Anda di halaman 1dari 2

Gastroenteritis

No. Kode :
Terbitan :
S P O No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman :
Tanda Tangan Evendi, SKM
Diterbitkan Oleh NIP. 19700820 199003 1 007
Kepala Puskesmas Siniu

1. Pengertian Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat
bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu
24 jam, dapat disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan
menurunnya nafsu makan.
No. ICPC II : D73 Gastroenteritis presumed infection
No. ICD X: A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infection origin
2. Tujuan Pedoman dalam penegakan diagnosa, dan pemberian terapi pada pasien
gastroenteritis
3. Kebijakan
4. Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur/ Subjective
Langkah- Buang Air Besar (BAB) lembek atau cair, dapat bercampur darah atau
langkah lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Dapat
disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan
muntah serta tenesmus.

Objective
Pemeriksaan terpenting adalah menentukan tingkat/derajat dehidrasi
akibat diare. Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah turgor
kulit perut menurun, akral dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan
denyut nadi, tangan keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran
(syok hipovolemik), nyeri tekan abdomen, kualitas bising usus
hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung ubun-ubun kepala. Pada tanda
vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi dan
pernapasan cepat.
Pemeriksaan status lokalis
Pada anak-anak terlihat BAB dengan konsistensi cair pada bagian dalam
dari celana atau pampers.

Assessment
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3 kali
sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik dan
pemeriksaan konsistensi BAB).
Plan
Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat dengan
sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang diperlukan
evaluasi lebih lanjut.
Terapi dapat diberikan dengan:
Memberikan cairan dan diet adekuat
Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk
rehidrasi.
Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein, karena
dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan
mudah dicerna.
Obat antidiare, antara lain:
Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium.
Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang
disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare
semakin berat walaupun diberikan terapi.
Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite 3x 1
sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop.
Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari
Antimikroba, antara lain:
Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7 hari,
atau
Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat
digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.

Kriteria Rujukan
Tanda dehidrasi berat
Terjadi penurunan kesadaran
Nyeri perut yang signifikan
Pasien tidak dapat minum oralit
Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan
6. Unit Terkait 1. Poliklinik Umum
2. Unit Gawat Darurat
3. Rawat Inap
7. Distribusi

8. Rekaman Historis
Diberlakukan
No Hal Yang Dirubah Perubahan
Tgl.

Anda mungkin juga menyukai