Anda di halaman 1dari 17

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

03

RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

RUMAH SAKIT TINGKAT IV 02.07.04

Bandar lampung, 2022


PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:

Rumah Sakit TK Tanggal terbit: Ditetapkan


IV 02.07.04 Kepala rumah sakit Tk IV 02.07.04

TanggalRevisi : Dr. Usman Alkaff, Sp.PD


Mayor Ckm NRP. 11040005241277
APENDISITIS AKUT

1. Pengertian Penyumbatan dan peradangan akut pada usus buntu dengan


(Definisi) jangka waktu kurang dari 2 minggu
2. Anamnesis 1. Nyeri perut kanan bawah
2. Mual, muntah
3. Anoreksia
4. Bisa disertai dengan demam
3. Pemeriksaan 1. Nyeri tekan di titik McBurney dapat disertai defansmuskulare
Fisik 2. Nyeri tekan kontralateral didaerah iliaka sinistra abdomen
(Rovsingsign)
3. Nyeri lepas (Blumberg sign)
4. Colok dubur : nyeri jam 9-11
5. Peningkatan temperatur
4. Kriteria 1. Memenuhi kriteria Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
Diagnosis 2. Skor 9-10 dengan Sistem skor Alvarado :

Gejala klinis :
Nyeri kanan bawah (RIF) migrans : 1
Anoreksia : 1
Nausea, muntah : 1
Tandaklinis :
Nyeritekan di titik Mc Burney : 2
Nyeri lepas : 1
Peningkatan temperatur : 1
Laboratorium :
Leukositosis : 2
Bergeser kekiri (tanda diff counat) : 1
5. Diagnosa 1. Divertikulitis
Banding 2. Limfadenitis
3. Keradangan organ kandugan
4. Torsiokista ovarium
5. Kehamilan ektopik terganggu
6. Torsio testis kanan
7. Gastroenteritis-kolitis

6. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah rutin, waktu perdarahan, waktu


Penunjang pembekuan
2. GDS, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT
3. Tes kehamilan (kalau perlu pada wanita)
4. USG abdomen (tidak rutin)
5. Foto toraks (> 40 tahun)
6. EKG (> 40 tahun)

7. Terapi 1. Operasi cito dalam bius spinal atau umum


2. Apendektomi terbuka
3. Terapi konservatif jika ditemukan periapendikuler infiltrate
4. Lama perawatan: 3 hari jika tidak perforasi, 5 hari jika
perforasi

8. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan


penunjang
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan
komplikasi
3. Penjelasan alternatif tindakan
4. Penjelasan perkiraan lama rawat
9. Prognosa Advitam : dubiaadbonam
AdSanationam : dubiaadbonam
AdFungsionam : dubiaadbonam

10. Kriteria pulang 1. Gejala klinis infeksi reda


2. Laboratorium normal
3. Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)

11. Kepustakaan 1. Buku Ajar Ilmu Bedah, Sjamsuhidayat


2. Principal of Surgery, Schwartz’s
3. Konsensus Nasional Ikabi
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

Tanggal terbit: Ditetapkan


Kepala rumah sakit Tk IV 02.07.04
Rumah Sakit TK
IV 02.07.04
Tanggal Revisi :
Dr. Usman Alkaff, Sp.PD
Mayor Ckm NRP. 11040005241277
HEMOROID

