Anda di halaman 1dari 5

\

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT ISLAM AR RASYID PALEMBANG
2018– 2019

Kanker ovarium
1. Pengertian (Definisi) Tumor ganas berasal dari ovarium. Sering juga disebut kanker
ovarium.
Karena sebagian besar kanker ovarium bersifat karsinoma, maka
kanker ovarium sering dianggap identik dengan karsinoma ovarium
2. Klasifikasi Secara singkat berdasarkan pemeriksaan histopatologi terdapat tiga
jenis kanker ovarium yang terbanyak adalah :
1. Tumor ganas epitel (malignant epithelial tumor)
2. Tumor ganas sel benih (malignant germ cell tumor)
3. Tumor ganas stroma (malignant stromal/sex cord tumor)

Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tua umur pasien, makin
besar kemungkinan tumor berasal dari unsur epitel. Sebaliknya,
tumor sel benih lebih sering dijumpai pada gadis dan wanita muda.

Tumor ganas epitel


Tumor ganas ovarium yang berasal dari epitel germinal atau
mesotel.
Klasifikasi histologi neoplasma ovarium (WHO, 1973):
I. Neoplasma Epitel :
 Jenis serosum
 Jenis musinosum
 Endometrioid
 Mesonefroid
 Tumor Brenner (transisional)

Kombinasi jenis-jenis epitel

Kombinasi epitel dengan unsur lain

Kanker yang tak berdiferensiasi
II. Neoplasma stroma gonad
1. Tumor sel granulosa
2. Tumor sel Sertolli - Leydig
3. Ginandroblastoma

III. Tumor sel lipoid

IV. Neoplasma sel germinal


1. Disgerminoma
2. Tumor sinus endodermal
3. Kanker embrional
4. Koriokarsinoma
5. Teratoma

V. Gonadoblastoma
VI. Tumor jaringan ikat lain yang tidak khas ovarium
VII. Limfoma maligna
VIII. Tumor primer yang tidak dapat diklasifikasi
IX. Tumor metastasis
3. Stadium kankerStadium I. Tumor terbatas pada ovarium
ovarium (FIGO Ia. Tumor terdapat pada satu ovarium, tidak ada tumor
1985) pada permukaan luar, kapsul utuh.
Ib. Tumor terdapat pada kedua ovarium, tidak ada asites,
tidak ada tumor pada permukaan luar, kapsul utuh.
Ic. Tumor stadium Ia dan Ib, disertai pertumbuhan tumor
pada permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul
pecah, atau terdapat asites yang mengandung sel-sel
ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.

Stadium II. Tumor terdapat pada salah satu atau kedua ovarium
dengan penyebaran ke panggul
IIa. Penyebaran dan /atau metastasis ke uterus dan /atau tuba
IIb. Penyebaran ke jaringan panggul lain
IIc. Tumor stadium IIa atau IIB, disertai pertumbuhan
tumor pada permukaan satu atau dua ovarium, atau
kapsul pecah, atau disertai asites yang mengandung sel-
sel ganas atau bilasan peritoneum positif.

Stadium III. Tumor terdapat pada salah satu atau kedua ovarium
dengan implantasi anak sebar di luar pelvis dan/atau kelenjar getah
bening retroperitoneal atau inguinal positif.
Adanya metastasis ke permukaan hepar setara dengan stadium III.
IIIa. Tumor terbatas pada rongga pelvis minor, KGB negatif
tetapi dengan penyebaran mikroskopis di permukaan
peritoneum abdomen.
IIIb. Tumor pada salah satu atau kedua ovarium dengan
penyebaran pada permukaan peritoneum abdomen,
dengan garis tengah yang tidak melebihi 2 cm; KGB
negatif.
IIIc. Terdapat implantasi tumor di abdomen dengan diameter
lebih besar dari 2 cm dan/atau KGB retroperitoneal atau
inguinal positif.

Stadium IV. Tumor meliputi salah satu atau kedua ovariumdengan


metastasis jauh, efusi pleura bila ada, sitologi harus positif,
metastasis jauh ke parenkim hepar.

4. Diagnosis 1. Timbul benjolan di perut dalam waktu yang relatif singkat


2. Gangguan buang air kecil/buang air besar, nyeri perut
3. Ditemukan tumor
a. di rongga pelvis dan dapat meluas hingga rongga perut, di
kiri/kanan uterus, di kavum Douglasi
b. permukaan tidak rata.
c. Konsistensi padat, kistik dan kistik dengan bagian padat.
d. Mobilitas terbatas, karena perlekatan, nyeri perut.
e. Sering disertai ascites.
4. Mungkin ada gangguan haid
5. Laparotomi untuk mengetahui jenis histopatologi dan penentuan
stadium.
5. Diagnosis banding Kista ovarium (D.27)
6. Pemeriksaan 1. Ultrasonografi
penunjang 2. Pemeriksaan foto meliputi foto toraks, abdomen, barium enema,
pielografi intravena.
3. CT scan
4. Sitologi cairan ascites.
7. Terapi 1. Pembedahan (Staging laparotomi) (68.6)
a. Aspirasi cairan rongga peritonium untuk pemeriksaan
sitologi, bila tidak ada cairan peritonium dilakukan bilasan
peritoneal.
b. Biopsi pada :
 daerah bagian bawah diafragma
 lateral dari kolon asenden dan kolon desenden
 kavum Douglasi
 peritonium kandung kemih
c. Eksplorasi daerah/organ seperti hati, ginjal, mesenterium,
usus halus, dan usus besar.
d. Hanya ovarektomi unilateral saja bila stadium Ia atau tidak
ada perlengketan, jenis tumor borderline, usia muda, dan
belum punya anak, atau histerektomi totalis dengan
salfingoovarektomi bilateralis pada stadium I dan II dan
pembedahan sitoreduksi pada stadium III dan
e. Omentektomi:
 Omentektomi parsial bila secara makroskopis tidak
ditemukan lesi metastasis
 Omentektomi total bila secara makroskopis ditemukan
lesi metastasis.
f. Biopsi pada setiap perlekatan
g. Limfadenektomi/biopsi kelenjar getah bening yang
membesar di daerah pelvik dan paraaorta
2. Kemoterapi (99.25)
Pada umumnya diberikan setelah terapi pembedahan, kadang-
kadang sebelum pembedahan (neoajuvan).
 Untuk kanker ovarium jenis epitel sebaiknya kombinasi
CAP (siklofosfamid, adriamisin, sisplatin), atau AP
(adriamisin, sisplatin), atau EP (epirubisin, sisplatin), Taksol
atau Taksol + Karboplatin
 Untuk jenis sel germinal diberikan: VAC (vinkristin,
adriamisin, siklofosfamid) atau PVB (sisplatin, vinblastin,
bleomisin).
3. Radiasi
Diberikan setelah terapi pembedahan (pengangkatan massa
tumor secara optimal, atau dengan tumor terangkat seluruhnya
atau bila dengan residu tumor minimal 1,5-2 cm)
4. Kombinasi antara:
Pembedahan, kemoterapi, radiasi
8. Penyulit Penyulit sebelum pembedahan: hipoalbuminemia, efusi pleura
Penyulit selama pembedahan: perdarahan, cedera usus, kandung
kemih, ureter
Penyulit kemoterapi
9. Prognosis Dubia
10. Informed consent Dilakukan informed consent pada setiap aspek tindakan, baik
diagnostik maupun terapeutik, kecuali bila keadaan sudah sangat
mengancam jiwa.

11. Patologi Anatomi Sitologi cairan peritoneum


Biopsi:
 Daerah bagian bawah diafragma
 Lateral kolon ascenden dan kolon descenden
 Kavum Douglasi
 Peritoneum kandung kemih, ovarium, omentum, kelenjar getah
bening.
12. Perawatan rumah Diperlukan
sakit
13. Ijin tindakan Diperlukan
14. Lama perawatan Lampiran protokol
15. Catatan Medik Mencakup keluhan utama, gejala medis, riwayat obstetri,
pemeriksaan fisik & penunjang, terapi, operasi, perawatan, tindak
lanjut, konsultasi, prognosis
16. Otopsi Diperlukan pada kasus kematian
17. Indikator klinis 1. Penurunan angka kematian
2. Penurunan angka rekurensi
18. Konsultasi 1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam
2. Departemen Ilmu Bedah Digestif
3. Departemen Ilmu Bedah Urologi
4. Departemen Anestesiologi

Palembang, Juni 2018


Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Komite Medis Ketua KSM Obgyn

dr. Erni Afriani, SpPD. dr. Emiruddin Sunny, SpOG

Anda mungkin juga menyukai