A PENDAHULUAN
Program P2 Diare merupakan salah satu program untuk menanggulangi penyakit menular
yang melalui kontaminasi air dan makanan dengan gejala berak berak cair lebih dari 3 kali
dengan atau tanpa disertai mutah .
Diare adalah proses infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan Terjadinya Diare
terutama pada anak-anak seringkali bersamaan dengan terjadinya mutah sehingga mempercepat
terjadinya Dehidrasi . berdasar hasil Riskesdas tahun 2007 ( 13,2 % AKB = Angka Kematian
Bayi disebabkan oleh Diare )
B Latar Belakang
Sampai saat ini kesehatan masih menjadi masalah yang serius di Indonesia.
Kepadatan penduduk dan lingkungan yang kumuh dan kurangnya pengetahuan akan
kesehatan, menyebabkan masyarakat kurang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
kurangnya SABERJAGA ( Sarana Air Bersih dan Jamban Keluarga ) sangat berpengaruh
pada penyakit Diare
Menurut H.L. Bloom derajat kesehatan manusia dipengaruhi beberapa faktor yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya
adalah keadaan lingkungan yang tidask memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku
kesehatan yang merugikan kesehatan. Maka dirasa penting untuk memberikan penyuluhan
kepada masyarakat yang tentang PHBS
C TUJUAN PROGRAM P2 DIARE
Program diare merupakan salah satu program untuk menanggulangi penyakit menular.
Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi air dan makanan.
Adapun tujuan, sasaran, dan kegiatan dari program penanggulangan diare adalah sebagai
berikut
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
D Kegiatan Program :
1.Penatalaksanaan Diare
2.Pencatatan dan Pelaporan P2 Diare
E Cara melaksanakan kegiatan
Langkah-langkah dalam P2 DIARE sebagai berikut
Status mental Baik, sadar penuh Normal, lemas, atau Apatis, letargi, tidak
gelisah, iritabel sadar
Rasa haus Minum normal, Sangat haus, sangat Tidak dapat minum
mungkin menolak ingin minum
minum
Denyut jantung Normal Normal sampai Takikardi, pada kasus
meningkat berat bradikardi
Kualitas denyut nadi Normal Normal sampai Lemah atau tidak
menurun teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam
Penatalaksanaan
Umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat
antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut.
Terapi dapat diberikan dengan:
a. Memberikan cairan dan diet adekuat
1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk rehidrasi.
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
3. Hindari minuman ber alkohol atau kafein, ( meningkatkan motilitas dan sekresi usus.)
4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan mudah dicerna.
b. Pasien tanpa dehidrasi diberikan obat anti diare dan antimikroba
Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g
glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan 1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan
secara oral atau lewat
selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara
intravena.
b. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
Prinsip dalam menentukan jumlah cairan inisial yang dibutuhkan adalah: BJ plasma dengan
rumus:
Defisit cairan : Bj plasma – 1,025 X Berat badan X 4 ml 0,001
Kebutuhan cairan = Skor X 10% X kgBB X 1 liter 15
c. Menentukan jadwal pemberian cairan:
1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ plasma
atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat
mungkin.
2. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan
selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor
daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral.
3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan
insensible water loss.
Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila ditemukan:
a. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa lebh lanjut.
b. Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri, demam ≥ 38.5⁰C, nyeri abdomen yang
berat pada pasien usia di atas 50 tahun
c. Pasien usia lanjut
d. Muntah yang persisten
e. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable.
f. Terjadinya outbreak pada komunitas
g. Pada pasien yang immunocompromised.
Sarana Prasarana
Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin, feses dan WIDAL
Obat-obatan
Infus set
F. Sasaran
G. Jadwal
H. EVALUASI
Target Hasil
NO Uraian Kegiatan Ket
2012 2013 2014
1 Jumlah Balita 5791 5810 5830
Jumlah Balita
2 201 482
Diare
3 Jumlah Balita
201 482
Diperiksa
Target
509 519
4 Penemuan Diare
5 Persen Capaian 39,4% 92,8%
Jumlah
6
Penderita Diare 1154 1728
bukan balita
Target
7 2417 2427
Penemuan
8 Persen Capaian 47,77% 70,3%
Kematian
9 0 0
karena Diare
Pelaporan
Pelaporan P2 Diare
Untuk Daftar penderita ada catatan tersendiri dimana data diperoleh dari merekap pasien
Rawat Inap
Pelaporan
Pelaporan dilakukan tiap minggu dan tiap bulan ke Dinkes Kab Jombang
J PENDANAAN