasi tanpa
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF ULNA, CLOSED

(ICD-10: S52.20)
1. Pengertian (Definisi) Diskontinuitas jaringan shaft tulang ulna tertutup akibat trauma
baik langsung maupun tidak langsung
2) Nyeri pada lengan bawah
 Adanya deformitas, haematoma dan edema
 Evaluasi status neurovascular dan compartment syndrome
wrist and elbow injury
 X-ray :
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

3. Analgetik :
a) Long-arm cast untuk nondisplaced shaft kemudian diganti
ke short-arm cast (ICD 9CM: 97.11).
b) Reduksi terbuka dan fiksasi internal (ICD 9CM: 79.32)
sesuai indikasi.
hari post operasi.
7. Komplikasi dan resiko  Compartment Syndrome (ICD 10: T79.6)
 Malunion- radioulnar synostosis (ICD 10: S52.209P)
 Delayed Union (ICD 10: S52.209G)
 DRUJ subluxation (ICD 10: S63.01)
 Radial head fracture-dislocation (ICD 10: S53.123)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Perawatan fraktur ulna tertutup dengan operasi tanpa komplikasi
Target :
80 % fraktur ulna tertutup dengan operasi tanpa komplikasi dan
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
FRACTURE OF SHAFT OF ULNA, OPEN

(ICD-10: S52.21)
1. Pengertian (Definisi) Diskontuinitas jaringan shaft tulang ulna terbuka yang disertai
tidak langsung
2) Nyeri disertai luka pada lengan bawah
3) Lengan bawah tidak dapat berfungsi dengan baik
perlu foto klinis)
wrist, elbow
 X-ray :
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
 Kultur dan sensitivitas, sesuai indikasi
Slab)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
indikasi.
kultur
1gr/12 jam/IV)
5. Analgetik :
operasi.
7. Irigasi luka dan debridement (ICD 9CM: 79.62)
a) Temporary long-arm slab (ICD 9CM: 97.11).
b) Reduksi terbuka dan fiksasi internal (ICD 9CM:79.32)
sesuai indikasi
c) Fiksasi Eksternal (ICD 9CM:78.12) sesuai indikasi
1. Khusus :
Grade IIIC : Anastomosis pembuluh darah dan atau
saraf
7. Komplikasi & Resiko  Infection
 Delayed union (ICD 10CM: S52.209H/J)
 Malunion- radioulnar synostosis (ICD 10CM: S52.209Q/R)
 Nonunion (ICD 10CM: S52.209M/N)
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

Dr. M. Phetrus Johan, M.Kes, Sp.OT
11. Indikator Medis Rawat inap fraktur ulna terbuka dengan operasi tanpa komplikasi
Target :
80 % Fraktur ulna terbuka grade I dan II dengan operasi tanpa
TATA LAKSANA KASUS
2013 – 2015
INJURY OF NERVE
(ICD-10: T 14.4)
1. Pengertian (Definisi) Cedera pada jaringan saraf akibat iskemik, kompresi, traksi,
laserasi atau luka bakar, penyakit metabolik, keganasan
2) Kesemutan/kram/baal/tidak rasa
3) Kelemahan otot
 Tes khusus : sensorik dan motorik test
 Muscle wasting/atropi
 Evaluasi kerusakan jaringan lunak, vascular dan tulang
 Dokumentasi : lokasi dan kelemahan otot (bila perlu foto
klinis)
compartment syndrome, luka bakar, vascular injury dan
fraktur
 EMG/NCV (ICD 9 CM: ….) sesuai indikasi
 MRI / MRI Neurography
 CT/BT
 HBsAg
5. Kriteria Diagnosis  Sesuai kriteria anamnesis
 Sesuai kriteria pemeriksaan fisik
 Sesuai kriteria pemeriksaan penunjang
TATA LAKSANA KASUS
2013 – 2015
6. Terapi  Prosedur ATLS

 Jika ada luka :
a) Tetanus Prophylaxis
1. Antitetanus Serum (Tetagam) Intramuscular Dosis
Tunggal 75 IU (<5 tahun), 125 IU (5-10 tahun), 250
IU (>10 tahun), dan atau
2. Tetanus Toxoid 0,5 ml/Intramuskular Dosis tunggal,
sesuai indikasi.
b) Antibiotik Intravena (ICD 9 CM: 99.21)
Cephalosporin Generasi I (Cefazolin) + Aminoglikosida
(Hypobac 200mg/12 jam/IV) + Metronidazole (500 mg/8
jam/IV)
 Analgetik :
 Roboransia: Cernevit I amp/24 jam/drips
 Surgical : repair nerve, nerve grafting, nerve transfer
 Irigasi luka dan debridement (ICD 9 CM: 79.60)
 Immobilisasi dan rehabilitasi, sesuai indikasi
 Terapi lokal menggunakan non adhesive local dressing
(EasyDerm) (ICD 9CM: 96.59)
 Second look debridement setelah 24-48 jam pasca operasi, bila
ada indikasi (ICD 9 CM: 79.60)
7. Komplikasi dan resiko  Parsial atau komplit hilang rasa
 Trauma berulang
 Infeksi
 Deformitas pada extremitas
(Hospital Health Promotion)  Pasang brace, splints
TATA LAKSANA KASUS
2013 – 2015

11. Indikator Medis Perawatan nerve injury dengan operasi tanpa komplikasi dan
Target :
80 % nerve injury dengan operasi tanpa komplikasi dan comorbid
dirawat dalam waktu 5 hari dan dengan komplikasi dan comorbid
adalah 30 hari
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015
DISLOCATION OF KNEE
(ICD-10: S 83.1)
1. Pengertian (Definisi) Suatu keadaan dimana terdapat displacement lengkap dari tibia
terhadap femur, dengan terjadi cedera dari 3 ligamen yang
memberikan kestabilan.
2) Nyeri pada sendi lutut

 Adanya deformitas dan edema
neurovascular lutut
 Deformitas berupa slight fleksi dan pemendekan tungkai
bawah
- Fraktur tibial plateau
- Fraktur intercondyler femur
- Cedera vaskuler
- Instabilitas persisten
 X-ray :
 Knee AP dan Lateral (ICD 9CM: 88.27)
 Laboratorium :
 CT/BT
 HBsAg
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

3. Analgetik :
• Reduksi tertutup dari dislokasi sendi lutut (ICD 9CM:79.76)
sesuai indikasi
• Reduksi terbuka dari dislokasi sendi lutut (ICD 9CM:79.86)
sesuai indikasi
hari post operasi.
a) Perawatan luka post-operatif (ICD 9CM: 96.59)
menggunakan non adhesive local dressing (Easyderm) dan
wound dressing (Askina Derm)
7. Komplikasi dan resiko  Loss of motion
 Neurologic compromise
 Vascular injury
 Stiffness
 Heterotopik ossifikasi
 Dislokasi rekuren
 Osteoarthritis
TATA LAKSANA KASUS
2014 – 2015

11. Indikator Medis Perawatan dislokasi sendi lutut dengan reduksi tertutup tanpa
3. Brotzman brent. S ; Handbook of Orthopaedic Rehabilitation,
1996
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION EXTERNAL FIXATION OF FEMUR

(ICD 9CM: 78.15)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode fiksasi pada tulang femur dimana implant sebagian
terekspos di luar kulit
2. Indikasi  Stabilisasi pada fraktur terbuka, khususnya grade III
 Stabilisasi fraktur pada kasus infeksi tulang
 Pasca rekonstruksi baik pada soft tissue maupun tulang
 Stabilisasi fraktur pada damage control orthopaedics
 Fraktur tertutup dengan cedera soft tissue berat
 Fraktur komunitif
 Fraktur dislokasi
 Post dislokasi sendi disertai instability
 Pelvic ring disruptions
 Fraktur tertutup pada anak-anak
3. Kontra Indikasi Adanya komorbid yang tidak memungkinkan tindakan anastesi

