Anda di halaman 1dari 6

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO KLINIS

PUSKESMAS PANEKAN

I. PENDAHULUAN
Puskesmas termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang
bekerja, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung puskesmas. Potensi bahaya di sarana
pelayanan kesehatan, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain
yang mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat pelayanan tersebut, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-
sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi,
gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-potensi bahaya tersebut jelas
mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan, para pasien maupun para pengunjung
yang ada di lingkungan puskesmas. Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin
terjadi ini, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko.

Resiko Klinis adalah bahaya, kesialan, musibah, atau potensi terjadinya hal- hal yang
merugikan pasien dan petugas terkait dengan berbagai dampak asuhan klinis yang diberikan
kepada pasien.
Manajemen risiko klinis adalah upaya menanggulangi semua risiko yang mungkin
terjadi di sebuah institusI dengan pendekatan yang proaktif untuk mengidentifikasi,menilai, dan
menyusun prioritas risiko dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampak/
kerugiannya baik bagi karyawan, pengguna jasa, maupun masyarakat luas dalam rangka
mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan klinis.
Manajemen resiko klinis Puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi assessemen, identifikasi dan pengelolaan yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan.

II. LATAR BELAKANG

Manajemen resiko merupakan bagian dari sistem manajemen secara


keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan prosedur,
proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan klinis guna terciptanya kerja
yang aman, efisien dan produktif.
III. DASAR PELAKSANAAN
SK Kepala UPTD Puskesmas Panekan No.85 Tentang Penerapan Manajemen
Resiko Klinis.

IV. TUJUAN
TUJUAN UMUM
1. Terciptanya budaya keselamatan di puskesmas;
2. Menghilangkan atau meminimalkan resiko klinis ;
3. Meminimumkan terjadinya ‘medical error’ ‘adverse events’ , dan ‘harms’ pada pasien
( Membuat asuhan pasien lebih aman );
4. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang
harus menjadi tanggungan institusi dan dokter;
5. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas;
6. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi kejadian- kejadian
yang tidak diinginkan.

TUJUAN KHUSUS
1. Terhadap Pasien:
 Membuat sekecil mungkin cidera yang tidak diinginkan;
 Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan.
2. Terhadap Staf :
Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan staf .
3. Terhadap Institusi :
 Menjaga reputasi
 Meminimumkan risiko finansial dengan Manajemen yg lebih baik
 Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan sebaik-baiknya sumber
daya yang ada
4. Terhadap Publik
Meningkatkan kepercayaan publik bahwa dengan program Manajemen resiko kinis yg
baik keamanan mereka lebih terjamin.

V. SASARAN
1. Pasien
2. Petugas
3. Institusi Puskesmas
4. Masyarakat

VI. PROGRAM KERJA


Menyusun dan mengoperasikan Program- Program:
1. Pencegahan Resiko Klinis.
2. Pengendalian Resiko Klinis.
3. Penanganan jika sdh terjadi Musibah atau Insiden Klinis
VII. BENTUK KEGIATAN
1. Credentialing of Medical Staff
2. Incident monitoring and tracking
3. Complaints monitoring and tracking (Memonitor dan menjejaki keluhan pasien / publik)
4. Infection control (Pengendalian infeksi nosokomial)
5. Documentation in the medical record ( Rekam medis yang baik)

Ad 1. Credentialing of Medical Staff / Seleksi staf medis


 Seleksi staf medik yang baik melalui tim kredential
 Program peningkatan kemampuan petugas pemberi pelayanan ( pelatihan PPGD, ATLS,
ACLS, APN, dsb.)

Ad 2. Incident monitoring and tracking


A. RESIKO KLINIS
1. Menafsir/ Mengidentifikasi risiko- resiko klinis di Puskesmas Panekan
TIPE MEDICAL ERROR
1. Kekeliruan Konsep
– Wrong Concept of Disease / Kesalahan Konsep Diagnosa
– Wrong Concept of Treatment /Kesalahan Konsep Pengobatan
2. Kekeliruan Diagnostik
a. Misdiagnosis
b. Late diagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up hasil pemeriksaan penunjang
3. Kekeliruan Terapi
a. Error melakukan tindakan medik / operasi
b. Error dalam memberikan terapi
c. Error dalam menetapkan dosis
d. Error dalam menetapkan cara pemberian obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan hasil diagnostik
sudah jelas
f. Melakukan tindakan medik tidak adekuat dan tanpa indikasi
g. Teknik yang keliru
4. Kekeliruan Pencegahan
– Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
– Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
5. Lainnya
– Gagal dalam berkomunikasi
i. Komunikasi dengan pasien
ii. Komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya
– Equipment failure
– Kegagalan sistem lainnya

SUMBER MEDICAL ERROR


A. MANUSIA
– Kelelahan – Poor Judgment
– Kurang terlatih – Keragu-raguan ( heuristic )
– Komunikasi yang buruk – Logic error
– Kekuasaan / pengendalian – Over confidence
– Keterbatasan waktu dll
B. ORGANISASI
– Rancang bangun ruang kerja – Manajemen supplai
– Perencanaan kebijakan – Supervisi / umpan balik
– Administrasi / pembiayaan – Ketidakjelasan tugas
– Insentif/disinsentif/kepemimpinan – Salah menempatkan personil
C. TEKNIKAL
– Poor automation – Kompleksitas
– Peralatan yang buruk – Kurang terintegrasi
– Keterbatasan peralatan – Terlalu banyak informasi
– Tidak memiliki decision support – Tidak menggunakan checklist

2. Melaporkan risiko klinis


 Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan
atau secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan
pasien ( PATIENT CARE and PASIEN SAFETY )
 Pelaporan atas masalah / kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan
berisiko.
 Pelaporan atas masalah / kejadian yang bertedensi / berpotensi menghadapkan
Puskesmas pada tuntutan hukum
 Masalah / kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk
juga suatu keadaan yang potensial menyebabkan cedera
 Pelaporan atas masalah / kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk
mengeliminasi atau menurunkan risiko
 Pelaporan dari masalah / kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan
risiko ketersediaan keuangan, peralatan maupun supplies
3. Menganalisa risiko klinis
 Semua Unit pelayanan berperan secara aktif untuk mengidentifikasi resiko di
lingkungan kerja masing- masing
 menentukan probabilitas dan konsekuensinya dengan cara FMEA
4. Menangani risiko klinis
5. Merencanakan upaya tindak lanjut (program- program pencegahan resiko klinis)
B. INSIDEN KLINIS
Insiden Keselamatan Pasien (KTD, KTC, KNC, KPC dan Kejadian Sentinel)
1. Identifikasi dan pelaporan Insiden keselamatan pasien

unit layanan Pokja PMKP Tim


insiden Manajemen
Mutu
Call center

2. Penanganan Insiden keselamatan pasien

Tim Penanganan
Manajemen
Pokja PMKP unit layanan insiden
Mutu

3. Analisis Insiden keselamatan pasien ( system RCA/ Root Cause Analyze)


1) Insiden yang akan dianalisis
2) Pembentukan tim RCA yang terdiri dari Ketua PMKP, Unit Pemantau PMKP, dan
Petugas dari unit pelayanan yang terlibat Insiden Keselamatan Pasien.
3) Analisis Insiden keselamatan untuk mencari akar masalah bukan mencari siapa
yang bersalah.
4. Upaya tindak lanjut
Menyiapkan rencana tindak lanjut untuk mencegah terjadinya Insiden yang sama
dan langkah- langkah penyelesaian Insiden bila kejadian terulang.
Insiden keselamatan kerja
 Penjaminan keselamatan petugas saat melakukan pelayanan klinis
 Usaha- usaha untuk meminimalkan resiko kerja petugas pemberi pelayanan klinis

Ad 3. Complaints monitoring and tracking ( Memonitor dan menjejaki keluhan


pasien/ public )
1. Call center
2. Kotak saran
3. Pokja Pengaduan

Ad 4. Infection control ( Pengendalian infeksi nosokomial )


a. Pelatihan PPI kepada seluruh staff;
b. Panduan PPI Puskesmas Panekan.

Ad 5. Documentation in the medical record ( Rekam medis yang baik)


a) SOP Penulisan Rekam medis
b) Audit Klinis

VIII. PENUTUP
Demikian pedoman ini disusun untuk menjadi pedoman manajemen resiko klinis di
puskesmas Panekan.

Ditetapkan di : Panekan
Pada Tanggal : 1 Juli 2015
KEPALA UPTD PUSKESMAS PANEKAN

dr. NURHAYATI TRIASIH


NIP. 19800920 2009 01 2007

Anda mungkin juga menyukai