Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
PENGARUH PEMASARAN BERDASARKAN PENGALAMAN,
PEMASARAN EMOSIONAL TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN
DESSY WULANSARI YESSY ARTANTI Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, Kampus Ketintang Surabaya 60231 Email: dessywulansari6@gmail.com
Abstract: Traditional marketing concepts are considered to be less
effective if used during such a relationship at present, so it takes the modern concept that is capable of create the emotions and experiences of visitors. Strategy concept is experiential marketing and emotional marketing. This research is quantitative approach. The research used causal research, experimental. The Target population in this research is visitors The Legend Waterpark was visiting over twice with the age between 16 to 25 years. Samples taken of 70 people. This research uses two types of samples, which is given treatment (experimental group) and not given treatment (control group). The technique sampling used quota sampling. Analysis of the multiple linear regression analysis is and independent sample t test. The Research result showed that experiential marketing and emotional marketing influence significantly to customer loyalty on two group. The experimen’s group showed greater customer loyalty levels than control’s group. Keywords: experiential marketing, emotional marketing, and customer loyalty. PENDAHULUAN merupakan tantangan manajemen terpenting yang dihadapi para eksekutif Perkembangan pariwisata yang puncak di seluruh penjuru dunia. semakin pesat berakibat pada Karena itulah diperlukan strategi yang banyaknya tempat-tempat wisata yang tepat agar bisa memenangkan loyalitas ada. Hal itu tentunya berakibat pada pelanggan tersebut. semakin ketatnya tingkat persaingan Kotler dan Keller (2009:191) bisnis bidang pariwisata. Diperlukan menyatakan bahwa “mempertahankan banyak hal yang harus ditempuh oleh konsumen akan memberikan pengelola tempat wisata dalam keuntungan, yaitu mengurangi biaya menciptakan strategi pemasaran yang pemasaran dan meningkatkan laba tepat untuk dapat mempengaruhi karena angka laba pelanggan konsumen agar konsumen tersebut cenderung meningkat selama masa memutuskan untuk datang berkunjung hidup pelanggan yang bertahan”. dan akhirnya dapat menciptakan Menurut Lovelock (2009:3) hubungan yang dekat dengan loyalitas merupakan kemauan konsumen hingga dapat pelanggan untuk terus mendukung menumbuhkan loyalitas konsumen. perusahaan dalam jangka panjang, Survei global yang dilakukan membeli dan menggunakan produk oleh The Conference Board di tahun dan jasanya atas dasar rasa suka yang 2002 yang dikutip oleh Tjiptono eksklusif dan secara sukarela (2008:76) juga menyimpulkan bahwa merekomendasikan produk loyalitas dan retensi pelanggan
1770 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
perusahaan kepada para kerabatnya. Pada tahun 1989 adalah titk
Menurut Kandampully (2000) awal globalisasi pada saat inilah awal mengatakan bahwa loyalitas dari kelahiran Marketing 2.0 dengan konsumen merupakan salah satu perkembangan tekhnologi dan bentuk dari pelanggan yang melakukan komunikasi berkembang pesat. Agar pembelian ulang dari penyedia layanan mampu beradaptasi dengan yang sama dan terus bersikap positif perubahan ini pemasar diseluruh dunia terhadap penyedia layanan. memperluas konsep marketing untuk Menurut Griffin (2005: 33) berfokus pada emosi manusia. Adapun loyalitas pelanggan dapat diukur konsep-konsep marketing modern dengan empat indikator, yaitu dengan yang diperkenalkan seperti pemasaran melakukan pembelian berulang secara emosional, pemasaran berdasarkan teratur, melakukan pembelian antarlini pengalaman, ekuitas merk, pemasaran produk dan jasa, merekomendasikan internet dan elektronik, pemasaran produk atau jasa kepada orang lain, pemasaran sponsorship (Kartajaya, dan menunjukkan kekebalan terhadap 2010: 29-30). tarikan pesaing. Menurut Baloglu Teori pemasaran berdasarkan (2002) membagi loyalitas kedalam lima pengalaman muncul berkat gagasan indikator yaitu kepercayaan (trust), Schmitt (1999). Schmitt menganggap komitmen psikologis/emosional konsumen sekarang ini cenderung (psichological/emotion commitment), lebih rasional dan emosional, lebih merekomendasikan kepada orang lain tertarik pada pengalaman yang (word of mouth). menyenangkan. Melalui perasaan yang Pemasaran awalnya hanya timbul melalui pengalaman panca fokus pada fasilitas dan manfaat bagi indera (sense), perasaan yang timbul pelanggan atau yang dinamakan melaui pengalaman emosi (feel), dengan konsep pemasaran tradisional. pikiran yang timbul berdasarkan Pemasaran tradisional memandang pengalaman (think), perubahan pola konsumen sebagai pembuat keputusan perilaku dan gaya hidup (act) dan yang rasional atas produk yang hubungan yang timbul berdasarkan mereka pilih (Schmit 1999:15). Konsep pengalaman (relate) diharapkan pemasaran seperti ini nampaknya saat mampu menciptakan pengalaman ini dirasa kurang efektif dalam berkesan bagi konsumen dan akhirnya memenuhi kebutuhan konsumen. mampu menciptakan loyalitas Promosi dengan beriklan saja saat ini pelanggan (Schmitt 1999:63). sudah banyak berkurang Menurut Kartajaya (2006) efektivitasnya. Konsumen bosan jika dalam Novia (2012) dikatakan bahwa terus menerus dibanjiri dengan iklan pemasaran berdasarkan pengalaman tradisional. Oleh karena itu diperlukan sangat bermanfaat untuk promosi yang bersifat lebih modern meningkatkan loyalitas konsumen yang mengusung konsep unik. dalam jangka panjang. Hal itu Pemasaran modern memerlukan lebih dikarenakan adanya suatu daripada mengembangkan produk pengalaman positif yang dirasakan yang baik, menetapkan harga yang konsumen, dan pengalaman itu akan menarik dan terjangkau. Pemasar juga selalu diingat konsumen. Menurut harus mampu menyiapkan strategi Khaled (2012) pemasaran berdasarkan khusus yang unik dan mampu menarik pengalaman mampu menciptakan perhatian hingga mampu menyentuh loyalitas pelanggan melalui emosi konsumen. pengalaman-pengalaman yang
1771 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
membuat konsumen terkesan. Selain Hal itulah yang nampaknya
strategi pemasaran pemasaran dipahami oleh The Legend Waterpark berdasarkan pengalaman, juga Kertosono, berupaya ingin menyajikan diperlukan strategi pendekatan konsep yang berbeda dengan tempat pemasaran secara emosional yang wisata sejenis lainnya tempat wisata ini lebih dikenal dengan strategi ingin memberikan pengalaman yang pemasaran emosional. Teori berbeda bagi pelanggannya. pemasaran emosional muncul berkat Mengusung konsep hewan purba gagasan Robinette (2001). Robinette menjadikan tempat ini berbeda dengan (2001:105) mengatakan bahwa pesaing sejenisnya yaitu wisata air. pemasaran emosional merupakan alat Penggunaan hewan purba untuk membentuk loyalitas pelanggan dimaksudkan untuk menarik perhatian dan untuk menciptakan hubungan pengunjung dan begitu mereka masuk yang berkelanjutan dengan pelanggan. ke dalam mereka akan disambut Adapun pengukuran pemasaran dengan patung-patung dinosaurus emosional adalah produk (product), dengan ukuran besar. Hal ini uang (money), kepercayaan (equity), dimaksudkan supaya pengunjung pengalaman (experience), energi serasa berada di jaman purba. (energy). Konsep inilah yang diharapkan Berdasarkan penelitian mampu menciptakan pengalaman terdahulu mengenai pengaruh menarik dan positif yang dapat pemasaran emosional terhadap dirasakan konsumen, sehingga mampu loyalitas, Osin (2012) mengungkapkan menciptakan pengalaman tak bahwa emosional pemasaran sangat terlupakan di benak konsumen. berpengaruh dalam pembentukan Penggunaan pemasaran emosional loyalitas pelanggan. Penelitian serupa juga tampak pada keramahan staff yang dilakukan oleh Esti (2008) dalam memberikan informasi dan juga mengungkapkan bahwa pemasaran banyaknya penjaga yang berjaga emosional mampu menciptakan ikatan dibanyak titik. Hal itu akan membuat emosional pada konsumen. Ikatan pelanggan merasa aman dan nyaman. secara emosional itulah yang dapat Hal itu tentunya mampu menyentuh sisi menimbulkan rasa fanatik dan akhirnya emosional konsumen akan tempat menjadi sikap loyal. Menurut Yi (2001) wisata ini. pelayanan yang baik kepada Hal yang mampu membangun pelanggan akan membuat emosi pengalaman dan mampu menyentuh konsumen juga meningkat. Hal ini sisi emosional pengunjung salah dikarenakan emosi konsumen akan satunya adalah melalui wahana yang sebuah pengalaman pelayanan yang dirasakan. Berdasarkan hal itu peneliti diterima akan selalu mereka ingat. melakukan observasi awal untuk Ingatan tersebut mengikat emosi menentukan wahana yang dirasa konsumen sehingga konsumen paling dapat menciptakan pengalaman menjadi loyal. Menjamurnya tempat tak terlupakan dan mampu wisata yang ada mau tidak mau membangkitkan emosi pelanggan. memaksa pemasar untuk selalu kreatif Wahana yang dirasa paling dalam mencari strategi-strategi yang menciptakan pengalaman tersebut tepat yang mampu menjadi nantinya digunakan sebagai perlakuan keunggulan perusahaan dan sulit ditiru yang membedakan kelompok kontrol oleh pesaing. dan kelompok eksperimen.
1772 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
Observasi awal dilakukan menggunakan produk dan jasanya
dengan menggunakan sampel 30 atas dasar rasa suka yang ekslusif dan orang pengunjung The Legend secara sukarela merekomendasikan Waterpark. Adapun hasil dari kegiatan produk perusahaan pada para obeservasi awal tersebut adalah kerabatnya. sebagai berikut: Menurut Kandampully (2012), Tabel 1. Hasil Observasi Awal “loyalitas customers is a customer’s No. Wahana Peminat Prosentase behaviour who repurchases from the 1 Ultrasaurus 22 73,3 same service provider whenever Tower orang possible, and who continues to 2 Tyreks 4 orang 13,3 recommend or maintains a positive Wave Pool attitude towadars the service provider.” 3 Stegosaurus 3 orang 10 Menurut Griffin (2005:5) definisi River dari loyalitas konsumen adalah 4 Banji 1 orang 3,3 pelanggan yang melakukan pembelian Trampolin secara berulang ulang pada Total 30 100 perusahaan yang sama, membeli lini orang produk dan jasa yang ditawarkan Sumber: Data diolah, 2013 perusahaan yang sama, Berdasarkan tabel 1. dapat memberitahukan kepada orang lain dilihat bahwa Ultrasaurus Tower kepuasan-kepuasan yang didapat dari sebagai wahana yang paling dapat perusahaan dan menunjukkan menciptakan pengalaman. Oleh karena kekebalan terhadap tawaran dari itu, peneliti memilih wahana perusahaan pesaing. Ultrasaurus Tower sebagai media Menurut Baloglu (2002), untuk menentukan perlakuan pembeda loyalitas pelanggan dapat diidentifikasi diantara dua kelompok responden melalui indikator-indikator sebagai (kelompok eksperimen dan kelompok berikut: pertama, kepercayaan pembanding). pelanggan terhadap barang atau jasa Adapun tujuan dari penelitian ini (trust). Kedua, komitmen adalah untuk membahas dan psikologis/emosional pelanggan menganalisis pengaruh pemasaran terhadap produk atau jasa yang berdasarkan pengalaman, pemasaran ditawarkan (psychological/ emotional emosional terhadap loyalitas commitment). Ketiga, perilaku pelanggan. Selain itu peneliti juga ingin pelanggan dalam mempublikasikan melihat apakah terdapat perbedaan produk atau jasa kepada orang lain rata-rata tingkat loyalitas pelanggan (word of mouth). pada kelompok eksperimen dan juga kelompok kontrol. Pemasaran Berdasarkan Pengalaman KAJIAN PUSTAKA Schmitt (1999:64) menjelaskan Loyalitas Pelanggan definisi pemasaran berdasarkan pengalaman yaitu: “Experiential Menurut Lovelock (2009: 133) Marketing is how to get customers to loyalitas diartikan sebagai kemauan sense, feel, think, and relate to your pelanggan untuk terus mendukung company and brands”. Experiential sebuah perusahaan dalam jangka marketing merupakan cara untuk panjang dengan cara membeli dan membuat pelanggan menciptakan
1773 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
pengalaman melalui sense, feel, think, pikiran yang timbul berdasarkan
and relate terhadap suatu merk dan pengalaman. Keempat, perubahan perusahaan. perilaku dan gaya hidup. Kelima, Menurut Kartajaya (2006; dalam hubungan yang terbentuk akibat Novia, 2012), pemasaran berdasarkan pengalaman. pengalaman adalah suatu konsep pemasaran yang bermanfaat untuk Pemasaran Emosional meningkatkan loyalitas konsumen dalam jangka panjang dikarenakan Menurut Robinette et al., (2001) adanya suatu pengalaman positif yang pemasaran emosional adalah usaha dirasakan konsumen. Pengalaman itu yang dilakukan oleh perusahaan untuk akan selalu diingat konsumen. menciptakan hubungan yang Menurut Schmitt (1999) dalam berkelanjutan dengan para pelanggan Jatmiko (2012) pemasaran melaui unsur-unsurnya produk, uang, berdasarkan pengalaman merupakan kepercayaan, pengalaman, energi. media penciptaan nilai tambah Usaha tersebut akan membuat konsumen yang harus dilakukan pelanggan merasa berharga dan perusahaan dengan diperhatikan, yang pada akhirnya akan mempertimbangkan lima elemen dasar membuat mereka loyal terhadap yaitu sensasi, perasaan, tindakan, perusahaan. pikiran, hubungan sebagai media Menurut Grisaffe (2011) dalam perusahaan untuk mendapatkan Badri (2011) pemasaran emosional keunggulan bersaing. merupakan aspek yang penting dalam Berdasarkan definisi-definisi menjalin interaksi yang baik dengan tersebut maka dapat diambil konsumen sehingga ikatan emosional kesimpulan bahwa pemasaran dengan konsumen menjadi lebih stabil. berdasarkan pengalaman adalah suatu Berdasarkan definisi–definisi konsep pemasaran yang dibuat untuk tersebut maka dapat diambil dapat menciptakan pengalaman kesimpulan bahwa definisi pemasaran konsumen terhadap perusahaan. emosional adalah suatu usaha yang Melalui unsurnya (sensasi, perasaan, penting dilakukan pemasar untuk dapat tindakan, pikiran, hubungan) dapat menghantarkan nilai kepada meningkatkan ekspektasi konsumen pelanggan melalui produk, uang, tentang pengalaman nyata yang kepercayaan, pengalaman, energi didapat konsumen sehingga mampu sehingga terjalin interakasi yang baik menciptakan nilai pelanggan yang dengan tujuan mengikat emosi merupakan bentuk keunggulan konsumen dan membuatnya merasa bersaing bagi perusahaan sehingga diperhatikan. bermanfaat untuk meningkatkan Menurut Robinette et al., (2001) loyalitas konsumen dalam jangka dalam Esti (2008), untuk menentukan panjang. nilai pelanggan melalui pemasaran Menurut Schmitt (1999:63-68; emosional terdapat indikator untuk dalam Esti, 2008) pemasaran mengukurnya. Pertama, kepercayaan berdasarkan pengalaman dapat yang mengerahkan konsumen untuk diidentifikasi melalui indikator-indikator merasa terikat secara emosional sebagai berikut. Pertama, perasaan dengan merk. Kedua, usaha-usaha yang timbul melalui pengalaman panca yang dilakukan pelanggan untuk indera . Kedua, perasaan yang timbul mendapatkan sebuah produk. melalui pengalaman emosi. Ketiga,
1774 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
Pemasaran Berdasarkan Penga- sendiri. Menurut Yi (2001) pelayanan
laman, Pemasaran Emosional dan yang baik kepada pelanggan dapat Loyalitas Konsumen menyentuh emosi konsumen. Ikatan emosi konsumen itulah yang akan Adanya pengalaman positif membuat konsumen tidak akan yang dirasakan konsumen berpaling (loyal). mengakibatkan terjadinya pengalaman Berdasarkan kajian teoritis dan tak terlupakan di benak konsumen. penelitian terdahulu, maka hipotesis Pengalaman tak terlupakan itulah yang dalam penelitian ini adalah sebagai akan membuat konsumen terkesan berikut: dan akan menjadikan konsumen loyal. H1: Adakah pengaruh pemasaran Hal tersebut juga sesuai dengan berdasarkan pengalaman pendapat Osin (2012) pemasaran terhadap loyalitas pelanggan The berdasarkan pengalaman mampu Legend Waterpark Kertosono di menciptakan nilai tambah melalui antara 2 kelompok (eksperimen pengalaman-pengalaman positif yang dan pembanding). dirasakan konsumen. Nilai itulah yang akan menjadi keunggulan bersaing H2: Adakah pengaruh pemasaran pemasar, sehingga konsumen akan emosional terhadap loyalitas betah dan berakibat pada loyalitas. Hal pelanggan The Legend itu juga didukung oleh pendapat Waterpark Kertosono di antara 2 Kartajaya (2006) dalam Novia (2001) kelompok (eksperimen dan pemasaran berdasarkan pengalaman pembanding). juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan loyalitas konsumen H3: Adakah perbedaan loyalitas dalam jangka panjang dikarenakan pelanggan di antara 2 kelompok adanya suatu pengalaman positif yang (eksperimen dan pembanding). dirasakan konsumen, dan pengalaman itu akan selalu diingat konsumen. METODE Selain menciptakan pengalaman bagi Penelitian ini menggunakan konsumen, diperlukan adanya ikatan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian emosi antara perusahaan dengan yang digunakan dalam penelitian ini konsumen. adalah penelitian kausal yang bersifat Peranan emosi merupakan eksperimental. Tujuan riset kausal aspek penting dalam menjalin interkasi yaitu untuk mengetahui pengaruh dengan konsumen. Menstimulasi dan pemasaran berdasakan pengalaman, mempengaruhi emosi adalah cara pemasaran emosional terhadap yang lebih baik untuk membedakan loyalitas pelanggan The Legend suatu produk dari produk lainnya dan Waterpark Kertosono. Penelitian untuk menarik konsumen. Sehingga menggunakan pemasaran berdasarkan konsumen loyal terhadap perusahaan. pengalaman, pemasaran emosional Pernyataan tersebut didukung oleh sebagai variabel independen dan pendapat Robinette et al., (2001) loyalitas pelanggan sebagai variabel dalam Esti (2008), Kontak langsung dependen. dengan konsumen, dengan Populasi dalam penelitian ini memberikan pelayanan yang ramah adalah pelanggan The Legend dan membuat pengunjung merasa Waterpark yang sudah berkunjung nyaman, maka akan membuat minimal 2 kali. Jumlah sampel yang pelanggan merasa seperti ada dirumah
1775 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
dijadikan obyek penelitian ini sebesar pikiran yang timbul berdasarkan
70 pengunjung. Responden dalam pengalaman (think). Kelima, hubungan penelitian ini dibagi menjadi dua yang terbentuk akibat pengalaman bagian yaitu 35 responden masuk (relate). kedalam kelompok eksperimen dan 35 Pemasaran emosional responden lainnya masuk kedalam merupakan strategi pemasaran yang kelompok pembanding. Pengambilan dilakukan untuk dapat menciptakan sampel dilakukan di lokasi wisata air nilai pelanggan yang bertujuan The Legend Waterpark Kertosono. mengikat emosi konsumen. Indikator Penelitian ini menggunakan yang digunakan untuk mengukur variabel dependen loyalitas pelanggan pemasaran emosional yaitu: pertama, dan menggunakan dua variabel kombinasi dari kepercayaan akan independen yaitu pemasaran pelayanan dan keamanan yang berdasarkan pengalaman dan dirasakan (equity). Kedua, usaha- pemasaran emosional. usaha yang dilakukan pelanggan untuk Loyalitas pelanggan adalah mendapatkan produk (energy). kemauan pelanggan untuk terus Teknik pengumpulan data pada mendukung sebuah perusahaan dalam penelitian ini diperoleh melalui tiga jangka panjang dengan cara cara, yaitu cara membaca buku melakukan pembelian ulang dari satu literatur, informasi mengenai The penyedia jasa yang sama, Legend Waterpark. Kedua, dengan merekomendasikan kepada orang lain, observasi langsung untuk mencai dan dapat menunjukkan kekebalan informasi tentang The Legend terhadap tawaran perusahaan luar. Waterpark dan juga mencari informasi Indikator yang digunakan untuk wahana apa yang dianggap mengukur loyalitas pelanggan adalah pengunjung paling menciptakan pertama, kepercayaan (trust) yang pengalaman. Ketiga angket yang merupakan kepercayaan pelanggan disebarkan kepada 70 responden yang terhadap barang dan jasa. Kedua, berisi tentang karakteristik demografi komitmen psikologis/emosional responden, item-item pertanyaan pelanggan terhadap produk atau jasa tentang variabel penelitian. Skala yang ditawarkan pengukuran yang digunakan adalah (psychological/emotion commitment). skala likert. Ketiga, perilaku pelanggan yang Teknik analisis data merekomendasikan produk dan jasa menggunakan analisis regresi linear kepada orang lain (word of mouth). berganda, dan untuk menganalisis Komunikasi pemasaran hipotesis menggunakan uji beda berdasarkan pengalaman merupakan independet samples t test. komunikasi pemasaran yang dibuat Berdasarkan uji validitas dan untuk menciptakan pengalaman positif reliabilitas, semua item pernyataan konsumen terhadap perusahaan. dinyatakan valid karena seluruh item Indikator yang digunakan untuk pernyataan memiliki r tabel > 0,361. mengukur pemasaran berdasarkan Semua item pernyataan juga pengalaman yaitu: pertama , sensasi dinyatakan reliabel karena memiliki yang timbul melalui pengalaman panca nilai koefisien > dari 0,6. indera (sense). Kedua, perasaan yang timbul melalui pengalaman emosi (feel). Ketiga, perubahan perilaku dan gaya hidup konsumen (act). Keempat,
1776 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
HASIL pemasaran emosional juga
menunjukkan bahwa nilai signifikan Karakteristik responden sebesar 0,544 (kelompok berdasarkan usia, responden paling pembanding) dan 0,578 (kelompok banyak adalah responden dengan usia eksperimen) lebih besar dari 0.05, 21-25 tahun sebanyak 36 responden maka dapat disimpulkan bahwa dalam dengan persentase 51,4%. model regresi tidak terjadi Berdasarkan jenis kelamin, responden heteroskedastisitas. paling banyak adalah responden Setelah memenuhi asumsi klasik dengan jenis kelamin perempuan kemudian dilakukan analisis regresi sebanyak 42 responden dengan berganda dengan hasil yang dapat persentase 60%. Berdasarkan dilihat pada tabel 2: pendidikan, responden paling banyak Tabel 2. Hasil Regresi Linear adalah responden dengan tingkat Berganda Pada Kelompok pendidikan diploma/sarjana sebanyak Pembanding 35 responden dengan persentase Kelompok pembanding Pemasaran Pemasaran 50%. Berdasarkan pekerjaan, Model berdasarkan emosional responden paling banyak adalah pengalaman responden dengan pekerjaan pelajar Konstanta 14,762 t hitung sebanyak 55 responden dengan 2,038 2,065 persentase 78,6%. Sebelum melakukan pengujian Sig. T 0,050 0,047 dengan menggunakan regresi linier sederhana, dilakukan uji asumsi klasik B 0,322 0,326 pada dua kelompok (eksperimen & pembanding). Berdasarkan hasil R square 0,273 0,273 analisis dengan menggunakan grafik normal probability plot terlihat bahwa Adj r square 0,228 0,228 pembentukan garisnya yang sehingga persamaan regresi ini dikatakan berdistribusi normal. Berdasarkan Persamaan Y=14,762+0,138X1+0,308X2 regresi grafik normal plot didapatkan hasil bahwa titik-titik menyebar di sekitar Variabel terikat : loyalitas pelanggan garis diagonal dan mengikuti arah garis Sumber: Data diolah, 2013 diagonalnya, hal ini menunjukkan Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat distribusi residual normal. Berdasarkan nilai t hitung > t tabel (2,030) maka Ha uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan diterima dan Ho ditolak. Sehingga bahwa nilai signifikansi Kolmogorov- membuktikan bahwa pemasaran Smirnov yaitu Asymp. Sig. (2-tailed) berdasarkan pengalaman dan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar pemasaran emosional pada kelompok 0,637 (kelompok pembanding) dan pembanding berpengaruh signifikan 0,879 (kelompok eksperimen). Dengan pada loyalitas pelanggan. demikian penelitian ini dikatakan Berdasarkan nilai Adj R Square, berdistribusi normal. Berdasarkan hasil besarnya pengaruh yang ditimbulkan dari uji glejser menujukan bahwa nilai oleh pemasaran berdasarkan signifikan pemasaran berdasarkan pengalaman dan pemasaran pengalaman sebesar 0,865 (kelompok emosional pada loyalitas pelanggan pembanding) dan 0,340 (kelompok pada kelompok pembanding sebesar eksperimen. Sedangkan pada 22,8%.
1777 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
Tabel 3. Hasil Regresi Linear Tabel 4. Hasil Independent t test
Berganda Pada Kelompok Levene’s Test for T test for Equality of Means Equality of Eksperimen Variances Kelompok eksperimen F Sig Sig. (2- t Sig.(2- Mean Pemasaran Pemasaran tailed) tailed) differen model berdasarkan emosional ce pengalaman Equal 4,274 0,043.001 3,524 .001 2,314 Konstanta 1,313 variances t hitung 3,151 3,151 assumed 0,004 0,004 Equal .001 3,524 .001 2,314 Sig. t variances not 0,438 0,438 assumed B Mean Kelompok Eksperimen = 28,14 Mean Kelompok Pembanding = 25,82 0,382 0,382 R square Sumber: Data diolah, 2013 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat Adj r square 0,344 0,344 nilai sig F sebesar 0,001 (sig < α 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Persamaan Y = 1.313 +0.478X1 +0.356X2 kedua populasi berasal dari ragam regresi yang tidak sama. Karena kedua ragam tidak sama, maka menggunakan uji t Variabel terikat : loyalitas pelanggan pada baris kedua (equal variances not Sumber: Data diolah, 2013 assumed), diperoleh nilai sig t sebesar Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat 0,001 yang berarti nilai sig t < α 0,05, nilai t hitung > t tabel (2,030) maka Ha maka H0 ditolak, artinya terdapat diterima dan Ho ditolak. Sehingga perbedaan antara loyalitas pelanggan membuktikan bahwa pemasaran kelompok pembanding dan loyalitas berdasarkan pengalaman dan pelanggan kelompok eksperimen. pemasaran emosional pada kelompok Karena nilai rata-rata kelompok eksperimen berpengaruh signifikan eksperimen lebih tinggi, maka pada loyalitas pelanggan. perlakuan yang diberikan cukup Berdasarkan nilai Adj R Square, berhasil untuk meningkatkan loyalitas besarnya pengaruh yang ditimbulkan pelanggan. oleh pemasaran berdasarkan pengalaman dan pemasaran PEMBAHASAN emosional pada loyalitas pelanggan pada kelompok eksperimen sebesar Pengaruh Pemasaran Berdasarkan 34,4%. Pengalaman pada Loyalitas Untuk melihat apakah perlakuan Konsumen (Kelompok Pembanding yang diberikan berpengaruh pada rata- dan Eksperimen) rata tingkat loyalitas pelanggan maka dapat dilihat pada tabel 4: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemasaran berdasarkan pengalaman yang dilakukan The Legend Waterpark pada kelompok pembanding memiliki pengaruh yang signifikan pada loyalitas pelanggan. Berdasarkan jawaban responden, item- item pernyataan dari variabel pemasaran berdasarkan pengalaman pada kelompok pembanding yang
1778 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
mendapatkan respon tertinggi adalah memberikan sesuatu pengalaman
pada dimensi sensasi (sense) dengan yang mengesankan. pernyataan “ Tampilan bangunan The Schmitt (1990) juga Legend Waterpark dari luar sangat menambahkan bahwa sensasi keren dan membuat saya ingin masuk merupakan suatu nilai tambah yang ke dalamnya”. Maka dari itu dapat dapat memberkan nilai yang unik dikatakan bahwa sensasi yang kepada pelanggan. Nilai tambah itulah ditimbulkan dari konsep tampilan yang akan menjadikan perusahaan itu bangunan yang unik dan keren berbeda dengan produk pesaing. menciptakan pengalaman tersendiri Keunikan itulah yang akan membuat bagi pelanggan. pelanggan merasa nyaman dan Hasil yang serupa juga terdapat akhirnya akan menjadikan mereka pada kelompok eksperimen, dimana loyal. pemasaran berdasarkan pengalaman juga memiliki pengaruh yang signifikan Pengaruh Pemasaran Emosional pada loyalitas pelanggan. Berdasarkan Pada Loyalitas Konsumen jawaban responden, item-item (Kelompok Pembanding dan pernyataan dari variabel pemasaran Kelompok Eksperimen). berdasarkan pengalaman pada kelompok eksperimen yang Hasil penelitian ini menunjukkan mendapatkan respon tertinggi juga bahwa pemasaran emosi yang pada dimensi sensasi (sense) dengan dilakukan The Legend Waterpark pada pernyataan Wahana Ultrasaurus Tower kelompok pembanding dan kelompok begitu mendebarkan membuat eksperimen memiliki pengaruh yang adrenalin saya terpacu kencang.” signifikan pada loyalitas pelanggan. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa Berdasarkan jawaban responden, item- sensasi yang ditimbulkan pada wahana item pernyataan dari variabel yang dianggap paling menciptakan pemasaran emosional pada kelompok pengalaman mampu dijadikan suatu pembanding dan kelompok eksperimen pengalaman yang berkesan di benak yang mendapatkan respon tertinggi konsumen. Sensasi itulah yang akan adalah sama-sama pada dimensi membuat pelanggan ingin energy (energy) dengan pernyataan mencobanya kembali sehingga secara “Lokasi The Legend Waterpark sangat otomatis akan menjadikan pelanggan strategis, saya mudah menemukan loyal. tempat ini”. Maka dari itu dapat Hasil penelitian ini sejalan dikatakan bahwa besarnya energi yang dengan apa yang dikemukakan oleh harus dikeluarkan oleh pelanggan akan Osin (2012) dalam penelitiannya yang mempengaruhi sikap pelanggan. Jika menyebutkan bahwa sense merupakan energi yang harus dikeluarkan dalam dimensi terbaik dari pemasaran mendapatkan jasa kita semakin rendah berdasarkan pengalaman untuk dapat maka akan mempengaruhi sisi membentuk pengalaman positif pada emosional konsumen. Mereka akan benak pelanggan. Penelitian ini juga tertarik dan akan loyal dalam sejalan dengan pendapat Schmitt menggunakan jasa kita. namun (1990) yang mengatakan bahwa jika sebaliknya, ketika konsumen perusahaan menawarkan sensasi yang merasakan kesulitan dalam baik, maka sensasi tersebut dapat mendapatkan produk tersebut maka dijadikan sebagai stimulus untuk dapat hal itu dapat mengurangi kesetiaan konsumen.
1779 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
Sehingga dalam memilih lokasi sama, maka menggunakan uji t berupa
diharapkan mendapat pertimbangan equal variances not assumed, di mana yang lebih. Pemilihan lokasi yang diperoleh hasil yang menyatakan strategis dan mudah dijangkau bahwa terdapat perbedaan loyalitas konsumen sangat penting dilakukan konsumen kelompok pembanding dan oleh pemasar demi menciptakan, loyalitas konsumen kelompok menjaga kelangsungan hubungan eksperimen. Karena nilai rata-rata antara perusahaan dengan kelompok eksperimen lebih tinggi, pelanggannya. maka perlakuan yang diberikan cukup Hal ini sesuai dengan penelitian berhasil untuk meningkatkan loyalitas yang dilakukan oleh Esti (2008) yang konsumen The Legend Waterpark, mengetakan bahwa tingkat kemudahan Kertosono. Hasil dari pengolahan data pelanggan dalam menjangkau produk menyebutkan bahwa terdapat akan dapat mempengaruhi emosi perbedaan pada kelompok seseorang. Semakin mudah dia pembanding dan kelompok mendapatkan produk itu maka kesan eksperimen, di mana nilai rata-rata yang ditimbulkan semakin positif. Hal kelompok eksperimen lebih tinggi. ini juga berarti bahwa jika emosi Perlakuan pada kelompok seseorang positif maka emosi itu akan pembanding dapat dikatakan tidak mengikat konsumen untuk berpengaruh, karena hasil rata-rata mengkonsumsi produk tersebut. Hal menyebutkan bahwa kelompok itulah yang akan membuat mereka pembanding mempunyai rata-rata yang loyal. lebih rendah dari kelompok Menurut Yi (2001) pelayanan eksperimen. Hal ini bisa saja terjadi yang baik kepada pelanggan dapat karena pada kelompok pembanding menyentuh emosi konsumen. Ikatan yang tidak diberikan perlakuan muncul emosi konsumen itulah yang akan peluang adanya gangguan pada membuat konsumen tidak akan pembentukan pengalaman konsumen berpaling (loyal). yang menyebabkan tingkat pengalaman yang dirasakan konsumen Pengaruh Perlakuan dalam Dua yang sudah mendapat perlakukan Kelompok pada Variabel Loyalitas dengan konsumen yang belum Pelanggan merasakan perlakuan berbeda. Adapun macam ganguan yang terjadi Dalam variabel loyalitas adalah responden pada kelompok konsumen diukur menggunakan 3 pembanding merasa wahana kurang dimensi yang terdiri dari 8 item dirasa kurang memberikan pernyataan. Dari hasil analisis pengalaman berkesan yang membuat independent samples t test dinyatakan mereka ingin datang kembali. Faktor- bahwa terdapat perbedaan antara faktor lain seperti kenyamanan, lokasi loyalitas konsumen kelompok yang strategis, dan tidak adanya pembanding dengan loyalitas alternatif wisata serupa menjadi alasan konsumen kelompok eksperimen. Dari mereka ingin datang kemabali ke hasil pengujian Levene`s test untuk tempat ini. kesamaan ragam, diperoleh nilai sig F sebesar 0,043 (sig < α 0,05) sehingga KESIMPULAN dapat disimpulkan bahwa kedua populasi berasal dari ragam yang tidak Berdasarkan pembahasan dari sama. Karena kedua ragam tidak hasil analisis data tersebut, dapat
1780 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
disimpulkan bahwa: terdapat pengaruh disampaikan melalui media sosial yang
yang signifikan antara pemasaran sering mereka akses tidak hanya berdasarkan pengalaman terhadap berfungsi untuk membangun loyalitas pelanggan The Legend komunikasi tapi juga mampu Waterpark Kertosono pada kelompok memberikan pelanggan informasi yang eksperimen dan kelompok jelas melalui media sosial yang pembanding. Terdapat pengaruh yang menyenangkan, signifikan antara pemasaran emosional Pada penelitian ini diketahui terhadap loyalitas pelanggan The bahwa terdapat perbedaan tingkat Legend Waterpark Kertosono pada loyalitas yang terjadi antara kelompok kelompok eksperimen dan kelompok pembanding dan kelompok pembanding. Terdapat perbedaan eksperimen. Kelompok eksperimen rata-rata loyalitas pelanggan The yang merupakan kelompok yang Legend Waterpark di antara 2 diberikan suatu perlakuan berupa kelompok (eksperimen dan pengalaman pengunjung ketika pembanding), di mana nilai rata-rata