1. Pengertian Pelebaran vena-vena di dalam pleksus hemoroidalis


(Definisi)
a. Perdarahan pada waktu defekasi, darah berwarna merah segar.
Darah dapat menetes keluar dari anus beberapa saat setelah
defekasi.
b. Prolaps suatu massa pada waktu defekasi. Massa ini mula-mula
2. Anamnesis dapat kembali spontan sesudah defekasi, tetapi kemudian harus
dimasukkan secara manual dan akhirnya tidak dapat
dimasukkan lagi.
c. Iritasi didaerah kulit perianal.
d. Gejala-gejela anemia (seperti : pusing, lemah, pucat)
3. Pemeriksaan Fisik a. Periksa tanda-tanda anemia
b. Pemeriksaan status lokalis
c. Inspeksi:
Hemoroid derajat 1, tidak menunjukkan adanya suatu kelainan
di regio anal.
Hemoroid derajat 2, tidak terdapat benjolan mukosa yang
keluar melalui anus, akan tetapi bagian hemoroid yang tertutup
kulit dapat terlihat sebagai pembengkakan.
Hemoroid derajat 3 dan 4 yang besar akan segera dapat
dikenali dengan adanya massa yang menonjol dari lubang anus
yang bagian luarnya ditutupi kulit dan bagian dalamnya oleh
mukosa yang berwarna keunguan atau merah.
d. Palpasi:
Hemoroid interna pada stadium awal merupaka pelebaran vena
yang lunak dan mudah kolaps sehingga tidak dapat dideteksi
dengan palpasi.
Setelah hemoroid berlangsung lama dan telah prolaps, jaringan
ikat mukosa mengalami fibrosis sehingga hemoroid dapat diraba
ketika jari tangan meraba sekitar rektum bagian bawah.
e. Pada auskultasi benjolan dapat didengarkan bunyi usus
f. Pada palpasi kadang muncul nyeri tekan

4. Kriteria Diagnosis Adanya benjolan di rectum dengan BAB disertai darah

5. Diagnosis Kerja Hemoroid

a. Kondiloma Akuminata
6. Diagnosis Banding b. Proktitis
c. Prolaps Recti
7. Pemeriksaan
Penunjang
a. Pemberian obat anti-hemoroid pada hemoroid grade 1 dan 2
b. Pembedahan Hemoroidektomi
8. Tatalaksana c. Pembiusan dengan Regional anastesi
d. Lama perawatan 2 hari
e. Antibiotik Profilaksis, Analgetik
a. Edukasi Komplikasi Hemoroid
9. Edukasi (Hospital
b. Edukasi Tindakan Hemoroidektomi
Health Promotion)
c. Edukasi Perawatan Luka pasca tindakan
Ad vitam : Bonam

10. Prognosis Ad sanationam : Bonam

Ad fungsionam : Bonam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat C
Rekomendasi

13. Penelaah Kritis SMF Bedah Umum

80% pasien yang dirawat dengan Hemoroid yang dilakukan tindakan


14. Indikator Medis pulang sembuh

15. Kepustakaan a. Thornton, Scott. Giebel, John. Hemorrhoids. Emedicine.


Medscape. Update 12 September 2012. (Thornton & Giebel,
2012)
b. Chong, PS & Bartolo, D.C.C. Hemorrhoids and Fissure in Ano.
Gastroenterology Clinics of North America. 2008.

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


Tanggal terbit: Ditetapkan
Kepala rumah sakit Tk IV 02.07.04

Rumah Sakit TK Tanggal Revisi :


IV 02.07.04 Dr. Usman Alkaff, Sp.PD
Mayor Ckm NRP. 11040005241277

HERNIA INGUINALIS

Penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui anulus


inguinalis internus yang terletak disebelah lateral vasa epigastrika
1. Pengertian (Definisi) inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut
melalui anulus inguinalis eksternus.

