No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/7
Puskesmas drg. AyuWulandari I.
Bula NIP. 19820521 201111 2 001
1. Pengertian Malaria adalah suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang
disebabkan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan
ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan
gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
penyakit malaria yang adekuat dan mencegah terjadinya komplikasi
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bula No.
445/005/SK/VI/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Puskesmas Bula
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bula No.
445/041/SK/VI/2017 tentang Kebijakan Rencana Layanan Medis
Puskesmas Bula
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur I. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan
menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri
otot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual
muntah, dan diare.
Faktor Risiko
1. Riwayat menderita malaria sebelumnya.
2. Tinggal di daerah yang endemis malaria.
3. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik
malaria.
4. Riwayat mendapat transfusi darah.
II. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Patognomonis
a. Pada periode demam:
Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu
tubuh meningkat dapat sampai di atas
400C dan kulit kering.
Pasien dapat juga terlihat pucat.
Nadi teraba cepat
Pernapasan cepat (takipneu)
b. Pada periode dingin dan berkeringat:
Kulit teraba dingin dan berkeringat.
Nadi teraba cepat dan lemah.
Pada kondisi tertentu bisa ditemukan
penurunan kesadaran.
2. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis,
dan pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
3. Toraks : Terlihat pernapasan cepat.
4. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat
juga ditemukan asites.
5. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman,
oligouri atau anuria.
6. Ekstermitas: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda
menuju syok.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis ditemukan
parasit Plasmodium.
2. Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).
Diagnosis Banding
1. Demam Dengue
2. Demam Tifoid
3. Leptospirosis
4. Infeksi virus akut lainnya
Komplikasi
1. Malaria serebral.
2. Anemia berat.
3. Gagal ginjal akut.
4. Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress
Syndrome).
5. Hipoglikemia.
6. Gagal sirkulasi atau syok.
7. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan
atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan
koagulasi intravaskular.
8. Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada
hipertermia.
9. Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma <
15 mmol/L).
10. Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.
V. Prognosis
Prognosis bergantung pada derajat beratnya malaria. Secara
umum, prognosisinya adalah dubia ad bonam. Penyakit ini dapat
terjadi kembali apabila daya tahan tubuh menurun.
6. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Laboratorium
3. Apotik