Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN INTERNAL

PROGRAMSURVEILANCE

DINAS KESEHATAN KABUPATEN


BOGOR PUSKESMAS SUKANEGARA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T., karena atas rahmat dan
hidayahNYA, kami dapat menyelesaikan Pedoman Program Surveilance Puskesmas
Sukanegara. Pedoman ini disusun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan
dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan Program Surveilance Puskesmas
Sukanegara.
Surveilans merupakan upaya pengawasan secara terus menerus terhadap factor
penyebab kejadian dan sebaran penyakit, dan yang berkaitan dengan keadaan sehat atau
sakit. Surveilans meliputi pengumpulan, analisis, penafsiran, dan penyebaran data yang
terkait. Dan dianggap sangat berguna untuk penaggulangan dan pencegahan secara
efektif.

Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih


dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Program
Surveilance Puskesmas Sukanegara. Semoga dengan digunakannya Pedoman ini dapat
mempermudah dalam pelaksanaan Akreditasi Puskesmas.

i
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG...........................................................................................................1
2. TUJUAN................................................................................................................................2
2.3. SASARAN.........................................................................................................................2
2.4. RUANG LINGKUP...........................................................................................................2
2.5. BATASAN OPERASIONAL............................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................6
STANDAR KETENAGAAN...........................................................................................................6
2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA................................................................6
2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN.........................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................................7
STANDAR FASILITAS..................................................................................................................7
3.1. STANDAR RUANGAN....................................................................................................7
3.2. STANDAR PERALATAN................................................................................................7
BAB IV..........................................................................................................................................9
TATA LAKSANA PELAYANAN.........................................................................................9
4.1. LINGKUP KEGIATAN....................................................................................................9
4.2. METODE.........................................................................................................................10
4.3. LANGKAH KEGIATAN................................................................................................11
BAB V............................................................................................................................................13
LOGISTIK......................................................................................................................................13
Set Keperawatan Kesehatan Masyarakat............................................................................13
II. Bahan Habis Pakai...........................................................................................................13
BAB VI...........................................................................................................................................15
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN.................................................................................15
BAB VII.........................................................................................................................................16
KESELAMATAN KERJA.............................................................................................................16
BAB VIII........................................................................................................................................17
PENGENDALIAN MUTU............................................................................................................17
BAB IX...........................................................................................................................................18
PENUTUP......................................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


mengamanatkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah dapat
melaksanakan surveilans terhadap penyakit menular dan tidak menular.
Ditegaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional mengamanatkan agar pengelolaan kesehatan dilakukan
secara berjenjang mulai dari tingkat daerah sampai tingkat pusat dengan
memperhatikan otonomi daerah dan otonomi fungsional di bidang
kesehatan. Otonomi fungsional dimaksudkan berdasarkan kemampuan dan
ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan. Hal ini menegaskan bahwa
penyelenggaraan Surveilans Kesehatan harus dilaksanakan di setiap
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, instansi kesehatan mulai dari tingkat
kabupaten/kota, propinsi dan instansi kesehatan tingkat pusat.
Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan
dini penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi
juga sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan program
kesehatan jangka menengah dan jangka panjang. Untuk itu hendaknya
pelaksanaan Surveilans Kesehatan mencakup seluruh pelaksanaan
program di bidang kesehatan yang membutuhkan pengamatan terus
menerus, analisis dan diseminasi informasi. Hal ini sejalan dengan
kebutuhan data dan informasi yang terpercaya dan mempunyai aspek
kekinian. Surveilans Kesehatan yang mengandalkan kecepatan, ketepatan
dan kualitas data dan informasi perlu menyesuaikan dengan kemajuan
teknologi informasi. Namun demikian prinsip epidemiologi dalam
Surveilans Kesehatan tidak boleh ditinggalkan.
Perkembangan dan akses media yang begitu luas dan cepat sampai
ke pelosok desa dan daerah terpencil memberikan kesempatan terhadap
perubahan sistem surveilans kesehatan. Pendekatan Surveilans Kesehatan
berbasis kejadian di masyarakat telah dikembangkan untuk mendapatkan
data dan informasi dari berita yang direkam dan dimuat di media massa,
media sosial dan media online. Hal ini meningkatkan sensivitas Surveilans
Kesehatan untuk menangkap informasi dengan cakupan yang luas dan
cepat. Secara umum Surveilans Kesehatan diperlukan untuk menjamin
tersedianya data dan

1
informasi epidemiologi sebagai dasar pengambilan keputusan dalam
manajemen kesehatan. Dalam pelaksanaan Surveilans Kesehatan
diperlukan harmonisasi secara lintas program dan lintas sektor yang
diperkuat dengan jejaring kerja surveilans kesehatan.

2.TUJUAN
2.1. TUJUAN UMUM
Pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi sebagai
satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan informasi
yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah,
dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan
2.2. TUJUAN KHUSUS
a. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan
faktor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan;
b. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
KLB/Wabah dan dampaknya;
c. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah;
dan;
d. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.

2.3.SASARAN
Sasaran penyelenggaraan Surveilans Kesehatan meliputi program
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan prioritas nasional, spesifik lokal atau
daerah, bilateral, regional dan global, serta program lain yang dapat
berdampak terhadap kesehatan.

2.4.RUANG LINGKUP
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu
secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh
sector kesehatan sendiri , diperlukan tata laksana terintegrasi dan
komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar
program, sehingga perlu dikembangkan subsistem surveilans epidemiologi
kesehatan yang antara lain :
1.Berdasarkan sasaran penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan terdiri atas:
a. surveilans penyakit menular
b. surveilans penyakit tidak menular

2
c. surveilans kesehatan lingkungan
d. surveilans kesehatan matra
e. surveilans masalah kesehatan lainnya.
2.Surveilans penyakit menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a paling sedikit meliputi:
a.surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
b.surveilans penyakit demam berdarah
c.surveilans malaria
d.surveilans penyakit zoonosis
e.surveilans penyakit filariasis
f.surveilans penyakit tuberkulosis
g.surveilans penyakit diare
h.surveilans penyakit tifoid
i.surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya
j.surveilans penyakit kusta
k.surveilans penyakit frambusia
l.surveilans penyakit HIV/AIDS
m.surveilans hepatitis
n.surveilans penyakit menular seksual
o.surveilans penyakitpneumonia, termasuk penyakit infeksi
saluran pernafasan akut berat (severe acute respiratory infection).
3.Surveilans penyakit tidak menular sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b paling sedikit meliputi:
a. surveilans penyakit jantung dan pembuluh darah
b. surveilans diabetes melitus dan penyakit metabolik
c. surveilans penyakit kanker
d. surveilans penyakit kronis dan degeneratif
e. surveilans gangguan mental; dan surveilans gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.
4.Surveilans kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c paling sedikit meliputi:
a. surveilans sarana air bersih
b. surveilans tempat-tempat umum
c. surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan
d. surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya
e. surveilans vektor dan binatang pembawa penyakit
f. surveilans kesehatan dan keselamatan kerja
g. surveilans infeksi yang berhubungan dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.

3
5.Surveilans kesehatan matra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
paling sedikit meliputi:
a. surveilans kesehatan haji
b. surveilans bencana dan masalah sosial
c. surveilans kesehatan matra laut dan udara.
6.Surveilans masalah kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e paling sedikit meliputi:
a.surveilans kesehatan dalam rangka kekarantinaan
b.surveilans gizi dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

c. surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi


besi, kekurangan vitamin A

d.surveilans gizi lebih

e.surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi


f.surveilans kesehatan lanjut usia
g.surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif
dan bahan berbahaya
h.surveilans penggunaan obat, obat tradisional, kosmetika, alat
kesehatan, serta perbekalan kesehatan rumah tangga
i.surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan.

2.5.BATASAN OPERASIONAL
1. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan melalui pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi sebagai satu kesatuan
yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan informasi yang objektif,
terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah, dan antar
kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan.
2. Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
pedoman untuk pengambilan keputusan, meliputi:
a. besaran masalah
b. faktor risiko
c. endemisitas
d. patogenitas, virulensi dan mutasi
e. status KLB/Wabah
f. kualitas pelayanan
g. kinerja program
h. dampak program

4
3. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus mampu memberikan gambaran epidemiologi yang tepat
berdasarkan dimensi waktu, tempat dan orang.

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1.KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


1) Sumber daya manusia di bidang epidemiologi sebagaimana dimaksud
pada Pasal 17 huruf a paling sedikit meliputi kompetensi untuk:
a. membuat pernyataan tentang situasi dan kecenderungan
penyakit/masalah kesehatan dan faktor risikonya;
b. menganalisis terjadinya kondisi luar biasa penyakit menular dan
masalah kesehatan lainnya yang dihadapi;
c. menganalisispotensi ancaman penyakit, sumber dan
cara penularan, serta faktor-faktor yang berpengaruh; dan/atau
d. menyusun rancangan rencana tindak dan respon cepat terhadap
faktor risiko, penyakit, serta masalah kesehatan lainnya.
2) Standar kompetensi sumber daya manusia di bidang epidemiologi oleh
organisasi profesi ahli epidemiologi yang diakui pemerintah.

