Anda di halaman 1dari 3

PENYELIDIKAN

EPIDEMIOLOGI GHPR
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

PUSKESMAS KILAN Ns.SETIAWAN,S.Kep


NIP. 19800201 200604 1 012
1. Pengertian Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut pada susunan
saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui
gigitan hewan penular rabies terutama anjing, kucing dan kera.Luka
gigitan hewan penular rabies adalah luka yang disebabkan oleh gigitan
hewan yang dicurigai dapat berpotensi menularkan virus rabies
2. Tujuan
1. Mencegah penularan virus rabies, serta mengurangi resiko infeksi
virus rabies
2. Menanggulangi penularan virus rabies dari hewan ke manusia
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No tentang Penyelenggaraan Program
4. Referensi 1. UU No. 4 Th .1984 tentang wabah penyakitr menular.
2. Keputusan bersama Dirjen P2 dan PL, Dirjen Peternakan dan Dirjen
PUOD No.KS.00-1.1554,No 99/TN.560/KPTS/DJP/Deptan/1999,
No.443.2-270 tentang pelaksanaan pembebasan dan
mempertahankan daerah bebas rabies diwilayahb republik Indonesia.
5. Prosedur/
ALAT
Langkah-langkah
1. Kran dengan air bersih yang mengalir

2. Kasa steril

3. Sarung tangan bersih

4. Needle dan spuit 1 cc

5. Kapas alkohol

6. Sabun

7. Pinset sirugik dan anatomis

8. Gunting jaringan

9. Gunting perban

10. Cairan antiseptik

11. Kom

12. Bengkok
13. Vaksin anti rabies

14. Serum anti rabies jika tersedia

15. Plaster

16. Cairan steril atau NaCl

17. Salep antibiotik atau sufratul

Perawatan luka gigitan

1. Jelaskan prosedur pembersihan luka pada pasien dan aspek yang perlu
dinilai dalam mempertimbangkan pemberian suntikan VAR atau SAR,
beri pengertian sejak awal mengenai perlu atau tidaknya pemberian
VAR dan SAR. Cari pemiliki hewan yang dicurigai penular rabies
(jika ada) dan amati apakah anjing meninggal atau menunjukan gejala
infeksi rabies jangka waktu 2 minggu setelah gigitan.
2. Minta persetujuan menangani luka pada pasien dan atau keluarga
3. Siapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan bersih
5. Bebaskan area sekitar luka dari pakaian yang menghalangi
6. Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air (sebaiknya air
yang mengalir), dengan sabun atau detergent selama 10 – 15 menit,
bila perlu gunakan kasa untuk membantu membersihkan.
7. Keringkan luka dengan kasa steril.
8. Ganti sarung tangan yang basah dengan sarung tangan bersih yang
baru.
9. Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain) pada
luka.
10. Nilai besarnya luka, usahakan membersihkan luka sebersih mungkin,
dengan menggunakan pinset, kasa dan cairan antiseptik. Luka gigitan
tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi jika sangat
diperlukan dan hanya berupa jahitan situasonal.
11. Setelah luka sudah bersih, tutup dengan menggunakan sufratul atau
salep antibiotik, lalu tutup dengan kasa dan plaster.
12. Jika pasien membutuhkan suntikan VAR karena termasuk luka
beresiko infeksi dan anjing terbukti terinfeksi rabies maka selanjutnya
dilakukan prosedur penyuntikan VAR.
13. Jika pasien dinilai belum membutuhkan suntikan VAR/SAR maka
pasien dan hewan yang dicurigai diobservasi selama 2 minggu dari
gigitan atau dapat dikonfirmasi dengan dokter hewan setempat, jika
memungkinkan maka spesimen otak hewan dicurigai/penular rabies
dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Apabila hewan mati maka,
pasien harus mendapat suntikan VAR/SAR, sesuai dengan resiko yang
ada.

Prosedur penyuntikan VAR (dilakukan 2 orang)

1. Siapkan VAR (dalam hal ini VERORUB®), kapas dan alkohol. Serta
sarung tangan bersih.
2. Jelaskan prosedur penyuntikan dan minta izin pada pasien dan atau
keluarga pasien, termasuk jelaskan jadwal suntikan kedua dan ketiga
dari VAR.
3. Petugas mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan.
4. Bersihkan area deltoit kiri dan kanan pasien dengan kapas alkohol
secara memutar dari arah dalam ke luar.
5. Tunggu sebentar hingga alkohol kering
6. Dengan bantuan perawat kedua atau asisten suntikan VAR secara
bersamaan pada deltiot kanan dan kiri secara intra muscular. Dosis
untuk dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali pemberian
sekaligus), hari ke 7 satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali
pemberian.
7. Tarik jarum suntik keluar, tekan daerah suntikan beberapa saat.
8. Tutup kembali spuit dan lepaskan needle dari spuit lalu, buang needle
dan spuit terpisah sesuai tempatnya pada sampah medis.
9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Tanyakan kondisi pasien dan catat tindakan.
11. Jika SAR juga tersedia dan pasien beresiko tinggi maka VAR dan
SAR dapat diberikan secara bersamaan, cara pemberiannya sama
diatas. Dosis untuk anak dan dewasa sama yaitu Dasar 0,5 ml dengan 4
kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari ke
7 satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian. Ulangan 0,5
ml pada anak dan dewasa pada hari ke 90.
12. Apabila pasien dinilai membutuhkan SAR namun tidak terdapat SAR
pasien dapat dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang memiliki
SAR, setelah luka dirawat.

Anda mungkin juga menyukai