2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
6. Antibiotik Profilaksis sesuai PPK
7. Persiapan darah Whole Blood (Sesuai Indikasi)
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Pembersihan luka dengan NaCl 0,9 % (sesuai indikasi)
6. Prosedur desinfeksi
8. Identifikasi tulang yang akan difiksasi
9. Fiksasi tulang menggunakan Schanz screw + Acrylic atau
External Fixation System
11. Sign Out
12. Jahit luka
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015

6. Xray Kontrol

Tindakan Target :
10. Kepustakaan 1. Ruedi Thomas P; Murphy William M. AOp principles of
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION EXTERNAL FIXATION OF HUMERUS

(ICD 9CM: 78.11)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode fiksasi pada tulang Humerus dimana implant
sebagian terekspos di luar kulit

2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
11. Sign Out
12. Jahit luka
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015

6. Xray Kontrol

Tindakan Target :
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION EXTERNAL FIXATION OF RADIUS ULNA

(ICD 9CM: 78.12)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode fiksasi pada tulang radius ulna dimana implan
3. KontraIndikasi Adanya komorbid yang tidak memungkinkan tindakan anastesi

2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
10. Sign Out
11. Jahit luka
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015

9. Indikator OREF selesai dalam waktu 60 menit

ProsedurTindakan Target :
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION EXTERNAL FIXATION OF TIBIA FIBULA

(ICD 9CM: 78.17)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode fiksasi pada tulang tibia fibula dimana implant

2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
7. Persiapan darah Whole (Sesuai Indikasi)
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
11. Sign Out
12. Jahit luka
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015

6. Xray Kontrol

Tindakan Target :
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION CLAVICULA

(ICD 9CM: 79.30)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang clavicula dengan
menggunakan implan.
2. Indikasi Fraktur Tertutup (ICD 10 CM: S 42.00 )

tindakan anestesi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
11. Sign Out
12. Jahit luka
6. Pasca Prosedur 1. PemberianAntibiotik (sesuai PPK Tatalaksana Kasus)
5. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015

9. Indikator ORIF selesai dalam waktu 120 menit

80% Tindakan ORIF selesai dalam waktu 120 menit
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION OF FEMUR

(ICD 9CM: 79.15)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang Femur dengan
menggunakan implan.
2. Indikasi Fraktur Tertutup (ICD 10 CM: S72.90)
3. KontraIndikasi Tulang yang terinfeksi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
8. Reposisi dan fiksasi fraktur dengan plating dan atau
intramedullary nailing
11. Sign Out
12. Jahit luka
5. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015


PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION OF HUMERUS

(ICD 9CM: 79.31)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang Humerus dengan
menggunakan implan.
2. Indikasi Fraktur Tertutup (ICD 10 CM: S 42.31)
3. KontraIndikasi Tulang yang terinfeksi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
11. Sign Out
12. Jahit luka
5. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015


PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION METACARPAL

(ICD 9CM: 79.33)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang metacarpal
2. Indikasi Fraktur Tertutup metacarpal (ICD 10 CM: S62.20 / S62.30)

tindakan anestesi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
7. Persiapan darahWhole Blood (Sesuai Indikasi)
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
8. Reposisi dan fiksasi fraktur dengan K-wire atau miniplate
11. Sign Out
12. Jahit luka
5. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015


PROSEDUR TINDAKAN
2014– 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION METATARSAL

(ICD 9CM: 79.37 )
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang metatarsal
2. Indikasi Fraktur Tertutup metatarsal (ICD 10 CM: 92.30)

tindakan anestesi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
8. Reposisi dan fiksasi fraktur dengan K-wire
11. Sign Out
12. Jahit luka
5. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014– 2015


