DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS TRAJENG
Jalan Maluku Nomor 01Pasuruan
Telepon. (0343) 421616 Email :puskesmastrajeng01@gmail.com
A. PENDAHULUAN
Acute Flaccid Paralysis adalah kelumpuhan yang bersifat layuh terjadi
dalam waktu kurang dari 14 hari yang bukan disebabkan oleh trauma- trauma
akan tetapi karena gangguan lower motor neuron. Dalam rangka mendapatkan
sertifikasi Indonesia bebas polio, diperlukan surveillance kasus AFP/ lumpuh
layuh akut yang maksimal. Diharapkan tidak ada seorang anakpun mengalami
lumpuh layuh akut yang tidak dilaporkan oleh tenaga kesehatan, masyarakat ke
kesehatan setempat. Angka cakupan AFP pada beberapa daerah masih sangat
rendah
B. LATAR BELAKANG
Upaya pemberantasan polio dilakukan melalui 4 strategi yaitu : imunisasi
rutin, imunisasi tambahan, surveilans AFP, dan pengamanan VPL di laboratorium.
Dengan intensifnya program imunisasi polio, maka kasus polio makin jarang
ditemukan. Berdasarkan rekomendasi WHO tahun 1995 dilakukan kegiatan
surveilans AFP yaitu menjaring semua kasus dengan gejala mirip polio yaitu
lumpuh layuh mendadak (Accute Flaccid Paralysis/ AFP), untuk membuktikan
masih terdapat kasus polio atau tidak di populasi.
Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua
kasus kelumpuhan yang sifatnya layuh (flaccid) seperti kelumpuhan pada
poliomielitis dan terjadi pada anak berusia < 15 tahun, dalam upaya untuk
menemukan adanya transmisi virus polio liar. WHO memperkirakan terdapat
lebih 200 diagnosa yang dapat digolongkan kepada kasus AFP, sebagian besar
(30-60 %) kasus AFP yang dilaporkan adalah GBS. Di Indonesia sampai saat ini
dilaporkan sekitar 32 diagnosa yang termasuk sebagai kasus AFP.
Strategi penemuan kasus AFP dilaksanakan melalui surveilans berbasis
Puskesma dan berbasis masyarakat. Oleh sebab itu tenaga kesehatan di
puskesmas, maupun masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam
surveilans AFP.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif berusaha untuk mengupayakan pencegahan agar tidak
terjadi kejadian luar biasa di masyarakat.
Petugas pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan dengan
memperhatikan tata nilai yang berlaku di UPT PuskesmasTrajeng. Tata nilai
yang berlaku di UPT PuskesmasTrajengadalah CERIA yaitu
1. Cerdas : Mau dan mampu berpikir dan bertindak cepat dan tepat
dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan kinerja
dan pelayanan pada masyarakat.
2. Empati : Dalam melakukan pelayanan berusaha untuk merasakan
memahami perasaan penerima layanan.
3. Ramah : Melaksanakan 5 S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan
santun) dalam memberikan pelayanan.
4. Ikhlas : Dalam bekerja dan melakukan pelayanan dilandasi oleh
ketulusan hati untuk menolong sesame.
5. Amanah : Adanya kesatuan antara pikiran, perkataan dan perbuatan
dalam bekerja (integritas), menjaga rahasia jabatan dan
rahasia negara, berusaha untuk selalu jujur
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi daerah resiko tinggi AFP di wilayah kerja Puskesmas
2. Tujuan Khusus
1. Menemukan semua kasus AFP di wilayah kerja UPT.Puskesmas
Trajeng.
2. Melacak semua kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas
3. Mengambil 2 specimen semua kasus AFP sesegera mungkin bila
kelumpuhan terjadi < 2 bulan.
F. SASARAN
Anak berusia kurang dari 15 tahun yang mengalami lumpuh layuh.