Anda di halaman 1dari 5

PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

No. Dokumen : /SOP/ MUTU /


PKM-MP /2023

SOP No. Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/5

PUSKESMAS RIRIN ANGGRAINI


MERSIP NIP.198912282019022 002

1. Pengertian Infeksi adalah berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai


timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala
klinik.
Pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
menghindari terjadinya resiko penularan infeksi mikro organism dari
lingkungan klien dan tenaga kesehatan.
2.Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan program pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) di UPTD Puskesmas Mersip dan memberikan
perlindungan bagi pasien dan tenaga kesehatan
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : /SK/MUTU/ PKM-MP/2023 tentang
Kebijakan Pelaksanaan Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) Di
UPTD Puskesmas Mersip
4.Referensi 1. PMK No. 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi di fasyankes
2. Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.

5.Prosedur/ 1. Kebersihan Tangan


langkah-langkah a. Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai
perhiasan dan tidak boleh memakai kuku palsu saat merawat
pasien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan
dengan 6 (enam ) langkah pada saat :
- Sebelum kontak dengan pasien
- Sebelum tindakan aseptis : pemasangan cateter
intravena,kateter urin dan urin dan vaskuler perifer
- Setelah terkena cairan tubuh pasien ; menyentuh
darah ,cairan tubuh,sekresi,ekskresi kulit yang tidak
utuh,ganti verband.
- Setelah kontak dengan pasien
- Setelah kontak dengan lingkungan dan benda mati(alat
medic,tempat tidur meja saklar lampu) diarea pasien
c. Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air mengalir atau
dengan alcohol handsdrub (bila tangan tidak tampak kotor)
2. Alat pelindung diri (APD) :
- Sarung tangan
- Masker
- Kaca mata pelindung
- Pelindung wajah
- Gaun
- Sepatu tertutup
a. Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan
b. Gunakan APD yang sesuai, bila ada kemungkinan
terkontaminasi darah, cairan tubuh,sekresi,ekresi dan bahan
terkontaminasi, mucus membrane dan kulit yg tidak utuh,kulit
utuh yg potensial terkontaminasi
c. Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien
d. Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk
membersihkan lingkungan
e. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak
terkontaminasi,sebelum beralih ke pasien lain
f. Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang
berbeda
g. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
h. Pakailah kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva,mucus
membrane mata,hidung,mulut selama melaksakan prosedur dan
aktifitas perawatan pasien yang beresiko terjadi cipratan atau
semprotan dari darah, cairan tubuh,sekresi dan ekresi
i. Secara umum, dapat digunakan masker bedah untuk mencegah
transmisi melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (<
3m) dari pasien saat batuk atau bersin.pakailah selama
tindakan yang menimbulkan aerosol walaupun pada pasien
tidak diduga infeksi
j. Kenakan gaun (bersih,tidak steril) untuk melindungi kulit,
mencegah baju menjadi kotor,kulit terkontaminasi selama
merawat pasien yang memungkinkan terjadinya percikan atau
semprotan cairan tubuh pasien
k. Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan
mengantisipasi semprotan atau cipratan cairan infeksius
l. Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan atau
semprotan dari darah, cairan tubuh,sekresi dan ekresi
3. Peralatan perawatan pasien
a. Buat SOP untuk menampung,transportasi,pengelolaan peralatan
yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh
b. Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan
pembersih yang sesuai sebelum di Desinfeksi Tingkat Tinggi
(DTT) atau disterilkan
c. Tangani peralatan pasien yang terkena darah,cairan
tubuh,sekresi,ekresi dengan benar sehingga kulit dan mucus
membrane terlindungi, cegah baju terkontaminasi,cegah transfer
mikroba ke pasien lain dan lingkungan.
d. Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius
telah dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan
peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan secara benar
dan peralatan pakai ulang diproses dengan benar
e. Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah dipakai dan
selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai dengan kebutuhan
f. Bersihkan dan diinfeksi yang benar peralatan terapi pernafasan
terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran nafas, bila perlu
memakai sungkup disposable
4. Pengendalian lingkungan
a. Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan
prosedur rutin untuk pembersihan, desinfeksi permukaan
lingkungan tempat tidur,peralatan disamping tempat tidur dan
pinggirannya,permukaan yang sering tersentuh dan pastikan
kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala)
b. Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan
permukaan tidak dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari
bahan organic(eksresi,sekresi pasien,kotoran).
c. Desinfeksi yang bisa dipakai : Na hipoklorit (pemutih), alcohol,
komponen phenol,komponen ammonium,quarternary,komponen
peroxigen. Ikuti aturan pabrik cairan desinfektan, waktu kontak
dan cara pengencerannya.
Pembersihan area sekitar pasien :
- Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus
dillakukan secara rutin setiap hari dan lebih teliti setiap
pasien pulang
- Untuk mencegah aerosolisasi pathogen infeksi saluran nafas,
hindari sapu,tp gunakan cara basah (kain basah)
- Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah dipakai
terkontaminasi
- Peralatan pembersih harus dibersihkan,dikeringkan tiap kali
setelah pakai. Mop dicuci, dikeringkan tiap hari sebelum
disimpan dan dipakai kembali
- Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien
dari benda benda atau peralatan yang tidak perlu
- Jangan lakukan fogging dengan disinfektan ,tidak terbukti
mengendalikan infeksi dan bisa berbahaya.
5. Kesehatan Karyawan
a. Setiap petugas harus waspada dalam bekerja,untuk mencegah
luka atau cedera saat melakukan tindakan menggunakan
jarum, scalpel dan alat tajam lain, saat melakukan
prosedur,saat membersihkan instrument dan saat membuang
jarum
b. Jangan tutup / recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi
jarum dengan tangan, menekuk jarum, mematahkan,
melepaskan jarum dari spuit. Buang jarum, spuit, pisau scalpel
dan perlatan tajam habis pakai kedalam wadah tahan
tusukan/safety box sebelum dibuang kedalam incinerator
c. Pakai mouthpiece ,resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain
pengganti metode resusitasi mulut ke mulut
d. Jangan mengarahkan bagian tajam jarum kebagian tubuh
selain akan menyuntik.
6. Hygiene respirasi / Etika batuk
Pasien, petugas ,pengunjung dengan gejala infeksi saluran nafas
harus :
a. Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau
bersin
b. Pakai tisu,saputangan,masker kain/medis bila tersedia ,buang
ke tempat sampah (yang terlebih dahuu dilapisi kantong
plastic )tertutup
c. Lakukan cuci tangan sesuai standar
Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi atau
etika batuk :
a. Promosi kepada semua petugas, pasien, keluarga dengan infeksi
saluran nafas dengan demam
b. Edukasi petugas,pasien, keluarga, pengunjung akan pentingnya
kandungan aerosol dan sekresi dari saluran nafas dalam
mencegah transmisi penyakit saluran nafas
c. Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan ( alcohol handrub
, wastafel – antiseptic,tissue towel,terutama area tunggu harus
diprioritaskan
7. Praktek menyuntik yang aman Pakai jarum yang steril, sekali pakai
tiap kali penyuntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan
injeksi dan terapi. Bila memungkinkan gunakan juga vial sekali
pakai walaupun multidose.Jarum atau spuit yang dipakai ulang
untuk mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan
kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk
pasien lain
6.Diagram Alir
(jika dibutuhkan)
7.Unit terkait - Unit layanan Obat
- Unit layanan kamar Bersalin
- Unit layanan umum
- Unit layanan Laboratorium
- Unit layanan Gigi
- Unit layanan 24 Jam/UGD
- Unit layanan KIA/KB
- Pengelola sampah infeksius/petugas kebersihan
8.Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9.Dokumen SOP Penggunaan APD, SOP Sterilisasi, SOP Etika Batuk, SOP
terkait Kewaspadaan Universal, SOP Sterilisasi, SOP Penempatan Pasien,
Alur penempatan pasien
10.Rekaman
histori perubahan No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai