Anda di halaman 1dari 9

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI (PPI)
No.Dokumen
440/SOP/PKM.PDH/IV/2017

SOP
No.Revisi

TanggalTerbit April 2017

Halaman 1/7

UPTD SURYATI
Puskesmas NIP.196909231991022002
Padaherang

Pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk


1. Pengertian menghindari terjadinya resiko penularan infeksi mikro organism dari
lingkungan klien dan tenaga kesehatan.
Sebagai acuan untuk penerapan langkah-langkah dalam pencegahan
2. Tujuan dan pengendalian infeksi dsn memberikan perlindungan bagi pasien dan
tenaga kesehatan.
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Padaherang
3. Kebijakan Nomor...../.....-SK/PKM/PDH/20... Tentang Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi
Peraturan Menteri Kesehatan No 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan
4. Referensi
Dan Pengendalian Infeksi
5. Prosedur 1. Kebersihan tangan
a) Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai
perhiasan dan tidak memakai kuku palsu saat merawat pasien
b) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan
dengan 6 langkah pada saat:
- Sebelum kontak dengan pasien
- Sebelum tindakan aseptic
- Setelah kontak darah dan cairan tubuh
- Setelah kontak pasien
- Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Cuci tangan bisa dilakukan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir atau dengan alkohol handrub (bila tangan tidak
tampak kotor)

2. Alat pelindung diri (APD)


a) Sarung tangan
b) Masker
c) Kaca mata pelindung
d) Goggle dan perisai wajah
e) Gaun pelindung
f) Sepatu tpelindung
- Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan
- Gunakan APD yang sesuai bila ada kemungkinan
terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, eskresi dan
bahan terkontaminasi, mucus memberane dan kulit tang
tidak utuh, kulit utuh yang potensial terkontaminasi
- Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien
- Pakai sarung tangan sekali pakai atau ulang untuk
membersihkan lingkungan
- Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum
menyentuh benda dan permukaan yang tidak
terkontaminasi, sebelum beralih ke pasien lain
- Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien
yang berbeda
- Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area
tubuh terkontamiasi ke area bersih
- Pakailah kacamata goggle untuk melindungi konjungtiva,
mucus membrane mata, hidung, mulut selama melaksnakan
prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang beresiko
terjadi cipratan atau semprotan dari darah, cairan tubuh,
sekresi dan eskresi
- Secara umum, dapat digunakan masker bedah untuk
mencegah transmisi melalui partikel besar dari droplet, saat
kontak erat (< 3meter) dari pasien saat batuk atau bersin.
Pakailah selama tindakan yang menimbulkan aerosol
walaupun pada pasien tidak diduga infeksi.
- Kenakan gaun pelindung ( bersih, tidak steril) untuk
melindungi kulit, mencegah baju menjadi kotor, kulit
terkontaminasi selama merawat pasien yang memungkinkan
terjadinya percikan atau semprotan cairan tubuh pasien
- Bila gaun pelindung ( tembus cairan, perlu dilapisi apron
tahan cairan mengantisipasi semprotan atau cipratan cairan
infeksius
- Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan
atau semprotan dari darah, cairan tubuh, sekresi dan eskresi
3. Peralatan perawatan pasien
a) Buat SPO untuk menampung, transportasi, pengelolaan
peralatan yang mungkn terkontaminasi darah atau cairan
tubuh
b) Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan
pembersih yang sesuai sebelu di Desinfeksi Tingkat Tinggi
( DTT) atau disterilkan.
c) Tangani peralatan pasein yang terkena darah, cairan tubuh,
sekresi, eskresi dengan benar sehingga kulit dan mucus
membrane terlindungi, cegah baju terkontaminasi, cegah
tramsfer mikroba ke pasien yang lain dan lingkungan
d) Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius
telah dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain.
Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan
secara benar dan peralatan pakai ulang proses dengan
benar
e) Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah dipakai
dan selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai dengan
kebutuhan
f) Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi
pernafasan terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran
nafas, bila perlu memakai sungkup disposable
g) Alat makan dicuci dengan detergen setiap setelah makan
benda disposable dibuang ditempat sampah
4. Pengendalian lingkungan
a) Fasilitas kesehatan harus dapat membuat dan
melaksanakan prosedur rutin untuk pembersihan, desinfeksi
permukaan lingkungan tempat tidur, peralatan disamping
tempat tidur dan pinggirannya, permukaan yang sering
tersentuh dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi
secara rutin dan berkala)
b) Pembersihan harus mengalai desinfeksi. Benda dan
permukaan tidak dapat didesinfeksi sebelum kebersihan dari
bahan organic (eskresi, sekresipasien, kotoran)
Desinfeksi yang bisadipakai: Na hipoklorit (pemutih),
alkohol, komponen phenol, komponen ammonium,
quarttternary, komponen perixigen. Ikuti aturan pabrik cairan
desinfektan, waktu kontak dan cara pengencerannya.
Pembersih area sekitar pasien:
c) Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus
dilakukan secara rutin setiap hari dan lebih teliti setiap
pasien pulang
Untuk mencegah aerosolisasi pathogen infeksi saluran
pernafasan, hindari sapu tapi gunakan cara basah (kain
basah)
d) Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mop setelah
dipakai (terkontaminas)
e) Peralatan pembersih harus dibersihkan, dikeringkaan tiap
kali setelah dipakai. Mop dicuci, dikeringkan tiap hari
sebelum disimpan dan dipakai kembali
f) Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien
dari enda-benda atau peralatan yang tidak perlu
g) Jangan lakukan foging dengan desinfektan tidak terbukti
mengendalikan infeksi dan biasanya berbahaya

5. Penatalaksanaan linen
a) Letakkan linen kedalam kantong linen, hindari menyortir linen
diruang rawat pasien
b) Cuci linen dengan air panas 70 0 c, minimal 25 menit, bila
dipakai suhu <70 0c pilih zat kimia yang sesuai petugas yang
menangani linen harus menggunakan APD yang sesuai.
6. Kesehatan karyawan
a) Setiap petugas harus waspada dalam bekerja, untuk
mencegah luka atau cedera saat melakukan tindakan
menggunakan jarum, scapel dan alat tajam lain, saat
melakukan prosedur, saat membersihkan, instrument dan
saat membuang jarum
b) Jangan tutup/ recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi
jarum dengan tangan, menekuk jarum, mematahkan,
melepaskan jarum dari spuit. Buang jarum, spuit, pisau
scalpel dan peralatan tajam habis pakai kedalam wadah tahan
tusukan atau safety box sebelum dibuang kedalam incerator
c) Pakai mouthpiece, resusitasi bag atau perlatan ventilasi lain
pengganti metode resusitasi mulut ke mulut
d) Jangan mengarahkan bagian tajam jarum kebagian tubuh
selain akan menyuntik
7. Penempatan pasien
a) Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi
lingkungan atau yang tidak dapat diharapkan menjaga
kebersishan kedalam ruang rawat yang terpisah
b) Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip
pemisahan tetap terjadi
c) Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap
transmis infeksi
8. Hygiene respirasi atau etika batuk
Pasien, petugas pengunjung dengan gejala infeksi aluean nafas
harus:
a) Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saar batu atau
bersin
b) Pakai tisu, sapu tangan, masker kain/medis bila tersedia,
buang ke tempat sampah (yang terlebih dahulu dilapisi
kantong plastic) tertutup
c) Lakukan cuci tangan sesuai standar
Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi
atau etika batuk:
a) Promosi kepada semua petugas, pasien,keluarga dengan
infeksi saluran nafas dengan demam
b) Edukasi petugas, pasien, keluarga, pengunjung akan
pentingnya kandungan aerosol dan seskresi dari saluran
nafas dalam mencegah transimsi penyakit saluran nafas
c) Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan ( alkohol
handrub, wastafel antiseptic, tissue towel, terutama area
tunggu pasien harus diprioritaskan
9. Praktek menyuntik yang aman
Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk
mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi. Bila
memungkinkan gunakan juga vial sekali pakai walaupun
multidose. Jarum atau spuit yang dipakai ualng untuk
mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan
kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai
untuk pasien lain
6. Diagram Alir -

7. Hal-hal yang Harus selalu menjaga dan melaksanakan prinsip pencegahan dan

perlu pengendalian infeksi

diperhatikan

1. Unit Farmasi
2. Unit Kamar Bersalin/ VK
3. Unit BP umum
4. Unit Laboratorium
8. Unit Terkait 5. Unit Gigi
6. Unit UGD
7. Unit KIA/KB
8. Unit rawat inap
9. Unit pengelolaan sampah infeksius/ petugas kebersihan
9. Dokumen
Terkait

Rekaman Historis Perubahan


Tgl. Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
No.Dokumen
440/-DT/PKM.PDH/IV/2017
DAFTAR
No.Revisi
TILIK
Tanggal Terbit April 2017
Halaman 1/1
UPTD
Puskesmas
Padaherang

No Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku


1. Apakah petugas melakukan kebersihan tangan?
2. Apakah petugas menggunakan alat pelindung diri?
3. Apakah petugas melakukan perawatan pasien sesuai
dengan SOP?
4. Apakah petugas melakukan pengendalian lingkungan?
5. Apakah petugas melakukan penatalaksanaan linen
dengan sesuai?
6. Apakah petugas memperhatikan kesehatan karyawan?
7. Apakah petugas melakukan penempatan pasien sesuai
dengan potensial kontaminasi?
8. Apakah petugas memperhatikan hygiene respirasi atau
etika batuk?
9. Apakah petugas melakukan praktek menyuntik dengan
aman?

CR=Jml Jawaban Ya

(Ya + Tidak x 100)

Pelaksana Auditor
( )

Anda mungkin juga menyukai