I. PENDAHULUAN
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada SSP yang disebabkan oleh virus rabies,
dan ditularkan melalui gigitan hewan menular rabies terutama anjing, kucing dan kera.
Rabies sangat berbahaya karena hampir selalu diakhiri dengan kematian. Masa inkubasi
umumnya 3-8 minggu, berhubungan dengan jarak yang harus ditempuh oleh virus
sebelum mencapai otak.
Gejala-Gejala Klinis kasus Gigitan/Rabies: 1. Stadium Prodromal, 2. Stadium
Sensoris (nyeri pada luka), 3. Stadium Eksitasi (hiperhidrosis, hipersalivasi,
hiperlakrimasi dan pupil dilatasi; fobia air, udara, cahaya, suara), 4. Stadium Paralis
(sebagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi, jika mencapai
stadium ini, terjadi paresis otot-otot yang bersifat progresif) Kasus gigitan hewan menular
rabies harus ditangani dengan cepat dan sesegera mungkin. Untuk
mengurangi/mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang paling
efektif ialah mencuci luka gigitan dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau
detergent selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat
merah dan lain-lain). Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi.
Pertimbangkan pemberian vaksin anti rabies (VAR), antibiotik, dan analgetik,Luka resiko
rendah: jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet (erosi,ekskoriasi), luka kecil disekitar
tangan, badan, dan kaki. Luka resiko tinggi: jilatan/luka pada mukosa, luka di atas
daerah bahu (muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang
lebar/dalam dan luka yang banyak (multipel). Untuk kontak (dengan air liur atau saliva
hewan tersangka/hewan rabies atau penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak
langsung, tidak ada kontak, maka tidak perlu diberikan pengobatan VAR.
II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Karakteristik Tersangka Penderita Rabies di Puskesmas Martoba
Pematangsiantar.
B. Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut umur.
2. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut tipe exsposure oleh hewan penular rabies.
4. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut letak luka oleh hewan penular rabies.
5. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut status VAR (Vaksin Anti Rabies).
6. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut keadaan akhir tersangka penderita Rabies.
7. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut jenis hewan penular rabies.
8. Untuk mengetahui distribusi proporsi keadaan akhir hewan penular rabies pada
tersangka penderita rabies.
9. Untuk mengetahui distribusi proporsi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap hewan
penular rabies di Puskesmas Martoba.
10. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut wilayah kerja puskesmas.
11. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Martoba
menurut waktu (bulan).
12. Untuk mengetahui perbedaan umur tersangka penderita Rabies dengan letak luka.
13. Untuk mengetahui perbedaan umur tersangka penderita Rabies dengan jenis kelamin
tersangka penderita rabies.
14. Untuk mengetahui perbedaan pemberian VAR dengan keadaan akhir tersangka
penderita Rabies.
IV. SASARAN
- Pasien Rabies
- Masyarakat Martoba, Sigulang-gulang Dan Sukadame
V. Waktu
Kondisional