Anda di halaman 1dari 4

TERKENDALI

RABIES

No. Dokumen : 480/SOP-3/VI/2022

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 20 Juni 2022

HALAMAN : 1/2

drg. Hilma Handayani


UPTD Puskesmas Beji
NIP. 197507302002122003

Rabies adalah penyakit infeksi akut sistem saraf pusat yang disebabkan oleh
virus rabies yang termasuk genus Lyssa-virus, family Rhabdoviridae dan
1. Pengertian
menginfeksi manusia melalui gigitan hewan yang terinfeksi (anjing, monyet,
kucing, serigala
Sebagai acuan Langkah-langkah petugas dalam menegakkan diagnosa dan
2. Tujuan
pengenalan gejala rabies serta tatalaksana Di UPTD Puskesmas Beji.
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Beji Nomor
3. Kebijakan 445/079/Kpts/Beji/VI/2022 tentang kebijakan panduan praktik klinis di UPTD
Puskesmas Beji
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
4. Referensi HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di
fasilitas kesehatan tingkat pertama
1. Petugas menjelaskan prosedur dan meminta persetujuan tindakan medis
pada keluarga atau pasien, pasien atau keluarga menandatangani surat
persetujuan tindakan medis
2. Petugas mencuci tangan sesuai prosedur PPI
3. Petugas mengedukasi pasien pentingnya isolasi segera setelah diagnosis
ditegakkan untuk menghindari rangsangan-rangsangan yang bisa
menimbulkan spasme otot ataupun untuk mencegah penularan
4. Fase awal: Luka gigitan harus segera dicuci dengan air sabun (detergen) 5-
5. Prosedur/Langkah- 10 menit kemudian dibilas dengan air bersih, dilakukan debridement dan
langkah
diberikan desinfektan seperti alkohol 40-70%, tinktura yodii atau larutan
ephiran, Jika terkena selaput lendir seperti mata, hidung atau mulut, maka
cucilah kawasan tersebut dengan air lebih lama; pencegahan dilakukan
dengan pembersihan luka dan vaksinasi
5. Fase lanjut: tidak ada terapi untuk penderita rabies yang sudah
menunjukkan gejala rabies, penanganan hanya berupa tindakan suportif
dalam penanganan gagal jantung dan gagal nafas
6. Petugas memberikan Serum Anti Rabies (SAR) Bila serum heterolog
(berasal dari serum kuda) Dosis 40 IU/ kgBB disuntikkan infiltrasi pada luka
sebanyak-banyaknya, sisanya disuntikkan secara IM. Skin test perlu
dilakukan terlebih dahulu. Bila serum homolog (berasal dari serum manusia)
dengan dosis 20 IU/ kgBB, dengan cara yang sama
7. Pemberian serum dapat dikombinasikan dengan Vaksin Anti Rabies (VAR)
pada hari pertama kunjungan
8. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dalam waktu 10 hari infeksi yang
dikenal sebagai post-exposure prophylaxis atau “PEP” VAR secara IM pada
otot deltoid atau anterolateral paha dengan dosis 0,5 ml pada hari 0, 3, 7,14,
28 (regimen Essen atau rekomendasi WHO), atau pemberian VAR 0,5 ml
pada hari 0, 7, 21 (regimen Zagreb/rekomendasi Depkes RI)
9. Pada orang yang sudah mendapat vaksin rabies dalam waktu 5 tahun
terakhir, bila digigit binatang tersangka rabies, vaksin cukup diberikan 2
dosis pada hari 0 dan 3, namun bila gigitan berat vaksin diberikan lengkap.
10. Pada luka gigitan yang parah, gigitan di daerah leher ke atas, pada jari
tangan dan genitalia diberikan SAR 20 IU/kgBB dosis tunggal. Cara
pemberian SAR adalah setengah dosis infiltrasi pada sekitar luka dan
setengah dosis IM pada tempat yang berlainan dengan suntikan SAR,
diberikan pada hari yang sama dengan dosis pertama SAR
11. Petugas melepaskan APD
12. Petugas mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir atau
menggunakan handscrub

6. Bagan Alir -

7. Unit terkait Ruang tindakan dan gawat darurat

2/2
DAFTAR TILIK RABIES

NO LANGKAH – LANGKAH YA TIDAK


1. Apakah Petugas sudah memberi senyum salam dan sapa?
2. Apakah Petugas sudah memperkenalkan diri?

3. Apakah Petugas sudah melakukan anamnesa dan mencacat di form KIE


GHPR :
1. Kapan tanggal kejadian ?
2. Dimana alamat kejadian ?siapa nama pemiliknya?
3. Hewan apa yang mengigit (anjing, kucing atau kera) ?
dan apakah hewan penggigit sudah di vaksin?
4. Di bagian tubuh mana lokasi gigitan?
a. Luka resiko tinggi : diatas daerah Bahu (muka,
kepala, leher) ujung-ujung jari tangan dan kaki,
genetalia, luka yang lebar/dalam. Luka yang banyak
(multiple)
b. Luka resiko rendah : jilatan pada kulit,
cakaran/goresan/ lecet, gigitan didaerah sekitar
tangan, badan, kaki
5. Apakah pasien pernah mendapat VAR dan kapan?
6. Bagaimana tipe luka gigitan ?
7. Bagaimana riwayat gigitan, apa yang di propokasi atau
di serang tiba-tiba?
8. Bagaimana keadaan hewan setalah mengigit (Hidup,
lari/hilang, di bunuh, atau mati sendiri?

4. Apakah Apakah petugas sudah menanyakan luka gigitan sudah di cuci


dengan sabun antiseptik pada air mengalir selama 10-15 menit?
5. Apakah Jika belum, apakah petugas sudah mengajurkan pasien untuk
mencuci luka kembali dengan sabun antiseptic pada air mengalir
selama 10-15 menit?
6. Apakah Apakah Petugas sudah mencuci tangan?
7. Apakah Apakah Petugas sudah mengunakan sarung tangan?
8. Apakah Apakah Petugas sudah memberikan pengobatan antibiotic
berupa betadine untuk mencegah infeksi sekunder dan analgetic
untuk mengurangi rasa nyeri?
NO LANGKAH – LANGKAH YA TIDAK
9. Apakah Apakah Petugas sudah memberikan vaksin anti Rabies (VAR)
sesuai periode pemberian untuk gigitan beresiko tinggi?
Jumlah

CR............................................. %.
Depok,…………………………
Pelaksana/ Auditor

(……………………)

Anda mungkin juga menyukai