menggunakan wahana yang dapat kelompok eksperimen lebih tinggi. memacu adrenalin menunjukkan Maka perlakuan yang diberikan oleh tingkat loyalitas pelanggan yang lebih peneliti berpengaruh terhadap dua tinggi dibandingkan dengan kelompok kelompok loyalitas pelanggan The pembanding yang tidak diberikan Legend Waterpark Kertosono. perlakuan khusus. Hal ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan yang diberikan tersebut dapat disarankan beberapa memiliki pengaruh dan peran yang hal sebagai berikut: bagi The Legend penting untuk membangun dan Waterpark harus tetap meningkatkan loyalitas pelanggan. mempertahankan dan sebisa mungkin Berdasarkan hasil tersebut perusahaan lebih meningkatkan keunggulan diharapkan mampu menambah bersaing dan keunikan yang berbeda wahana-wahana yang dapat memacu dengan pesaing karena keunikan itulah adrenalin dan membangkitkan yang nantinya dapat membangkitkan pengalaman pengunjung. pengalaman tak terlupakan di benak pelanggan. DAFTAR PUSTAKA Berdasarkan jawaban responden dapat diketahui bahwa Badri, Munir. 2011. Pengaruh responden sebagian besar belum Pengalaman dan Keterikatan pernah membuka website resmi The Emosional Pada Merk Terhadap Legend Waterpark. Perusahaan Loyalitas Konsumen. Jurnal seharusnya lebih jeli dalam melihat Manajemen Teori dan Terapan 4 fenomena yang ada pada masyarakat, (3): 1-12. dengan semakin maraknya Baloglu, Seymus. 2009. Dimensions of penggunaan sosial media. Perusahaan Customer Loyalty: Separating sebaiknya menginformasikan Friends From Well Wishers. The informasi-informasi yang terdapat pada Center for Hospitality Research objek wisata kedalam sosial media 43 (2): 47-59. seperti facebook dan twitter. Esti, Dewayani. 2008. Hubungan Strategi tersebut diharapkan Antara Experiential Marketing, mampu membangun pengalaman baru Emotion Marketing dan Loyalitas yang didapat oleh pelanggan, sehingga Pelanggan. Jurnal Bisnis & pelanggan merasa informasi yang Manajemen 9 (2): 102-117.
1781 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014
Dessy Wulansari dan Yessy Artanti; Analisis Experiential Marketing ...
Griffin, J. (2005). Customer Loyalty: Schmitt, H.B. 1999. Experiential
Menumbuhkan dan Marketing: How To Get Mempertahankan Kesetiaan Customers to Sense, Feel, Think, Pelanggan. Edisi Revisi dan Act, and Relate to Your Company Terbaru. Jakarta: Erlangga. and Brands. New York: The Free Jatmiko, Rohmat Dwi. 2012. Analisis Press. Experiential Marketing dan Tjiptono, F. 2008. Strategi pemasaran. Loyalitas Pelanggan Jasa Yogyakarta : ANDI. Wisata. Jurnal Manajemen dan Yi, Ting Yu. 2000. The Contribution of Kewirausahaan 14 (2): 128-137. Emotional Satisfaction to Kandampully, Jay. 2000. Customer Consumer Loyalty. International Loyalty In The Hotel Industry: Journal of Service Industry The Customer Satisfaction and Management 12 (3): 234-250. Image. International Journal of Contemporarly Hospitiality Management 12 (6): 346-351. Kartajaya, Hermawan dan Philip Kotler. 2010. Marketing 3.0: Mulai Dari Produk ke Pelanggan Ke Human Spirit. Jakarta: Erlangga Khaled, Alkilani. 2012. The Impact of Experiential Marketing and Customer Satisfaction on Customer Commitment in the World of Social Networks. Asian Social Science 9 (1): 262-270. Kotler, Philip, dan Kevin L. Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jakarta : PT. Indeks. Lovelock, Christopher H. dan Lauren K. Wright. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: PT Indeks. Novia, Vivi. 2012. Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Customer Loyalty Pada pelanggan Restoran Koki Sunda di Pekanbaru. Jurnal Manajemen Universitas Riau 20 (4): 1-14. Osin, Tauli. 2012. Pengaruh Emotion Marketing dan Experiential Marketing terhadap Customer Loyalty Pondok Khas Melayu di Pekanbaru. Jurnal Manajemen Universitas Riau 20 (4): 1-14. Robinette, S. 2001. Emotion Marketing: The Hallmark Way of Winning Customers for Life. New York: McGraw Hill.
1782 Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 4 Oktober 2014