Tindakan Target :
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION PHALANX MANUS

(ICD 9CM: 79.34)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang phalanx manus
2. Indikasi Fraktur Tertutup Phalanx Manus (ICD 10 CM: S62.50 / S62.60 )

tindakan anestesi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
11. Sign Out
12. Jahit luka
4. Elevasi Ekstremitas Atas
5. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015

PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015
OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION PHALANX PEDIS

(ICD 9CM: 79.38)
1. Pengertian (Definisi) Suatu metode bedah untuk fiksasi internal tulang phalanx pedis
2. Indikasi Fraktur Tertutup Phalanx Pedis (ICD 10 CM: 92.40/92/50 )

tindakan anestesi
2. Marking Site
3. Konsul Anastesi
2. Time Out
4. Posisikan Pasien
5. Desinfeksi
11. Sign Out
12. Jahit luka
4. Elevasi Ekstremitas Bawah
5. Xray Kontrol
PROSEDUR TINDAKAN
2014 – 2015


Tindakan Target :

PPK Trauma Part 1

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

PPK Trauma Part 1

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION RADIUS ULNA

3. KontraIndikasi Adanya comorbid yang tidak memungkinkan untuk dilakukan

6. Hb Kontrol, sesuai indikasi

9. Indikator Prosedur ORIF selesai dalam waktu 120 menit

OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION OF TIBIA FIBULA

3. Kontra Indikasi Tulang yang terinfeksi

9. Indikator Prosedur OREF selesai dalam waktu 60 menit

CLOSED REDUCTION OF THE KNEE

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

10. Dr. M. Phetrus Johan, M.Kes, Sp.OT

FRACTURE OF LUMBAR VERTEBRA

6. Terapi 4. Prosedur ATLS

Dislocation of Ankle Joint

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

10. Penelaah Krtitis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)

NSAID selama 3 hari.

2. Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D., Handbook of

DISLOCATION OF SHOULDER JOINT

6. Komplikasi dan resiko  Redislokasi (ICD-10: S43.0)

Dislocation. Handbook of Fractures, 3rd Edition.

DISLOCATION OF ELBOW, UNSPECIFIED

3. Pemeriksaan Fisik  Primary Survey : ABCDE

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

8. Dr. M Andry Usman, Sp.OT

EXTENSOR TENDON INJURY OF THE HAND

 Penjelasan pasca tindakan

FACET JOINT DISLOCATION OF SPINE

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)

FRACTURE OF FEMUR, CLOSED

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

9. Dr. Jainal Arifin, M.Kes, SpOT

FRACTURE OF FEMUR, OPEN

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

FRACTURE OF PLATFOND, CLOSED

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

9. Dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)

FRACTURE OF SHAFT OF RADIUS, CLOSED

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

5. DR. dr. Karya Triko Biakto, SpOT (K)

FRACTURE OF SHAFT OF RADIUS, OPEN

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

 Delayed union (ICD 10: S52.309H/J)

FRACTURE OF FIBULA, CLOSED

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

10. Penelaah Krtitis 1. Prof.Dr. dr. Idrus. P. SpB, SpOT (K)

FRACTURE OF FIBULA, OPEN

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

FRACTURE OF SHAFT OF HUMERUS, CLOSED

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)

FRACTURE OF SHAFT OF HUMERUS, OPEN

6. Terapi 4. Prosedur ATLS

 Penjelasan rencana tindakan

FRACTURE OF SHAFT OF TIBIA, CLOSED

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

4. Dr. M. Ruksal Saleh, PhD, SpOT (K)

FRACTURE OF SHAFT OF TIBIA, OPEN

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

FRACTURE OF ULNA, CLOSED

6. Terapi 1. Prosedur ATLS

6. Dr. W. Supriyadi, SpOT

FRACTURE OF SHAFT OF ULNA, OPEN