Anda di halaman 1dari 2

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI RABIES

No. Dokumen : P/907/440/III/2019/SGM


No.Revisi :-
SOP Tanggal
: 16 Maret 2019
Terbit
Halaman : 1 s.d 2

PUSKESMAS
SUGIHMUKTI
dr. Redy Hanida
NIP. 19720403 200701 1 015
1. Pengertian Penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang
disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies
terutama anjing, kucing dan kera. Tata cara pemberian vaksin anti rabies adalah cara
pemberian vaksin anti rabies yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Rabies
atau Penyakit Anjing Gila.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam penerapan langkah-langkah untuk penyelidikan
epidemiologi rabies.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sugihmukti Nomor: P/520/440/II/2019/SGM tentang
Pengelolaan dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Sugihmukti.
4. Referensi
a. Undang-undang no.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulanagan Wabah
penyakit
5. Prosedur Alat dan Bahan :

a. Alat tulis
b. Air
c. Sabun atau detergen
d. Antiseptik
e. VAR
f. Safety box
6. Langkah- a. Petugas melakukan penanganan luka gigitan hewan penular rabies :
Langkah 1) Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air (sebaiknya air yang
mengalir), dengan sabun atau detergent selama 10 – 15 menit.
2) Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain).
3) Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi.
b. Petugas menyuntikan vaksin anti rabies, dosis dan cara pemberian vaksin anti
rabies :
Vaksin PVRV (Purufied Vero Rabies Vaccine) terdiri dari vaksin kering dalam
vial dan pelarut sebanyak 0,5 ml dalam syringe.
1) Dosis dan cara pemberiannya sesudah digigit adalah ; Cara pemberiannya
adalah disuntikkan secara intra muskular (im) didaerah deltoideus / lengan
atas kanan dan kiri. Dosis untuk anak dan dewasa sama yaitu 0,5 ml dengan
4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari ke 7
satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian.
c. Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR sesudah digigit ; cara
pemberiannya sama diatas. Dosis untuk anak dan dewasa sama yaitu Dasar
0,5 ml dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus),
hari ke 7 satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian. Ulangan 0,5
ml sama pada anak dan dewasa pada hari ke 90.

7. Hal – Hal Yang perlu


Memastikan gigitan hewan penular rabies (anjing, kucing, kera) termasuk luka gigitan
diperhatikan resiko tinggi atau luka gigitan resiko rendah.
8. Unit Terkait a. UKP
b. Bidan Desa
c. Dinkes Kab. Bandung
9. Dokumen Terkait a. Laporan hasil kegiatan
b. Laporan Rabies

10. Rekaman Historis


Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai