Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SURVEILANS AKTIF

PUSKESMAS SUGIHMUKTI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
2019
A. Pendahuluan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang
Pusat kesehatan Masyarakat dijelaskan bahwa Puskesmas adalah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
dan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya preventif dan promotif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat yang ada di puskesmas
adalah Surveilans Kesehatan. Surveilans Kesehatan adalah kegiatan
pengamatan yang sistematis dan terus – menerus terhadap data dan informasi
tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan melalui
pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data dan diseminasi
sebagai satu kesatuan yang tidak terpiisahkan untuk menghasilkan informasi
yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar wilayah dan
antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan keputusan.

B. Latar Belakang
Fungsi dasar Surveilans Kesehatan tidak hanya untuk kewaspadaan
dini penyakit yang berpotensi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), tetapi juga
sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan program kesehatan
jangka menengah dan jangka panjang. Untuk itu hendaknya pelaksanaan
Surveilans Kesehatan mencakup seluruh pelaksanaan program di bidang
kesehatan yang membutuhkan pengamatan terus-menerus, analisis dan
diseminasi informasi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan data dan informasi
yang terpercaya dan mempunyai aspek kekinian.
Surveilans Kesehatan yang mengandalkan kecepatan, ketepatan, dan
kualitas data dan informasi perlu menyesuaikan dengan kemajuan teknologi.
Namun demikian prinsip epidemiologi dalam Surveilans Kesehatan tidak boleh
ditinggalkan.
Secara umum Surveilans Kesehatan diperlukan untuk menjamin
tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam manajemen kesehatan. Dalam pelaksanaan Surveilans
Kesehatan diperlukan harmonisasi secara lintas program dan lintas sektor
yang diperkuat dengan jejaring kerja Surveilans Kesehatan.
C. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Tersedianya data dan informasi sebagai dasar pengambilan
keputusan terkait masalah kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Identifikasi kasus baru penyakit menular dan tidak menular atau
kematian (case finding)
b. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit
c. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit (deteksi
dini penyakit)
d. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban
penyakit pada populasi
e. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu
perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi program
kesehatan

D. Kegiatan dan Rincian Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Meningkatkan upaya penemuan penderita penyakit menular
maupun tidak menular di fasilitas Kesehatan (Bidan Praktek
Swasta, Dokter Praktek Swasta, Pustu, Polindes)
2. Meningkatkan upaya penemuan penderita melalui laporan kader
maupun masyarakat
3. Menegakkan atau memastikan diagnosis pada saat
pengumpulan data
4. Menghitung jumlah kasus / angka insiden dalam pengolahan data
5. Menggambarkan karakteristik penyakit berpotensi wabah/KLB
untuk analisis data

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

F. Sasaran
Sasaran kerangka acuan kegiatan :
1. Dokter Praktek Swasta
2. Bidan Praktek Swasta
3. Pustu
4. Polindes

G. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan diselenggarakan setiap minggu pertama awal
bulan
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dilakukan pada setiap petugas yang melaksanakan
kegiatan dan dikelola dengan baik sehingga dapat digunakan sewaktu
dibutuhkan. Pelaporan dilakukan oleh penanggung jawab program
surveilans dan dilaporkan ke Kepala Puskesmas Sugihmukti

