Gejala klinis:
1. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi nervus vagus
2. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam sesudahnya,
merupakan kelanjutan dari rasa nyeri yang timbul saat permulaan
3. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat dengan vesika
urinaria
4. Obstipasi Sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa penderita
mengalami diare, timbul biasanya pada letak apendiks pelvikal yang
merangsang daerah rektum.
5. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara
37,50C - 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi
perforasi.
6. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan nyeri
somatik yang beragam. Sebagai contoh apendiks yang panjang
dengan ujung yang mengalami inflamasi di kuadran kiri bawah akan
menyebabkan nyeri di daerah tersebut, apendiks retrosekal akan
menyebabkan nyeri flank atau punggung, apendiks pelvikal akan
menyebabkan nyeri pada supra pubik dan apendiks retroileal bisa
menyebabkan nyeri testikuler, mungkin karena iritasi pada arteri
spermatika dan ureter.
!1
3. Pemeriksaan Fisik Palpasi
1. Terdapat nyeri tekan Mc Burney
2. Adanya rebound tenderness (nyeri tekan lepas)
3. Adanya defans muscular
4. Rovsing sign positif
5. Psoas sign positif
6. Obturator sign positif
Perkusi
Nyeri ketok (+)
Auskultasi
Peristaltik normal, peristaltik tidak ada pada ileus paralitik karena
peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata
Colok dubur
Nyeri tekan pada jam 9-12
!2
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium darah lengkap (lekositosis), masa perdarahan, masa
pembekuan
2. Pemeriksaan urinalisa untuk menyingkirkan diagnosis banding
3. Pemeriksaan kadar HCG Bila dicurigai kehamilan ektopik pada wanita
usia subur
4. Foto polos abdomen tidak banyak membantu
5. USG abdomen
8. Tatalaksana Operasi cito
- Tindakan operatif Open Appendektomi atau
- Tindakan operatif Apendektomi perlaparoskopik
Bed rest dengan posisi fowler (anti Trandelenburg)
Pemasangan NGT (nasogatric tube) bila diperlukan untuk mengosongkan
lambung agar mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah
Perkiraan lama perawatan 3-4 hari
9. Penyulit 1. Perforasi apendiks
2. Peritoitis umum
3. Sepsis
10. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang
2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, risiko dan komplikasi
3. Penjelasan alternatif tindakan
4. Penjelasan perkiraan lama Rawat
11. Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
12. Tingkat Evidens *
13. Tingkat Rekomendasi *
14. Penelaah Kritis * SMF Ilmu Penyakit Bedah
15. Indikator (Outcome) 1. Keluhan berkurang
2. Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)
16. Kepustakaan 1. KEPMENKES RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama. Jakarta.
2. Pambudy, I. M., dan Irawati, Y. Katarak. Dalam: Tanto, C., Liwang, F.,
Hanifati, S., Pradipta E.A. Editor. 2014. Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius.
3. Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., “Usus Halus, Apendiks, Kolon,
dan Anorektum”, dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. EGC, Jakarta,
2005,hlm. 639.645
4. Schwartz, Seymour, (2000), Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta. (Seymour, 2000).
!3