Anda di halaman 1dari 8

PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


No.Dokumen : 445/ /SOP/PKM-K/2023
SOP No. Revisi : 0
Tanggal Terbit : Januari 2023
Halaman : 1-2

Puskesmas dr. Herawaty


Kenten NIP. 196903252002122005

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah upaya untuk


mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi pada pasien,
1. Pengertian
petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar fasilitas kesehatan.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk


2. Tujuan pencegahan dan pengendalian infeksi dan memberikan perlindungan
bagi pasien dan tenaga kesehatan.

Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kenten Nomor 445/00007


3. Kebijakan /KP/PKM-K/2023 tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Kenten
Palembang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun


4. Referensi
2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
5. Prosedur/ A. Kebersihan Tangan
Langkah-langkah
1. Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai
perhiasan dan tidak boleh memakai kuku palsu saat
melakukan pelayanan terhadap pasien.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan
dengan 6 (enam) langkah pada saat :
- Sebelum dan sesudah melepas sarung tangan
- Sebelum tindakan aseptis : pemasangan cateter intravena,
kateter urine dan urine dan vaskuler perifer
- Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien
- Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi
kulit yang tidak utuh, ganti verband
- Setelah kontak dengan lingkungan dan benda mati (alat
medik, tempat tidur meja dan saklar lampu) di area pasien
- Setelah makan minum dan menggunakan toilet
- Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
- Sebelum keluar ruangan pasien

3. Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air mengalir


atau dengan alcohol handscrub (bila tangan tidak tampak
kotor)

2. Alat Pelindung Diri (APD)


a. Sarung tangan
b. Masker
c. Kaca mata pelindung
d. Pelindung wajah
e. Gaun
f. Sepatu tertutup

 Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan


 Gunakan APD yang sesuai bila ada kemungkinan
terkontaminasi darah, cairan tubuh sekresi ekresi dan bahan
terkontaminasi, mucus membrane dan kulit yang tidak utuh,
kulit utuh yang potensial terkontaminasi
 Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien
 Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk
membersihkan lingkungan
 Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi
sebelum beralih ke pasien lain
 Jangan memakai sarung tangan yangsama untuk pasien yang
berbeda
 Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
 Pakailah kaca mata google untuk melindungi konjungtiva,
mucus membran mata, hidung, mulut selama melaksanakan
prosedur dan aktivitas perawatan pasien yang beresiko terjadi
cipratan atau semprotan dari darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi
 Kenakan gaun (bersih, tidak steril) untuk melindungi kulit,
mencegah baju menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama
merawat pasien yang memungkinkan terjadinya percikan atau
semprotan cairan tubuh pasien
 Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan
mengantisipasi semprotan atau cipratan cairan infeksius
 Pakailah sepatu boot (sepatu tertutup) untuk melindungi kaki
dari cipratan atau semprotan dari darah, cairan tubuh, sekresi
dan ekskresi

3. Peralatan untuk perawatan pasien

1. Lepaskan bahan organik dari peraolatan dengan bahan


pembersih yang sesuai sebelum di desinfeksi tingkat tinggi
(DTT) atau disterilkan.
2. Tangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh,
sekresi, ekresi dengan benar sehingga kulit dan mucus
membrane terlindungi, cegah baju terkontaminasi, cegah
transfer mikroba ke pasien lain dan lingkungan.
3. Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius
telah dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan
peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan secara benar
dan peralatan pakai ulang diproses dengan benar.
4. Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah dipakai dan
selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi
pernafasan terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran
nafas, bila perlu memakai sungkup disposable
6. Alat makan dicuci dengan deterjen setiap setelah makan,
benda disposable dibuang di tempat sampah

4. Pengendalian Lingkungan

1. Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan


prosedur rutin untuk pembersihan, desinfeksi permukaan
lingkungan tempat tidur, peralatan di samping tempat tidur dan
pinggirannya permukaan yang sering tersentuh dan pastikan
kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala).
2. Pembersihan harus mengawali desinfeksi benda dan
permukaan tidak dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari
bahan organik, (ekskresi, sekresi pasien, kotoran). Desinfeksi
yang bisa dipakai : Na Hipoklorit (pemutih), alcohol, komponen
phenol, komponen ammonium quaternary, komponen
peroxygen.

5. Kesehatan Karyawan

1. Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk


mencegah luka atau cedera saat melakukan tindakan
menggunakan jarum, scalpel dan alat tajam lain, saat
melakukan prosedur, saat membersihkan instrument dan saat
membuang jarum.
2. Jangan tutup/recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi
jarum dengan tangan, menekuk jarum, mematahkan,
melepaskan jarum dari spuit. Buang jarum, spuit, pisau scalpel
dan peralatan tajam habis pakai keadaan wadah tahan
tusukan/safety box sebelum dibuang ke dalam incinerator.
3. Pakai Mouthpiece, resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain
pengganti metode resusitasi mulut ke mulut
4. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh
selain akan menyuntik

6. Penempatan Pasien

Cara penempatan sesuai dengan jenis kewaspadaan terhadap


transmisi infeksi.

7. Hygiene respirasi / etika batuk

Pasien, petugas, pengunjung dengan gejala infeksi saluran nafas


harus :
1. Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk dan
bersin.
2. Pakai tisu, saputangan, masker kain/medis bila tersedia,
buang ke tempat sampah/yang terlebih dahulu dilapisi kantong
plastik tertutup
3. Lakukan cuci tangan sesuai dengan standar.

Manajemen fasilitas kesehatan harsus promosi hygiene respirasi atau


etika batuk.
1. Promosi kepada semua petugas pasien, keluarga dengan infeksi
saluran nafas dengan demam
2. Edukasi petugas, pasien, keluarga, pengunjung akan pentingnya
kandungan aerosol dan sekresi dari saluran nafas dalam
mencegah transmisi penyakit saluran nafas
3. Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan (alcohol handrub,
wastafel – antiseptik, tissue towel, terutama area tunggu harus
diprioritaskan.

8. Praktek menyuntik yang aman

Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk
mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan therapy. Bila
memungkinkan gunakan juga vial sekali pakai walaupun multidose.
Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial
multidose dapat menimbulkan kontmainasi mikroba yang dapat
menyebar saat obat dipakai untuk pasien.

6. Bagan Alir

7. Hal – hal yang


Protokol kesehatan
perlu
diperhatikan
Seluruh petugas di Puskesmas Kenten
8. Ruang terkait

1. SOP 6 langkah cuci tangan


2. SOP Penggunaan APD
3. SOP Etika Batuk
4. SOP Pajanan
9. Dokumen terkait
5. SOP Sterilisasi
6. SOP Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya
7. SOP pemantauan pelaksanaan kebijakan dan prosedur
penanganan bahan dan limbah berbahaya

TGL. MULAI
No. YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN
10. Rekaman DIBERLAKUKAN
Historis
Perubahan
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
No.Dokumen : 445/ /DT/PKM-K/2023
DT No. Revisi : 0
Tanggal Terbit : Januari 2023
Halaman : 1-2

Puskesmas dr. Herawaty


Kenten NIP. 196903252002122005

No URAIAN KEGIATAN YA TIDAK


1 Apakah pasien ditempatkan di ruang pelayanan terpisah?

2 Apakah terdapat alur pelaynan pasien tersendiri?

3 Apakah hygiene respirasi dan etika batuk dilakukan


dengan benar?
4 Apakah petugas mencuci tangan ?

5 Apakah petugas memakai alat pelindung diri (APD)?

6 Apakah petugas melakukan pengelolaan alat kesehatan?

7 Apakah petugas melakukan pengelolaan limbah medis


dengan benar?

CR = ………%

Palembang, ………………

Auditor,

…………………….
NIP………………..
KEWASPADAAN TRANSMISI
MELALUI UDARA (AIRBORNE)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : ½

PUSKESMAS dr. Herawaty


KENTEN NIP. 196903252002122005

Keawaspadaan transmisi melalui udara adalah tindakan


pencegahan yang dirancang untuk mencegah penyebaran infeksi
yang ditularkan melalui udara dengan menghirup atau
1. Pengertian mengeluarkan mikroorganisme dari saluran nafas.Penyakit yang
dapat ditularkan melalui udara adalah penyakit TB ,Afian flu,Covid-
19,SARS, Varicela, Campak dll.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam


2. Tujuan
melaksanakan kewaspadaan berdasarkan transmisi melalui udara.

Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kenten Nomor 445/….


3. Kebijakan
/KP/PKM-K/20 Tentang Pelayanan Klinis

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27


Tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
4. Referensi
2. .Pedoman Teknis PPI di FKTP-Kemenkes RI, 2020

1. APD
2. Desinfektan
5. Alat dan Bahan 3. Sarana cuci tangan
4. Tempat sampah medis

6. Prosedur/ A. Penempatan pasien


Langkah-langkah
1. Tempatkan pasien di ruang pelayanan terpisah, bila
ruangan tidak memungkinkan kohorting, bila keduanya tidak
memungkinkan buat pemisah dengan jarak > 1 meter antar
tempat duduk.
2. Ruang pelayanan memiliki ventilasi mekanis dengan
memperhatikan arah suplai udara bersih yang masuk dan
keluar.

B. Transportasi pasien

1. Batasi gerak pasien


2. Alur pasien tersendiri
3. Terapkan hygiene respirasi dan etika batuk.

C. Penggunaan APD petugas

1. Kebersihan tangan sebelum menggunakan APD


2. Masker bedah untuk pasien dan masker N95 untuk petugas
saat melayani petugas
3. Bila melakukan tindakan dengan kemungkinan aerosol,
petugas harus menggunakan N95

D. Peralatan untuk perawatan pasien

1. Desinfeksi permukaan dilakukan terjadwal dengan baik


(desinfeksi permukaan dilakukan setiap hari dan dilakukan
setiap hari dan dilakukan bongkaran besar setiap
minggunya).

Tempatkan pasien pada ruang pelayanan


terpisah / kohorting

Ruang pelayanan memiliki ventilasi


mekanis yang memadai

Batasi gerak pasien dan pelayanan pasien


punya alur tersendiri

7. Bagan Alir
Terapkan hygiene sanitasi respirasi dan etika batuk

Petugas melakukan kebersihan tangan sebelum


menggunakan APD sesuai standar

Petugas menggunakan APD sesuai dengan standar

Dilakukan pengelolaan desinfeksi


pada peralatan untuk perawatan
pasien

8. Hal – hal yang


Protokol kesehatan
perlu
diperhatikan
9. Ruang terkait Ruang Pelayanan ISPA

1. SOP 6 langkah cuci tangan


10. Dokumen terkait
2. SOP Penggunaan APD

TGL. MULAI
No. YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN
11. Rekaman DIBERLAKUKAN
Historis Perubahan
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
No.Dokumen : 445/ /DT/PKM-K/2023
DT No. Revisi : 0
Tanggal Terbit : Januari 2023
Halaman : 1-2

Puskesmas dr. Herawaty


Kenten NIP. 196903252002122005

DAFTAR TILIK

KEWASPADAAN TRANSMISI MELALUI UDARA (AIRBORNE)

No URAIAN KEGIATAN YA TIDAK


1 Apakah pasien ditempatkan di ruang pelayanan terpisah?
2 Apakah terdapat alur pelaynan pasien tersendiri?
3 Apakah hygiene respirasi dan etika batuk dilakukan
dengan benar?
4 Apakah petugas mencuci tangan ?
5 Apakah petugas memakai alat pelindung diri (APD)?
6 Apakah petugas melakukan pengelolaan alat kesehatan?
7 Apakah petugas melakukan pengelolaan limbah medis
dengan benar?

CR = ………%

Palembang, ………………

Auditor,

…………………….
NIP………………..

Anda mungkin juga menyukai