LAMPIRAN DEFINISI OPERASIONAL PENYAKIT


1) Lampiran Definisi Operasional Penyakit Menular (Kemenkes RI Nomor
1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu)
No Penyakit Definisi Kasus
1 Kolera Penderita diare klinis dengan pemeriksaan
laboratorium pada tinja dana tau muntahan
menunjukkan adanya kuman kolera (Vibrio Cholerae)
2 Diare Klinis Buang air besar lembek atau cair dengan frekuensi
lebih dari biasanya
3 Diare Diare klinis yang disertai darah sebagai bercak coklat
berdarah atau merah. Apabila dilakukan pemeriksaan tinja
ditemukan sel darah merah
4 Tifus perut Demam tinggi terus menerus 7 (tujuh) hari atau lebih,
klinis permukaan lidah kotor dan pinggirnya merah (thypoid
tounge) dapat disertai sembelit (obstipasi), diare,
kesadaran menurun
5 Tifus perut Demam tinggi terus – menerus yang pada
widal/kultur pemeriksaan laboratorium darah, air seni, tinja atau
(+) sumsum tulang menunjukkan kuman Salmonella
typhi atau pada serum darah terdapat kenaikan kadar
zat antinya
6 TBC paru Penderita tersangka TBC yang menyerang jaringan
BTA (+) paru, tidak termasuk selaput paru (pleura) dan 2 dari
3 spesimen dahak sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) BTA
positif, atau 1 spesimen dahak SPS BTA positif
dengan foto rontgen dada menunjukkan gambaran
tuberculosis aktif, termasuk penderita berobat atau
belum berobat dengan DOTS
7 Tersangka Batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu
TBC paru atau lebih disertai antara lain dahak bercampur darah
/ batuk darah, sesak napas, dan rasa nyeri dada,
badan lemah, napsu makan menurun, berat badan
turun, rasa kurang enak badan (malaise, bekeringat
malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang
lebih dari sebulan)
8 Kusta PB Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai
mati rasa / anastesi yang jumlah bercak 1-5 buah,
atau ditemukan hanya satu kerusakan syaraf tepid an
bila dilakukan pemeriksaan skin smear BTA negative
9 Kusta MB Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai
mati rasa lebih dari 5 buah, atau ditemukan lebih dari
satu kerusakan saraf tepid an bila dilakukan
pemeriksaan skin smear BTA positif
10 Campak Panas tinggi 38 derajat celcius atau lebih dengan
bercak kemerahan (rash) di kulit selama 3 hari atau
lebih sesudah 3 hari panas atau lebih, disertai salah
satu gejala batuk, pilek, dan mata merah
(conjunctivitis)
11 Difteri Panas lebih kurang 38 derajat celcius atau lebih
disertai adanya pseudo membrane (selaput tipis)
putih keabu-abuan pada tenggorokan (laring, faring,
tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah.
Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak
seperti leher sapi (bull neck) dan sesak nafas disertai
bunyi (stridor) dan pada pemeriksaan apusan
tenggorokan atau hidung terdapat kuman difteri.
12 Batuk rejan/ Batuk beruntun dan pada akhir batuk menarik nafas
pertusis panjang terdengar suara “hup” (whoop) yang khas,
biasanya disertai muntah. Serangan batuk lebih
sering pada malam hari. Akibat batuk yang berat
dapat terjadi pendarahan selaput lender mata
(conjugtiva) atau pembengkakan disekitar mata
(edema periorbital). Lamanya batuk bisa mencapai 1-
3 bulan dan penyakit ini sering disebut penyakit batuk
100 hari. Pemeriksaan laboratorium pada apusan
lender tenggorokan dapat ditemukan kuman
pertussis (Bordetella pertussis)
13 Tetanus Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani.
Terdiri dari Tetanus Neonatorum dan Tetanus.
Tetanus Neonatorum adalah bayi lahir hidup normal
dapat menangis dan menetek selama 2 hari
kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang
rangsang pada umur 3-28 hari. Tetanus dengan
gejala riwayat luka, demam, kejang rangsang, risus
sardonicus (muka setan), kadang-kadang disertai
perut papan dan opistotonus (badan melengkung)
pada umur diatas 1 bulan.
14 Hepatitis Demam, badan lemas, mual, selaput mata berwarna
klinis kuning atau air kencing berwarna seperti the
15 Hepatitis Hepatitis akut dan kronis, pada pemeriksaan
HBsAg (+) laboratorium darah/tinja menunjukkan adanya
antigen virus tersebut
16 Malaria Demam menggigil dapat disertai sakit kepala, mual,
klinis muntah, diare pada anak-anak, nyeri otot atau pegal-
pegal pada orang dewasa, anemi, limpa, dan hati
membesar, kejang dan kesadaan menurun
17 Malaria Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah
vivax tebal terdapat parasite Plasmodium vivax
18 Malaria Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah
falcifarum tebal terdapat parasite Plasmodium falcifarum
19 Malaria mix Malaria klinis dengan pemeriksaan sediaan darah
tebal terdapat dua jenis parasite Plasmodium atau
lebih
20 Demam Demam Tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab
berdarah yang jelas terdapat tanda-tanda perdarahan (bitnik-
dengue bintik merah/ptekie, mimisan perdarahan pada gusi,
muntah/berak darah). Ada perbesaran hati dan dapat
timbul syok (pasien gelisah, nadi cepat dan lemah,
kaki tangan dingin, kulit lembab kesadaran menurun).
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat
hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit 20 %) dan
trombositopeni (thrombosit < 100.000/mm3)
21 Demam Demam tinggi mendadak 2-7 hari tanpa penyebab
dengue jelas, muka kemerahan, keluhan nyeri kepala, nyeri
belakang bola mata, nyeri sendi, raum pada kulit
dapat disertai dengan tanda-tanda perdarahan
(bitnik-bintik) merah/ptekie, mimisan). Pada
pemeriksaan laboratorium terdapat leukopenia dan
penurunan trombosit.
22 Pneumonia Batuk dana tau kesukaran bernafas disertai
peningkatan frekuensi nafas, sesuai umur atau
penarikan dinding dada bagian bawah (severe chest
indrawing). Frekuensi nafas pada umur 2-11 bulan
sebesar 60 kali permenit atau lebih, sedang pada
umur 1-5 tahun sebesar 40 kali permenit atau lebih
23 Sifilis Suatu penyakit dengan ulcus (primer) atau lesi
mukokutaneus (sekunder) dan tes serologi reaktif
(non-treponema, RPR/VDRL dengan titer >1 : 4 atau
tes treponema, TPHA kuantitatif)
24 Gonorrhea Keluarnya dari tubuh (nanah) pada uretra atau
vagina. Pada pemeriksaan laboratorium dapat
ditemukan kuman Neisseria gonococcus
25 Frambusia Pada permukaan kulit terdapat papilloma bentuk
(patek) buah arbei dengan permukaan basah tanpa nanah.
Pada pemeriksaan usapan pada papilloma dapat
ditemukan kuman Treponema pertenue
26 Filariasis Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenitis)
(kaki gajah) berupa benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha
atau ketiak tanpa adanya luka, dapat disertai demam
berulang selama 3-4 hari. Pada keadaan lanjut terjadi
pembesaran tungkai, lengan, payudara, kantong
buah zakar. Pada pemeriksaan laboratorium dapat
ditemukan mikrofilaria Wuchereria bancrofti. Brugia
malayi atau Brugia timori
27 Influensa Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
influenza virus yang menyerang saluran pernapasan
manusia dengan tanda-tanda demam, sakit kepala,
letih, batuk kering, tenggorokan kering, hidung
tersumbat, dan badan lesu
28 Ensefalitis Panas tinggi, kejang klonik, kesadaran menurun dan
reflek patologis positip. Pemeriksaan laboratorium
pada darah atau cairan serebrospinal dapat
ditemukan kuman atau zat antibody
29 Meningitis Panas, kaku kuduk, kejang klonik, kesadaran
menurun, reflek patologis positif. Pemeriksaan
laboratorium pada cairan serebrospinal (tulang
belakang) dapat ditemukan kuman penyebab
meningitis.

