Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DIARE PUSKESMAS CUKIR TAHUN 2015

A PENDAHULUAN

Program P2 Diare merupakan salah satu program untuk menanggulangi penyakit menular
yang melalui kontaminasi air dan makanan dengan gejala berak berak cair lebih dari 3 kali
dengan atau tanpa disertai mutah .

Diare adalah proses infeksi akut yang mengenai saluran pencernaan Terjadinya Diare
terutama pada anak-anak seringkali bersamaan dengan terjadinya mutah sehingga mempercepat
terjadinya Dehidrasi . berdasar hasil Riskesdas tahun 2007 ( 13,2 % AKB = Angka Kematian
Bayi disebabkan oleh Diare )

• Penemuan penderita Diare di Puskesmas Cukir tahun 2013 sebanyak1154 penderita


sedang penderita Diare Balitanya sebanyak 201 anak Pada tahun 2014 sebanyak 1728
orang dan Penderita Diare Balita tahun 2014 sebanyak 482 anak/ penderita ,diharapkan
dengan adanya program P2 Diare yang baik dan benar penyakit Diare dapat ditemukan
sesuai target yang ditetapkan

B Latar Belakang

Sampai saat ini kesehatan masih menjadi masalah yang serius di Indonesia.
Kepadatan penduduk dan lingkungan yang kumuh dan kurangnya pengetahuan akan
kesehatan, menyebabkan masyarakat kurang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
kurangnya SABERJAGA ( Sarana Air Bersih dan Jamban Keluarga ) sangat berpengaruh
pada penyakit Diare
Menurut H.L. Bloom derajat kesehatan manusia dipengaruhi beberapa faktor yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya
adalah keadaan lingkungan yang tidask memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku
kesehatan yang merugikan kesehatan. Maka dirasa penting untuk memberikan penyuluhan
kepada masyarakat yang tentang PHBS
C TUJUAN PROGRAM P2 DIARE

Program diare merupakan salah satu program untuk menanggulangi penyakit menular.
Penyakit ini ditularkan terutama melalui kontaminasi air dan makanan.
Adapun tujuan, sasaran, dan kegiatan dari program penanggulangan diare adalah sebagai
berikut

Tujuan Umum :

 Pengendalian dan pemberantasan penyakit diare.

Tujuan Khusus :

 Untuk mengendalikan penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Cukir


 Untuk membina peran serta masyarakat melalui penyuluhan sehingga dapat melakukan
pencegahan diare dan tatalaksana diare di rumah tangga,
 Untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi jika ditemukan kasus diare dengan
dehidrasi,

D Kegiatan Program :
1.Penatalaksanaan Diare
2.Pencatatan dan Pelaporan P2 Diare
E Cara melaksanakan kegiatan
Langkah-langkah dalam P2 DIARE sebagai berikut

E.1. Penatalaksanaan Diare


Anamnesis Keluhan
Pasien datang ke BP karena buang air besar (BAB) lembek atau cair, dapat bercampur
darah atau lendir, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam. Dapat disertai
rasa tidak nyaman di perut (nyeri atau kembung), mual dan muntah serta tenesmus.
Bila diare disertai demam maka diduga erat terjadi infeksi.
a. Bila terjadinya diare didahului oleh makan atau minum dari sumber yang kurang
higienenya,
b. GE dapat disebabkan oleh infeksi. Riwayat bepergian ke daerah dengan wabah
diare, riwayat intoleransi laktosa
c. (terutama pada bayi), konsumsi makanan iritatif, minum jamu, diet cola, atau
makan obat-obatan seperti laksatif, magnesium hidrochlorida, magnesium citrate,
obat jantung quinidine, obat gout (colchicides), diuretika (furosemid, tiazid),
toksin (arsenik, organofosfat), insektisida, kafein, metil xantine, agen endokrin
(preparat pengantian tiroid), misoprostol, mesalamin, antikolinesterase dan obat-
obat diet perlu diketahui
d. c. Selain itu, kondisi imunokompromais (HIV/AIDS) dan demam tifoid perlu
diidentifikasi.
 Faktor Risiko
 a. Higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang.
 b. Riwayat intoleransi lactose, riwayat alergi obat.
 c. Infeksi HIV atau infeksi menular seksual.
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan terpenting adalah menentukan tingkat/derajat dehidrasi akibat diare.
 Tanda-tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah
 turgor kulit perut menurun, akral dingin, penurunan tekanan darah, peningkatan denyut
nadi, tangan keriput, mata cekung tidak, penurunan kesadaran (syok hipovolemik), nyeri
tekan abdomen, kualitas bising usus hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung ubun-ubun
kepala. Pada tanda vital lain dapat ditemukan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksi), nadi
dan pernapasan cepat.
.
DERAJAT DEHIDRASI
Gejala Minimal (< 3% dari Ringan sampai Berat (> 9% dari
berat badan sedang (3-9% dari berat badan
berat badan

Status mental Baik, sadar penuh Normal, lemas, atau Apatis, letargi, tidak
gelisah, iritabel sadar
Rasa haus Minum normal, Sangat haus, sangat Tidak dapat minum
mungkin menolak ingin minum
minum
Denyut jantung Normal Normal sampai Takikardi, pada kasus
meningkat berat bradikardi
Kualitas denyut nadi Normal Normal sampai Lemah atau tidak
menurun teraba
Pernapasan Normal Normal cepat Dalam

Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Air mata Ada Menurun Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Pecah-pecah


Turgor kulit Baik < 2 detik > 2 detik
Isian kapiler Normal Memanjang Memanjang, minimal
Ekstremitas Hangat Dingin Dingin
Output urin Normal sampai Menurun Minimal
menurun

Penatalaksanaan
Umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat
antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut.
Terapi dapat diberikan dengan:
a. Memberikan cairan dan diet adekuat
1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang adekuat untuk rehidrasi.
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase transien.
3. Hindari minuman ber alkohol atau kafein, ( meningkatkan motilitas dan sekresi usus.)
4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak mengandung gas, dan mudah dicerna.
b. Pasien tanpa dehidrasi diberikan obat anti diare dan antimikroba

Obat antidiare, antara lain:


a. Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur opium.
b. Bismut subsalisilat,
c. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari atau smectite 3x 1 sachet diberikan tiap
BAB encer sampai diare stop.
d. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/ hari

Antimikroba, antara lain:


a. Golongan kuinolon : ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5-7 hari, atau
b. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.
c. Bila diare diduga oleh Giardia, metronidazole dosis 3x500 mg/ hari selama 7 hari.
d. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan dengan etiologi.

Terapi probiotik dapat mempercepat penyembuhan diare akut.


Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat dehidrasinya, pasien ditangani dengan
langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jenis cairan yang akan digunakan

Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dengan komposisi 29 g
glukosa, 3,5 g NaCl, 2.5 g Natrium bikarbonat dan 1.5 KCl setiap liter. Cairan ini diberikan
secara oral atau lewat
selang nasogastrik. Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9% yang diberikan secara
intravena.
b. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan

Prinsip dalam menentukan jumlah cairan inisial yang dibutuhkan adalah: BJ plasma dengan
rumus:
Defisit cairan : Bj plasma – 1,025 X Berat badan X 4 ml 0,001
Kebutuhan cairan = Skor X 10% X kgBB X 1 liter 15
c. Menentukan jadwal pemberian cairan:
1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total kebutuhan cairan menurut BJ plasma
atau skor Daldiyono diberikan langsung dalam 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepat
mungkin.
2. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian diberikan berdasarkan kehilangan
selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila tidak ada syok atau skor
daldiyono kurang dari 3 dapat diganti cairan per oral.
3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan
insensible water loss.

Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare akut apabila ditemukan:
a. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses harus dianalisa lebh lanjut.
b. Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri, demam ≥ 38.5⁰C, nyeri abdomen yang
berat pada pasien usia di atas 50 tahun
c. Pasien usia lanjut
d. Muntah yang persisten
e. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable.
f. Terjadinya outbreak pada komunitas
g. Pada pasien yang immunocompromised.

Konseling dan Edukasi


Pada kondisi yang ringan, Edukasi kepada keluarga
untuk membantu asupan cairan. dan untuk cegah terjadinya GE dan cegah penularannya.
Kriteria Rujukan
a. Tanda dehidrasi berat
b. Terjadi penurunan kesadaran
c. Nyeri perut yang signifikan
d. Pasien tidak dapat minum oralit
e. Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas pelayanan

Sarana Prasarana
Laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin, feses dan WIDAL
Obat-obatan
Infus set

F. Sasaran

Individu dan Masyarakat

G. Jadwal

NO NAMA KEGIATAN TEMPAT TANGGAL KETERANGAN


PELAKSANAAN

1 Penatalaksanaan Diare Puskesmas Cukir Seiap hari

2 Pencatatan.dan Puskesmas Cukir Tiap hari Senin


Pelaporan Diare Tiap bulan

H. EVALUASI

Evaluasi Program P2 Diare dilakukan

Tiap minggu melalui laporan EWARS

Tiap bulan melalui laporan bulanan

Tiap 3 bulan sekali melalui supervise oleh Dinkes


2. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan Pasien Diare bergabung dengan Klinik ( BP Umum, MTBS, Rawat Inap dan
UGD)
Setiap minggu petugas P2 Diare merekap data pasien dengan diagnose diare ( BP
Umum. MTBS, Pustu, Polindes, Poskesdes dan Rawat Inap )
Pelaporan
1.Laporan dilakukan Tiap Minggu bergabung dengan Laporan Potensial Wabah
berikutnya
3.Evaluasi Kegiatan

Target Hasil
NO Uraian Kegiatan Ket
2012 2013 2014
1 Jumlah Balita 5791 5810 5830
Jumlah Balita
2 201 482
Diare
3 Jumlah Balita
201 482
Diperiksa
Target
509 519
4 Penemuan Diare
5 Persen Capaian 39,4% 92,8%
Jumlah
6
Penderita Diare 1154 1728
bukan balita
Target
7 2417 2427
Penemuan
8 Persen Capaian 47,77% 70,3%
Kematian
9 0 0
karena Diare

I. PENCATATAN PELAPORAN KEGIATAN


Pencatatan

Pencatatan Program P2 Diare jadi satu dengan regester BP

Rekapan Jumlah perumur perdesa ada di buku tersendiri

Pelaporan

Pelaporan P2 Diare

Mingguan dan bulanan

Untuk Daftar penderita ada catatan tersendiri dimana data diperoleh dari merekap pasien

Rawat Inap

Pelaporan

Pelaporan dilakukan tiap minggu dan tiap bulan ke Dinkes Kab Jombang

J PENDANAAN

Kegiatan P2 Diare tidak ada dana

Jika perlu kegiatan biasanya di selipkan pada kegiatan lain

4.PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

MASALAH PENYEBAB TINDAK LANJUT


1.Penemuan penderita di - Deteksi dini masyarakat - Meningkatkan
Puskesmas Cukir masih tentang penyakit Diare pengetahuan masyarakat
rendah dibawah target Kurang tentang Diare melalui
- Ketrampilan Petugas Penyuluhan
untuk mendeteksi Diare - Meningkatkan
masih kurang Pengetahuan dan
- Kurang tertibnya Ketrampilan Petugas
pelaporan kunjungan luar - Meningkatkan tertib
gedung administrasi pencatatan
dan pelaporan

Anda mungkin juga menyukai