a. Adanya penonjolan diselangkangan atau kemaluan sering


dikatakan turun bero/burut/kelingsir
b. Benjolan bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur dan
2. Anamnesis
dapat timbul kembali jika menangis, mengejan, mengangkat
beban berat atau bila posisi berdiri
c. Bila terjadi komplikasi tidak ditemukan nyeri.
a. Pemeriksaan fisik abdomen dan inguinalis, terlihat adanya
benjolan di area inguinalis/kemaluan/skrotum.
b. Jika tidak ditemukan pada keadaan berdiri pasien diminta
3. Pemeriksaan Fisik mengejan maka akan tampak benjolan dan bila sudah tampak
diperiksa apakah benjolan dapat dimasukan kembali
c. Pada auskultasi benjolan dapat didengarkan bunyi usus
d. Pada palpasi kadang muncul nyeri tekan
4. Kriteria Diagnosis Adanya benjolan di area inguinal atau kemaluan
5. Diagnosis Kerja Hernia Inguinalis
a. Hidrokel
b. Limfadenopati Inguinal
6. Diagnosis Banding c. Testis Ektopik
d. Lipoma
e. Orkitis
7. Pemeriksaan USG Skrotal dan Inguinal
Penunjang
Pembedahan Herniotomi dan Herniorafi

Pembiusan dengan Regional anastesi


8. Tatalaksana
Lama perawatan 2 hari

Antibiotik Profilaksis, Analgetik

a. Edukasi Komplikasi Hernia Inguinalis


9. Edukasi (Hospital
b. Edukasi Tindakan Herniotomi dan Herniorafi
Health Promotion)
c. Edukasi Perawatan Luka pasca tindakan
Ad vitam : Bonam

10.Prognosis Ad sanationam : Bonam

Ad fungsionam : Bonam

11.Tingkat Evidens II

12.Tingkat B
Rekomendasi
a. SMF Bedah Umum
13.Penelaah Kritis
b. SMF Bedah Digestif

14.Indikator Medis 80% pasien yang dirawat dengan Hernia ingunalis pulang sembuh

a. Kapita selekta kedokteran jilid 2 edisi 3 Editor : Arif M,


Suporaita, Wahyu IW, Wiwiek S . 2000; 313-7
15.Kepustakaan b. Nyhus LM, Bombeck CT, Klein MS. Hernia IN: Sabiston DC.
Texbook Of Surgery 14th ed. Philadelphia: WB Sauders
Company; 1991:958-65

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


Tanggal terbit: Ditetapkan
Kepala rumah sakit Tk IV 02.07.04

Rumah Sakit TK
Tanggal Revisi :
IV 02.07.04
Dr. Usman Alkaff, Sp.PD
Mayor Ckm NRP. 11040005241277
APENDISITIS AKUT

Penyumbatan dan peradangan akut pada usus buntu dengan


1. Pengertian (Definisi) jangka waktu kurang dari 2 minggu

a. Nyeri perut kanan bawah


b. Mual
2. Anamnesis
c. Anoreksi
d. Bisa disertai dengan demam
a. Nyeri tekan McBurney
b. Rovsing sign (+)
c. Psoas sign (+)
3. Pemeriksaan Fisik
d. Blumberg sign (+)
e. Obturator sign (+)
f. Colok dubur : nyeri jam 9-11
a. Memenuhi kriteria anamnesis
4. Kriteria Diagnosis
b. Memenuhi kriteria pemeriksaan fisik
5. Diagnosis Kerja Apendisitis Akut
a. Urolitiasis dekstra
b. UTI dekstra
6. Diagnosis Banding
c. Adneksitis
d. Kista ovarium terpuntir
a. Darah rutin, masa perdarahan, masa pembekuan
b. Ureum kreatinin
7. Pemeriksaan c. GDS
Penunjang d. HbsAg
e. Tes kehamilan (kalau perlu)
f. USG abdomen
8. Tatalaksana a. Apendektomi perlaparoskopik
b. Open appendektomi
c. Hanya kalau ada kontra indikasi mutlak
d. 3 hari
a. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan
penunjang
9. Edukasi (Hospital b. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan
Health Promotion) komplikasi
c. Penjelasan alternatif tindakan
d. Penjelasan perkiraan lama rawat
Ad Vitam : dubia ad bonam