2) Lampiran Definisi Operasional Penyakit Tidak Menular (Kemenkes RI


Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit
Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu)
No Penyakit Definisi Kasus
1 Hipertensi Meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari
140 mmHg dana tau diastolic lebih besar dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat
(tenang)
2 Diabetes Penderita dengan reduksi urin positif (benedik atau
mellitus tes celup dengan kertas lakmus)
3) Lampiran Format Laporan Bulanan Surveilans Terpadu Penyakit (STP) Berbasis Puskesmas
LAPORAN SURVEILANS TERPADU PENYAKIT BERBASIS PUSKESMAS
(KASUS BARU)
Periode Laporan : 2019
Puskesmas : Tahun :
Kecamatan : Bulan :
Kabupaten/Kota : Jumlah kunjungan :
Provinsi :

GOLONGAN UMUR
No. Jenis Penyakit 0-7Hr 8- 29Hr- 1-4Th 5-9TH 10-14Th 15- 20-44Th 45- 55- 60- >70Th Jml Total
28Hr 1Th 19Th 54Th 59Th 69Th
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Kolera
2 Diare
3 Diare Bedarah
4 Tifus Perut Klinis
5 Tuberkulosa Paru BTA
(+)
6 Tersangka TB Paru
7 Kusta PB
8 Kusta MB
9 Campak
10 Difteri
11 Batuk Rejan
12 Tetanus
13 Hepatitis Klinis
14 Malaria Klinis
15 Malaria Vivax
16 Malaria Falciparum
17 Malaria Mix
18 Demam Berdarah
Dengue
19 Demam Dengue
20 Pneumonia
21 Sifilis
22 Gonorrhoe
23 Frambusia
24 Filarisis
25 Influenza
26 Hipertensi
27 Diabetes

Mengetahui : Bandung, 2019


Kepala Puskesmas ……………. Pengelola Program

………………………………………. …………………………………..
4) Lampiran Format Laporan Mingguan (W2)

FORMAT MINGGUAN (W2)

Puskesmas/Pustu/Bidan* :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Periode pelaporan dari Minggu tanggal …sampai sabtu tanggal …

KODE SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS BARU


A Diare Akut
B Malaria Konfirmasi
C Tersangka Demam Dengue
D Pneumonia
E Diare Berdarah Atau Disentri
F Tersangka Demam Tifoid
G Jaundice Akut
H Tersangka Chikungunya
J Tersangka Flu Burung pada Manusia
K Tersangka Campak
L Tersangka Difteri
M Tersangka Pertussis
N Lumpuh Layuh Mendadak (AFP)
P Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Q Tersangka Antrax
R Tersangka Leptospirosis
S Tersangka Kolera
T Kluster Penyakit yang tidak lazim
U Tersangka Meningitis / Encephalitis
V Tersangka Tetanus Neonatorum
W Tersangka Tetanus
Y ILI (Penyakit Serupa Influenza)
Z HFMD/ Flu Singapur
X TOTAL (Jumlah Kunjungan)

Sugihmukti, ………………….
Mengetahui,
……………………………………. Pengelola Surveilans

…………………………………………. ………………………………..
NIP/NRPTT………………………………… NIP. ………………………………

Anda mungkin juga menyukai