TANGGAL : 01 Pebruari 2017 PEMBUATAN TANGGAL REVISI :
TANGGAL EFEKTIF : 09 Pebruari 2017
DISAHKAN OLEH : Kepala
UPT PUSKESMAS UPT Puskesmas Doko
DOKO
Dr. YUDIA SUPRADINI
1. PENGERTIAN Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu makan. Apabila diare > 30 hari disebut kronis. Infeksi yang menyebabkan GE akibat Entamoeba histolytica disebut disentri, bila disebabkan oleh Giardia lamblia disebut giardiasis, sedangkan bila disebabkan oleh Vibrio cholera disebut kolera 2. TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani penyakit gastroenteritis 3. KEBIJAKAN Keputusan Kepala UPT Puskesmas Doko Nomor 440/058/409.104.5/SK/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan klinis di Puskesmas Doko. 4. REFERENSI Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I tahun 2013 5. ALAT & BAHAN 6. PROSES 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik 3. Penegakan diagnosa: Menangani penyakit gastroenteritis 4. Tatalaksana c. Obat antidiare, antara lain: 1) Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare semakin berat walaupun diberikan terapi. 2) Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien immunocompromised, seperti HIV, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya bismuth encephalopathy. 3) Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite 3x 1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop. 4) Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari
b. Antimikroba, antara lain:
1) Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7 hari, atau 2) Trimetroprim / Sulfamethoxazole 160 /800 2 x 1 tablet /hari. 3) Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari. 4) Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi. Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut. c. Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya, pasien ditangani dengan langkah sebagai berikut: 1) Menentukan jenis cairan yang akan digunakan Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan 1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan secara oral atau lewat selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara intravena. 2) Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan b. Prinsip dalam menentukan jumlah cairan inisial yang dibutuhkan adalah: BJ plasma dengan rumus: c. Defisit cairan : Bj plasma – 1,025 X Berat badan X 4 ml 0,001 d. Kebutuhan cairan = Skor X 10% X kgBB X 1 liter 3) Menentukan jadwal pemberian cairan: a. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ plasma atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin. b. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral. c. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss. 7. UNIT TERKAIT UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap 8. DOKUMEN TERKAIT Rekam medis 9. BAGAN ALIR -