Anda di halaman 1dari 4

URAIAN TUGAS BIDAN PENYELIA

1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan


2. Melaksanakan anamneses klien pada kasus patologis kebidanan
3. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien kasus patologis kebidanan
4. Merencanakan askeb pada kasus patologi kegawat daruratan kebidanan
5. Melakukan pelayanan askeb pada px kasus patologi kegawat daruratan
6. Melaksanakan konseling kepada klien dengan kasus bermasalah
7. Melakukan rujukan kasus fisiologi
8. Melakukan rujukan pada kasus patologi
9. Melakukan pengambilan secret serviks
10. Melaksanakan konseling kasus patologi kegawat daruratan kebidanan
11. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan klien kasus patologi bermasalah
12. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan klien kasus fisiologi bermasalah

PEMERINTAH KOTA PEMATANGSIANTAR


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MARTOBA
Jalan Tb. Simatupang No. 117 Pematangsiantar
Email : puskesmasmartoba65@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


RABIES

I. PENDAHULUAN
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada SSP yang disebabkan oleh virus rabies,
dan ditularkan melalui gigitan hewan menular rabies terutama anjing, kucing dan kera.
Rabies sangat berbahaya karena hampir selalu diakhiri dengan kematian. Masa inkubasi
umumnya 3-8 minggu, berhubungan dengan jarak yang harus ditempuh oleh virus
sebelum mencapai otak.
Gejala-Gejala Klinis kasus Gigitan/Rabies: 1. Stadium Prodromal, 2. Stadium
Sensoris (nyeri pada luka), 3. Stadium Eksitasi (hiperhidrosis, hipersalivasi,
hiperlakrimasi dan pupil dilatasi; fobia air, udara, cahaya, suara), 4. Stadium Paralis
(sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi, jika mencapai
stadium ini, terjadi paresis otot-otot yang bersifat progresif) Kasus gigitan hewan menular
rabies harus ditangani dengan cepat dan sesegera mungkin. Untuk
mengurangi/mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang paling
efektif ialah mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau
detergent selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat
merah dan lain-lain). Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi.
Pertimbangkan pemberian vaksin anti rabies (VAR), antibiotik, dan analgetik,Luka resiko
rendah: jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet (erosi,ekskoriasi), luka kecil disekitar
tangan, badan, dan kaki. Luka resiko tinggi: jilatan/luka pada mukosa, luka di atas
daerah bahu (muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang
lebar/dalam dan luka yang banyak (multipel). Untuk kontak (dengan air liur atau saliva
hewan tersangka/hewan rabies atau penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak
langsung, tidak ada kontak, maka tidak perlu diberikan pengobatan VAR.

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Karakteristik Tersangka Penderita Rabies di Puskesmas Martoba
Pematangsiantar.
B. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut umur.
2. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut tipe exsposure oleh hewan penular rabies.
4. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut letak luka oleh hewan penular rabies.
5. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut status VAR (Vaksin Anti Rabies).
6. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut keadaan akhir tersangka penderita Rabies.
7. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut jenis hewan penular rabies.
8. Untuk mengetahui distribusi proporsi keadaan akhir hewan penular rabies pada
tersangka penderita rabies.
9. Untuk mengetahui distribusi proporsi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap hewan
penular rabies di Puskesmas Martoba.
10. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut wilayah kerja puskesmas.
11. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut waktu (bulan).
12. Untuk mengetahui perbedaan umur tersangka penderita Rabies dengan letak luka.
13. Untuk mengetahui perbedaan umur tersangka penderita Rabies dengan jenis kelamin
tersangka penderita rabies.
14. Untuk mengetahui perbedaan pemberian VAR dengan keadaan akhir tersangka
penderita Rabies.

III. CARA MELAKSANAKAN


- Penyuluhan tentang rabies
- Pelayanan kesehatan rabies

IV. SASARAN
- Pasien Rabies
- Masyarakat Martoba, Sigulang-gulang Dan Sukadame

V. Waktu
Kondisional

VI. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

VII. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

VIII. PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN

IX. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM

Bagan alur penanganan gigitan hewan menular rabies

Jelaskan prosedur pembersihan


serta pemberian suntikan VAR
atau SAR luka pada pasien

Mintak persetujuan menangani


luka pada pasien atau keluarga
Siapkan alat dan bahan

Cuci tangan dan kenakan


sarung tangan bersih

Bebaskan area sekitar luka dari pakaian


yang menghalangi

Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies


dengan air(sebaiknya air mengalir) dengan
sabun selama 10-15 menit, gunakan kasa untuk
membantuh membersihkan

Keringkan luka dengan kasa steril

Ganti sarung tangan basah dengan


sarung tangan bersih yang baru

Beri antiseptic (alcohol 70%, betadine,


obat merah dll) pada luka

Usahakan membersihkan luka sebersih mungkin


dengan menggunakan pinset, kasa, dan cairan
antiseptic . Luka gigitan tidak dibenarkan untuk
dijahit , kecuali jahitan situasi jika sangat
diperlukan dan hanya berupa jahitan situasonal

Setelah luka sudah dibersihkan, tutup dengan


menggunakan sufratul atau salep antibiotic, lalu
tutup dengan kasa dan plaster

Jika pasien membutuhkan suntikan Jika pasien dinilai belum


VAR karena termasuk luka beresiko membutuhkan suntikan VAR/SAR
infeksi dan anjing terbuktiterinfeksi maka pasien dan hewan yang di
rabies maka selanjutnya dilakukan curigai di observasi selama 2
prosedur penyuntikan VAR minggu.

Diagram alur penanganan dbd

Penemuan suspek penderita DBD baik


aktif dan pasive di unit pelayanan
kesehatan dengan gejala tidak ada tanda
kedaruratan dilakukan uji Tourniquet dan
dilakukan pemeriksaan laboratorium atau
RDT.

Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit


> 100.000/l,penderitaJika hasil
tidak positif
perlu dengan Jumlah trombosit
di rujuk
cukup dilakukan kontrol 100.000/l,
dan penderita
tetap di rujuk ke Rumah
dilakukan Penyelidikan Sakit.
Epidemiologi
Selanjutnya di
dilakukan Penyelidikan
wilayah penderita Epidemiologi
apabila memenuhi
di wilayah penderita dan
Jika ditemukan
kriteria penderita
fogging makadengan
apabila tanda
dilakukan
memenuhi kedaruratan
kriteria fogging atau
maka
penderita
pengasapan dari Rumah
dengan
Apabila memenuhi kriteria Sakit,
2
dilakukan PE
siklus
fogging dilaksanakan
dengan
maka
pengasapan berdasarkan
Dan 2jikasiklus
dengan hasil negatif maka akan diberikan
laporan
intervaldari
1 RS (
minggu. S0
dilakukan pengasapan dan hasil
dengan
dengan laboratorium
2 siklus
interval 1 minggu. pengobatan sesuai simptomatis.

Anda mungkin juga menyukai