Anda di halaman 1dari 5

GASTROENTERITIS

No. : SOP/BP/PC/ /2017


Dokumen
SOP No. Revisi : 0
Tanggal : 16 Januari 2017
Terbit
Halaman : 1/4
PUSKESMAS drg. Fahmi Nurdin
CIDAHU NIP. 19690513 199903 1 002

1. Pengertian Gastroenteritis adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang
ditandai dengan diare, yaitu buang air besar lembek atau cair, dapat
bercampur darah atau lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu
24 jam, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut
dan menurunnya nafsu makan.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan Pasien menderita Gastroenteritis akut di
UGD UPTD Puskesmas DTP Cidahu
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas DTP Cidahu No.440/ /-PKM.CDH/2017,
tentang Kebijakan Layanan Klinis
4. Referensi 1. Buku panduan praktik klinis untuk dokter edisi revisi tahun 2014
2. Permenkes RI No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

5. Prosedur 1. Pasien datang ke BP karena buang air besar (BAB) lembek atau cair,
dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih
dalam waktu 24 jam. Dapat disertai rasa tidak nyaman di perut (nyeri
atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus.
2. Dilakukan pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana
a. Pemeriksaan fisik terutama derajat dehidrasi

Gejala Derajat
Dehidrasi
Minimal (< 3% Ringan Berat (>
dari berat sampai sedang 9% dari
badan) (3-9% dari berat berat
badan) badan)
Baik, sadar Normal, lemas, Apatis,
Status mental penuh atau gelisah, letargi, tidak
iritabel sadar
Minum Sangat haus, Tidak dapat
normal, sangat ingin minum
Rasa haus mungkin minum
menolak
Denyut Normal
minum Normal Takikardi,
jantung sampai pada
meningkat kasus
berat
Kualitas Normal Normal bradikardi
Lemah
denyut nadi sampai atau tidak
menurun teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Air mata Ada Menurun Tidak ada
Puskesmas No. Dokumen : No. Revisi :
Gastroenteritis Hal :2/4
Cidahu SOP/BP/PC/ /2017 0

Mulut dan Basah Kering Pecah-pecah


lidah
Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang,
minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin
Normal Menurun Minimal
Output urin sampai
menurun
b. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah Darah rutin
(lekosit) untuk memastikan adanya infeksi.
3. Penegakan Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis (BAB cair lebih dari
3 kali sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipovolemik
dan pemeriksaan konsistensi BAB).

4. Penatalaksanaan
Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh cepat
dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat antidiare, sehingga jarang
diperlukan evaluasi lebih lanjut.
Terapi dapat diberikan dengan:
a. Memberikan cairan dan diet adekuat
1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat
untuk rehidrasi.
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
3. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau kafein,
karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung
gas, dan mudah dicerna.
b. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare
untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi definitif.
Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada pasien yang
diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhea, dan
imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat infeksi diberikan antibiotik
atau antiparasit, atau anti jamur tergantung penyebabnya.
Obat antidiare, antara lain:
a. Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium.
b. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan disentri yang
disertai demam, dan penggunaannya harus dihentikan apabila diare
semakin berat walaupun diberikan terapi.
c. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite
3x1 sachet diberikan tiap BAB encer sampai diare stop.
d. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari
Antimikroba, antara lain:
a. Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7
hari, atau
b. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.
c. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia, metronidazole dapat
digunakan dengan dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.
d. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi.
Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut.
Puskesmas No. Dokumen : No. Revisi :
Gastroenteritis Hal :3/4
Cidahu SOP/BP/PC/ /2017 0

Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya,


pasien ditangani dengan langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jenis cairan yang akan digunakan
Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang
hipotonik, Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl
0,9% yang diberikan secara intravena
b. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
c. Menentukan jadwal pemberian cairan:
1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total
kebutuhan cairan diberikan langsung dalam 2 jam ini agar
tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.
2. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian
diberikan berdasarkan kehilangan selama 2 jam pemberian
cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok dapat
diganti cairan per oral.
3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan
kehilangan cairan melalui tinja dan insensible water loss.

Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut


apabila ditemukan:
a. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus
dianalisa lebh lanjut.
b. Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri, demam ≥
38.5⁰C,
c. nyeri abdomen yang berat pada pasien usia di atas 50 tahun
d. Pasien usia lanjut
e. Muntah yang persisten
f. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable.
g. Terjadinya outbreak pada komunitas
h. Pada pasien yang immunocompromised.

Kriteria Rujukan
a. Tanda dehidrasi berat
b. Terjadi penurunan kesadaran
c. Nyeri perut yang signifikan
d. Pasien tidak dapat minum oralit
e. Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan

6. Diagram Alir
No. Dokumen : No. Revisi :
Puskesmas Cidahu Gastroenteritis Hal :4/4
SOP/BP/PC/ /2017 0

7. Unit Terkait Rawat Inap, IGD, Poli umum, PONED, MTBS


8. Dokumen Rekam medis pasien, Buku Register UGD, lembar resep, lembar rujukan
Terkait
9. Rekaman
Historis NO YANG DI ISI PERUBAHAN TANGGAL
Perubahan UBAH MULAI
DIBERLAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai