Anda di halaman 1dari 5

DIARE

No Dokumen :

440/ / UKP/SOP/ 1/ 2020

No Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : / 01 / 2020

Halaman : 1 /5

UPTD PUSKESMAS dr.Eka Ririn Marantika


PUGUNG TAMPAK NIP.19890118 201403 2 003

a. Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan dan


merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu atau gangguan lain.
b. Diare akut adalah buang air besar lembek/cair konsistensinya encer,
lebih sering dari biasanya disertai berlendir, bau amis, berbusa
bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya dan berlangsung kurang dari 7 hari.
c. Diare nonspesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh kuman
khusus maupun parasit.
d. Cara menentukan derajat dehidrasi
Gejala Derajat Dehidrasi

1. Pengertian Minimal (< Ringan sampai Berat (> 9% dari


3% dari berat sedang (3-9% berat badan)
badan) dari berat
badan)
Status mental Baik, sadar Normal, lemas, Apatis, letargi, tidak
penuh atau gelisah, sadar
iritabel
Rasa haus Minum Sangat haus, Tidak dapat minum
normal, sangat ingin
mungkin minum
menolak
minum

1/5
Denyut Normal Normal sampai Takikardi, pada
jantung meningkat kasus berat
bradikardi
Kualitas Normal Normal sampai Lemah atau tidak
denyut nadi menurun teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Mulut dan Basah Kering Pecah-pecah
lidah
Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang,
minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin
Output urin Normal sampai Menurun Minimal
menurun

Sebagai pedoman bagi petugas untuk mendiagnosa dan mengobati


2. Tujuan
pasien diare.
SK Kepala UPT Puskesmas Pugung Tampak, Nomor. 800/ 29 / SK/ I /
3. Kebijakan
2018 Tentang Pelayanan klinis
Panduan Praktik klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Referensi
Tingat Pertama tahun 2015
a. Stetoskop
5. Alat dan Bahan
b. Tensimeter
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas menulis identitas pasien di buku register
3. Petugas melakukan anamnesa pada pasien
4. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, sejak kapan BAB
cair, berapa kali BAB dalam sehari, apakah terdapat lendir, darah
atau ampas dalam tinja, adakah orang lain yang terkena diare dan
6. Prosedur
makanan atau minuman yang dikonsumsi sebelum diare.
5. Petugas menanyakan keluhan penyerta diare, apakah pasien
mengeluhkan demam, mual, muntah, nyeri perut sampai kejang
perut.
6. Petugas menanyakan adanya gejala dehidrasi seperti lemas,
merasa haus, lidah dan kerongkongan kering, suara serak, pada

2/5
bayi ubun-ubun cekung, air mata tidak keluar dan turgor kulit
menurun.
7. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah,suhu tubuh, dan
nadi pasien.
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien, apakah bising usus
meningkat, nyeri tekan pada bagian perut, turgor kulit menurun,
selaput lendir mulut dan bibir kering.
9. Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
10. Petugas menentukan derajat dehidrasi,
11. Petugas menetukan terapi sesuai dengan penyebab diare, gejala
dan derajat dehidrasi,
12. Petugas memberikan pengobatan untuk rehidrasi
 Pada pasien diare tanpa dehidrasi (Terapi A):
- Berikan cairan (air tajin, larutan gula garam, oralit)
sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagai
petunjuk berikan tiap habis BAB:
o Anak <1 thn : 50 – 100 mL
o Anak 1 – 4 thn : 100–200 mL.
o Anak >5 tahun : 200–300 mL
o Dewasa : 300–400 mL
o Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi.
 Pada pasien diare dengan dehidrasi ringan–sedang (Terapi
B):
- Oralit diberikan 75 mL/kgBB dalam 3 jam, jangan
dengan botol.
- Jika anak muntah(karena pemberian cairan terlalu cepat),
tunggu 5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan pemberian
lebih lambat (1 sendok tiap 2-3 menit).
13. Petugas merujuk pasien dengan dehidrasi berat ke IGD untuk
dilakukan rehidrasi parental
 Diberikan Ringer Laktat 100 mL yang terbagi dalam
beberapa waktu.
 Tiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang, jika hidrasi tidak
membaik tetesan dipercepat. Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam
(pasien lebih tua) pasien kembali di periksa

3/5
Pemberian Cairan Untuk Bayi Diare Dengan Dehidrasi
Berat

Pemberian
Pemberian kemudian
Umur pertama
70 mL/kg
30 mL/kg

Bayi <12 bulan dalam 1 jam dalam 5 jam

Bayi/anak > 12 2,5 jam


dalam 30 menit
bulan

14. Petugas menetukan terapi farmakologi,


 Zink selama 10 hari berturut – turut
- Bayi < 6 bulan dengan dosis 1 x 10 mg
- Bayi > 6 bulan dengan dosis 1 x 20 mg
 Pengobatan antibiotic maupun antimikroba hanya untuk kasus
tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau amubiasis
- Kolera : Kotrimoksazol 2 x 3 tab (awal) dilanjutkan 2
x 2 tab / hari atau Tetrasiklin 4 x 500 mg
- E. Coli : tidak memerlukan terapi
- Salmonela : Ampisilin 4 x 1 g atau Kotrimoksazol 4 x
500 mg atau Siprofloksasin 2 x 500 mg
- Shigella : Ampisilin 4 x 1 g atau Kloramfenikol 4 x
500 mg
- Amebiasis : Metronidazol 4 x 500 mg atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg
- Giardiasis : Klorokuin 3 x 100 mg atau Metronidazol
3 x 250 mg
- Virus : Simtomatik & Suportif
 Pemberian anti emetik seperti antacid, B6, domperidon jika
pasien mual
15. Petugas menyarankan agar pasien tetap meneruskan makan dan
minum lebih banyak, untuk bayi tetap meneruskan ASI,
16. Petugas memberikan informasi kesehatan mengenai diare dan
prinsip pengobatan, perawatan selama di rumah (rehidrasi oral di
rumah), waktu untuk kontrol ulang dan upaya supaya diare tidak
terulang
17. Petugas menuliskan resep untuk mengobati gejala dan penyebab
4/5
diare:
18. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada
rekam medik pasien
19. Petugas menulis hasil pemeriksaan pada buku register

7. Bagan Alir -

8. Hal-hal yang
perlu -
diperhatikan
1. Ruang pelayanan umum
9. Unit terkait 2. Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

10. Dokumen 1. Rekam medik

terkait 2. Buku register pasien

11. Rekam historis


Tanggal mulai
perubahan No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
1 Pemakaian APD 1.Pemakaian 1 Januari 2022
APD level 3 ke
level 1

5/5

Anda mungkin juga menyukai