2.2.DISTRIBUSI KETENAGAAN
Dinas Kesehatan merupakan pengambil kebijakan dalam
pendistribusian tenaga Puskesmas. Kebijakan pendistribusian diambil
sesuai dengan keadaan tenaga pada tiap puskesmas, Pendistribusian
tidak dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan indikator yang
jelas sebagai acuan. Tidak terdapat dokumen pendistribusian tenaga
yang jelas. Kepala Puskesmas langsung menunjuk atau menyerahkan
tanggung jawab dari satu tenaga ke tenaga lainnya sebagai penanggung
jawab program.

6
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1.STANDAR RUANGAN
Kegaiatan surveilans dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung. Di dalam gedung
dilakukan di semua unit layanan yang melakukan surveilans.

3.2.STANDAR PERALATAN
Set Keperawatan Kesehatan Masyarakat
 Alat Test Darah Portable /rapid diagnostictest( Hb, Gula darah, Asam
Urat, Kolesterol)
 Bak Instrumen dilengkapi Tutup
 Gunting Angkat Jahitan
 Gunting Iris Lurus
 Gunting Jaringan
 Gunting Verband
 Klem Arteri
 Kom Iodine
 Kom Kapas Steril
 Kom dilengkapi tutup
 Nierbeken
 Palu Reflex
 Peak Flow Meter
 Pen lancet
 Penlight
 Pinset Anatomis
 Pinset Cirurgis
 Sphygmomanometer Dewasa dan anak
 Stetoskop Anak
 Stetoskop Dewasa
 Termometer
 Timbangan Badan Dewasa

Bahan Habis Pakai


a. Alat tenun perawatan luka
b. Alkohol 70% kemasan botol 100 ml
c. Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar
d. Blood Lancet kemasan box isi 25
e. Handscrub kemasan botol 500 ml 1 botol
f. Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cmkemasan dos isi 1
g. Masker
h. NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml
i. Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 cm

7
j. Plester
k. Povidon Iodida
l. Refill Strip Asam Urat
m. Refill Strip Haemoglobin Darah
n. Refill Strip Glukosa kemasan
o. Refill Strip Kolesterol
p. Rivanol
q. Sarung Tangan Non Steril
r. Sarung Tangan Steril
s. Buku Analisa Data
t. Kertas PE

8
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1.LINGKUP KEGIATAN
Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena itu
secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat diselesaikan oleh
sector kesehatan sendiri , diperlukan tata laksana terintegrasi dan
komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar sektor dan antar
program, sehingga perlu dikembangkan subsistem surveilans epidemiologi
kesehatan yang antara lain :
a. Berdasarkan sasaran penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan terdiri
atas:
1) surveilans penyakit menular
2) surveilans penyakit tidak menular
3) surveilans kesehatan lingkungan
4) surveilans kesehatan matra
5) surveilans masalah kesehatan lainnya.
b. Surveilans penyakit menular sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a paling sedikit meliputi:
1) surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
2) surveilans penyakit demam berdarah
3) surveilans malaria
4) surveilans penyakit zoonosis
5) surveilans penyakit filariasis
6) surveilans penyakit tuberkulosis
7) surveilans penyakit diare
8) surveilans penyakit tifoid
9) surveilans penyakit kecacingan dan penyakit perut lainnya
10) surveilans penyakit kusta
11) surveilans penyakit frambusia
12) surveilans penyakit HIV/AIDS
13) surveilans hepatitis
14) surveilans penyakit menular seksual
15) surveilans penyakit pneumonia, termasuk penyakit
infeksi saluran pernafasan akut berat (severe acute respiratory
infection).
c. Surveilans penyakit tidak menular sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b paling sedikit meliputi:
a. surveilans penyakit jantung dan pembuluh darah
b. surveilans diabetes melitus dan penyakit metabolik
c. surveilans penyakit kanker

9
d. surveilans penyakit kronis dan degeneratif
e. surveilans gangguan mental; dan surveilans gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.
d. Surveilans kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c paling sedikit meliputi:
a. surveilans sarana air bersih
b. surveilans tempat-tempat umum
c. surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan
d. surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya
e. surveilans vektor dan binatang pembawa penyakit
f. surveilans kesehatan dan keselamatan kerja
g. surveilans infeksi yang berhubungan dengan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
e. Surveilans kesehatan matra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d paling sedikit meliputi:
1) surveilans kesehatan haji
2) surveilans bencana dan masalah sosial
3) surveilans kesehatan matra laut dan udara.
f. Surveilans masalah kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e paling sedikit meliputi:
1) surveilans kesehatan dalam rangka kekarantinaan
2) surveilans gizi dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
3) surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia
gizi besi, kekurangan vitamin A
4) surveilans gizi lebih
5) surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi
6) surveilans kesehatan lanjut usia
7) surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat
adiktif dan bahan berbahaya
8) surveilans penggunaan obat, obat tradisional, kosmetika, alat
kesehatan, serta perbekalan kesehatan rumah tangga
9) surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan.

