Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN

PENERAPAN

KEWASPADAAN STANDAR

RSI GARAM KALIANGET


2022
BAB I
PANDUAN PENERAPAN
KEWASPADAAN
STANDAR

1. DEFINISI
Kewaspadaan standar adalah pencegahan penularan dari agen yang
terinfeksius pada ruang lingkup pekerja kesehatan. Kewaspadaan isolasi
dibuat untuk mencegah penyebaran infeksi dari pasien dengan diagnosa
atau tersangka Infeksi atau kolonisasi patogen yang sangat menular.
Kewaspadaan Penularan melalui udara (Airborne Precaution).
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi kuman pathogen yang penularannya melalui udara (Mis :
TBC, Campak, Mumps, Chicken Pox/cacar air).
Kewaspadaan penularan melalui percikan (Droplet Precaution)
Diterapkan kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman
pathogen dengan penularan melalui udara. Partikel lebih kecil dari
droplet (< 5um) dan tinggal di udara dalam jangka waktu lama,
sehingga udara terkontaminasi, menular melalui udara terkontaminasi
yang dihirup mis : TBC Paru, Measles/Campak, Varicella, Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Kewaspadaan penularan melalui sentuhan (Contact Precaution)
Kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga
terinfeksi yang resiko penularannya meningkat melalui kontak.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah : Suatu peralatan yang dipakai oleh
petugas kesehatan untuk melindungi dirinya dari bahan-bahan yang
dapat infeksius seperti darah, cairan tubuh, sekret pasien. Isolasi adalah
merupakan suatu konsep dan pedoman yang dilakukan untuk
memisahkan seseorang ( pasien ) yang infeksius dari orang lain/tidak
infeksius dengan menerapkan kewaspadaan standart dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi ( Isolation precautions ).
2. RUANG LINGKUP
Mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit yaitu dengan
menganggap bahwa semua pasien adalah menular atau sumber-sumber
yang dikenali maupun dari sumber-sumber yang tak dikenali.Mencegah
penyebaran infeksi dari pasien dengan diagnosa atau tersangka Infeksi
atau kolonisasi patogen yang sangat menular. Beberapa kasus pasien-
pasien dengan infeksi dapat dikendalikan penyebarannya dengan standar
precaution tetapi harus dipisahkan karena resiko tertular penyakit infeksi
dari pasien lain, contohnya pada pasien dengan gangguan immune.

3. TATA LAKSANA

3.1Kewaspadaan Standar

3.1.1 Cuci Tangan

1. Sebelum & setelah kontak pasien.


2. Diantara prosedur berbeda pada pasien yang sama.

3. Setelah kontak dengan cairan tubuh,darah dengan atau tanpa.


menggunakan sarung tangan.
4. Setelah menangani peralatan/benda/lingkungan yang
terkontaminasi.
5. Segera cuci tangan setelah melepas APD.

6. Dekontaminasi tangan dengan menggunakan air dan sabun jika


tangan terlihat kotor.

7. Jika tangan terlihat bersih dekontaminasi dengan “alcohol


based hand rub/gel”.

8. Edukasi kepada pasien, keluarga dan pengunjung pasien.

9. Pastikan fasililitas tersedia.


3.1.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri.

1. APD terdiri dari : Sarung tangan,apron/gowns, Pelindung mata,


hidung, mulut.

2. Petugas Kesehatan harus dapat mengkaji penggunaan APD pada


saat melakukan prosedur tindakan :Prosedur biasa, Resiko
terpapar darah/cairan tubuh, Resiko terkontaminasi.
3.1.3 Manajemen terpapar darah dan cairan tubuh.

1. Terpapar cairan tubuh ,urine,faeces atau muntah :

a. Bersihkankan material dengan tissue buang segera.

b. Bersihkan dengan detergen netral dan air hangat.

c. Desinfektan dengan larutan chlorine 1000 ppm atau instruksi


pabrik,bilas dan keringkan.

d. Buang sarung tangan dan apron.

e. Dekontaminasi tangan.

f. Jangan memberikan chlorin untuk percikan urine karena


chlorin akan menguap.

2. Terpapar darah
a. Dekontaminasi percikan darah dengan desindektan-berbasis
chlorin (bubuk,granul atau larutan yng mengandung
10,000ppm chlorine) atau alternative lain yang sesuai dengan
instruksi pabrik.

b. Bersihkan percikan dengan tissue buang kesampah medis

c. Bersihkan area dengan pembersihan biasa menggunakan


detergen netral dan air

d. Lepas sarung tangan dan apron

e. Dekontaminasi tangan.

3.1.4 Penempatan Pasien

Petugas kesehatan harusmenempatkan pasien berdasarkan


potensial menularnya agen infeksius.

3.1.5 Hygiene Respirasi/Etika Batuk

1. Target : pasien, keluarga dan pengunjung dengan infeksi saluran


nafas yang dapat di transmisikan , batuk, rhinorrhoe, pilek.
2. Efektif menurunkan transmisi patogen droplet melalui saluran
nafas (influenza, adenovirus, B pertusis, mycoplasma pneumoniae).
3.1.6 Praktek Menyuntik yang Aman

1. Semua injeksi harus disiapkan di area bersih bebas kontaminasi.

2. Tehnik aseptik selalu dilakukan pada saat mengambil obat


injeksi dari vial dan saat memberikan ke pasien
3. Pakai jarum steril, disposable untuk mencegah kontaminasi
pada peralatan injeksi.
4. Gunakan single dose vial jika memungkinkan.

5. Jangan gunakan single dose vial pada banyak pasien.

6. Jangan tinggalkan sisa obat dan diberikan untuk waktu


berikutnya.
7. Klinisi memakai masker pada saat tindakan lumbal punksi,
anestesi spinal dan epidural untuk mencegah transmisi droplet
flora orofaring.
3.1.7 Management terpapar darah/cairan tubuh dan tertusuk benda
tajam (Needle Stick I njury).
prosedur manajemen terpapar darah/cairan tubuh dan benda
tajam (NSI)yang memuat:
1. Pertolongan pertama.

2. Risk assessment dan skrening sumber pasien (jika diketahui).


3. Risk assessment pemberian chemoprophylaxis.

4. Konseling dan monitoring test.


3.1.8 Manajemen Pembuangan Sampah

1. Pembuangan sampah berdasarkan katagori dengan


menggunakan kode warna tertentu.
2. Katagori sampah:

a. Sampah benda tajam (jarum injeksi, pisau bedah.

b. Sampah infeksius (sampah yang terkontaminasi dengan


darah/cairan tubuh ,jaringan tubuh).
c. Sampah umum (sampah makanan,perkantoran,dapur).
d. Sampah daur ulang (botol infus,kardus).

e. Sampah berbahaya tidak menular (obat khemoterapy).

3.1.9 Manajemen Laundry/Linen

1. Laundry harus ditangani dengan cara yang aman untuk


mencegah penularan dari micro-organisme ke pasien-petugas
kesehatan dan lingkungan.
2. Staff yang menangani linen kotor harus menggunakan sarung
tangan dan apron (baju pelindung).
3. Pemilihan/sortir linen tidak diperkenankan di area perawatan
pasien
3.1.10 Dekontaminasi Lingkungan

1. Prosedur pembersihan harus dilakukan secara rutin untuk


meminimalkan jumlah mikroorganisme dilingkungan.
2. Penanganan khusus pada permukaan atau peralatan yang
kemungkinan terkontaminasi dengan darah/cairan tubuh seperti
pagar tt,matras,meja pasien, peralatan disekitar lingkungan
pasien.
3. Chemical desinfectans tidak digunakan rutin pada pembersihan
lingkungan
4. Jika menggunakan desinfektan ikuti petunjuk produk (pabrik)
untuk pelarutan dan kontak waktu.
3.1.11 Dekontaminasi peralatan medik yang digunakan kembali (reuse).

1. Peralatan kesehatan dengan “single use item” tidak


dapat

diproses ulang untuk digunakan kembali

2. Kategori alat (criteria spaulding)

a. Peralatan Non Kritis

Peralatan medis yang kontak dengan permukaan kulit yang


utuh. Pengelolaan peralatan medis dengan cara disinfeksi
tingkat intermediate / tingkat rendah.
Contoh: Tensimeter, stetoscope, bedpan, urinal, linen, apron.
b. Peralatan Semi Kritis

Peralatan yang masuk / kontak dengan membran mukosa


tubuh.Pengelolaan peralatan medis dengan disinfeksi tingkat
tinggi.
Contoh: endotracheal tube, endoscopi, nasogastric tube.

c. Peralatan Kritis

Peralatan medis yang masuk kedalam jaringan tubuh steril


atau sistem pembuluh darah. Pengelolaan peralatan dengan
cara sterilisasi
Contoh: instrumen bedah, kateter intravena, kateter jantung,
dll.
BAB 2
KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

1. AIRBORNE PRECAUTIONS

Diterapkan pada pasien yang menderita atau


diduga menderita mikroorganisme yang menular melalui
udara diantaranya : TBC, Campak, cacar air (dengan
krusta yang banyak),herpes zoster dengan krusta yang
terlokalisir atau yang menyebar (Immunocompromised
patient).
Kebutuhan Penularan Melalui Udara

Sarung tangan Tidak diperlukan


Apron/gown Tidak diperlukan
Masker Masker N 95 (P2
digunakan untuk kasus TBC
Particulate respiratory)
dan SARS Untuk kasus lain
bisa digunakan masker bedah.
Masker dipakai oleh petugas
yang sama, dan dibuang setelah
kontak.
Catatan : masker diganti setelah
dipakai terus menerus selama 4
jam atau jika masker basah
atau koto.

Penempatan pasien Tempatkan pasien di ruang


isolasi Penanganan peralatan
Membatasi furniture dan
peralatan terpapar pasien.
Peralatan yang digunakan ulang
dilakukan desinfeksi dan
sterilisasi sesuai prosedur
sebelum digunakan untuk
pasien lain.
Transportasi pasien Pasien menggunakan masker bedah hubungi
ruangan yag akan menerima pasien Petugas
tidak perlu menggunakan masker jika
pasien sudah menggunakan masker Pasien
dengan adanya luka/lesi di kulit
diberi tutup.
Linen Minimalkan kontak dan mengibaskan
linen pasien
Linen yang terkontaminasi dimasukkan ke
dalam kantong plastik berwarna kuning dan
ditangani sesegera mungkin Dekontaminasi
sesuai prosedur gunakan APD saat
menangani linen yang terkontaminasi
Limbah Tangani limbah sesuai prosedur
Lain-lain Cuci tangan sesuai prosedur dan five
moment dan setelah melepas APD.

2. DROPLET PRECAUTIONS
Diterapkan saat melakukan tindakan yang kontak
dengan mebrane mukosa atau konjungtiva pasien yang
diduga menular. Partikel lebih besar dari 5um, dan
memercik dalam radius 1 meter,
Contoh Kondisi :

a. Bronchiolitis

b. Meningo-coccal Infectius

c. Viral infections termasuk influenza, Mumps & Rubella

Penatalaksanaan KebutuhanPenularan Melalui Udara


Sarung tangan Sarung Sesuai kewaspadaan standar Sesuai kewaspadaan
tangan standar
Apron/gown Sesuai kewaspadaan standar
Masker
Masker bedah petugas harus menggunakan masker
saat merawat pasien dengan batuk produktif,
terutama bila melakukan penanganan dengan
jarak ± 1meter.
Goggles/face shield Lindungi wajah bila ada resiko percikan
Penanganan peralatan Peralatan yang digunakan ulang dilakukan
desinfeksi dan sterilisasi sesuai prosedur sebelum
digunakan untuk pasien lain

Transportasi pasien
Pasien menggunakan masker bedah
hubungi ruangan yang akan menerima
pasien, petugas tidak perlu
menggunakan masker jika pasien
sudah menggunakan masker

Linen Minimalkan kontak dan mengibaskan


linen pasien linen yang terkontaminasi
dimasukkan ke dalam kantong plastik
berwarna kuning dan ditangani
sesegera mungkin dekontaminasi
sesuai prosedur gunakan APD saat
menangani linen yang terkontaminasi.

Limbah Sesuai kewaspadaan standar


Lain-lain Cuci tangan sesuai prosedur dan five moment, dan
setelah melepas APD.

3. CONTACT PRECAUTIONS
Diterapkan untuk menurunkan resiko penularan
mikroorganisme pathogen melalui kontak langsung
maupun tidak langsung diantaranya :
1. Kontak kulit dan kulit
2. Kontaminasi dari peralatan pasien
3. Lingkungan pasien Contoh kondisi :
a. Kolinisasi atau infeksi MRSA, EsβL
(Extended spectrum Betalactamase
producing organism) VRE
(Vancomycin Resisten Staphilococus).
4. Penyakit saluran pencernaan :
Rotavirus, hepatitis A, Clostridium
difficle
5. Respiratory : SARS, Bronchiolitis
6. Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies, HSV

PENATALAKSANAAN KEBUTUHAN PENULARAN MELALUI UDARA

Sarung tangan Saat kontak dengan pasien, peralatan


pasien dan lingkungan pasien

Apron/gown Saat petugas kesehatan kontak dengan


pasien, peralatanpasien dan lingkungan
pasien

Masker Di gunakan jika ada resiko percikan


cairan tubuh pasien.
Digunakan jika ada resiko percikan
Goggles/face shield cairan tubuh pasien.

Penanganan peralatan Membatasi furniture dan peralatan


terpapar pasien peralatan yang digunakan
ulang dilakukan desinfeksi dan sterilisasi
sesuai prosedur sebelum digunakan untuk
pasien lain.
Hubungi ruangan yang dituju Pastikan luka
Transportasi pasien dikulit tertutup dan exudat ditangani
dengan baik
Minimalkan kontak dan
Linen
mengibaskan linen pasien linen
yang terkontaminasi
dimasukkan ke dalam kantong
plastik berwarna kuning dan
ditangani sesegera mungkin
dekontaminasi sesuai prosedur
gunakan APD saat menangani
linen yang terkontaminasi

Limbah Tangani sesuai prosedur

Lain- lain Cuci tangan sesuai prosedur dan five


moment, dan setelah melepas sarung tangan
dan apron
IBAB II
DOKUMENTASI
Data pasien infeksius
Laporan audit kepatuhan penerapan
kewaspadaan standar

laporan penerapan kewaspadaan


berdasarkan transmisi
Lampiran 1

ALUR KEWASPADAAN STANDAR &


KEWASPADAAAN BERDASARKAN TRANSMISI

KEWASPADAAN STANDART
KEWASPADAAN BERDASARKAN
Diterapkan kepada semua pasien TRANSMISI

Diterapkan saat menangani : Kewaspadaan berdasarkan transmisi

1. Darah (termasuk darah kering) diterapkan saat menangani pasien yang


diketahui atau diduga terinfeksi atau
2. Cairan
kolonisasi agen infeksius
sekresi
ekskresi (termasuk keringat)

JALUR PENULARAN

KEWASPADAAN PENULARAN KONTAK KEWASPADAAN PENULARAN


KEWASPADAAN PENULARAN
(CONTACT PRECAUTION) PERCIKAN (DROPLET PRECAUTION)
UDARA (AIRBORNE PRECAUTION)
Diterapkan untuk menurunkan penularan Diterapkan kepada pasien yang Saat melakukan tindakan yang kontak
diketahui atau yang diduga terinfeksi dengan mebrane mukosa atau
mikroorganisme baik kontak langsung maupun tidak
kuman pathogen konjungtiva pasien yang
langsung.
diduga menular dengan
Contoh kuman pathogen:
penularan melalui udara
1. Kolonisasi atau infeksi multi resisten organism
Partikel lebih besar
2. Penyakit saluran pencernaan :
5um, dan memperkecil dalam radius 1
Rotavirus, hepatitis A, Clostridium difficle
meter.
3. Respiratory : SARS, Bronchiolitis
4. Infeksi kulit : Herpes Zoster, Scabies, HSV

13
Lampiran 2

ETIKA BATUK

1. Tutup mulut dan hidung menggunakan tissue atau sapu tangan.


2. Gunakan lengan baju dalam jika tidak membawa tissue atau sapu tangan.

3. Buang segera tissue yang sudah dipakai ke tempat sampah

4. Cuci tangan dengan air mengalir atau cairan alcohol sesuai SPO cuci tangan.

14
5. Gunakan masker bila anda flu atau sedang batuk.

15

Anda mungkin juga menyukai