Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM P2P DIARE

No. Dokumen / SOP/ UKP / 2022


No. revisi 00
SOP
Tanggal
Terbit
Halaman 1/4
UPTD
PUSKESMAS Dr.Dyah
MEDAENG Laksmisari

1. Pengertian Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan


usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air besar
lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lender, dengan
frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan disertai
dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan
menurunnya nafsu makan. Apabila diare > 30 hari disebut
kronis.
Infeksi yang menyebabkan GE akibat Entamoeba histolytica
disebut disentri, bila disebabkan oleh Giardia lamblia disebut
giardiasis, sedangkan bila disebabkan oleh Vibrio cholera
disebut kolera
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani
penyakit gastroenteritis
3. Kebijakan Surat Keputusan kepala UPTD Puskesmas Medaeng No. 01
/SK/ ADMEN/ I /2017 tentang SK Tentang Jenis-Jenis
Pelayanan

4. Referensi Buku Saku Lintas diare untuk petugas Kesehatan tahun 2021

5. Prosedur/ 1. Anamnesa
Langkah
2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: Menangani penyakit gastroenteritis
4. Tatalaksana
a. Obat antidiare, antara lain:
1) Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine,
tinktur opium. Obat ini sebaiknya tidak diberikan
pada pasien dengan disentri yang disertai demam,
dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare
semakin berat walaupun diberikan terapi.
2) Bismut subsalisilat, hati-hati pada pasien
immunocompromised, seperti HIV, karena dapat
meningkatkan risiko terjadinya bismuth
encephalopathy.
3) Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/
hari atau smectite 3x 1 sachet diberikan tiap BAB
encer sampai diare stop.
4) Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec
3x 1/ hari
b. Antimikroba, antara lain:
1) Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500
mg/hari selama 5-7 hari, atau
2) Trimetroprim / Sulfamethoxazole 160 /800 2 x 1
tablet /hari.
3) Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia,
metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500
mg/ hari selama 7 hari.
4) Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi
disesuaikan dengan etiologi. Terapi probiotik dapat
mempercepat penyembuhan diare akut.
c. Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat
dehidrasinya, pasien ditangani dengan langkah sebagai
berikut:
1) Menentukan jenis cairan yang akan digunakan
Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan
oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa,
3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan 1.5 KCl
setiap liter. Cairan ini diberikan secara oral atau lewat
selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer
laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara intravena.
2) Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
b. Prinsip dalam menentukan jumlah cairan inisial
yang dibutuhkan adalah: BJ plasma dengan rumus:
c. Defisit cairan : Bj plasma – 1,025 X Berat badan X 4
ml 0,001
d. Kebutuhan cairan = Skor X 10% X kgBB X 1 liter
3) Menentukan jadwal pemberian cairan:
a. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah
total kebutuhan cairan menurut BJ plasma atau
skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini
agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.
b. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2)
pemberian diberikan berdasarkan kehilangan
selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial
sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor
daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per
oral.
c. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan
berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan
insensible water loss.

Pasien datang
6. Diagram
Alir
Menyapa,dan anamesa

Melakukan pemeriksaan

Menjelaskan hasil pemeriksaan

Health education

Pemberian L-Roa

Pemberian terapi

Pasien pulang

7. Unit terkait  Loket


 Apotik
 Ugd
 Mtbs (poli ispa)
 Poli umum
 Poli lansia

8. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai


diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai