Anda di halaman 1dari 5

GASTROENTRITIS

No. Dokumen :
No.Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
dr. Ragil Muhammad Aristo
Halaman :
NIK : 19901809 2015 014 002
Klinik Rawat Inap
Mitra Keluarga
Sejahtera
Sukowono Jember

1. Pengertian Gastroenteritis adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang
ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat
bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu
24 jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut
dan menurunnya nafsu makan.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan Pasien menderita Gastroenteritis akut di IGD
Klinik Rawat Inap Mitra Keluarga Sejahtera
3. Kebijakan Keputusan Kepala Klinik Rawat Inap Mitra Keluarga Sejahtera

4. Referensi

5. Perlengkapan 1. Tensimeter
2. Thermometer
3. Timbangan Injak
4. Ranjang Periksa
5. Stetoskop
6. Senter
7. Handscoen
8. Buku Register pasien

6. Prosedur/ 1. Pasien datang ke UGD karena buang air besar (BAB) lembek atau cair,
langkah- dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih
langkah
dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri
atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus.
2. Dilakukan pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
a. Pemeriksaan fisik terutama derajat dehidrasi
Gejala Derajat
Minimal (< 3% Dehidra
Ringan sampai Berat (>
dari berat badan) sedang (3-9% 9% dari
dari berat berat
Baik, sadar badan)
Normal, lemas, badan)
Apatis,
Status penuh atau gelisah, letargi, tidak
mental iritabel sadar
Minum Sangat haus, Tidak dapat
normal, sangat ingin minum
Rasa haus mungkin minum
menolak
Normal Normal Takikard
sampai i, pada
Denyut meningkat kasus
jantung
Kualitas Normal Normal berat
Lemah
denyut sampai atau tidak
nadi
Pernapasan Normal menurun
Normal cepat teraba
Dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Pecah-pecah
lidah
Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang,
Ekstremitas Hangat Dingin minimal
Dingin
Normal Menurun Minimal
Output urin sampai
menurun
b. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah Darah rutin (lekosit)
untuk memastikan adanya infeksi.
3. Penegakan Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari 3
kali sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik
dan pemeriksaan konsistensi BAB).
4. Penatalaksanaan
Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat
dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang
diperlukan evaluasi lebih lanjut.

Terapi dapat diberikan dengan:

a. Memberikan cairan dan diet adekuat

1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat


untuk rehidrasi.
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
3. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein,
karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung
gas, dan mudah dicerna.
b. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare
untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif.

Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang


diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan
imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik
atau antiparasit, atau anti jamur tergantung penyebabnya.

Obat antidiare, antara lain:

a. Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium.


b. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang
disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare
semakin berat walaupun diberikan terapi.
c. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite
3x1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop.
d. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari

Antimikroba, antara lain:

a. Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7


hari, atau
b. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.
c. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat
digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.
d. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan
etiologi. Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut.

Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya,


pasien ditangani dengan langkah sebagai berikut:

a. Menentukan jenis cairan yang akan digunakan


Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang
hipotonik, Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9%
yang diberikan secara intravena
b. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
c. Menentukan jadwal pemberian cairan:
1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan
cairan diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi
optimal secepat mungkin.
2. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan
berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi
inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok dapat diganti cairan per
oral.
3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan
kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss.
Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila
ditemukan:

a. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa


lebh lanjut.
b. Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri, demam ≥
38.5⁰C,
c. nyeri abdomen yang berat pada pasien usia di atas 50 tahun
d. Pasien usia lanjut
e. Muntah yang persisten
f. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable.
g. Terjadinya outbreak pada komunitas
h. Pada pasien yang immunocompromised.

Kriteria Rujukan

a. Tanda dehidrasi berat


b. Terjadi penurunan kesadaran
c. Nyeri perut yang signifikan
d. Pasien tidak dapat minum oralit
e. Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan
Diagram Alir

Perawat /
Pasien Pasien masuk
Bidan
dipanggil ke ruang
Melakukan
berdasarkan pemeriksaan
Pengkajian
nomor urut Dokter /
awal klinis
Dokter Gigi
Pasien sesuai
adaSOP Dokter
diberikan Y Pengkajian melakukan
indik
pengantar ke a awalasiklinis anamnesa dan
laboratorium peme pemeriksaan
Ti fisik
riksaa
da
n
Dokter menegakkan
k
diagnosapenu
berdasarkan
njang
anamnesa, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan
penunjang mengacu
pada standar profesi dan
standar asuhan (PMK no
Pasien
Pasien 5 tahun 2014)
Y memb
diberikan
utuhk
rujukan a
an
internal atau
pelaya
rujukan
nan
Ti
eksternal.
atau
da
Pasien
Perawat mencatat
tindak hasil
k resep
diberikan
pemeriksaan,
an
obat
laboratorium sesuai
dan terapi,
lebih
maupun rujukandengan
lanjut kedalam
bukuDiagnosa
register yang
harian
mengacu
pasien pada
poli umum.
standar profesi
dan standar
asuhan (PMK
no 5 tahun obat di
Pasien mengambil
2014)
apotek
7.Unit terkait - Poli Umum
- Unit Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai