Anda di halaman 1dari 4

DIARRHEA AND GASTROENTERITIS

No.Dokumen SOP/POKJAIII/IX/
No.Revisi 00
SOP Tanggal
15 Oktober 2015
Terbit
Halaman 1/2
PEMERINTAH KABUPATEN
BOJONEGORO
DINAS KESEHATAN dr. VERA AGUSTINA
UPTD PUSKESMAS KANOR NIP.197908172010012003
KECAMATAN KANOR

1. Pengertian - No. ICD X : A09 Diarrhea and gastroenteritis of presumed


infection origin
- Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung
dan usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air
besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lender,
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan
disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan
menurunnya nafsu makan. Apabila diare > 30 hari disebut
kronis
2. Tujuan Agar penanganan pasien Diarrhoea and gastroenteritis dilakukan
sesuai prosedur
3. Kebijakan Keputusan kepala puskesmas no. 440/ /412.43.16/SK/2015
tentang pemberlakuan SOP
4. Referensi Peraturan menteri kesehatan republik indonesia No. 5 Tahun 2014
tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan primer

5. Prosedur / Langkah - Terapi dapat diberikan dengan :


langkah - Memberikan cairan dan diet adekuat
1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang
adekuat untuk rehidrasi
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase
transien
3. Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein,
karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus
4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak
mengandung gas, dan mudah dicerna
- Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti
diare untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi
definitif. Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan
antibiotik atau antiparasit, atau anti jamur tergantung
penyebabnya
- Obat antidiare, antara lain:
1. Turunan opioid : loperamide, difenoksilat atropine, tinktur
opium
2. Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien
immunocompromised, seperti HIV, karena dapat
meningkatkan risiko terjadinya bismuth encephalopathy
3. Obat yang mengeraskan tinja : atapulgit 4x2 tablet/ hari
atau smectite 3x 1 sachet diberikan tiap BAB encer
sampai diare stop
4. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/
hari
5. Antimikroba antara lain :
Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari
selama 5-7 hari
Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari
Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia,
metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500 mg/
hari selama 7 hari
- Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan
dengan etiologi
- Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut
- Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat
dehidrasinya, pasien ditangani dengan langkah sebagai
berikut
1. Menentukan jenis cairan yang akan digunakan Pada diare
akut awal yang ringan
 cairan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g
glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan
1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan secara oral
atau lewat selang nasogastrik. Cairan lain adalah
cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan
secara intravena
2. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan Prinsip
dalam menentukan jumlah cairan inisial yang dibutuhkan
adalah :
BJ plasma dengan rumus:
Defisit cairan = Bj plasma – 1,025 X Berat badan X 4 ml
0,001
Kebutuhan cairan = Skor X 10% X kgBB X 1 liter
15
3. Menentukan jadwal pemberian cairan :
 Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah
total kebutuhan cairan menurut BJ plasma atau
skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini
agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin
 Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2)
pemberian diberikan berdasarkan kehilangan
selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial
sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor
daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per
oral
 Jam berikutnya pemberian cairan diberikan
berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan
insensible water loss.
- Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare
akut apabila ditemukan :
1. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses
harus dianalisa lebh lanjut
2. Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri,
demam ≥ 38.5⁰C, nyeri abdomen yang berat pada
pasien usia di atas 50 tahun
3. Pasien usia lanjut d. Muntah yang persisten
4. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis,
irritable
5. Terjadinya outbreak pada komunitas
6. Pada pasien yang immunocompromised
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang perlu Konseling dan Edukasi
diperhatikan - Pada kondisi yang ringan, diberikan edukasi kepada keluarga
untuk membantu asupan cairan
- Edukasi juga diberikan untuk mencegah terjadinya GE dan
mencegah penularannya
- Kriteria Rujukan
1. Tanda dehidrasi berat
2. Terjadi penurunan kesadaran
3. Nyeri perut yang signifikan
4. Pasien tidak dapat minum oralit
5. Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan
1. Unit Terkait Semua unit

2. Rekaman Historis No Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai


diperlakukan

Anda mungkin juga menyukai