Anda di halaman 1dari 5

KELEBIHAN & KEKURANGAN APD

Kelebihan :
1. Mengurangi resiko akibat kecelakan
2. Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan
3. Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi tidak
berfungsi dengan baik.
4. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.
Kekurangan :
1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena (memakai APD yang kurang
tepat
2. Fungsi dari ADP ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi yang berpotensi
menimbulkan bahaya.
3. Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan
4. Cara pemakaian APD yang salah,
5. APD tak memenuhi persyaratan standar)
6. APD yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.
7. APD yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister, filter dan penyerap
(cartridge).

KEWASPADAAN STANDAR DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN


TEKNIK PERLINDUNGAN APD DARI SARS
1. Kewaspadaan Standard(1)
Pada tahun 2008, WHO merekomendasikan 10 (sepuluh) Rekomendasi Kewaspadaan Standar
di fasilitas pelayanan kesehatan, sebagai berikut:
1) kebersihan tangan
Teknik:
 Cuci tangan (40-60 detik): basahi tangan dan gunakan sabun, gosok seluruh
permukaan, bilas kemudian keringkan dengan handuk sekali pakai, sekaligus
untuk mematikan keran.
 Penggosokan tangan (20-30 detik): gunakan produk dalam jumlah cukup untuk
seluruh bagian tangan, gosok tangan hingga kering.
Indikasi:
 Sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien dan di antara pasien, baik
menggunakan maupun tidak menggunakan sarung tangan.
 Segera setelah sarung tangan dilepas.
 Sebelum memegang peralatan.
 Setelah menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi, kulit terluka, dan
benda-benda terkontaminasi, walaupun menggunakan sarung tangan.
 Selama merawat pasien, saat bergerak dari sisi terkontaminasi ke sisi bersih dari
pasien.
 Setelah kontak dengan benda-benda di samping pasien.

2) Sarung Tangan
 Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, sekret, ekskresi, membran
mukosa, kulit yang tidak utuh.
 Ganti setiap kali selesai satu tindakan ke tindakan berikutnya pada pasien yang
sama setelah kontak dengan bahan-bahan yang berpotensi infeksius.
 Lepaskan setelah penggunaan, sebelum menyentuh benda dan permukaan yang
tidak terkontaminasi, dan sebelum pindah ke pasien lain. Lakukan tindakan
membersihkan tangan segera setelah melepaskan sarung tangan.

3) Perlindungan Wajah (mata, hidung, dan mulut)


Gunakan:
a. masker bedah dan pelindung mata (pelindung mata, kaca mata pelindung) atau
b. pelindung wajah untuk melindungi membran mukosa mata, hidung, dan mulut
selama tindakan yang umumnya dapat menyebabkan terjadinya percikan darah,
cairan tubuh, sekret, dan ekskresi.
4) Gaun Pelindung
a) Gunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya pakaian selama
tindakan yang umumnya bisa menimbulkan percikan darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi.
b) Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin dan bersihkan tangan.

5) Pencegahan Luka Tusukan Jarum dan Benda Tajam Lainnya


Hati-hati bila:
a) Memegang jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya.
b) Bersihkan alat-alat yang telah digunakan.
c) Buang jarum dan alat-alat tajam lainya yang telah digunakan.

6) Kebersihan Pernapasan dan Etika Batuk


Seseorang dengan gejala gangguan napas harus menerapkan langkah-langkah
pengendalian sumber:
 Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu dan masker, serta
membersihkan tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas.
Fasilitas pelayanan kesehatan harus:
a) Menempatkan pasien dengan gejala gangguan pernapasan akut setidaknya 1
meter dari pasien lain saat berada di ruang umum jika memungkinkan.
b) Letakkan tanda peringatan untuk melakukan kebersihan pernapasan dan etika
batuk pada pintu masuk fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Pertimbangkan untuk meletakkan perlengkapan/ fasilitas kebersihan tangan di
tempat umum dan area evaluasi pasien dengan gangguan pernapasan.

7) Kebersihan Lingkungan
 Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan disinfeksi permukaan
lingkungan dan benda lain yang sering disentuh.
8) Linen
Penanganan, transportasi, dan pemrosesan linen yang telah dipakai dengan cara:
a) Cegah pajanan pada kulit dan membran mukosa serta kontaminasi pada pakaian.
b) Cegah penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan.

9) Pembuangan Limbah
a) Pastikan pengelolaan limbah yang aman.
b) Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi
sebagai limbah infeksius, berdasarkan peraturan setempat.
c) Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara langsung berhubungan
dengan pemrosesan spesimen harus juga diperlakukan sebagai limbah infeksius.
d) Buang alat sekali pakai dengan benar.

10) Peralatan perawatan pasien


a) Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi harus
diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit dan membran mukosa,
kontaminasi pakaian, dan penyebaran patogen ke pasien lain atau lingkungan dapat
dicegah.
b) Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan yang digunakan ulang
dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain.

2. Perlindungan APD dari SARS(2)

2.1. Langkah-langkah
Prinsip utama Kewaspadaan Universal dalam upaya penanggulangan SARS adalah
isolasi dan teknik perawatan terlindung. Prinsip ini dapat dijabarkan menjadi langkah-
langkah sebagai berikut:
a) Mempersiapkan petugas triage yang cepat mengarahkan pasien dengan gejala
seperti influenza ke tempat pemeriksaan khusus.
b) Mengisolasi pasien Suspect / probable SARS.
c) Memakaikan masker pada pasien Suspect / probable SARS.
d) Mencegah kontak langsung yang tidak perlu dengan pasien Suspect / probable
SARS.
e) Menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan kontak yang dekat dengan
pasien Suspect / probable SARS.
f) Menerapkan higiene sanitasi personal yang ketat.
g) Menerapkan higiene sanitasi ruangan.
h) Menggunakan peralatan sekali pakai, mendisinfeksi dan mensterilisasikan peralatan
yang dipakai berulang.

2.2. Alat Pelindung Diri

Selain petugas kesehatan yang melakukan perawatan pasien SARS, alat


pelindung diri harus digunakan juga oleh :
a) Petugas penunjang lain, seperti : petugas kebersihan, petugas pencuci baju, dll.
Sebaiknya petugas penunjang ruang isolasi ditunjuk khusus dan jumlahnya
ditekan seminimal mungkin.
b) Petugas laboratorium yang mengambil dan mengelola spesimen SARS.
c) Keluarga pasien yang berkunjung (bila mungkin dihindari atau jumlahnya
sangat dibatasi).

2.3. Kesehatan Petugas

Secara umum setiap petugas kesehatan wajib memperhatikan kesehatan dirinya.


Hal ini dapat dilakukan dengan :
a) Meningkatkan imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi, olah raga,
istirahat cukup, mengurangi stres, dan menghindari rokok.
b) Menjaga higiene sanitasi personal secara ketat
c) Khusus untuk petugas kesehatan yang bertugas merawat pasien infeksi,
termasuk SARS, wajib mengikuti seluruh prosedur Kewaspadaan Universal
ketika bertugas.
d) Petugas kesehatan, terutama yang merawat / kontak dengan pasien SARS, harus
mewaspadai adanya tanda-gejala tertular SARS. Bila timbul gejala menyerupai
SARS (seperti demam, menggigil, nyeri otot, nafas pendek atau sesak) segera
melapor kepada atasan untuk pengobatan dan tindakan lain yang tepat dan cepat
(cuti sakit, isolasi dan observasi di rumah, dsb).
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Tuberkulosis Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2012;(857).
Available from:
https://www.who.int/csr/resources/publications/AMStandardPrecautions_bahasa.pdf?u
a=1
2. Isi D, Pengertian BABII. PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI
PETUGAS KESEHATAN. 2003; Available from:
http://repository.litbang.kemkes.go.id/id/eprint/173

Anda mungkin juga menyukai