10.Prognosis Ad Sanationam : dubia ad bonam

Ad Fungsionam : dubia ad bonam

11.Tingkat Evidens I : untuk Tindakan no 1 & no 2

12.Tingkat Rekomendasi B

a. SMF Bedah Umum


13.Penelaah Kritis
b. SMF Bedah Digestif
a. Keluhan berkurang
b. Lama hari rawat : 3 hari
14.Indikator Medis
c. Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)
d. Kesesuaian dengan hasil PA
a. Buku Ajar Ilmu Bedah, Sjamsuhidayat
15.Kepustakaan b. Principal of Surgery, Schwartz’s
c. Konsensus Nasional Ikabi

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


Tanggal terbit: Ditetapkan
Kepala rumah sakit Tk IV 02.07.04

Rumah Sakit TK Tanggal Revisi :


IV 02.07.04 Dr. Usman Alkaff, Sp.PD
Mayor Ckm NRP. 11040005241277
TUMOR MAMAE

Benjolan pada payudara yang teraba keras, tidak berbatas jelas,


1. Pengertian (Definisi) tumbuh dengan cepat, dan terdapat tanda infiltrasi

a. Benjolan dipayudara, keras, batas tidak tegas,


b. Berkembang dengan cepat
c. Adanya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, KB,
hormone, nullipara,
2. Anamnesis
d. Keluar cairan yang tidak semestinya dari putting (darah atau
cairan keruh)
e. Ada tanda infiltrasi seperti kulit menjadi keriput
f. Adanya pembesaran kelenjar limfe, axila, supraclavicula
a. Pada payudara terdapat tumor padat keras, umumnya pada
permulaan tidak nyeri, tumbuh progresif, dan ada tanda-tanda
infiltrasi atau metastase
b. Lokasi, ukuran, konsistensi, batas, melekat/terfixir, bentuk
3. Pemeriksaan Fisik
tidak teratur.
c. Pembesaran kelenjar limfe axila, supraclavicula,
d. Adanya limfeoedema pada lengan ipsilateral
e. Adanya satelit nodul dan ulserasi
4. Kriteria Diagnosis a. Keluhan : Tumor atau borok yang mudah berdarah pada
payudara, erosi perdarahan atau keluar cairan abnormal
puting susu.
b. Fisik : pada payudara terdapat tumor padat keras, batas tidak
tegas, bentuk tidak teratur, umumnya pada permulaan tidak
nyeri, tumbuh progresif, dan ada tanda-tanda infiltrasi atau
metastase.
c. Tanda infiltrasi : mobilitas tumor terbatas, melekat kulit/
muskulus pektoralis/ dinding dada, eritema kulit diatas tumor,
peau d’orange, satelit nodule, ulserasi.
d. Tanda metastase : regional ada pembesaran kelenjar limfe
ketiak/ mammaria interna atau ada tumor di organ tubuh.
e. Radiologi :
 Mammografi ada tumor batas tidak tegas, bentuk irreguler,
stellate, kalsifikasi mikro tidak teratur.
 USG mamma : ada tumor berbatas tidak tegas,
hiperechoic.

5. Diagnosis Kerja Tumor Mamae

a. Tumor jinak mamma


b. Displasia mamma
c. Tumor phyloides
6. Diagnosis Banding
d. Mastitis kronis
e. Sarcoma jaringan lunak
f. Limfoma maligna
a. Laboratorium DL
7. Pemeriksaan b. FNABFoto Thorax
Penunjang c. USG mamma
d. VC/PC
a. Tranfusi darah bila anemia
8. Tatalaksana b. Medikamentosa/ konservatif untuk Grade I-II
c. Operatif pada Grade III-IV
a. Edukasi Komplikasi Tumor mamae
9. Edukasi (Hospital
b. Edukasi Tindakan Operatif
Health Promotion)
c. Edukasi Perawatan Luka pasca Operasi
Ad vitam : Dubia ad Bonam

10. Prognosis Ad sanationam : Dubia ad Bonam

Ad fungsionam : Dubia ad Bonam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis b. SMF Bedah Umum
c. SMF Bedah Onkologi

14. Indikator Medis 80% pasien yang dilakukan operasi pulang dalam keadaan baik

a. Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum


Indonesia, edisi revisi 2003, PABI
15. Kepustakaan
b. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Seymour I, Schwarts,
Spenser, edisi 6 , Jakarta, EGC, 2000

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


Tanggal terbit: Ditetapkan
Kepala rumah sakit Tk IV 02.07.04

Rumah Sakit TK Tanggal Revisi :


IV 02.07.04 Dr. Usman Alkaff, Sp.PD
Mayor Ckm NRP. 11040005241277
TUMOR COLI

Benjolan pada leher yang teraba keras, tidak berbatas jelas,


16. Pengertian (Definisi) tumbuh dengan cepat, dan terdapat tanda infiltrasi

a. Benjolan di leher, keras, batas tidak tegas,


b. Berkembang dengan cepat
17. Anamnesis c. Adanya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
d. Ada tanda infiltrasi seperti kulit menjadi keriput
e. Adanya pembesaran kelenjar limfe, axila, supraclavicula
a. Pada leher terdapat tumor padat keras, umumnya pada
permulaan tidak nyeri, tumbuh progresif, dan ada tanda-tanda
infiltrasi atau metastase
b. Lokasi, ukuran, konsistensi, batas, melekat/terfixir, bentuk
18. Pemeriksaan Fisik
tidak teratur.
c. Pembesaran kelenjar limfe axila, supraclavicula,
d. Adanya limfeoedema pada lengan ipsilateral
e. Adanya satelit nodul dan ulserasi
a. Keluhan : Tumor atau borok yang mudah berdarah pada
payudara, erosi perdarahan atau keluar cairan abnormal
puting susu.
b. Fisik : pada payudara terdapat tumor padat keras, batas tidak
tegas, bentuk tidak teratur, umumnya pada permulaan tidak
nyeri, tumbuh progresif, dan ada tanda-tanda infiltrasi atau
19. Kriteria Diagnosis
metastase.
c. Tanda infiltrasi : mobilitas tumor terbatas, melekat kulit/
muskulus pektoralis/ dinding dada, eritema kulit diatas tumor,
peau d’orange, satelit nodule, ulserasi.
d. Tanda metastase : regional ada pembesaran kelenjar limfe
ketiak/ mammaria interna atau ada tumor di organ tubuh.
20. Diagnosis Kerja Tumor Mamae

g. Tumor jinak mamma


h. Displasia mamma
i. Tumor phyloides
21. Diagnosis Banding
j. Mastitis kronis
k. Sarcoma jaringan lunak
l. Limfoma maligna
a. Laboratorium DL
22. Pemeriksaan b. FNABFoto Thorax
Penunjang c. USG mamma
d. VC/PC
a. Tranfusi darah bila anemia
23. Tatalaksana b. Medikamentosa/ konservatif untuk Grade I-II
c. Operatif pada Grade III-IV
d. Edukasi Komplikasi Tumor mamae
24. Edukasi (Hospital
e. Edukasi Tindakan Operatif
Health Promotion)
f. Edukasi Perawatan Luka pasca Operasi
Ad vitam : Dubia ad Bonam

25. Prognosis Ad sanationam : Dubia ad Bonam

Ad fungsionam : Dubia ad Bonam

26. Tingkat Evidens IV

27. Tingkat C
Rekomendasi
d. SMF Bedah Umum
28. Penelaah Kritis
e. SMF Bedah Onkologi

29. Indikator Medis 80% pasien yang dilakukan operasi pulang dalam keadaan baik

a. Standar Pelayanan Profesi Dokter Spesialis Bedah Umum


Indonesia, edisi revisi 2003, PABI
30. Kepustakaan
b. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Seymour I, Schwarts,
Spenser, edisi 6 , Jakarta, EGC, 2000

Anda mungkin juga menyukai