Anda di halaman 1dari 4

SOP APENDISITIS AKUT

No. Dokumen : 243


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 30 Agustus 2017
Halaman : 1/4
Puskesmas drg. AyuWulandari I.
Bula NIP. 19820521 201111 2 001

1. Pengertian Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada
apendik, merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering
ditemui, dan jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan perforasi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penyakit apendisitis agar terhindar dari komplikasi
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bula No.
445/005/SK/VI/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Puskesmas Bula
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bula No.
445/041/SK/VI/2017 tentang Kebijakan Rencana Layanan Medis
Puskesmas Bula
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur I. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah epigastrium
kemudian menjalar ke Mc Burney. Apa bila telah terjadi inflamasi
(>6 jam) penderita dapat menunjukkan letak nyeri karena bersifat
somatik.

Gejala Klinis
1. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi nervus vagus.
2. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam
sesudahnya, merupakan kelanjutan dari rasa nyeri yang
timbul saat permulaan.
3. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat
dengan vesika urinaria.
4. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa
penderita mengalami diare, timbul biasanya pada letak
apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
5. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu
suhu antara 37,50C - 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi,
diduga telah terjadi perforasi.
6. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan
nyeri somatik yang beragam. Sebagai contoh apendiks yang
panjang dengan ujung yang mengalami inflamasi di
kuadran kiri bawah akan menyebabkan nyeri di daerah
tersebut, apendiks retrosekal akan menyebabkan nyeri flank
atau punggung, apendiks pelvikal akan menyebabkan nyeri
pada supra pubik dan apendiks retroileal bisa menyebabkan
nyeri testikuler, mungkin karena iritasi pada arteri
spermatika dan ureter.

II. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit
b. Kembung bila terjadi perforasi
c. Penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler
abses.
2. Palpasi
a. Terdapat nyeri tekan McBurney
b. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
c. Adanya defans muscular
d. Rovsing sign positif
e. Psoas signpositif
f. Obturator Signpositif
3. Perkusi
Nyeri ketok (+)
4. Auskultasi
Peristaltik normal, peristaltik tidak ada pada illeus paralitik
karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata.
5. Colok dubur
6. Nyeri tekan pada jam 9-12

Tanda Peritonitis umum (perforasi) :


1. Nyeri seluruh abdomen
2. Pekak hati hilang
3. Bising usus hilang
Apendiks yang mengalami gangren atau perforasi lebih sering
terjadi dengan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Gejala progresif dengan durasi lebih dari 36 jam
2. Demam tinggi lebih dari 38,5oC
3. Dehidrasi
4. Distensi
5. Menghilangnya bising usus
6. Nyeri tekan kuadran kanan bawah
7. Rebound tenderness sign
8. Rovsing sign
9. Nyeri tekan seluruh lapangan abdominal

Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

III. Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik masih merupakan dasar
diagnosis apendisitis akut.

Diagnosis Banding
1. Kolesistitis akut
2. Divertikel Mackelli
3. Enteritis regional
4. Pankreatitis
5. Batu ureter
6. Cystitis
7. Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
8. Salpingitis akut
IV. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Pasien yang telah terdiagnosis apendisitis akut harus segera
dirujuk ke layanan sekunder untuk dilakukan operasi cito.
Penatalaksanaan di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
sebelum dirujuk:
1. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
2. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan
apapun melalui mulut.
3. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada
dehidrasi.

Komplikasi
1. Perforasi apendiks
2. Peritonitis umum
3. Sepsis

Kriteria Rujukan
Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke layanan sekunder
untuk dilakukan operasi cito.

V. Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam tetapi bergantung tatalaksana
dan kondisi pasien.
6. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Apotik

Anda mungkin juga menyukai