4.2.METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan program kesehatan
indera meliputi :
a. Wawancara
b. Penyuluhan
c. Deteksi dini

10
4.3.LANGKAH KEGIATAN
Kegiatan Surveilans Kesehatan meliputi:
g. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan pasif. Jenis
data Surveilans Kesehatan dapat berupa data kesakitan,
kematian, dan faktor risiko. Pengumpulan data dapat diperoleh
dari berbagai sumber antara lain individu, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, unit statistik dan demografi, dan sebagainya. Metode
pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara,
pengamatan, pengukuran, dan pemeriksaan terhadap sasaran.
Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data, diperlukan
instrumen sebagai alat bantu. Instrumen dibuat sesuai dengan
tujuan surveilans yang akan dilakukan dan memuat semua
variabel data yang diperlukan.
h. Pengolahan data
Sebelum data diolah dilakukan pembersihan koreksi dan cek
ulang, selanjutnya data diolah dengan cara perekaman data,
validasi, pengkodean, alih bentuk (transform) dan
pengelompokan berdasarkan variabel tempat, waktu, dan orang.
Hasil pengolahan dapat berbentuk tabel, grafik, dan peta menurut
variabel golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau
berdasarkan faktor risiko tertentu. Setiap variabel tersebut
disajikan dalam bentuk ukuran epidemiologi yang tepat (rate,
rasio dan proporsi). Pengolahan data yang baik akan
memberikan informasi spesifik suatu penyakit dan atau masalah
kesehatan. Selanjutnya adalah penyajian hasil olahan data dalam
bentuk yang informatif, dan menarik. Hal ini akan membantu
pengguna data untuk memahami keadaan yang disajikan.
i. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode
epidemiologi deskriptif dan/atau analitik untuk menghasilkan
informasi yang sesuai dengan tujuan surveilans yang
ditetapkan. Analisis dengan metode epidemiologi deskriptif
dilakukan untuk mendapat gambaran tentang distribusi
penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya menurut waktu, tempat dan orang.
Sedangkan analisis dengan metode epidemiologi analitik
dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variable yang dapat
mempengaruhi peningkatan kejadian kesakitan atau masalah
kesehatan. Untuk mempermudah melakukan analisis dengan
metode epidemiologi analitik dapat menggunakan alat bantu
statistik. Hasil analisis akan memberikan arah dalam

11
menentukan besaran masalah, kecenderungan suatu keadaan,

sebab akibat suatu kejadian, dan penarikan kesimpulan.


Penarikan kesimpulan hasil analisis harus didukung dengan teori
dan kajian ilmiah yang sudah ada.
j. Diseminasi informasi.
Diseminasi informasi dapat disampaikan dalam bentuk buletin,
surat edaran, laporan berkala, forum pertemuan, termasuk
publikasi ilmiah. Diseminasi informasi dilakukan dengan
memanfaatkan sarana teknologi informasi yang mudah diakses.
Diseminasi informasi dapat juga dilakukan apabila petugas
surveilans secara aktif terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan
dan monitoring evaluasi program kesehatan, dengan
menyampaikan hasil analisis.

12
BAB V
LOGISTIK

Untuk kepentingan pemeriksaan atau tindakan yang berhubungan


dengan penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan, alat-alat dan
obat-obatan yang dibutuhkan yang harus tersedia di Puskesmas adalah:

Set Keperawatan Kesehatan Masyarakat


a. Alat Test Darah Portable /rapid diagnostictest( Hb, Gula darah,
Asam Urat, Kolesterol)
b. Bak Instrumen dilengkapi Tutup
c. Gunting Angkat Jahitan
d. Gunting Iris Lurus
e. Gunting Jaringan
f. Gunting Verband
g. Klem Arteri
h. Kom Iodine
i. Kom Kapas Steril
j. Kom dilengkapi tutup
k. Nierbeken
l. Palu Reflex
m. Peak Flow Meter
n. Pen lancet
o. Penlight
p. Pinset Anatomis
q. Pinset Cirurgis
r. Sphygmomanometer Dewasa dan anak
s. Stetoskop Anak
t. Stetoskop Dewasa
u. Termometer
v. Timbangan Badan Dewasa
II. Bahan Habis Pakai
a. Alat tenun perawatan luka
b. Alkohol 70% kemasan botol 100 ml
c. Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar
d. Blood Lancet kemasan box isi 25
e. Handscrub kemasan botol 500 ml 1 botol
f. Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cmkemasan dos isi 1
g. Masker
h. NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml
i. Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 cm

13
j. Plester
k. Povidon Iodida
l. Refill Strip Asam Urat
m. Refill Strip Haemoglobin Darah
n. Refill Strip Glukosa kemasan
o. Refill Strip Kolesterol
p. Rivanol
q. Sarung Tangan Non Steril
r. Sarung Tangan Steril
s. Buku Analisa Data
t. Kertas PE

14
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Dari segi keselamatan bagi sasaran kegiatan, segala bentuk resiko dan
kerugian yang diakibatkan dari kegiatan upaya kesehatan indera harus
dihindari. Untuk itu perlu dilakukan segala upaya pencegahan terhadap
resiko yang ditimbulkan . Mencegah atau membatasi penularan infeksi di
sarana pelaksanaan kegiatan dan saran pelayanan kesehatan memerlukan
penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai “Pengendalian”.
Dalam hal ini ada 6 Sasaran Keselamatan Pasien yang harus
diperhatikan. 6 SKP tersebut meliputi :
1. SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan
/ Prosedur.
2. SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanan
verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara
konsisten
3. SASARAN III :PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YAN PERLU
DIWASPADAI
Mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-
obatan yang perlu diwaspadai
4. SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT
PROSEDUR, TEPAT PASIEN
Mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi,
tepat prosedur, tepat pasien
5. SASARAN V : PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN
Mengembangkan susatu pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan
6. SASARAN VI : PENGURANGAN PASIEN CEDERA KARENA
JATUH
Mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko pasien
jatuh

15
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dari segi keselamatan kerja, segala bentuk resiko dan kerugian yang
diakibatkan harus dihindari. Untuk itu perlu dilakukan segala upaya
pencegahan terhadap resiko yang ditimbulkan . Mencegah atau membatasi
penularan infeksi di sarana Pelayanan Kesehatan memerlukan penerapan
prosedur dan protokol yang disebut sebagai “Pengendalian”.
Tujuan dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah untuk
membantu mengurangi penyebaran infeksi yang terkait dengan pelayanan
upaya kesehatan indera Penglihatan. Kewaspadaan merupakan tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi, kewaspadaan tersebut meliputi :
a. Kebersihan tangan
b. APD ( sarung tangan, masker, google, face shield )
c. Peralatan perawatan pasien
d. Pengendalian lingkungan
e. Penempatan pasien
f. Hygiene respirasi
g. Praktik menyuntik aman

16
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan medik di Puskesmas merupakan hasil akhir dari


interaksi antara struktur, input, proses dan output.
Puskesmas mempunyai program mutu internal dan ekternal, untuk
mengevaluasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
yang diberikan. Program peningkatan mutu dilakukan dengan memantau
Indeks Kepuasan Masyarakat, dengan cara wawancara/kuesioner dengan staf
dan pelanggan.
Pengendalian mutu dan upaya peningkatan mutu Puskesmas dapat dilakukan
dengan :
A. Pengawasan
1. Pengawasan internal dilakukan oleh Puskesmas maupun Dinas
Kesehatan, melalui penilaian standar Puskesmas
2. Pengawasan Eksternal dilakukan melalui :
a. Pengawsan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan
masyarakat
b. Pengawasan dilakukan oleh institusi kesehatan yang terkait
dengan pelayanan medik dasar
B. Pembinaan
Pembinaan berupa bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan dan
latihan, penyuluhan dan kegiatan pemberdayaan lain.

17
BAB IX
PENUTUP

Buku Pedoman ini disusun secara praktis dengan harapan dapat


langsung digunakan oleh tenaga kesehatan terutama di Puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan pelayanan pada pasien dengan gangguan jiwa.
Buku Pedoman ini tentu jauh dari sempurna sehingga diharapkan
masukan dan saran untuk penyemprnaannya. Sehingga nantinya materi
pedoman ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan di lapangan
Tim penyusun berharap pedoman ini dapat bermanfaat dalam
memudahkan semua pihak untuk menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.

18

Anda mungkin juga menyukai